Anda di halaman 1dari 20

BAB I

Pendahuluan

A. Tujuan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk :
Meningkatkan rasa kewirausausahaan
Mengetahui karakteristik dari tumbuhan Euphorbia
Mengetahui berbagai manfaat dari tumbuhan Euphorbia
Meningkatkan budidaya tanaman Euphorbia

B. Dasar Teori
1. Pengertian Tumbuhan Euphorbia

Euphorbia adalah merupakan salah satu famili Euphorbiaceae yang


mempunyai lebih dari 2000 spesies. Famili ini tumbuh tersebar di daerah tropis,
mulai dataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman yang tergolong sukulen dan
menyerupai kaktus ini sangat menyukai sinar matahari, sehingga akan
menampilkan bunga yang semarak apabila diletakkan di tempat yang terbuka
dengan penyinaran matahari penuh.

2. Klasifikasi Tumbuhan Euphorbia


Klasifikasi Euphorbia sebagai berikut :
Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Euphorbiales

Suku : Euphorbiaceae

Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia hirta L.

Sinonim :Euphorbia pilulifera L.

Chamaesyce pilulifera (L.) Small


Chamaesyce hirta (L.) Millsp.

Nama Umum : Daun biji kacang

Nama Daerah : Nanangkaan (Sunda), patikan kebo (Jawa),

Nama Asing : Asthma herb, hairy spurge,pill-bearing spurge (Inggris)

3. Morfologi Tumbuhan Euphorbia


Euphorbia adalah tanaman dengan batang berduri dan bergetah, dengan bunga
yang menyembul dari ketiak daun berupa gerombol bunga. Sebagian dari jenis
euphorbia tumbuh menyemak, tetapi ada juga jenis-jenis yang tumbuh tinggi dan
besar. Bunga euphorbia yang sempurna selalu berkelipatan 8. Euphorbia dikenal
juga sebagai bunga delapan dewa.
Morfologi dari bagian-bagian tumbuhan :
a. Akar

Akar euphorbia, sebagaimana semua tanaman dikotil, adalah akar tunggang.


Akan tetapi, tanaman yang diperbanyak dengan setek memiliki perakaran serabut.
Akar tersebut tumbuh langsung dari pangkal batang. Akar yang sehat berwarna
putih kecoklat-coklatan, sedangkan akar yang sudah tua berwarna coklat.

b. Batang
Batang euphorbia ada dua macam, yaitu bulat dan bersudut. Batang ini
tumbuh tegak menjulang ke atas, tetapi beberapa spesies ada yang melengkung.
Sebagaimana tanaman kaktus, euphorbia tidak berkayu. Akan tetapi, dengan
semakin bertambahnya umur tanaman batang akan mengeras.

Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan


mengeras. Bentuk batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut. Batang ini
ditumbuhi duri, ada yang berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok.

c. Daun

Bentuk daun euphorbia bervariasi, meskipun tidak terlalu banyak, ada yang
berbentuk bulat telur, lonjong dan jorong. Masing-masing daun mempunyai
ketebalan berbeda-beda. Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada
batang. Tepi daun tidak bergerigi. Ujung daun juga bervariasi, ada yang runcing,
tumpul dan ujung terbelah. Susunan daun euphorbia berselang-seling atau saling
berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman. Tulang daun menonojol,
terutama tulang pada bagian tengah keras. Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua. Secara umum, daun euphorbia tunggal berbentuk pipih, bergelombang
atau melengkung. Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi
tanaman yang beragam, termasuk ciri dari daunnya, beberapa variasi bentuk daun
sebagai berikut :

a. Bentuk daun ada empat macam, yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip, oval dengan ujung daun lancip mengecil, lurus dengan ujung daun
agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi dua bulatan.
b. Pangkal daun ada tiga macam, yaitu pangkal melebar, lanset, dan lancip
mengecil.

d. Bunga

Bunga euphorbia muncul membentuk dompolan-dompolan, setiap dompol


terdiri atas 4-32 kuntum. Ada empat bagian utama bunga, yaitu mahkota bunga
semu, benang sari, putik dan bakal buah. Mahkota bunga yang berwarna-warni
yang kita kenal sebagai bunga sebetulnya adalah brachtea (seludang) bunga yang
sudah mengalami modifikasi sehingga menyerupai mahkota. Oleh karena itu,
sering kali bunga euphorbia disebut bermahkota semua.

Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ
seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga
yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril,
sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar
memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna.
Ada pula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan
beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna.

e. Buah

Tanaman ini termasuk mudah berbuah. Buah muncul karena adanya


pembuahan atau bersatunya benang sari dan putik. Penyerbukan dapat terjadi
secara aami dengan bantuan serangga atau manusia. Buah muncul setelah 3-6 hari
dari penyerbukan.
Buah berbentuk seperti kapsul dan tersusun membentuk dompolan yang
terdiri atas 3-4 buah. Buah ini terletak di ujung tangkai bunga. Buah muda
berwarna hijau dan apabila sudah tua buah akan berwarna coklat. Buah tua harus
segera dipetik, sebelum pecah dengan sendirinya. Pemetikan buah dilakukan pada
pagi hari, karena pada siang hari biji yang sudah kering akan terpelanting bila
terkena sinar matahari.

f. Biji

Biji euphorbia terdapat di dalam buah. Biji yang berwarna coklat tua ini
berbentuk bulat, dengan diameter antara 0,3-0,5 cm. Biji akan terbentuk setelah 3-
6 hari sejak penyerbukan dan dapat segera disemaikan setelah dipetik. Bunga
radial simetris yang berkelamin tunggal, dengan jantan dan bunga betina biasanya
terjadi pada tanaman yang sama. Seperti yang bisa diharapkan dari seperti
keluarga besar, ada berbagai macam dalam struktur bunga-bunga. Mereka dapat
berumah satu atau dioecious. Benang sari (organ laki-laki) dapat nomor dari 1
sampai 10 (atau bahkan lebih). Bunga-bunga wanita hypogynous, yaitu, dengan
ovarium superior.

Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbia juga


adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya
malam hari menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat
atau memacu tumbuhnya tunas samping.

4. Teknik Budidaya
a. Pemilihan Pot

Untuk bunga delapan dewa, pot yang dipilih sebaiknya berasal dari bahan
platik karena tidak lembab. Pot tanah liat mudah menyerap air sehingga
menambah kelembaban media. Pot keramik atau tanah liat dapat digunakan
sebagai pot luar agar tanaman tampil cantik dan dapat diganti sesuai selera
pemiliknya. Pot yang dipilih hendaknya memiliki lubang untuk mengeluarkan air
yang berlebih saat penyiraman. Bila tidak ada lubang pengeluaran air, air dapat
menggenang di dalam pot. Ukuran pot harus disesuaikan dengan sosok tanaman.
Semakin besar tanaman, semakin luas pula perakaran sehingga dibutuhkan pot
yang berukuran lebih besar. Ukuran pot yang tidak sesuai menyebabkan tanaman
terganggu pertumbuhannya. Pot yang terlalu kecil akan membuat perakaran
tanaman tidak berkembang secara maksimal. Hal ini berakibat buruk terhadap
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Sementara, pot yang terlalu besar
membuat media cenderung mengumpul di bagian pinggir karena perakaran belum
menyebar. Selain tidak menarik dipandang mata, ibarat orang memakai baju
kedodoran, juga boros dalam penggunaan media dan pupuk.

b. Penyiapan Media Tanam

Media tumbuh merupakan tempat berdiri tegaknya tanaman, akar-akar


tanaman dapat melekat erat sehingga memperkokoh tanaman. Selain itu, media
tumbuh juga berperan untuk menyimpan air dan hara, serta menjaga
kelembabannya. Persyaratan media tumbuh yang baik adalah :

a. Mampu mengikat dan menyimpan air dan hara dengan baik.

b. Memiliki aerasi dan drainase yang baik.

c. Tidak menjadi sumber penyakit.

d. Tahan lama.

e. Mudah diperoleh.

Media tanam merupakan kunci utama penanaman Euphorbia. Bila media


tanam tidak sesuai maka tanaman mudah mati. Media tanaman ibarat dapur bagi
berbagai hara esensial sebelum diserap akar untuk disalurkan ke batang, daun dan
bunga, Media tanam yang disukai Euphorbia adalah media yang cukup porous.
Mempunyai drainase yang baik dan cukup seimbang dengan besar tanaman. Jika
semakin besar dan memerlukan pot yang lebih besar, lakukan repotting dengan
baik dan benar. Jangan lupa di dasar pot diberikan potongan styrofoam untuk
mencegah menggenangnya air di dasar pot. Karena jika terjadi genangan air di
dasar pot, maka resiko akar membusuk semakin besar yang artinya Euphorbia
tidak sehat dan mendekati kematian.

c. Perbanyakan Tanaman

Euphorbia termasuk tanaman yang sangat mudah diperbanyak. Perbanyakan


tanaman dapat dilakukan secara generatif (dengan biji) ataupun secara vegetatif
(dengan bagian tanaman itu sendiri) yang dalam hal ini dilakukan secara setek dan
sambung pucuk. Perkembangbiakan generatif terjadi melalui biji. Secara alami,
sifat keturunan yang diperoleh biasanya berbeda dengan induknya. Perbedaan
sifat ini terjadi karena perpaduan sifat yang berbeda dari kedua induknya akibat
penyerbukan oleh serangga. Pembibitan dengan biji dilakukan untuk mendapatkan
variasi baru. Sedangkan untuk perkembangan secara vegetatif bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Perbanyakan
vegetatif seperti ini dilakukan melalui stek atau cangkok. Tujuan kedua cara
tersebut untuk mempertahankan sifat dan karakteristik induk dalam anakan yang
dihasilkan. Untuk perbanyakan vegetatif pun juga dapat digunakan untuk
mendapatkan tanaman bersifat lebih unggul dari induknya, yaitu dengan teknik
sambung. Teknik sambung memerlukan ketrampilan khusus agar tingkat
keberhasilan yang diperoleh tinngi.

d. Pemeliharaan
a. Penyiraman

Air adalah komponen terpenting untuk makhkluk hidup. Tanpa air, semua
makhluk hidup di bumi tidak akan bertahan hidup. Demikian pula untuk
tanaman. Air akan diserap bersama unsur pupuk, untuk keperluan hidupnya.
Tanaman euphorbia yang kekurangan air, daunnya akan layu, kemudian
menguning dan rontok. Selanjutnya batang akan mengering dan mati. Namun
demikian, air juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air dalam
jumlah banyak dan terlalu lama berada di daerah perakaran akan menyebabkan
akar tidak bisa bernafas, sehingga akar akan mati. Air yang berlebihan juga akan
menyebabkan kelembaban tinggi, sehingga mempermudah tumbuhnya penyakit
yang menyerang tanaman. Oleh karena itu, air harus disediakan dalam jumlah
yang seimbang.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyiraman tanaman euphorbia


adalah sebagai berikut :

1) Umur Tanaman

Euphorbia yang masih kecil (seedling, setek) membutuhkan air lebih sedikit.
Euphorbia remaja yang sel-selnya masih terus aktif membelah membutuhkan air
dalam jumlah lebih banyak, untuk mengisi sel-sel tersebut. Sementara, euphorbia
dewasa yang sedang berbunga membutuhkan air lebih sedikit. Pada masa ini
tanaman cukup disiram dengan menggunakan sprayer.

2) Media

Kemampuan menyimpan air setiap jenis media berbeda-beda. Oleh karena itu,
frekuensi penyiraman setiap jenis media pun juga berbeda-beda. Coco peat lebih
banyak menyimpan air dibandingkan dengan media pasir. Demikian juga, media
dengan penambahan bahan organik berupa pupuk kandang dan kompos dalam
jumlah lebih banyak akan bisa menyimpan air lebih banyak dibandingkan dengan
arang sekam.

3) Cuaca

Cuaca panas dengan kelembaban rendah dan lingkungan kering menyebabkan


air lebih banyak ditranspirasikan. Pada cuaca seperti ini penyiraman dapat
dilakukan setiap hari. Sebaliknya, apabila cuaca mendung, frekuensi penyiraman
dikurangi.

b. Pemupukan

Euphorbia membutuhkan unsur hara untuk tumbuh dan berbunga. Oleh karena
itu, dibutuhkan tambahan berupa pupuk. Pemberian pupuk harus rutin dan tepat
dosisnya. Pemberian pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman menjadi terganggu. Sebaliknya, pemberian yang terlalu sedikit membuat
tanaman merana, bahkan mati. Dalam pemupukan harus memperhatikan
pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, jenis
kandungan pupuk akan menentukan pupuk yang diberikan efektif atau tidak bagi
tanaman. Kita bisa memberikan pupuk dengan kandungan nitrat tinggi bila
menginginkan partumbuhan daun lebih subur.

e. Syarat Tumbuh

Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40 Celsius.


dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran
berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif
tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi
ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan
terbuka. Kondisi ternaung akan memengaruhi pertumbuhan tanaman terutama
pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan
tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan
lemas.

E.milii menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %) dan membutuhkan


media tanam yang lebih lembab dibandingkan dengan jenis euphorbia lainnya.
Pada kelembapan rendah,tajuk tanaman dapat tumbuh dengan baik bila disertai
dengan penyiraman yang memadai. Sementara itu, kelembapan udara yang terlalu
tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman, sehingga tanaman peka
terhadap serangan penyaki. Namun, E. Milii masih bisa ditanam didataran tinggi
asal pencahayaannya cukup dan curah hujan rendah.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit


Tanaman hias juga mudah terserang penyakit. Penyakit pada tanaman hias
bisa diakibatkan oleh penyakit yang terbawa udara atau melalui penyiraman yang
berlebihan sehingga dapat menstimulir pertumbuhan cendawan, jamur, serta
bakteri. Daun dan batang tanaman hias yang terluka juga dapat membangkitkan
penyakit pada tanaman. Selain itu, beberapa penyakit ditimbulkan atau ditularkan
oleh adanya serangan beberapa jenis hama. Tanaman dengan kondisi yang kurang
baik pada umumnya akan mudah terserang penyakit. Walaupun jarang terserang
hama dan penyakit, pernah ditemukan empat musuh euphorbia yang cukup
mengganggu. Musuh-musuh pengganggu euphorbia adalah sebagai berikut :
1) White flies

White flies disebabkan oleh kutu putih (Homoptera aleyrodiae). Kutu ini biasa
muncul di musim kemarau. Gejala serangannya terlihat dari menghitamnya daun
di permukaan atas dan bawah serta banyak semut berkelompok di sekitar daun.
Telur dan larvanya ditempatkan di bawah daun. White flies sangat berbahaya saat
stadium larva. Kutu putih ini menusuk dan menghisap cairan di dalam sel daun.
Akibatnya daun akan terlihat keriput.
2) Mealybug dan Thrip

Mealybug disebabkan oleh kutu putih Homoptera. Kutu ini mempunyai


semacam tepung di tubuhnya yang dilapisi lilin sehingga terlihat sperti kapas.
Dibandingkan dengan White flies, kutu ini tidak aktif. Gejala serangan ditandai
dengan menghitamnya permukaan bawah dan atas daun. Thrip sering menyerang
pada musim kemarau. Gejala serangan bunga mengecil karena tidak tumbuh
sempurna. Pucuk daun keriput, dan tidak mekar. Muncul pula warna karat di
permukaan daun. Kutu ini dapat diatasi dengan Pegasus dan Confidor.
3) Bacterial soft rot
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Erwinia carotavora. Serangan terlihat
pada batang tanaman yang berwarna kehitam-hitaman dan terasa lunak bila
dipegang. Bila dibiarkan, lama-kelamaan batang membusuk, rebah dan bila
dicium akan berbau busuk. Penyakit ini muncul jika kondisi tanaman lembab
akibat hujan yang terus-menerus dan kurangnya cahaya. Penyebab lain adalah
akibat duri euphorbia yang bersinggungan dan menimbulkan luka. Cara
mengatasinya dengan memangkas bagian yang terserang dan menyemprot bagian
tanaman lain dengan bakterisida Starner sesuai dosis yang dianjurkan pada label.
4) Ulat
Biasanya ulat muncul saat peralihan musim. Gejala serangan terlihat dari daun
bolong dan munculnya kotoran hitam di daun. Bila dibiarkan batang euphorbia
akan roboh dan mati.

Sedangkan cara pengendalian hama dan penyakit euphorbia dibedakan


menjadi empat:
1) Mekanis Pengendalian, secara mekanis dilakukan apabila serangan hama masih
dalam jumlah terbatas. Ulat-ulat dapat diambil dengan tangan dan dimatikan.
Demikian juga, kutu putih yang terdapat di bagian daun dapat didorong dengan
kutu dan dimatikan. Semut yang tidak terlalu banyak pun dapat diambil secara
manual dengan tangan.
2) Sanitasi, menjaga kebersihan lingkungan merupakan salah satu cara menangkal
serangan hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman merupakan
tempat persembunyian yang disukai hama dan pathogen penyebab penyakit.
Dengan membersihkan kebun secara rutin, hama tidak mempunyai kesempatan
untuk bersembunyi.
3) Kultur Teknis, pemeliharaan tanaman secara baik dapat meningkatkan
kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama
dan penyakit secara dini.
4) Kimiawi, apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas
atau mencapai 10%, pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi,
pemakaian bahan kimia secara berlebih akan membawa dampak negatif bagi
lingkungan. Oleh karena itu, penggunaannya harus terkontrol.

C. Metodologi
a. Alat dan Bahan
1. Cetok
2. Pot
3. Tanah
4. Humus
5. Bibit Euphorbia
6. Air
b. Cara Kerja
1. Siapkan sebuah pot yang cukup untuk satu bibit Euphorbia dan
memiliki lubang didasar untuk membuang kelebihan air.
2. Masukkan media tanah dan humus dengan perbandingan 2:1, sampai
setengah tinggi pot.
3. Ambil bibit Euphorbia dan masukkan ke media tanam dengan posisi
tegak.
4. Tambahkan media tanam hingga tersisa 3-5 cm dari permukaan bibir
pot
5. Siram media tanam sampai terlihat basah
6. Letakkan bibit Euphorbia di tempat yang seduh dan cukup cahaya
matahari.
D. Hasil Pengamatan

No. Hari Batang Daun Duri Hama


1. Sabtu, Tinggi 15,5 cm Jumlah daun 3 Majemuk -
7 Februari lembar dan tunas
2015 6 buah.
2. Sabtu, Tinggi 15,8 cm Jumlah daun 9 Majemuk -
14 Februari lembar dan tunas
2015 1 buah.
Daun A :
P=5,3 cm
L=2,3 cm
Daun B :
P=5 cm
L=2,5 cm
Daun C :
P=3,5 cm
L=1,4 cm
Daun D :
P=3,7 cm
L=1,8 cm
3. Sabtu, Tinggi 16 cm Jumlah daun 9 Majemuk -
21 Februari dan tunas 3 buah
2015 Daun A :
P=5,9 cm
L=2,5 cm
Daun B :
P=5,1 cm
L=2,6 cm
Daun C :
P=3,5 cm
L=1,9 cm
Daun D :
P=3,7 cm
L=2,3 cm.
4. Sabtu, Tinggi 16,2 cm Jumlah daun 9 Majemuk -
28 Februari dan tunas 5 buah.
2015 Daun A :
P=5,3 cm
L=2,6 cm
Daun B :
P=5 cm
L=2,7 cm
Daun C :
P=3,5 cm
L=1,4 cm
Daun D :
P=3,7 cm
L=1,8 cm
5. Sabtu, Tinggi 16,5 cm Jumlah daun 9 Majemuk -
7 Maret 2015 dan tunas 5 buah.
Daun A :
P=5,3 cm
L=2,7 cm
Daun B :
P=5,1 cm
L=2,7 cm
Daun C :
P=3,5 cm
L=1,6 cm
Daun D :
P=3,7 cm
L=1,9 cm

6. Sabtu, Tinggi 16,8 cm Jumlah daun 8 Majemuk -


4 April 2015 dan tunas 5 buah
Daun A :
P=6,3 cm
L=3 cm
Daun B :
P=5,2 cm
L=2,9 cm
Daun C :
P=3,8 cm
L=2 cm
Daun D :
P=3,7 cm
L=2,2 cm
BAB II

Pembahasan

1. Dari pengamatan pertama, tinggi batang 15,5 cm dengan kondisi sehat dan
kuat. Sedangkan daun ada 3 lembar dengan tunas ada 6 buah yang masing-masing
kondisinya sehat dan hijau. Duri Euphorbia berjenis duri majemuk dengan kondisi
yang bagus. Di pengamatan pertama ini, tidak ada hama di bibit Euphorbia.
Pertumbuhan Euphorbia yang baik ini di dukung oleh pencahayaan matahari yang
cukup serta penyiraman yang baik dan tidak adanya hama.
2. Dari pengamatan kedua, tinggi batang bertambah menjadi 15,8 cm dengan
kondisi yang sehat dan kuat. Jumlah daun 9 lembar dan tunas daun ada 6 buah.
Kondisi daun dan tunas daun sehat dan hijau. Di pengamatan ini, saya mengambil
sampel daun untuk melihat pertumbuhan Euphorbia, yaitu daun A, daun B, daun
C, dan daun D. Daun A memiliki panjang 5,3 cm dan lebar 2,3 cm. Kondisi daun
A sehat dan hijau. Daun B memiliki panjang 5 cm dan lebar 2,5 cm. Kondisi daun
B sehat dan hijau. Daun C memiliki panjang 3,5 cm dan lebar 1,4 cm dengan
kondisi sehat dan hijau. Sedangkan daun D memiliki panjang 3,7 cm dan lebar 1,8
cm dengan kondisi yang sehat dan hijau.Perkembangan Euphorbia yang sangat
baik ini di pengaruhi oleh cahaya matahari yang baik dan penyiraman yang cukup
dan tidak adanya hama.
3. Dari pengamatan ketiga, tinggi batang menjadi 16 cm dengan kondisi
yang sehat dan kuat. Jumlah daun 9 dan tunas daun ada 3 buah dengan kondisi
yang sehat dan hijau. Daun A memiliki panjang 5,9 cm dan lebar 2,5 cm dengan
kondisi yang sehat dan hijau. Daun B memiliki panjang 5,1 cm dan lebar 2,6 cm
dengan kondisi daun B sehat dan hijau. Daun C memiliki panjang 3,5 cm dan
lebar 1,9 cm dengan kondisi sehat dan hijau. Daun D memiliki panjang 3,7 cm
dan lebar 2,3 cm dengan kondisi yang sehat dan hijau. Kondisi Euphorbia
semakin baik dengan di dukung faktor seperti cahaya yang cukup, penyiraman
yang cukup dan tidak adanya hama, serta tanah yang baik.
4. Dari pengamatan keempat, tinggi batang menjadi 16,2 cm dengan kondisi
tetap kuat dan sehat. Jumlah daun 9 dan tunas daun ada 5 buah dengan kondisi
masing-masing sehat dan hijau. Daun A memiliki panjang 5,3 cm dan lebar 2,6
cm dengan kondisi yang sehat dan hijau. Daun B memiliki panjang 5 cm dan lebar
2,7 cm dengan kondisi daun B sehat dan hijau. Daun C memiliki panjang 3,5 cm
dan lebar 1,4 cm dengan kondisi sehat dan hijau. Daun D memiliki panjang 3,7
cm dan lebar 1,8 cm dengan kondisi yang sehat dan hijau. Di pengamatan ini,
beberapa ukuran daun menyusut. Hal ini terjadi karena cuaca yang sering hujan
dan kurangnya penyinaran cahaya matahari. Namun, tanaman Euphorbia ini tidak
terserang hama.
5. Sedangkan di pengamatan kelima, tinggi batang bertambah menjadi 16,2
cm dengan kondisi sehat dan kuat. Jumlah daun tetap 9 helai dan tunas daun ada 5
buah dengan kondisi sehat dan hijau. Daun A memiliki panjang 5,3 cm dan lebar
2,7 cm dengan kondisi yang sehat dan hijau. Daun B memiliki panjang 5,1 cm dan
lebar 2,7 cm dengan kondisi daun B sehat dan hijau. Daun C memiliki panjang 3,5
cm dan lebar 1,6 cm dengan kondisi sehat dan hijau. Daun D memiliki panjang
3,7 cm dan lebar 1,9 cm dengan kondisi yang sehat dan hijau. Di pengamatan ini,
terlihat bahwa terjadi pertambahan ukuran lebar pada daun. Hal ini mungkin
terjadi karena dipengaruhi penyiraman yang lebih daripada penerimaan cahaya
matahari yang didapat Euphorbia dan tidak adanya hama.
6. Dari pengamatan keenam didapatkan tinggi batang bertambah menjadi
16,8 cm dengan kondisi yang tetap kuat dan sehat. Jumlah daun 8 helai dan tunas
daun ada 5 buah dengan kondisi sehat dan hijau. Daun A memiliki panjang 6,3 cm
dan lebar 3 cm dengan kondisi yang sehat dan hijau. Daun B memiliki panjang 5,2
cm dan lebar 2,9 cm dengan kondisi sehat dan hijau. Daun C memiliki panjang
3,8 cm dan lebar 2 cm dengan kondisi daun sehat dan hijau. Daun D memiliki
panjang 3,7 cm dan lebar 2,2 cm dengan kondisi daun yang sehat dan hijau. Di
pengamatan ini, perkembangan dan pertumbuhan Euphorbia semakin baik tanpa
ada hama yang menyerang.
BAB II

Penutup

A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan kegiatan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : Dalam pembudidayaan Euphorbia, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah penempatan tumbuhan yang tepat, seperti ditempatkan ditempat yang
teduh dengan penyinaran cahaya matahari yang baik. Dengan ini, Euphorbia akan
tumbuh dengan baik karena penyinaran yang cukup. Penyiraman Euphorbia juga
harus diperhatikan. Euphorbia hanya membutuhkan air yang sedikit untuk
pertimbuhannya. Dengan media tanam yang benar, Euphorbia akan tumbuh
dengan sangat baik.
B. Saran
Dalam pembudidayaan Euphorbia, lebih baik tumbuhan ditempatkan di tempat
yang penyinaran cahaya mataharinya cukup serta pemberian media tanam yang
benar dan tepat. Pemberian air juga jangan banyak sehingga Euphorbia dapat
tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://simplyeko.com/category/euphorbia
http://inggritmemo,blogspot.com/2013/02/euphprbiaceae
LAPORAN HASIL PENGAMATAN
EUPHORBIA
(Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan)

Disusun Oleh :

Nama : Icha Septia R. P.


Kelas : X MIA 4
No : 21

SMA Negeri 1 Rembang


Tahun Pelajaran 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai