Anda di halaman 1dari 3

Nama : Barth Makal

NIM : 18031101030

TUGAS MK TEKNIK PENGENDALIAN GULMA


Pengendalian gulma secara hayati pada tanaman padi sawah !

Berdasarkan jurnal penelitian pertama yang saya temukan dikatakan bahwa aplikasi itik
dan azolla dapat menurunkan gulma Ludwigia adscendens 85.7 % dan menurunkan gulma
Eclipta prostrata 80.8% dibandingkan dengan perlakuan tanpa itik dan azolla. Dari dari data
yang ada menunjukkan : pada fase vegetatif perlakuan K1 (tanpa itik dan azolla) menghasilkan
gulma Fimbristylis dichotoma dan Cyperus difformis terbanyak dengan jumlah 25 dan 21
batang. Pada perlakuan aplikasi itik dan azolla menghasilkan gulma rata-rata 4 dan 1.8 batang
petak-1 , berarti aplikasi itik dan azolla dapat menurunkan gulma Fimbristylis dichotoma 84%
dan menurunkan gulma Cyperus difformis 91.4 %. Pada fase generatif pertumbuhan gulma
didominasi oleh gulma berdaun lebar yaitu Ludwigia adscendens dan Eclipta prostrata, perlakuan
tanpa itik dan azolla (K1) menghasilkan gulma sebanyak 14 dan 23 batang. Perlakuan itik dan
azolla rata-rata menghasilkan gulma 2 dan 4.4 batang petak.

Itik dan azolla dapat mengurangi populasi gulma teki-tekian pada fase vegetatif, karena
terjadi kompetisi ruang tumbuh, air dan unsur hara antara azolla dan tanaman padi dengan
gulma. Pertumbuhan gulma terhambat oleh pertumbuhan azolla yang menutupi seluruh
permukaan air dan gulma merupakan salah satu sumber pakan bagi itik. Pada fase generatif dapat
mengurangi populasi gulma berdaun lebar, karena terjadi kompetisi cahaya matahari antara
tanaman padi dan gulma. Seluruh permukaan lahan telah tertutup oleh kanopi tanaman padi dan
pertumbuhan gulma berdaun lebar terhambat pada awal masa pertumbuhan karena adanya itik
dan azolla. Aplikasi itik dan azolla dapat mengandalikan gulma pada tanaman padi terutama
gulma berdaun lebar.

Kemudian jurnal kedua yang saya temukan mengatakan bahwa pengendalian hayati pada
tanaman padi sawah dapat menggunakan mikroorganisme Hasil eksplorasi Deleterious
Rhizobacteria diperoleh dua mikroorganisme yang bisa digunakan sebagai pengendali hayati
untuk mengendalikan gulma utama tanaman padi dari golongan Pseduomonas yaitu P.syringae
pv. Glycinea (M1) dan P.syringae pv. Syringae (M2). Berdasarkan identifikasi dari kedua isolat
tersebut secara morfologi bahwa (M1) memiliki warna putih kehijauan dengan tipe tepi rata.
Sedangkan untuk kode isolat (M2) memiliki warna putih keruh kekuningan dengan tipe tepi
bergerigi agak tidak beraturan. Namun kedua isolat tersebut memiliki kesamaan berbentuk bulat.
Hasil pengamatan secara fisiologis dari kedua isolat M1 dan M2 dari uji Katalase, pigmen
flouresen menghasilkan gram positif (+) sedangkan dari uji gram menghasilkan gram negatif (-).

Isolat bakteri hasil eksplorasi kemudian dilakukan uji patogenesitas pada tanaman inang
gulma utama yang menyerang padi sawah (Gulma Wewehan(Monochoria vaginalis) golongan
daun lebar) menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri (P.syringae pv. Glycinea (M1) dan
P.syringae pv. Syringae (M2)) mampu menginfeksi jaringan gulma dan menyebabkan nekrosis
pada daun gulma. Kemampuan bakteri dalam menginfeksi jaringan tanaman dengan cara
Nama : Barth Makal
NIM : 18031101030

menghasilkan toksin yang dapat menghancurkan komponen sel inang kemudian merombak zat
makanan yang terdapat pada dinding sel serta mempengaruhi sistem kerja protopasma. Bakteri
yang mampu menghasilkan HCN umumnya adalah Pseudomonas dengan cara mengubah
glikosida sianorgenik yang terdapat pada akar tanaman.

Selanjutnya jurnal ketiga yang saya temukan mengemukakan bahwa pengendalian hayati
pada tanaman padi sawah juga dapat memanfaatkan serangga. Dalam kasus ini gulma yang
menyerang tanaman padi adalah gulma Ludwigia hyssopifolia yang merupakan gulma air dan
penting pada tanaman padi sawah serta pada tingkat kepadatan yang tinggi dapat menyaingi
tanaman padi. Kemudian pada kasus ini peneliti menggunakan serangga yaitu jenis kumbang
(Haltica cyanea Weber) yang sering ditemukan pada gulma Ludwigia hyssopifolia. Kesimpulan
yang didapat melalui penelitian yang dilakukan : aplikasi 5 ekor imago H.cyanea pada 1 gulma
L.hyssopifolia memiliki persentase kerusakan daun yang tertinggi pada akhir penelitian yaitu
sebesar 100% dan aplikasi 15 ekor imago H.cyanea pada 1 gulma L.hyssopifolia menghasilkan
nilai rata-rata bobot basah gulma L.hyssopifolia yang lebih ringan (2,53 gram) dengan daya
konsumsi kumbang H.cyanea yang lebih tinggi (26,80 gram).

Peningkatan kerusakan pada gulma akibat serangan serangga berhubungan langsung


dengan bertambahnya umur serangga, dimana semakin dewasa suatu serangga maka semakin
tinggi pula kebutuhan makanan yang diperlukan untuk beraktivitas dan berkembang biak. Imago
yang sudah dewasa lebih aktif menyebar untuk menemukan inang yang lebih cocok serta dapat
membedakan rasa dari kandungan nutrisi yang ada di dalam tumbuhan inang. Gulma yang
terserang oleh kumbang ditandai dengan adanya penampakan gulma seperti kerdil, daun-
daunnya berlubang, mudah berguguran serta daun bagian pucuk menjadi keriting. Keadaan
tersebut mengakibatkan pertumbuhan gulma menjadi terhambat yang secara langsung
mengurangi bobot biomassa gulma. Kehilangan bagian-bagian dari tumbuhan tertentu dapat
mengakibatkan rendahnya bobot biomassa yang dinyatakan secara kuantitatif.
Nama : Barth Makal
NIM : 18031101030

Jadi melalui penelusuran yang saya lakukan melalui jurnal-jurnal yang saya baca,
pengendalian secara hayati pada padi sawah dapat dilakukan dengan pemanfaatan tumbuhan
azolla, itik, mikroorganisme (bakteri), dan serangga.

Daftar Pustaka
Cahyadi, Y. A. (2019). EKSPLORASI DELETERIOUS RHIZOBACTERIA SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI
HAYATI PADA GULMA UTAMA PADI (Oryza sativa L.). Retrieved 2020, from
www.researchgate.net:
https://www.researchgate.net/publication/340376403_EKSPLORASI_DELETERIOUS_RHIZOBACT
ERIA_SEBAGAI_AGENSIA_PENGENDALI_HAYATI_PADA_GULMA_UTAMA_PADI_Oryza_sativa_L

Halim. (2011). EFEKTIVITAS KUMBANG Haltica cyanea Weber TERHADAP GULMA Ludwigia hyssopifolia
(G.Don) Exell . Retrieved 2020, from faperta.uho.ac.id:
http://faperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2011/AGP2103001.pdf

Safriyani, E. (2019). Pengendalian Hama dan Gulma Menggunakan Pertanian Terpadu Padi-Itik-Azolla.
Retrieved 2020, from conference.unsri.ac.id:
http://conference.unsri.ac.id/index.php/lahansuboptimal/article/download/1431/905

Anda mungkin juga menyukai