Dasar Teori
2.4. Kadar kapur ekuivalen
Tanah merupakan produk sampingan deposit akibat pelapukan kerak bumi
dan atau batuan yang tersingkap dalam matrik tanah. Kapur memiliki sifat sebagai
bahan ikat antara lain: sifat plastis baik (tidak getas), mudah dan cepat mengeras,
workability baik dan mempunyai daya ikat baik untuk batu dan bata. Bahan dasar
kapur adalah batu kapur atau dolomit, yang mengandung senyawa kalsium
karbonat (CaCO3) (Hanafiah, 2005).
Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan
magnesium tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan kedua unsur tersebut sering
ditemukan berasosiasi dengan karbonat. Secara umum pemberian kapur ke tanah
dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah.
Bila ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran adalah menetralkan
kemasaman tanah. Perlu diketahui bahwa tanah yang memiliki kandungan kapur
yang tinggi, belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yang
tinggi. bisa terjadi suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akan menyerap
unsur hara dari dalam tanah, dimana unsur hara tersebut dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhannya (Tan H, 1998).
Perbedaan kadar kapur pada berbagai jenis tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain komposisi bahan induk dan iklim. Kedua faktor ini
berhubungan dengan kadar lengas tanah, terbentuknya lapisan-lapisan tanah, dan
tipe vegetasi. Faktor-faktor ini merupakan komponen dalam perkembangan tanah.
Pada umumnya batuan kapur/kwarstik lebih tahan terhadap perkembangan tanah.
Pelarutan dan kehilangan karbonat diperlukan sebagai pendorong dalam
pembentukan tanah pada batuan berkapur. Garam-garam yang mudah larut
(seperti Na, K, Ca, Mg-Klorida dan sulfat, NaCO3) dan garam alkali yang agak
mudah larut ( Ca, Mg ) dengan karbonat yang akan berpindah bersama air, dan
bergantung besarnya air yang dapat mencapai kedalaman tanah tertentu. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya pengayaan garam/ kapur pada horison tertentu dan
besarnya sangat bervariasi.
Pelaksanaan Praktikum
3.4. Kadar kapur ekuivalen
3.4.1. Alat
a.Calcimeter ( alat CO2 Mohr)
b.
Gelas arloji
c.Timbangan analitis teliti sampai 0.0002 gram
3.4.2. Bahan
Contoh tanah kering udara diantara 2,0 mm
Khemikalia
HCl 2 N
3.4.3 Cara kerja
1. Timbang contoh tanah yang menggunakan gelas arloji yang bersih, kering,
sebanyak sekitar 15 gram ( misal a gram ). Untuk ini perlu diketahui
dahulu berat gelas arlojinya. Masukkan contoh tanah secara kuantitatif ke
dalam gelas piala 500ml, butir-butir tanah yang mungkin masih menempel
di gelas arloji dapat sedikit dibilas dengan air.
2. Tambahkan air sebanyak 50 ml, lalu 10 ml H 2O2 30% ( semua diukur
dengan tabung ukur), gelas piala ditutp dengan gelas arloji yang bersih dan
kering, kemudian dibiarkan semalam. Tindakan ini dimaksudkan untuk
menghilangkan bahan organik yang ada di dalam tanah.
3. Keesokan harinya gelas piala tertutup dipanasi diatas pemanas air yang
telah menidih, dan diawasi betul-betul kalau ada bahaya pebuihan sampai
tanahnya meluap. Kalau perlu gelas pialanya diangkat dari penangas air.
Setelah reaksi pertama mereda ( setelah 5- 10 menit) tambahkan lagi
H2O230 % sebanyak 15 ml, tutup kembali dengan menggunakan gelas
arloji dan biarkan di penangas air selama 10 menit lagi. Setelah reaksinya
mereda, celupkan gelas pialanya kedalam air yang mendidih kedalam
penangas air selama 5 menit dalam keadaan tercelup. Tanah yang sudah
bersih dari bahan menjadi muda dan butir-butir pasir sudah kelihatan
bersih permukaannya. Untuk memastika, setelah larutan agak dingin diberi
lagi beberapa ml lagi H2O230 %. Kalau tidak timbul reaksi lagi, tidak
terjadi lagi gelembung-gelembung pemercikan, ini berarti bahan organik
telah betul-betul habis. Jika reaksi timbul, maka langkah yang terakhir tadi
dapat diulang secukupnya.
4. Butir-butir tanaha yang menempel digelas arloji dan didnding gelas piala
dibilas masuk dengan air bersih. Suspensi lalu diencerkan sampai kira-kira
150 ml dengan air suling, ditutup kembali, dan didihkan diatas api spritus
selama 5 menit. Dijaga jangan sampai membuih atau memericik dan
tumpah, setelah ini dibiarkan mendingin.
5. Seteleah dingin gelas arloji tertutup dan dinding gelas piala dibilas dengan
air sampai bersih.
Untuk membersihkan dinding, sambil membilas digosok-gosok dengan
batang kaca berujung karet. Tambahkan 25 ml HCl 2 N untuk
menghilangkan kapur, garam-garam lain dan kation- kation basa
beradsorbsi. Kalau tanah mengandung kapur berlebih dari 2 % maka untuk
setiap persenya ditambah lagi 2,5 ml HCl 2N. Encerkan suspensi sampai
volume kira-kira 250ml dengan air dan tanah digosok-gosok dengan
batang kaca berujung karet. Reaksi antara tanah dengan asam dibiarkan
berlangsung selama 1 jam dengan beberapa kali digosok-gosok dengan
batang kaca. Selama pekerja ini batang kaca tetap diletakkan dalam gelas
piala, dan jangan diletakan dimana-mana karena ujungnya ada tanah yang
menempel. Setelahwaktu ini dilampaui, larutan diatas endapan tanah
diperikasa keasamannya dengan secarik kertas lakmus biru. Kertas lakmus
biru harus berubah warnanya menjadi merah, yang menandakan bahwa
telah hilang semuanya. Kalau kertas lakmus tidak berubah warnanya,
berarti asamnya kurang dan perlu ditambah lagi kira-kira 10 ml. Tanahnya
diaduk-aduk lagi dan dibiarkan selama 1 jam. Periksa lagi apakah
sekarang audah ada kelebihan asam.
6. Pasang corong gelas 0,10 cm diatas tabung erlenmayer 750ml, lapisi
dengan kertas saring sedemikian rupa sehingga pinggiran kertas saring
terletak 5 mmdibawah bibir corong, kertas saring dibasahi supaya melekat
betul tanpa ada gelembung-gelembung udara diantaranya. Seringkali
suspensi tanah sampai semua tanah dipindahkan secara kuantitatif diatas
kertas saring. Dibantu dengan biasan air batang kaca, sambil dibilas bersih
ujung kaca yang bertanah tadi.
7. Tanah diatas kertas saring dicuci 4 kali dengan HCL 0,2N. Setiap kali
pencucian menggunakan 50ml.
Pendispersian :
8. Setelah selesai pencucian dan air terakhir telah menetes dari corong, kertas
saring dengan tanahnya sementara masih basah diangkat hati-hati dengan
corong, jangan sampai sobek dan paparkan diatas gelas arloji 0,10 cm
yang bersih.
Dengan memegang tepi gelas arloji dan kertas saring, jangan sampai
menjamah tanahnya, tanah dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
erlenmayer 500ml dengan menggunakan corong yang dipakai menyaring
tadi. Untuk ini diperlukan pancaran air secukupnya jangan berlebihan.
Tanah yang masih menempel di dinding dakhil ( bagian dalam ) corong
juga dimasukkan kedalaam tanbung erlenmayer dengan pancaran air dan
kuas. Kemudian kuas dibersihkan dari butir-butir tanah yang menepel
padanya,
9. Tambahkan 10 ml larutan NaOH 1 N setepat mungkin dengan
menggunakan tabung ukur yang telah dicuci bersih dari menggunakan
tabung ukur yang telah dicuci bersih dari sisa-sisa H 2O2 dan HCl.
Sumbatlah labu erlenmayer dengan sumbatan karet atau selembar plastik
serapat-rapanta, letakkan tegak dan kuat pada alat pengocok dan kocoklah
dengan kuat selama 15 menit untuk mendapatkan hasil pendispersian yang
baik.
meternya
Siapkan elektrode pada larutan penyangga pH 7 dan tekan tombol
pada tanda ON, sesuaikan keadaan tombol TEMP pada angka
temeratur larutan penyangga pH 7 dan aturlah tombol CALIB
sampai bersih
Celupkan elektrode pada larutan penyangga pH 4 dan tombol
TEMP agar sesuai dendan temperatur larutan penyangga pH 4,
kemudian aturlah tombol SLOPE hingga terbaca angka 4,00
pancaran air
Dengan mengikuti langkah dari a sampai e, maka dengan begitu
pH meter telah terkalibrasi dan siap digunakan untuk mengukur pH
=
=
80,07
85,07
c.
d.
e.
f.
Calcimeter + tanah+HCl
Kekurangan berat
Kadar lengas tanah
Berat tanah
=
=
=
=
Perhitungan :
(cd )
x 100
44
Kadar CaC 03=
x 100
100
(ba)
100+ KL
(108,6107,8)
x 100
44
Kadar CaC 03=
x 100
100
(85,0780,07)
100+0,550
Kadar CaC 03=
1,81
x 100
4,97
108,6
107,8
5,50%
5 gram
Pembahasan
4.4. Kadar kapur ekuivalen
Kadar kapur (CaCO3) dalam tanah dapat ditentukan dengan cara
menetesi tanah dengan HCl 10%. Diukur secara relatif jelas tidaknya cara
membuihnya kapur di tanah dengan tetesan HCl tadi. Tanah vertisol adalah
jenis tanah yang memiliki kaondisi masam, itu disebabkan karena PHnya
berada dibawah kisaran normal namun, untuk mengurangi kemasaman tanah
ini dapat dilakukan dengan cara penambahan kapur pada tanah.Bahan
organic yang dimiliki tanah vertisol juga cenderung sedikit, karena tanah ini
masih tergolong tanah muda. Karena kadar bahan organic yang rendah,
maka partikel tanah tisak begitu baik membentukagregat tanah. Jenis tanan
ini tidak begitu baik untuk dijadikan media budidaya pertanian, selain
karena kurang tersedianya unsure P pada tanah vertisol sebagai unsure hara
makro yang bermanfat bagi tanaman. Karena pHnya mempengaruhi tingkat
kelarutan unsure P pada tanah vertisol.
Kadar kapur yang dimiliki olen tanah vertisol jug tidak begitu besar
sehingga sulit untuk mengurangi tingkat kemasamannya, ini dapatdiubah
dan diperbaiki dengan pemberian kapur calsit (CaCO 3 dan Dolomh)Dilihat
jumlah ion OH- lebih besar daripada ion H + maka tanah akan bersifat
basa.
Kesimpulan
5.4. Kadar kapur ekuivalen
Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan
magnesium tanah. Kadar kapur tanah vertisol rendah, dipangaruhi oleh pH dan
bahan orginiknya. Karena pHnya masam maka kapur harus ditambahkan untuk
mengurangi kemasaman tanah berlebih. Karena kadar kapur yang dimiliki tanah
vertisol rendah, maka tanah vertisol belum bisa langsung digunakan dalam
budidaya tanaman. Harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu supaya semua
unsure yang dibutuhkan tanaman terpenuhi.
Pengaruh kapur terhadap tanah dapat meliputi proses pembentukan agregat
tanah, pengikatan hara oleh tanah, dan parameter tanah lain yang berhubungan
dengan kegiatan biologi dalam tanah.Analisis kadar kapur tanah secara kaulitatif
atau yang biasa dilakukandi lapangan, yaitu meneteskan contoh tanah dengan
larutan HCl 10 %. Apabila tanah mengandung kapur maka akan terjadi reaksi
ataupembuihan. Semakin banyak kandungan kapur dalam tanah makareaksi yang
terjadi semakin besar atau hebat.
5.9. Penentuan pH tanah
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.Tanah vertisol memiliki
pH masam sekitar 5 6. Sehingga, mempengaruhi kelarutan unsure P dan tingkat
KPK tanah vertisol itu sendiri. Dalam percobaan yang kami lakukan pH nya
adalah 0,48. Karena pH tanah vertisol termasuk rendah artinya tanah vertisol
belum bisa langsung digunakan dalam budidaya tanaman. Harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu supaya semua unsure yang dibutuhkan tanaman
terpenuhi.