TBT. KARET
Oleh
NPM : 71200713063
TBT. KARET
Oleh
ASISTEN NILAI
KOORDINATOR
Mhd. Fadhil Raihan Tolo, 71200713063 / 2022. Rubber Plant Seed Selection
(Hevea brasilliensis Muell Arg.)
The rubber planting material commonly used to date is planting material that
is propagated vegetatively by grafting. The main purpose of using planting
material that is propagated by grafting is so that the clonal traits are inherited in
their entirety to their offspring. Quality planting material will be obtained if the
recommended technical culture measures are applied in the procurement process.
Quality standards of rubber planting materials need to be considered from the
procurement of seeds, sprouts, to polybag plants. The potential for clones will be
realized commercially if quality planting materials are used and according to the
recommended cultivation techniques. In this paper, the techniques for preparation,
selection and quality standards of various forms of rubber planting material are
described in order to obtain planting material whose potential is close to that of
the parent clones used.
Bahan tanam karet yang lazim digunakan sampai saat ini adalah bahan tanam
yang diperbanyak secara vegetatif dengan cara okulasi. Tujuan utama
penggunaaan bahan tanam hasil perbanyakan secara okulasi adalah agar sifat klon
diwariskan secara utuh kepada keturunannya. Bahan tanam bermutu akan
diperoleh jika tindakan kultur tehnis yang dianjurkan diterapkan didalam proses
pengadaannya. Standar mutu bahan tanam karet perlu diperhatikan dari sejak
pengadaan biji, kecambah, sampai ke tanaman polibeg. Potensi klon akan
terealisasi secara komersial jika digunakan bahan tanam bermutu dan menurut
tehnik budidaya yang dianjurkan. Dalam tulisan ini diuraikan tehnik penyiapan,
seleksi dan standar mutu berbagai bentuk bahan tanam karet sehingga diperoleh
bahan tanam yang potensinya mendekati potensi induk klon yang digunakan.
Latar belakang
Tidak semua biji karet yang telah dikumpulkan dari lahan bisa digunakan
sehagai bibit untuk ditumbuhkan menjadi batang bawah. Biji tersebut harus
kemurnian klon, biji dari satu areal perkebunan yang sudah diketahui klonnya
harus diusahakan tidak tercampur dengan biji dari klon berbeda/dari areal lain.
Karenanya, dari suatu areal yang sudah jelas klonnya harus dipisahkan dari areal
lain dengan klon berbeda. Sementara itu, memastikan daya kecambah biji tersehut
bisa dilihat dari kesegaran, ukuran, daya lenting, posisi saat direndam, dan warna
pembelahan. Pembelahan ini dilakukan dengan metode sample. Sekitar 100 biji
karet dari 200 kg biji diambil secara acak dan kemudian dibelah menggunakan
batu atau palu. Setelah dibelah, ada enam kriteria daya kecambah biji karet yang
Berdasarkan ukurannya, secara umum biji karet ukuran sedang memiliki daya
kecambah paling haik dibandingkan dengan ukuran lainnya dan daya kecambah
biji berukuran besar lebili baik daripada biji ukuran kecil. Melalui pengamatan,
biji karet yang memiliki daya kecambah baik adalahyang berkulit luar mengilap.
Sementara itu, berdasarkan daya lentingnya, biji yang dijatuhkan di ubin dan
Bahan tanam bermutu akan diperoleh jika tindakan kultur tehnis yang
karet perlu diperhatikan dari sejak pengadaan biji, kecambah, sampai ke tanaman
polibeg. Jika semua kriteria standar mutu diterapkan di dalam penyiapan bahan
tanam, dapat dipastikan bahwa masa tanaman belum menghasilkan menjadi lebih
singkat 5-9 bulan dan produksi tahun sadap pertama meningkat sekitar 110-500
kg/ha (BPG,2010).
Potensi klon akan terealisasi secara komersial jika digunakan bahan tanam
bermutu dan menurut tehnik budidaya yang dianjurkan. Dalam tulisan ini
diuraikan tehnik penyiapan, seleksi dan standar mutu berbagai bentuk bahan
tanam karet sehingga diperoleh bahan tanam yang potensinya mendekati potensi
induk klon yang digunakan. Bentuk bahan tanam yang dimaksud dalam hal ini
adalah SOMT, bahan tanam polibeg, dan bahan tanam berumur stadia lanjut
produktivitas yang akan diperoleh. Jika terjadi kesalahan dalam memilih bahan
Bahan tanam karet yang lazim digunakan sampai saat ini adalah bahan tanam
penggunaaan bahan tanam hasil perbanyakan secara okulasi adalah agar sifat klon
diwariskan secara utuh kepada keturunannya. Didalam perbanyakan secara
okulasi, ada dua bagian tanaman yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan
Yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa bahan tanam yang berkualitas
sangat berperan dalam merealisasikan potensi klon tersebut. Mutu bahan tanam
yang dimaksud adalah a.l mutu genetik, mutu fisiologis dan mutu fisik. Hasil
dipergunakan bahan tanaman yang terpilih, baik batang atas yang disadap ataupun
batang bawah yang berfungsi sebagai pengambil zat hara (Budiman, 2014).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Bahan
Alat
Cara Kerja
2. Lentingkan ke lantai
Gambar Keterangan
Penggunaan semai yang salah untuk batang bawah akan menurunkan produksi
sampai 40%. Oleh karena itu pemilihan klon sebagai sumber biji untuk batang
bawah harus mendapat perhatian. Sebagai contoh lagi adalah jika digunakan mata
okulasi yang diambil dari tag entres (mata okulasi dari tanaman berproduksi) akan
dihasilkan tanaman yang cepat berbunga, pertumbuhan lambat dan masa TBM
memperhatikan mutu bahan tanam yang digunakan. Mutu batang bawah, jenis
klon yang digunakan untuk batang atas, mutu fisiologis dan mutu fisik bahan
sesuai dengan standar mutlak dilaksanakan. Bahan tanam yang berkualitas sesuai
Untuk mendapatkan bahan tanam tersebut diperlukan seleksi yang ketat dari
sejak pengadaan biji untuk batang bawah sampai ke berbagai bentuk bahan tanam
karet. Dalam tulisan ini diuraikan tehnik penyiapan, seleksi dan standar mutu
berbagai bentuk bahan tanam karet sehingga diperoleh bahan tanam yang
potensinya mendekati potensi induk klon yang digunakan. Bentuk bahan tanam
yang dimaksud dalam hal ini adalah SOMT, bahan tanam polibeg, dan bahan
tanam berumur stadia lanjut (APM) seperti stum tinggi dan core stump. Semuanya
batang bawah dan batang atas. Umumnya SOMT diperoleh melalui pembibitan
lapangan (ground nursery). Untuk memperoleh SOMT bermutu baik, ada tiga
jenis mutu benih batang bawah yang perlu diperhatikan, yaitu mutu genetis,
fisiologis dan mutu fisik. Mutu genetis menyangkut jenis benih anjuran untuk
2010-2014, benih anjuran untuk batang bawah ditinjau dari segi genetis harus
Setiap jenis biji mempunyai ciri/bentuk atau motif yang dapat dibedakan dari
jenis yang lain. Pada Tabel 1 tertera deskripsi biji beberapa klon anjuran. Bagi
para praktisi, deskripsi biji anjuran untuk batang bawah perlu diketahui, agar
kesalahan dalam pemilihan biji untuk batang bawah tidak terjadi. Perbedaan biji
antar klon agak bersifat kualitatif tetapi dengan semakin sering melihat dan
Kesimpulan
keberhasilan pertanaman.
2. Bahan tanam karet yang lazim digunakan sampai saat ini adalah bahan
keturunannya.
4. Mutu bahan tanam yang dimaksud adalah a.l mutu genetik, mutu
Saran
3. Mempermudah quiz.
DAFTAR PUSTAKA
Aidi dan Daslin, 2015. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet.
Balai Penelitian Sembawa. Palembang.
Anwar, C. 2016. Manajemen Dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian
Karet Sei Putih.
Bahri. 2016. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Balit Getas Balai Penelitian Getas. 2010. Evaluasi dan Rekomendasi Sistem
Eksploitasi Kebun Karet PT Perkebunan Nusantara XII. Balai Penelitian
Getas.
Basuki, dan Tjasadihardja, A. 2015. Warta Pusat Penelitian Karet. Volume 14
Nomor 2 (89-101) Juni 2015 Asosiasi Penelitian Dan Pengembangan
Perkebunan Indonesia. CV. Monora. Medan, hlm 91-92.
BPS Provinsi Sumatera Barat, 2014. Potensi Karet Di Kabupaten Dharmasraya
BPTP Sukarami Provinsi Sumatera Barat, 2017. Pemeriksaan Hujan Di
Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
Budiman, H. 2012. Budidaya Karet Unggul Prospek Jitu Investasi Masa Depan.
Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Gambar Keterangan