Anda di halaman 1dari 5

My Feeling after that …

GALAU… adalah kata yang tepat untukku malam itu, malam yang
begitu gelap, menggelapkan mata begitu juga hati, hati yang begitu gelap
karenanya. Aku ingat betul saat itu aku sedang menuju perjalanan dari rumah
tercinta menuju kampus, namun rikala itu aku bingung karena wanita yang ku
cintai belum menjawab semua perasaan yang telah kusampaikan padanya,
aku bingung, aku nampak tak bersemangat seperti biasanya, kebetulan aku
berangkat dari rumah menuju kampus berempat, dua diantaranya adalah
seniorku, dan satunya juniorku yang sudah kuanggap saudara kandung,
karena di rantauan mereka yang dari daerah asalku semua kuanggap sama.
Mereka melihatku begitu murung dan tak bersemangat seperti biasanya,
“Kenapa gung?” ujarnya, aku spontan menjawab “nggak apa-apa”, namun
sedikitpun tidak membuatnya percaya, akhirnya mereka memaksaku untuk
aku cerita, aku yang saat itu benar-benar butuh tempat curhat, aku cerita
karena mungkin mereka bisa meringankan kegalauanku pikirku dalam hati,
disamping juga mereka lebih dewasa ketimbgang diriku mereka juga aku
lelaki yang kuanggap lebih tau dalam dunia romance.
Aku mengatakan semua perasaan yang kurasakan saat itu, aku kaget,
ternyata dugaanku salah mereka semua memberiku masukan dan hal apa
yang aku harus lakukan malam itu, mereka malah mensupportku saat itu, aku
berpikir sebaliknya mereka bakalan menertawakanku.
Pada akhirnya aku melakukan semua arahan dari seniorku, meskipun
semua itu begitu berat untukku lakukan, semua berjalan sesuai rencana hanya
saja aku sedikit kaget bahwasannya wanita itu menerimaku dengan syarat
ngalir aja kayak air di sungai. Jujur aku sih nggak masalah semua itu, aku
semakin berniat membuatnya percaya kalau aku serius dengannya.
Seketika kata Galau berubah menjadi bahagia ,,, mungkin itu yang bisa
kuucapkan malam itu, aku gak bisa menahan semua kegembira itu di bus,
seniorku tau kalau aku di accept bukan sama dosen, melainkan wanita yang
bisa membuat hidupku berubah. Hingga sampainya di asrama, aku ngabarin
ke dia, hanya saja dia belum tidur malam itu, mungkin lagi ngerjakan tugas
pikirku, biarlah aku tidur duluan lagian besok aku kuliah pratek pagi harus
dapat istirahat yang cukup.
Hari berjalan seperti biasa, hanya saja kali ini aku mendadak menjadi
lebih rajin dari biasanya, bangun lebih pagi dari biasanya, sudah pasti ada
sebabnya, pagi itu seketika aku merubah semua pola hidupku yang awalnya
agak malas jadi rajin dalam segala hal. Aku berpikir new girlfriend new style,
nah dari ujung rambut sampai ujung kaki berubah semuaya, hanya saja muka
aja yang gak bisa dirubah. Tapi meskipun begitu aku bersyukur apapun yang
diberikan oleh-Nya karena dibalik itu semua pasti ada maknanya tersendiri.
Mungkin kalau Tuhan memberikanku wajah yang tampan mungkin aku tidak
akan sampai sejauh ini dalam menempuh pendidikan, mungkin SMA aku
sudah nikah, malah justru sebelum itu, dan mungkin kalau aku diberikan
seperti ini agar bisa lebih fokus dalam pendidikan dan tidak melukai wanita
siapapun.
Melihat semua perubahan yang sangat signifikan dalam diriku tentu
temen kamarku bertanya-tanya, aku mimpi apa semalam, entahlah mereka
semua terheran. Hingga suatu ketika mereka tau mengenai statusku yang
berubah saat seniorku main ke kamar. Mereka semua berosorak ria karena
aku sudah mengakhiri dunia sesat yang membuatku gak semangat,
bayangkan saja dimana-mana barang siapa yang jadian itu yang traktir, nah
namun kali ini berbeda, malah yang jadian di traktir. Mengetahui tentang hal
itu tanpa pikir panjang, temanku seblok yang terdiri dari dua kamar, satu
kamar mandi, yang dihuni oleh 6 orang memutuskan untuk pergi ke tempat
ngopi, aku merasa agak risih sendiri, yang jadian siapa yang bahagia siapa.
Malam itu aku bahagia, karena semua teman dekatku merasakan bahagia,
karena disaat seperti ini teman sudah kuanggap seperi keluarga sendiri.
Hari silih berganti dengan cepatnya, entah kenapa aku merasa
canggung dengannya, aku merasa ada yang salah, tapi itu apa, aku selalu
berpikir tentang itu, “Aku punya ragamu tapi tidak dengan hatimu” mungkin
itu kutipan yang tepat untukku rikala itu, aku bingung harus berbuat apa
karena aku tau jarak yang jauh, tidak ada waktu ekstra memperhatikannya
setiap waktu, hingga akhirnya aku buka di youtube, cara menjalin hubungan
LDR yang baik, akhirnya aku berusaha mengerti semua kesibukannya
memberikan waktu untuknya berkreasi mengembangkan semua yang ingin
dia impikan, tanpa mencoba untuk mencurigai atau berpikir yang tidak-tidak
tentangnya, namun satu sisi aku kangen pengen ketemu, aku ingin bercerita
keluh kesah, aku ingin menjalin hubungan yang normal, namun tetap saja
tidak berhasil, terkadang aku bingung harus menjawab wa nya seperti apa,
agar komunikasi kita lancar, terkadang aku lebih memilih untuk diam
ketimbang membaca wa nya, karena aku gak tau apa yang harus aku
mebatakan apa agar membuatnya bahagia.
Jenuh, resah, semua rasa itu bercampur aduk jadi satu, aku tidak bisa
konsentrasi kuliah, aku gak bersemangat lagi seperti dulu, mungkin sikapnya
yang terlalu dingin, dingin sekali bagaikan tidur di jalanan. Dengan
kesibukanku yang padat, menuangkan semua kekesalanku pada Snare Drum
kesayanganku, siapa tau dalam bermain musik, irama yang akan
mengapuskan semua perasaanku, aku berusaha melupakan semua tentang
masalahku dan mulai konsentrasi dengan kegiatan marching band yang
kebetulan akan tampil di Bogor nantinya.
Terkadang ekspetasi dan realita tidak mau berjalan dengan akur, semua
itu mendadak terjadi begitu saja, sangat singkat tapi terasa sangat
menyakitkan, tiada angin tiada hujan, ketika aku mulai menghilangkan
perasaanku yang buruk tentang hubunganku dengannya, hari itu juga aku
tidak bisa berkata apapun, aku dikejutkan dengan pernyataanya yang
memintaku menyudahi hubungan ini, tidak bisa dipungkiri lagi, habis dia
sudah memberikan aku kesempatan namun aku tidak bisa membuatnya
sedikit mencintaiku.
Aku pasrah, tapi aku tidak menyerah, sulit untukku menerima semua
itu, jangankan melupakannya, sehari aja tidak meliat snapgramnya saja aku
tidak bisa. Untuk menangkan suasana hatiku yang lagi teramat kacau, aku
pergi ke Pura. Memohon kepada-Nya jalan yang terbaik dalam hidupku,
dalam doaku aku memohon “Hyang Widhi, aku hamba-Mu Ida Sang Hyang
Widhi memohon kepadamu jika memang ia bukan jodohku hilangkanlah
semua perasaanku, dan jika ia memang jodohku bukakanlah sedikit hatinya
untuk mencintaiku, semoga Engkau memberikanku petunjuk-Mu atas apa
yang kualami saat ini” seketika air mataku menetes dengan sendirinya saat
itu. Hatiku sedikit lebih tenang setelah melakukan Puja, hingga aku
memutuskan untuk pulang.
Bogor, itulah tujuanku sekarang, perjalanan yang menyakitkan
tentunya, bukan hanya perjalanan cinta tapi perjalananan perjuangan juga,
setelah sekian lama latihan hingga larut, seketika berubah ketika semua acara
dibatalkan, aku yang awalnya sangat bangga karena punya kesempatan
tampil depan Bapak Negara ini, namun semua itu kandas begitu saja,
entahlah,,, enyahlah,,, tidak ada yang bisa kuharapkan, mengecewakan,,
semuanya hancur, harapan dan perasaan musnah sudah. Sudahlah….
Namun, aku tetap berangkat karena bus dan hotel sudah dipesan,
sedikit mengobati kekecewaan kami team karena gagal tampil. Nothing
special, perjalanan berjalan begitu juga berasa hambar, tanpa rasa dan
tujuan. Bogor, kota hujan katanya, namun entah kenapa hujan tak kunjung
datang, justru panas yang membakar rasanya. Benar saja badanku panas,
lemas, karena kurang istirahat, perjalanan yang jauh dan sesampainya disana
langsung bermain music dengan partner kampus disana, sungguh menyita
tenanga yang tidak sedikit tentunya. Hingga rombongan tiba di pusat oleh-
oleh Bandung, aku yang masih sakit memutuskan tinggal di bus, dan hanya
membelikan oleh-oleh deket parkir karena males keliling.
Kaget, aku dikagetkan dengan informasi kalau akan mampir ke
maliboro Yogyakarta. Entah aku harus bahagia atau sedih dengan berita itu.
Nggak apalah, toh juga selesai pacaran bukan berarti selesai berteman
pikirku. Aku menghubugi adiku dan semua kerabatku disana. Singkat, bisa
dikatakan singkat waktu yang diberikan oleh Pembina untuk belanja di
Malioboro. Tiba disana, tanpa pikir panjang aku langsung pergi pesan gojek
ke tugu ketemu adikku, kebetulan adikku juga anak asrama jadi jam
malamnya dibatasi, tapi gak masalah asalkan aku bisa ketemu dengannya.
Beberapa menit saja, dia pamit balik ke asrama.
Aku memberanikan diri untuk menelponnya, untung diangkat, hingga
suatu ketika aku ke kostannya naik grab, sumpah aku gak bisa berpikir apa-
apa saat itu yang ada di benakku hanya bertemu dengannya itu saja gak lebih,
setelah sekian kali bingung dan nyasar, hingga sampailah di kostan putri yang
dimaksud, aku yang membayar grab langsung chatt kalau aku sudah di
tempat, ketika aku balik badan, sumpah aku kaget serius, aku kikuk banget,
aku gak bisa berpikir normal, dan bodohnya aku ngapain aku hormat,
pukimay emang. Jantungku terasa berhenti berdetak saat itu juga, jujur
saking cupunya aku baru pertama kali main ke kostan cewek. Aku duduk di
teras rumah yang sudah disediakan untuk tamu, aku grogi, aku gak tau harus
bicara topik apa, untungnya dia menanyakan tentang kakaku, jadi adalah
beberapa obrolan yang terjadi disana.
Waktu terus berjalan hingga saatnya aku harus balik ke parkiran bus,
tapi jujur dalam hati aku pengen lebih lama disana, tapi apalah aku bukan
siapa-siapa. Meskipun singkat bertemu dengannya 4 mata sudah menjadi
suatu kesenangan menurutku, semua kecapean perjalanan terbayar sudah
olehnya. Untungnya ketika aku balik dia memberikan sedikit perhatiannya
padaku, muke gilee ndroo sumpeh,, tidur nyenyak aku diperjalanan. Aku
hanya berharap dia senang dengan apa yang ku bawakan saat itu.
Malang, kembali lagi ke peradaban yang sesungguhnya, dimana
duniaku kembali seperti biasa, tentu tiada kejadian yang menarik terjadi,
seperti biasa ketika seseorang berjauhan pasti obrolan tidak efektif dan tidak
ada topik bahasan lagi, hingga hari demi hari berjalan tanpa adanya chat
sekalipun. Tapi aku tetap melihat kegiatannya, apa yang dia lakukan melalui
updatetanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
11 April genap sudah sebulan, semenjak kamu menerimaku sebagai
pacarku, tapi anehnya kini tidak lagi sama seperti hari itu, padahal aku ingin
mengirim suatu hal yang special beserta tulisan ini ke alamatmu, tapi apa
daya terkadang Ekspetasi dan Realita tidak bisa berjalan dengan akur.
Semuanya telah terjadi, hingga saat ini perasaanku tetap sama, tiada yang
berubah sedikitpun, meskipun aku jarang chat bukan berarti perasaanku telah
hilang, salah jika kamu menggapnya begitu. Aku gak tau harus ngobrolin hal
apa denganmu lewat chat. Maka dari itu aku memutuskan memilih untuk
diam dan mengamati. Hanya saja akan sakit jika aku melihatmu bersama
orang lain. Aku hanya bisa berharap moment itu bisa kembali lagi suatu hari
nanti, jangan khawatir namamu masih tetap ada disini dalam hatiku, sampai
kapanpun, kapanpun kamu ingin kembali, aku pasti akan menunggumu,
perasaanku akan tetap sama. Ketika kamu ada masalah, ketika kamu ada
kesulitan, chat aku, teleponlah aku, aku janji aku akan selalu ada buatmu.

Anda mungkin juga menyukai