Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK

UNIT 1

KODE MATA KULIAH : LUHT4234


NAMA MATA KULIAH : METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN
PERTANIAN
Nama Kegiatan Praktik: Penerapan Metode dan Teknik Kunjungan Usaha Tani

Nama Mahasiswa: Mohamad Ridwan


NIM: 030701492
UPBJJ-UT: Bandung

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


BIDANG MINAT PENYULUHAN
PETERNAKAN

UNIVERSITAS
TERBUKA 2021
a. Judul Praktik: Penerapan Metode dan Teknik Kunjungan Usaha Tani
b. Pendahuluan
1. Ruang Lingkup
Tanaman Jahe merah yang berada di RT 027 RW 013 desa Srirahayu
Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung
2. Tujuan Praktik
Tujuan dilakukannya praktik adalah memberikan masukan terkait keluhan
yang dialami oleh petani jahe merah. Juga memberikan informasi yang dapat
menambah wawasan petani.
3. Manfaat praktik
Manfaat dilakukannya praktik ketika kelak menjadi seorang penyuluh
lapangan yang sesungguhnya adalah penulis mendapatkan gambaran awal
bagaimana cara memberikan penyuluhan, dimulai dari mana, dan harus
bagaimana.
4. Lokasi dan waktu pelaksanaan praktik
Lokasi dilaksanakannya praktik adalah dilahan pertanian yang digarap oleh
Mang Oom yang beralamat di Rt 027 Rw 013, desa Srirahayu, kecamatan
Cikancung, kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat. Praktik dilakukan pada
tanggal 11 Fabruari 2021.

c. Pelaksanaan
1. Inovasi yang disampaikan
Inovasi yang disampaikan adalah pupuk organik cair (POC), alasan penulis
memilih untuk menyampaikan inovasi tentang POC adalah karena disini terdapat
banyak bahan-bahan yang dapat digunakan menjadi POC, yakni air leri dan air
kelapa. Bahan tersebut mempunyai unsur hara yang baik untuk tanaman. Sehingga
diharapkan dengan menggunakan POC, jumlah penggunaan pupuk pabrikan dapat
dikurangi. Sehingga petani mendapat keuntungan lebih besar serta lahan
pertaniannya subur karena kaya akan unsur hara makro maupun mikronya, serta
kaya akan mikroorganisme yang menguntungkan.
2. Sasaran kunjungan
Sasaran kunjungan adalah petani jahe merah yang berada Rt 027 Rw 013,
desa Srirahayu, kecamatan Cikancung, kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat,
dapat membuat POC sendiri dengan menggunakan bahan baku yang tersedia
disekitar lingkungan tempat tinggal petani.

3. Jadwal kunjungan
Kunjungan dilaksanakan pada hari kamis, 11 Februari 2021

4. Tahap-tahapan kunjungan
Tahapan awal sebelum melakukan kunjungan ke lokasi adalah bertemu
dengan petani yang menggarap lokasi tersebut. Saya bertemu dengan Mang Oom
(petani) pada hari minggu tanggal 7 februari 2021. Pada saat bertemu kami
menjadwalkan kapan kunjungan lahan pertanian serta menjelaskan maksud saya
ingin mengunjungi lahan pertaniannya. Setelah sepakat dalam menentukan jadwal
kunjungan yakni, 11 February 2021.
Hal yang dilakukan saat datang ke lokasi adalah melakukan pengamatan
terhadap lahan pertanian, tanaman, serta lingkungan sekitar. Setelah melakukan
pengamatan, sesi selanjutnya adalah mendengarkan keluhan yang dialami petani
selama ini. Mulai dari lahan yang kurang subur, benih yang kurang baik, hingga
ke harga pupuk yang merangkak naik. Dari keluhan yang disampaikan oleh
petani, beberapa hal keluhan seperti masalah lahan yang kurang subur dan harga
pupuk yang tinggi bisa saya bantu memberikan solusi. Rupanya materi
penyuluhan yang akan saya sampaikan ada hubungannya dengan permasalahan
petani yang ada diladang.
Sesi selanjutnya adalah mulai ke sesi penyuluhan mengenai bahan organik
yang ada disekitar yang dapat dijadikan pupuk organik cair. Dalam sesi tersebut
juga diselingi dengan sesi tanya jawab.
Sesi selanjutnya adalah mengajukan pertanyaan kepada petani dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
5. Temuan di lapangan
Tanaman jahe merupakan tanaman yang bisa dipanen setelah 8-12 bulan
tanam. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman jahe sekitar 70-100%. Jahe tetap
butuh naungan dari sinar matahari langsung agar pertubuhannya bisa maksimal.
Lahan yang saya amati memenuhi kriteria jumlah sinar matahari yang masuk,
yakni sekitar 70%. Menurut mang Oom (penggarap lahan) lahan ini sebelumnya
tidak ditanami apa-apa karena jumlah sinar matahari yang masuk terbatas, namun
setelah diberi tahu rekannya bahwa jahe bisa tumbuh baik dibawah naungan
pohon tinggi, beliau mulai memanfaatkan lahan yang ada. Awal mula menanam
jahe jauh sebelum jahe ramai dibicarakan sebagai salah satu herbal untuk
menangkal virus Covid-19. Beliau memulai bertani jahe ketika ramai tanam jahe
dikarung yang dapat panen 30 kg/karung. “Saya sudah coba (tanam dalam
karung), hasilnya tidak seperti yang dikatakan media”.
Namun, akibat dari ikut-ikutannya itu, lahan yang tidur lama tadi menjadi
bermanfaat 4 tahun ini.
Jalannya praktik, kami seperti halnya orang yang sedang berbincang-
bincang biasa. Karena mang Oom tidak mengikuti kelompok tani, juga karena
pekerjaannya tidak full dalam bertani. “Saya hanya punya garapan 50 tumbak.
Kecil, tidak cukup untuk hidup. Makanya saya pilih tanaman tani yang tidak rewel
jika ditinggal nguli (buruh bangunan). Biasanya kalo sibuk nguli, istri saya bantu
ngored (membersihkan gulma sekitar tanaman)”

6. Pembahasan
Praktik dimulai saat saya bertemu dengan penggarap lahan yang kemudian
membuat janji untuk berkunjung ke lahan yang beliau garap. Juga saya langsung
mengungkapkan tujuan saya akan mengunjungi lahan.
Praktik dilaksanakan tidak terus-menerus dilahan pertanian. Saya dan
petani dilahan saat sedang melakukan pengamatan lahan dan menanyakan keluhan
yang dialami. Lahan yang ditanami jahe sekitar 20 tumbak dari 50 tumbak.
Sisanya ditanami jagung dan singkong. Lahannya mempunyai karakter tanah
merah yang gembur.
Alat bantu yang saya gunakan adalah selebaran yang berisi tentang manfaat
menggunakan pupuk organik cair yang berasal dari air leri.
Menurut teori, penggunaan POC air leri dapat memacu hormon auksin,
giberalin, dan alanin yang merangsang pertumbuhan pucuk daun dan mengangkut
makanan ke sel-sel terpenting daun dan batang.
Didalam air leri juga terkandung bakteri yang baik dan dapat mencegah patogen
hidup.
Dalam praktiknya petani mengeluhkan jumlah air leri yang dibutuhkan
untuk kebutuhan lahannya. Ini merupakan salah satu kekurangan menggunakan
pupuk organik. Jumlahnya tidak bisa langsung banyak seperti apa yang kita
harapkan saat itu juga. Berbeda dengan pupuk tunggal kimia pabrikan yang
kuantitasnya banyak.
Kemudian saya menyarankan untuk menggunakan POC air kelapa sebagai
solusi untuk mendapatkan kuantitas yang banyak dalam waktu sebentar. Air
kelapa yang difermentasi mengandung banyak unsur hara seperti K, N, Ca, Mg,
Fe, Cu, P, dan S. Dimana unsur-unsur tersebut banyak dijadikan sebagai salah satu
bahan pembuatan pupuk organik cair di hampir semua produk pupuk pabrikan.
Air kelapa banyak dibuang di pasar, sehingga ketika kita meminta air
kelapa itu biasanya diberikan Cuma-Cuma. Cara pengolahan air kelapa pun tidak
terlalu sulit. Kebetulan saya sudah mempunyai air kelapa yang sudah difermentasi
dirumah, sehingga selesai memberikan masukan tentang POC air leri, saya
mengajak petani berkunjung kerumah saya yang jaraknya tidak begitu jauh lokasi
lahan.
Di rumah, saya memberikan praktek cara membuat POC air kelapa, baik
yang hanya air kelapa ditambah bakteri starter atau EM4, maupun pembuatan
POC air kelapa yang ditambahkan bahan lain seperti telur dan pecin. Saya juga
mengajak petani langsung melihat perbedaan tanaman yang saya berikan POC dan
yang tidak. Kebetulan, 2 bulan terakhir memang saya sedang melakukan
percobaan terhadap tanaman saya yang berada dikebun saya.
Jika diperhatikan dari tingkah laku petani, petani mulai tertarik
menggunakan pupuk cair dari air kelapa ini. Tindak lanjut yang saya lakukan
adalah membantu petani membuat pupuk organik cair sekaligus melaksanakan
praktik unit 2, yaitu Penerapan Metode dan Teknik Demonstrasi Cara.
d. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik kunjungan tani serta berbagi sedikit informasi
seputar pupuk organik cair (POC) di lahan garapan Mang Oom yang berada di Rt 027,
Rw 013, desa Srirahayu, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Saya dapat
membayangkan bagaimana rasanya menjadi penyuluh pertanian yang sesungguhnya.
Praktik yang saya lakukan menuntut saya untuk berwawasan luas serta mempunyai
dasar agar dapat memberikan masukan terhadap petani dan petani percaya terhadap
penyuluh, sehingga pada saat melakukan penyuluhan, kedua belah pihak dapat saling
lepas memberi masukan satu sama lain tanpa ada rasa canggung.
Apabila rasa canggung hilang dan timbul rasa percaya, maka segala keluhan yang
dialami oleh petani akan mudah diungkapkan dan dibantu dicarikan solusi terbaik.
Praktik yang saya lakukan belum banyak membuahkan hasil yang berangkat
dari keluhan atau kebutuhan petani, hal ini dikarenakan kemungkinan karena belum
timbulnya rasa percaya petani kepada saya. Sehingga kedepannya, saya akan mencari
cara dan metode yang lebih dapat membuat petani nyaman saat melakukan interaksi.

e. Referensi/Daftar Pustaka
Mardikanto. T. dan Rospina, P. (2019). Metode dan teknik penyuluhan
pertanian. Buku Materi Pokok UT, Ed.2. Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka

https://limapuluhkotakab.go.id/lpk-detail-berita/UEdTUll2amJmcWU5VHowcVZDdXVydz09

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76460/Kegiatan-Pembuatan-Pupuk-Organik-
Cair--dari-Air-Kelapa/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/79929/Manfaat-Air-Cucian-Beras-Untuk-
Menyuburkan-Tanaman/
f. lampiran
Tabel 1.1
Ceklis Pengamatan/Wawncara pada Metode dan Teknik Kunjungan*)

Tema Kunjungan : Mengamati dan Berbagi Informasi pupuk organik cair


Sasaran : Petani di Desa Srirahayu kec. Cikancung, Kab. Bandung
Isi pesan inovasi : Menumbuhkan semangat menggunakan pupuk organik
Media yang digunakan : Pertemuan Langsung

N
Kondisi/Komponen yang diamanti Hasil pengamatan/wawncara Keterangan
o
1 saat membuka pembicaraan *foto 1

Lahan usaha tani dikelilingi pohon


bambu yang membuat sinar matahari
2 pengamatan terhadap lahan usahatani
kurang maksimal, tanah usaha tani
gembur, jauh dari sumber air
*foto 2
Sumber air saat musim panas jauh, curah
3 permasalahan di lahan ,menurut petani
sinar matahari kurang maksimal

Tanggapan petani saat diberikan informasi Petani tertarik mengaplikasikan inovasi


4
mengenai inovasi yang ditawarkan yang ditawarkan

Informasi yang ditawarkan masih belum


tanggapan petani saat disarankan untuk
5 sepenuhnya diterima petani karena
menggunakan informasi yang ditawarkan
belum percaya dengan kenyataan

Mengumpulkan air leri untuk lahan yang


kendala yang dirasakan petani jika besar memakan waktu yang lama. Petani
6
menerapkan inovasi yang ditawarkan lebih tertarik mengumpulkan air kelapa
dipasar

Ujicoba hasil POC terhadap tanamannya


7 usulan petani
terus dipantau
Foto 1 Foto 2.1 (Kondisi lahan)
(Pertemuan pertama
dengan Petani)

Foto 3.1 (Penyampaian Materi


Foto 2.2 (Kondisi lahan) penyuluhan di lahan)

Foto 4 (Melihat perbedaan tanaman


Foto 3.2 (Penyampaian Materi alpukat yang diberi POC dan tidak)
penyuluhan di lahan)
Laporan yang telah disetujui
narasumber

Anda mungkin juga menyukai