Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN

EVALUASI USAHA PETERNAKAN

ANALISIS INVESTASI

Kelompok : A8
Nama : Nurkholis Amin
NIM : 205050107111143
PJ Asisten : Edgard Fawwaz Muhammad

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Peternakan ayam broiler merupakan salah satu sektor
usaha yang menjanjikan di industri pertanian. Permintaan akan
produk daging ayam terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan populasi manusia dan perubahan pola konsumsi
masyarakat yang cenderung beralih ke sumber protein hewani
seperti daging ayam. Dalam konteks ini, analisis investasi
usaha peternakan ayam broiler menjadi penting untuk
memahami potensi keuntungan dan risiko yang terlibat dalam
bisnis ini.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di banyak negara
juga mendorong meningkatnya daya beli masyarakat, yang
berarti ada peluang pasar yang luas untuk daging ayam. Selain
itu, peternakan ayam broiler juga memiliki siklus produksi
yang relatif singkat dibandingkan dengan jenis peternakan
lainnya, sehingga dapat memberikan pengembalian investasi
yang cepat.
Namun, meskipun terdapat peluang yang menjanjikan,
analisis investasi usaha peternakan ayam broiler juga perlu
mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Salah satu risiko utama dalam bisnis ini adalah fluktuasi harga
pakan, karena pakan ayam merupakan komponen biaya
terbesar dalam operasional peternakan. Selain itu, risiko
kesehatan ayam seperti wabah penyakit juga dapat memberikan
dampak negatif terhadap produksi dan keuntungan.
Dalam analisis investasi, faktor-faktor seperti modal
awal, lokasi peternakan, infrastruktur, peralatan, dan
manajemen peternakan juga perlu dipertimbangkan. Modal
awal yang diperlukan dapat mencakup pembelian lahan,
bangunan kandang, peralatan peternakan, pembelian bibit
ayam, dan biaya operasional awal lainnya. Pemilihan lokasi
yang tepat juga penting untuk memastikan aksesibilitas pasar,
ketersediaan air bersih, akses transportasi, dan dukungan
infrastruktur lainnya.
Selain itu, manajemen peternakan yang baik juga
menjadi faktor kunci dalam keberhasilan investasi usaha
peternakan ayam broiler. Manajemen yang efektif meliputi
perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat terhadap
kesehatan dan kualitas ayam, manajemen pakan yang baik,
serta pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja peternakan
secara teratur.
Dengan melakukan analisis investasi yang
komprehensif, termasuk mempertimbangkan faktor-faktor
risiko dan keberhasilan, serta melibatkan para ahli dalam
bidang peternakan ayam, calon investor dapat mengambil
keputusan yang cerdas dan menyusun strategi yang tepat dalam
memulai usaha peternakan ayam broiler.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kelayakan investasi usaha peternakan ayam
broiler?

1.3 Tujuam
Untuk mengetahui bagaimana kelayakan investasi pada
usaha peternakan ayam broiler.

1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai penambah wawasan tentang analisis investasi
usaha peternakan ayam broiler.
2. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dan penerapan ilmu
tentang analisis investasi.
3. Bagi Usaha Peternakan
Sebagai bahan informasi untuk mengetahui analisis
investasi dan pengembangan usaha peternakan ayam
broiler.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Ayam Broiler
Broiler atau sering disebut ayam pedaging adalah ayam
hasil rekayasa teknologi yang dicirikan dengan pertumbuhan
cepat sebagai penghasil daging. Tipe pedaging yang dimaksud
adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk dipanen dan
diambil dagingnya (bukan telurnya) sebagai sumber protein
hewani bagi konsumen. Ayam pedaging memiliki sifat
karakteristik badan yang besar, berlemak, memiliki gerak yang
lamban dan memiliki pertumbuhan yang cepat, serta
menghasilkan daging dengan kandungan protein yang tinggi
(Anggitasari, dkk 2016). Menurut Rukmini, Mardewi dan
Rejeki (2019), kandungan protein pada daging broiler sebesar
22,92 %.

2.2 Net Present Value


Hasil perhitungan yang telah dilakukan maka besar Net
Present Value Perusahaan Rp 405.890.918,-. Nilai tersebut
dapat diartikan bahwa nilai investasi perusahaan sebesar
5.075.000.000 pada masa mendatang akan menghasilkan
keuntungan 405.890.918 pada tahun mendatang, karena nilai
diskonto yang akan diberikan oleh usaha tersebut atas nilai
uang yang diinvestasikan perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa usaha tersebut memberikan manfaat
ekonomi yang besar dimasa mendatang dibandingkan uang
investasi tersebut disimpan dibank, baik bentuk tabungan
maupun deposito. Hal tersebut mengindikasikan bahwa usaha
tersebut sangat layak untuk dijalankan karena memiliki nilai
manfaat ekonomi yang cukup besar dimasa yang akan dating
(Firdaus dan Pujotomo 2015).
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan
pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan
kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa
yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk
menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya
investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi
perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang
didiskontokan (Maulana, dkk 2015).

2.3 International Rate of Return


IRR (Internal Rate of Return) yaitu tingkat suku bunga
yang membuat nilai NPV proyek sama dengan nol, dirumuskan

( )

NPV
sebagai berikut: IRR=i 1+ X (i 2−i 1) Jika
NPV 1−NPV 2
IRR lebih besar dari opportunity cost of capital maka bisnis
dikatakan layak untuk dijalankan (Santa, dkk 2020).
IRR adalah tingkat Discount rate yang menghasilkan
NPV sama dengan 0. Setelah didapatkan nilai Net Present
Value proyek untuk setiap tahun, maka nilai Internal Rate of
Return dapat ditentukan. IRR didapatkan dengan mencari NPV
positif terakhir dan NPV negatif setelahnya dengan
memasukkan beragam suku bunga. Pada perhitungan di atas,
didapatkan kondisi tersebut terjadi pada saat suku bunga 30%
dan 40%. Dengan konsep interpolasi maka didapat IRR sebesar
37%. Jika dibandingkan suku bunga pinjaman di bank – bank
Indonesia yang sebesar 15%, maka nilai IRR yang dihasilkan
lebih besar. Jadi usaha peternakan ayam broiler kapasitas
12.000 ekor layak untuk dilakukan (Abel dan Susanto 2017).
2.4 Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) adalah ukuran perbandingan
antara pendapatan (Benefit =B) dengan total biaya produksi
Laba Bersih
(Cost = C). B/C=
Total Biaya
 Jika B/C ratio > 0, usaha layak dilaksanakan
 Jika B/C ratio < 0, usaha tidak layak (Lailina, dkk 2020)
Rata-rata Net B/C yang diperoleh pada kandang closed
house, yaitu sebesar 1,17. Pada kandang semi closed house
memperoleh rata-rata Net B/C sebesar 1,16. Pada kandang
open house memperoleh rata-rata Net B/C sebesar 1,11. Rata-
rata Net B/C berdasarkan tipe kandang dapat dilihat pada Tabel
7. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa Peternakan
Ayam Broiler Mitra PT Laras Sejati layak untuk dijalankan
karena memiliki nilai Net B/C > 1 (Ningtias, dkk 2020).

2.5 Payback Period


Menurut (Purba, dkk 2023) Payback period merupakan
teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian
investasi suatu proyek atau usaha. Analisis payback period
dihitung dengan cara menghitung waktu yang diperlukan pada
saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar.
Untuk menentukan periode pengembalian jika arus kas
pertahun jumlahnya berbeda mengunakan rumus payback
period sebagai berikut: Payback Period = n+(a-b)/(c-b) x 1
tahun.
Keterangan :
 n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum
bisa menutupi investasi mulamula.
 a = jumlah investasi mula-mula.
 b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
 c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n-1
Sedangkan untuk menetukan periode pengembalian jika arus
kas pertahun sama dapat mengunakan rumus payback period
Nilai Investasi
sebagai berikut: PBP= X 1 tahun
Kas masuk bersih
Keterangan:
 Periode pengambilan lebih cepat : layak
 Periode pengambilan lebih lama : tidak layak
 Jika usulan proyek lebih dari satu maka periode
pengambilan yang lebih cepat yang di pilih
Peternakan ini mampu mencapai Pay Back Period (PBP)
dalam waktu 0,37 tahun dan mecapai Break Even Point (BEP)
dalam waktu 9,97 tahun, BEP produksi sebanyak 132,600
kg/tahun dan BEP harga Rp 14.924/ ekor (Putra, dkk 2021).

Anda mungkin juga menyukai