Anda di halaman 1dari 8

PAPER EVALUASI PROYEK PERIKANAN

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN GURAME

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. ERIKA PUTRI APRILIA (185080300111017)


2. RAUT BREGAS PRASOSO (185080300111022)
3. ALFITA AMALIASARI (185080300111040)
4. ROMASNI SITANGGANG (185080301111017)
5. DICKY WIDYAS (185080307111009)

KELAS : T2

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Perikanan merupakan sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan

yang penting untuk perekonomian di Indonesia. Peranan sektor perikanan dalam

pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan

baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil

perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani

ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumber daya perikanan

dan lingkungan hidup. Sektor perikanan juga mempunyai prospek bisnis yang cukup

besar sehingga mampu mengatasi krisis ekonomi (Dahuri 2000).


Analisis kelayakan (feasibility analysis) adalah proses menentukan apakah suatu

ide bisnis yang baru dapat bertahan menjadi sebuah usaha yang sukses. Tujuannya

adalah untuk menentukan apakah ide bisnis tersebut layak diwujudkan atau tidak. Jika

ide bisnis tersebut tergolong layak, maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana

bisnis yang solid (unggul) untuk mengeksploitasi ide tersebut (Hery, 2017).
Dengan demikian usaha budidaya ikan harus ada studi kelayakannnya baik itu

pembenihan maupun pembesaran. Sebagai satu gambaran studi kelayakan usaha

agribisnis perikanan dalam tulisan ini adalah budidaya ikan gurami. Ikan Gurami

termasuk ikan yang cukup banyak dan secara tersentral dipelihara oleh pembudidaya

ikan. Ikan Gurami tergolong sebagai komoditas yang mudah dipelihara dan memiliki nilai

jual yang tinggi. Ikan Gurami dipelihara oleh pembudidaya dengan berbagai media,

sebagian besar dipelihara pada kolam tanah dan sebagian lainnya dipelihara pada

kolam terpal, jaring maupun kolam beton. Pengalaman pembudidaya ikan membuktikan

bahwa memelihara gurami relatif mudah, karena tidak bergantung terhadap pelet

sebagai sumber makanannya, namun ikan ini cenderung menyukai dedaunan untuk

makanannya. Meskipun periode pemeliharaan relatif besar antara 6-8 bulan, namun
karena biaya pakan relatif terjangkau sehingga dalam membudidayakannya masih lebih

memungkinkan dilakukan.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana Konsep Perencanaan Biaya Operasional Produksi ?
2) Bagaimana analisis biaya yang dikeluarkan (outflow)?
3) Bagaimana uji kelayakan budidaya ikan gurame?
4) Bagaimana analisis biaya yang diterima (inflow)?
3. TUJUAN RUMUSAN MASALAH
Mengetahui kelayakan suatu proyek untuk dilaksanakan atau tidak

BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Perencanaan Biaya Operasional Produksi


Setiap proses produksi agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka

sebelum melakukan proses produksi diperlukan perencanaan. Perencanaan tersebut

menyangkut bagaimana produksi bias berlangsung dengan biaya seoptimal mungkin

dengan hasil yang optimal pula. Dengan demikian pengertian perencanaan biaya

operasional produksi adalah perencanaan mengelola dari mulai input, proses sampai

dengan output yang berupa produk tersebut dihasilkan dengan penekanan kepada

penggunaan biaya seefisien mungkin dengan menghasilkan produk yang optimal.


2. Arus pengeluaran (outflow)
Biaya adalah jumlah masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu

produk (output) dalam suatu kegiatan produksi. Berdasarkan pengelompokkannya biaya

terdiri dari dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi

adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai kegiatan itu berlangsung sampai kegiatan
tersebut mulai berjalan contohnya : pendirian bangunan, pembelian peralatannya,

tenaga kerja yang berhubungan biaya investasi, survey. Biaya investasi adalah biaya

yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode proses produksi untuk memperoleh

beberapa kali manfaat secara ekonomis yang dikeluarkan pada awal kegiatan dan

jumlahnya cukup besar. Jumlah biaya investasi dari usaha ini adalah sebesar Rp

117.945.00
Sedangkan biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama

produksi itu berlangsung : misalnya : pembelian induk, tenaga kerja, biaya listrik dan air,

bahan bakar, over head cost dan lain-lain. Berikut merupakan gamabaran kebutuhan

dana untuk penyediaan fasilitas usaha budidaya ikan.


Biaya Tetap Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”

No Keterangan Biaya Tahun (Rp)


1 Sewa Lahan 31.500.000
2 Abodemen Listrik 5.040.000
3 Pemeliharaan 6.300.000
4 Penyusutan 6.982.500
Total 49.822.500
Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)
Biaya Variabel Mina Makmur “Dengan Pengembangan Usaha”

No Keterangan Biaya Tahun (Rp)

1 Tenaga Kerja Variabel

a.Persiapan Kolam 7.560.000

b. Pengisian Air Kolam 3.780.000

c. Penebaran Benih 2.940.000

d. Pemberian Pakan 189.000.000

e. Panen 4.200.000

2 Biaya Pakan 361.186.560


3 Biaya Benih 147.000.000
4 Transportasi 16.170.000
5 Ember 540.000
6 Pisau 100.000
7 Cangkul 440.000
8 Persiapan Produksi 7.875.000
Total 740.791.560

Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012


Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya variabel terdiri dari tenaga kerja

variabel, biaya pakan, biaya benih dan persiapan produksi Dimana jumlah biaya variabel

pembesaran gurame Kelompok Tani Mina Makmur dengan kondisi tanpa

pengembangan usaha yaitu sebesar Rp 740.791.560


3. Uji kelayakan budidaya ikan gurame
Analisis aliran dana (cashflow) merupakan analisis arus kas yang digunakan untuk

mengukur kelayakan suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan dalam analisis

kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP). Untuk menentukan

layak atau tidaknya proyek tersebut didanai, perlu diperhitungkan pula perubahan nilai

uang terhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang yang

dilakukan untuk menghitung kriteria kelayakan investasi tersebut diproyeksikan hingga

jangka waktu yang panjang, dalam proyek ini adalah 10 tahun


Kriteria Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Mina Makmur “Dengan

Pengembangan Usaha”

Kriteria Investasi Jumlah Keterangan


NPV Rp 451.876.006 Layak
IRR 28% Layak
Net B/C 34.7 Layak
Payback Period 1 tahun Layak

Sumber : Hasil Wawancara dengan Kelompok Tani Mina Makmur (2012)

NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari

suatu proyek. Nilai NPV yang diperoleh dari usaha ikan gurameoleh perusahaan adalah

sebesar Rp 451.876.066. Dengan nilai NPV lebih besar dari 0, hal ini berarti bahwa

usaha pembesaran ikan gurame yang dilakukan Kelompok Tani Mina Makmur akan
memberikan keuntungan dengan nilai sekarang (present value) yaitu sebesar Rp

451.876.066 selama umur proyek yaitu selama 10 tahun.


IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat pengembalian modal bagi

pemilik perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung. Nilai IRR

yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan gurame adalah 28 persen atau lebih besar

dari tingkat discount rate 5,25 persen, maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Berdasarkan nilai IRR 28 persen dapat dikemukakan bahwa usaha produksi

pembesaran ikan gurame juga lebih menguntungkan karena tingkat penghasilan usaha

28 persen lebih besar dari tingkat biaya modal. Metode IRR menghitung tingkat bunga

yang menyamakan nilai investasi dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di

masa yang akan datang. Oleh karena itu, tingkat bunga penghasilan usaha (28 persen)

lebih besar daripada discount factor (5,25 persen).


Net B/C mengambarkan seberapa besar keuntungan yang dapat dicapai jika

mengeluarkan biaya sebesar Rp1. Nilai Net B/C yang diperoleh dari usaha pembesaran

ikan gurame pada tingkat diskonto 5,25 persen adalah sebesar 34,7 atau lebih besar

dari satu, artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memperoleh manfaat bersih

sebesar Rp 34,7.
Sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback periode) yang

berdasarkan nilai sekarang dengan tingkat diskonto 5,25 persen, memperlihatkan

bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu

selama 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame ini dapat

mengembalikan modal sebelum umur proyek berakhir, sehingga usaha ini dapat

dilaksanakan karena memenuhi kriteria kelayakan.


4. Arus penerimaan (inflow)
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan suatu

bisnis.Arus penerimaan dalam cashflow berarti komponen yang membuat cashflow

bernilai positif. Arus penerimaan dari usaha pembesaran ikan gurame Mina Makmur

terdiri dari nilai benih yang akan ditebar. Penerimaan pengembangan pembesaran ikan
gurame diperoleh dari hasil penjualan ikan gurame. Hasil penjualan ikan guramerata-

rata yaitu sebesar Rp 25.000 per kilogram (1-2 per ekor). Harga yang dipakai adalah

harga jual yang berlaku di Mina Makmurpada bulan Agustus 2012.


Proyeksi Arus Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame “Dengan Pengembangan

Usaha” Selama 10 Tahun

Tahun Total Harga Penjuala Peneriman


Produks (Rp/Kg n per untuk 21
i (Kg) ) Kolam Kolam (Rp)
(Rp/Kg)

1 1.400 25.000 35.000.000 735.000.000


2 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
3 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
4 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
5 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
6 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
7 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
8 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
9 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
10 1.680 25.000 42.000.000 882.000.000
Total 8.673.000.00

KESIMPULAN

Perencanaan biaya operasional produksi adalah perencanaan mengelola dari

mulai input, proses sampai dengan output yang berupa produk tersebut dihasilkan

dengan penekanan kepada penggunaan biaya seefisien mungkin dengan menghasilkan

produk yang optimal.


Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode

proses produksi untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis yang

dikeluarkan pada awal kegiatan dan jumlahnya cukup besar. Jumlah biaya investasi dari

usaha ini adalah sebesar Rp 117.945.00. Sedangkan biaya operasional adalah seluruh

biaya yang dikeluarkan selama produksi itu berlangsung : misalnya : pembelian induk,

tenaga kerja, biaya listrik dan air, bahan bakar, over head cost dan lain-lain. Berikut
merupakan gamabaran kebutuhan dana untuk penyediaan fasilitas usaha budidaya

ikan.
Analisis aliran dana (cashflow) merupakan analisis arus kas yang digunakan

untuk mengukur kelayakan suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan dalam

analisis kelayakan finansial ini terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PP).
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan suatu

bisnis.Arus penerimaan dalam cashflow berarti komponen yang membuat cashflow

bernilai positif.

DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesehjateraan Rakyat.

Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia (LISPI). Jakarta


Hery.2017. Melakukan Analisis Kelayakan dan Menyusun. Rencana Bisnis yang Unggul.

Jakarta: PT. Grasindo.


Sitepu, D, W, V, W,Br. 2013. Analisis kelayakan pengembangan usaha pembesaran ikan

gurame kelompok tani mina makmur, kecamatan dramaga, kabupaten bogor.

Departemen agribisnis fakultas ekonomi dan manajemen institut pertanian bogor. Bogor

Anda mungkin juga menyukai