TUGAS AKHIR
Oleh:
THEDA ALMIRA YANITA SARI
17/411020/SV/12947
Diajukan kepada
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada untuk Memenuhi sebagian dari Syarat-
syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III
Pengelolaan Hutan.
Oleh
THEDA ALMIRA YANITA SARI
17/411020/SV/12947
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Pengelolaan Hutan. Departemen Teknologi Hayati dan
Veteriner, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Oleh:
THEDA ALMIRA YANITA SARI
17/411020/SV/12947
Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji
Pada tanggal
…………………………………………………………………
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan kami tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulius atau diterbitkan aleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Mengatahui
Dosen Pembimbing
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga
kesempatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir saya dengan segala kekurangannya.
Tugas Akhir ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai
pihak dan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Ayah, Ibu, mbak Nanda dan keluarga yang selalu mendukung saya
3. Ibu Dr. Ir. Dwi Tyaningsih Adriyanti, M.P. selaku Dosen Pembimbing.
4. Alm. Bapak Wiyono M.Si. yang telah memberikan ide tentang tugas akhir
saya.
5. Bapak pepen, yang selalu mendukung dan selalu memberi masukan dalam
berbagai hal yang dapat menjadikan motifasi bagi saya dalam segala hal.
6. Bapak Tedi selaku Ketua perhutani Pacitan
7. Bapak Walidi yang senantiasa membimbing kami saat pengambilan data
dilapangan
8. Tazkia Fridama, Tsana Nabilah Nurhannyah dan mbak Diny yang selalu
memberikan semangat support dan selalu memotifasi untuk mengerjakan
Tugas Akhir.
9. Driantama, Arnindya, dan Handy yang sudah membantu saat
pengambilan data untuk Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman saya, Ervian, Tamara, Raqell, Alief, Geraldino, dan Rama
qin, yang selalu memberi semangat dan selalu mensupport saya dalam
mengerjakan Tugas Akhir.
11. Teman-teman SMA Rose, Atria, Naninda, Krisna dan Yoga yang
senantiasa menyemangati saya
12. Fathur Hammam Abdillah, yang senantiasa membantu, menginspirasi
dalam segala hal dan selalu menyemangati saya.
13. Seluruh teman teman DKT 17 yang mendukung saya.
v
14. Dan semua pihak yang telat membantu dan mendukung proses
pembuatan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa pada Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan,
maka perlu adanya kritik, saran, dan masukan yang dapat membangun dan demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Komposisi Jenis Anakan Pohon Tingkat Tiang dan Sapihan di Hutan
Lindung Pacitan Indah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur”. Tugas Akhir ini
dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat untuk dapat mendapatkan gelar Ahli
Madya.
Dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, diharapkan dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan tambahan data untuk lebih baik dalam kegiatan di masa yang
akan datang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dalam bentuk penyajian maupun
bentuk penggunaan bahasa karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis. Maka dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak guna mendekati kesempurnaan
Tugas Akhir ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
terlaksananya praktikum ini diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Demikian kata pengantar yang penulis paparkan, atas segala ucapan yang
tidak berkenan dalam laporan ini penulis mohon maaf.
vii
DAFTAR ISI
viii
4.1.2. Tingkat Tiang ....................................................................................... 23
4.2. Kelimpahan Jenis ........................................................................................... 25
4.2.1. Kelimpahan Jenis pada Tingkat Sapihan ............................................. 27
4.2.2. Kelimpahan Jenis pada Tingkat Tiang................................................. 32
4.3. Hasil Identitas dan Deskripsi Jenis yang Ditemukan pada Hutan Lindung
Pacitan Indah. ........................................................................................................ 39
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 45
SARAN ..................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
LAMPIRAN .......................................................................................................... 49
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1. Komposisi Jenis Sapihan................................................................................ 21
4.2. Rerata DBH Sapihan .......................................................................................22
4.3. Jenis-jenis Sapihan Berjarak Dekat dari Jalan Raya .......................................22
4.4. Jenis-jenis Sapihan Berjarak Sedang dari Jalan Raya .....................................23
4.5. Jenis-jenis Sapihan Berjarak Jauh dari Jalan Raya .........................................23
4.6. Komposisi Jenis Tiang ....................................................................................24
4.7. Rerata DBH dan Rerata LBDS .......................................................................24
4.8. Jenis-jenis Tiang Berjarak Dekat dari Jalan Raya. .........................................25
4.9. Jenis-jenis Tiang Berjarak Sedang dari Jalan Raya. .......................................25
4.10. Jenis-jenis Tiang Berjarak Dekat dari Jalan Raya. .......................................26
4.11. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Sapihan pada Area Hutan
Berjarak Dekat dari Jalan Raya. .................................................................. 27
4.12. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Sapihan pada Area Hutan
Berjarak Sedang dari Jalan Raya. ................................................................ 28
4.13. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Sapihan pada Area Hutan
Berjarak Jauh dari Jalan Raya...................................................................... 29
4.14. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup tiang pada Area Hutan
Berjarak Dekat dari Jalan Raya. .................................................................. 32
4.15. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Tiang pada Area Hutan
Berjarak Sedang dari Jalan Raya ................................................................. 33
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1. Lokasi Hutan Lindung Pacitan Indah petak 145 B ........................................ 13
3.2. Peta Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur ............................................... 14
3.3. Desain petak ukur ........................................................................................... 17
4.1. Foto Udara Lokasi Penelitian ..........................................................................21
4.2. Grafik INP Sapihan ........................................................................................ 31
4.3. Grafik INP Tiang............................................................................................ 35
4.4. Swietenia macrophylla ................................................................................... 40
4.5. Acacia auriculiformis ..................................................................................... 41
4.6. Dalbergia latifolia.......................................................................................... 42
4.7. Alstonia scholaris ........................................................................................... 43
4.8. Syzygium aqueum ........................................................................................... 43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jenis jenis vegetasi yang ditemukan ................................................................. 50
2. Jenis vegetasi tingkat tiang yang ditemukan pada jarak dekat dengan jalan .... 56
3. Jenis vegetasi tingkat tiang yang ditemukan pada jarak sedang dengan jalan .. 57
4. Jenis vegetasi tingkat tiang yang ditemukan pada jarak jauh dengan jalan ...... 58
5. Jenis vegetasi tingkat sapihan yang ditemukan pada jarak dekat dengan jalan
................................................................................................................ .59
6. Jenis vegetasi tingkat sapihan yang ditemukan pada jarak sedang dengan jala..
................................................................................................................. 61
7. Jenis vegetasi tingkat sapihan yang ditemukan pada jarak jauh dengan jalan .. 63
xii
KOMPOSISI JENIS ANAKAN POHON TINGKAT TIANG DAN
SAPIHAN PENYUSUN HUTAN LINDUNG PACITAN INDAH DI
KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR
Oleh:
Theda Almira Yanita Sari
17/411020/SV/12947
INTISARI
Hutan Lindung Pacitan Indah merupakan kawasan hutan lindung yang berada
di bawah naungan perhutani. Luas keseluruhan hutan di Kabupaten Pacitan kurang
lebih 2.056,8 ha, yang dibagi atas 2 fungsi hutan yaitu sebagai hutan produksi dan
hutan lindung. Penelitian pada Hutan Lindung Pacitan Indah bertujuan untuk
mengetahui komposisi jenis vegetasi dan mengetahui kelimpahan jenis vegetasi
pada tingkat tiang dan sapihan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Oktober
2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode plot dengan ukuran
petak 10 m x 10 m sebanyak 30 sampel untuk tingkat tiang dan ukuran petak 5 m x
5 m sebanyak 30 sampel untuk tingkat sapihan, dengan jarak antara 2 Petak Ukur
dengan 2 Petak Ukur lainnya adalah 70 meter. Dengan parameter pembandingnya
yaitu jarak dari jalan raya yaitu jarak dekat, jarak sedang dan jarak jauh. Sebagai
data pendukung, diukur parameter lingkungan berupa suhu udara, intensitas cahaya
dan kelembaban area hutan. Analisis yang digunakan berupa kerapatan, frekuensi,
dominansi, dan indeks nilai penting.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada seluruh area pengamatan terdapat
5 jenis anakan pohon tingkat sapihan dan tingkat tiang yang termasuk dalam 4
famili. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil Indeks Nilai Penting untuk jenis
pohon tingkat tiang pada parameter jarak paling jauh, sedang dan paling dekat
dengan jalan yaitu jenis Swietenia macrophylla dengan INP 300%, 267,68%, dan
250,59. Untuk vegetasi pohon tingkat sapihan pada parameter jarak paling jauh,
sedang dan paling dekat dengan jalan yaitu jenis Swietenia macrophylla dengan
INP 121,67%, 169,05%, dan 150,00%.
Kata Kunci: Hutan Lindung Pacitan Indah, Komposisi Jenis, Sapihan, dan Tiang
xiii
COMPOSITION OF SPECIES OF SAPLINGS AT THE LEVEL OF
POLES AND SAPLING COMPILERS OF PACITAN INDAH
PROTECTION FOREST IN PACITAN DISTRICT, EAST JAVA
By:
Theda Almira Yanita Sari
17/411020/SV/12947
ABSTRACT
Keywords: Pacitan Indah Protection Forest, Poles, Sapling, and Type Composition
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
mencegah banjir dan erosi serta memelihara kawasan yang khas dalam
pemeliharaan kesuburan tanah. Indonesia sebagai negara ketiga dengan luas hutan
nasional, regional, dan global yang sudah diakui secara luas. Indonesia dikenal
yang sangat melimpah, walaupun luas wilayah Indonesia hanya 1.3% dari luas
dunia. Indonesia memiliki flora dan fauna yang sangat beragam seperti spesies
bunga, hewan mamalia, amfibi dan reptil, burung, dan jenis ikan yang ada di dunia
dengan total seluruhnya kurang lebih 92% (KLH dan UNESCO, 1992).
dari rangkaian Pegunungan Kidul. Jenis kayu yang dihasilkan banyak diminati
internasional. Kabupaten Pacitan memiliki hutan yang dibagi menjadi 2 yaitu hutan
1
produksi dan hutan lindung. Hutan produksi memiliki luas mencapai 87,89%,
Perhutani adalah Hutan Lindung Pacitan Indah. Sampai saat ini informasi mengenai
komposisi jenis, dan kelimpahan jenis tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan
tersebut belum ada informasi yang pasti sehingga perlu dilakukanya penelitian.
Menurut Soegianto (1994) hal yang penting untuk mengetahui komposisi jenis dan
kelimpahan yaitu mengetahui indeks nilai penting (INP) jenis pohon, sehingga
diketahui indeks nilai penting untuk mengetahui dominasi jenis vegetasi serta
peranannya dalam ekosistem tersebut. Jenis hutan lindung pacitan indah adalah
jenis hutan lindung mutlak, yaitu hutan lindung yang potensi kayunya tidak boleh
Hutan lindung adalah suatu kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh
ekologi hutan lindung tetap terjaga. Fungsi ekologi yang dihasilkan oleh Hutan
Lindung Pacitan Indah adalah mampu menjadi daerah resapan atau penyimpan air
yang baik, pemeliharaan kesuburan tanah, serta sebagai kawasan perlindungan flora
dan fauna. Selain itu, penetapan status hutan lindung juga dilakukan berdasarkan
dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung yaitu “Kawasan yang karena keadaan dan
sifat fisik wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan dengan
penutupan vegetasi secara tetap guna kepentingan hidrologi, yaitu tata air,
mencegah banjir dan erosi, serta memelihara keawetan dan kesuburan tanah, baik
2
dalam kawasan hutan yang bersangkutan maupun kawasan yang dipengaruhi
sekitarnya”. Dengan ini kawasan Pacitan Indah petak 145 B ditetapkan sebagai
Hutan Lindung yang memiliki kelerengan lebih dari 40%, sehingga diharapkan
dengan penetapan kawasan hutan petak 145 B dapat menjaga kawasan tersebut dari
bencana dari alam seperti erosi mengingat jenis tanah di petak 145 B adalah jenis
latosol liat yang bersifat agak peka terhadap erosi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penelitian yang terkait kondisi vegetasi (komposisi jenis dan kelimpahan jenis) dari
Hutan Lindung Pacitan Indah untuk mengetahui fungsi hidrologi yang dapat
demikian manfaat yang dapat diambil dari hutan lindung tersebut dapat terus
menjadi keberlangsungan sumber daya alam baik dari generasi sekarang maupun
mendatang.
keberadaan awal vegetasi. Hutan Lindung Pacitan Indah merupakan bagian dari
kawasan hutan lindung yang berada di bawah naungan Perun Perhutani Pacitan. Di
sepanjang jalan raya terdapat banyak petak penanaman, salah satunya petak 145 B.
Oleh karna itu, perlu dilakukan penelitian dan analisis mengenai perbedaan
komposisi jenis dan kelimpahan jenis pada tingkat hidup tiang dan tingkat hidup
3
sapihan yang berada di area hutan petak 145 B Hutan Lindung Pacitan Indah dengan
1. Mengetahui komposisi jenis vegetasi pada tingkat tiang dan sapihan dalam
Dari penelitian yang telah dilakukan, data yang diperoleh diharapkan dapat
vegetasi pada tingkatan tiang dan sapihan kepada pihak Perum Perhutani dan KPH
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang mengalami pertumbuhan vegetasi cukup rapat sampai menutupi lahan yang
cukup luas sehingga membentuk iklim mikro dan iklim makro yang khas yang
tanah.” Dengan ini hutan didefinisikan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan.
kehidupan seperti penjaga tata air dan iklim, tempat rekreasi, perlindungan plasma
pemasok kayu dan non-kayu, seperti pinus dan jenis getah lainnya. Hasil hutan
hutan berupa lahan hutan. Hutan memiliki fungsi ekologis yang sangat penting
5
untuk kehidupan yaitu: sebagai penyimpanan sumberdaya genetik, dan mengatur
Keberadaan hutan, dalam hal ini daya dukung hutan terhadap segala aspek
manusia akan arti penting hutan di dalam pemanfaatan dan pengelolaan hutan.
Hutan menjadi media hubungan timbal balik antara manusia dan makhluk hidup
lainnya dengan faktor-faktor alam yang terdiri dari proses ekologi dan merupakan
Menurut Simon (1993) definisi hutan yaitu perkumpulan dari tetumbuhan dan
binatang yang didominasi oleh pepohonan atau vegetasi berkayu, yang memiliki
luasan tertentu sehingga dapat membentuk suatu iklim mikro dan memberikan
perbedaan dengan kondisi ekologi di luar hutan. Hutan memiliki manfaat yang
nyata bagi kehidupan baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi, secara
seimbang dan dinamis. Dengan demikian hutan harus diurus dan dikelola,
maupun yang akan datang. Hutan telah memberikan manfaat yang banyak bagi
Hutan lindung merupakan daerah resapan air yang dapat menampung dan
menjaga siklus hidrologi sehingga memberikan kondisi bentang alam yang mampu
menyediakan sumber air melimpah. Fungsi dari hutan antara lain sebagai pelindung
resapan air yang dapat memberikan manfaat lebih bagi kehidupan untuk menjaga
6
hayati dengan melakukan pengelolaan secara lestari baik dari sumber daya alam
Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008. Yang dimaksud
pengelolaan hutan lindung yaitu meliputi kegiatan: tata kelola hutan dan
rehabilitasi dan reklamasi hutan dan konservasi alam di hutan lindung. Tujuan dari
a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa
2.2. Vegetasi
bersama pada suatu wilayah, dengan beberapa jenis tumbuhan yang berbeda.
Komunitas yaitu kumpulan dari berbagai jenis tumbuhan yang tergabung dalam
ekosistem yang hidup dalam suatu habitat yang saling berinteraksi satu dengan
terdapat interaksi yang erat, baik sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri
7
Vegetasi merupakan susunan dari tumbuh-tumbuhan yang menempati suatu
ekosistem. Aneka ragam tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut yang merupakan suksesi alami (Setiadi,
1984).
Untuk mencapai masa hidup pohon dalam mencapai umur fisik, suatu
individu akan melewati berbagai tingkatan kehidupan yang hubungan erat dengan
ukuran tinggi dan diameter batangnya. Pohon adalah tumbuhan dengan batang yang
berkayu dan memiliki cabang, pada bagian pohon terdapat banyak bagian dan
memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan. Batang utamanya lebih
besar dari pada batang pada cabang-cabangnya. Pada batang pokok/utama dapat
menunjang tajuk berdaun di atas tanah. Bagian bawah pohon terdapat akar yang
bertugas untuk memikat air dan mineral dari dalam tanah, yang kemudian
pohon tersebut. Cabang dan batang pohon merupakan bagian penyangga daun,
bunga, dan buah, sedangkan tajuk pohon disusun oleh ranting, cabang, dan
8
c. Tiang (poles): diameter 10-19 cm
vegetasi. Kegiatan analisis vegetasi yang dilakukan pada hutan yang luas,
potensi vegetasi yang ada di suatu wilayah. Dalam melakukan sampling ini ada tiga
hal yang perlu diperhatikan yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh,
penutupan tajuk. Informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu jenis
dalam suatu areal dengan areal lain dalam waktu pengamatan yang berbeda; (2)
analisis hubungan timbal balik antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan
tertentu. Dengan demikian metode analisis vegetasi merupakan suatu metode yang
9
2.5. Indeks Nilai Penting
Komposisi jenis penyusun vegetasi yang dominan bisa diketahui dari Indeks
Nilai Penting (INP) dari masing-masing tingkatannya. Indeks Nilai Penting adalah
Indeks Nilai Penting diperoleh dari penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR),
Dominasi Relatif (DR), dan Frekuensi Relatif (FR). Besar nilai INP pun berbeda-
beda, pada tingkat semai dan sapihan nilai INP berkisar antara 0 – 200%, sedangkan
pada tingkat tiang dan pohon nilai INP berkisar antara 0 – 300% (Dombois dan
spesies per satuan luas; dominasi menunjukkan luas penutupan bidang dasar pada
suatu kawasan.
ekosistem, jenis yang lebih dominan dapat memiliki potensi produktivitas yang
vegetasi dominan. Keberadaan jenis vegetasi dapat dikatakan dominan jika pada
lokasi penelitian berada pada habitat yang sesuai dan mendukung pertumbuhan
vegetasi tersebut.
tumbuhan dalam suatu ekosistem tertentu. Frekuensi adalah jumlah spesies yang
ditemukan dalam seluruh petak ukur yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
10
Basal area merupakan suatu luasan areal dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh
tumbuhan/penutupan areal oleh batang pohon. Pada pohon, basal areal diperoleh
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Hutan Lindung Pacitan Indah petak 145 B, KPH
Lawu Ds, Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur, yang berlokasi di Jl. Raya
Pacitan kurang lebih 2.056,8 ha, yang dibagi atas 2 fungsi hutan yaitu sebagai hutan
produksi dan hutan lindung. Sekitar 241,8 ha atau 11,8% bagian BPH Pacitan
Belanda. Penjajah Belanda memanfaatkan kondisi lahan kosong dan lahan kritis
yang ada di Pacitan dengan menanami berbagai jenis pohon secara berkelompok,
baik itu pohon komersial maupun non komersial. Setelah Indonesia merdeka, lahan
kosong dan kritis yang dikelola oleh penjajah Belanda diambil alih oleh Pemerintah
sehingga penduduk sekitar tidak dapat merusak dan menebang pohon di kawasan
Pemerintah Nomor 15 tahun 1972, sejak itu hutan-hutan di Pacitan berada di bawah
beberapa perubahan atas fungsi hutan, di antaranya ada beberapa petak hutan di
12
penelitian yaitu petak 145 B dengan luas 15,9 ha tidak termasuk ke dalam daftar
petak yang mengalami perubahan fungsi dan hingga sekarang petak 145 B masih
111,0′ BT hingga 114,4′ BT dan Garis Lintang 7,12” LS dan 8,48 ‘LS. Luas
13
Gambar 3.2. Peta Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur
Sebagian besar atau sekitar 49% Kabupaten Pacitan terdiri atas wilayah agak
bergunung hingga bergunung dengan kemiringan lahan lebih dari 40%, 17%
(lereng 8 hingga 15%) dan ± 28% wilayahnya berupa lahan dengan topografi agak
Bahan penelitian yang digunakan adalah tumbuhan tingkat tiang dan sapihan
di dalam petak ukur yang telah ditentukan pada Hutan Lindung Pacitan Indah, petak
14
2. Roll meter
3. Pita meter
4. Kompas
5. Clinometer
6. Tally sheet
7. Alat dokumentasi
8. Lux meter
9. Anemometer
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan pengukuran dan pengamatan vegetasi yang
ada di lapangan berupa jenis sapihan, tinggi sapihan, diameter sapihan, jenis tiang
dan diameter tiang, sedangkan untuk data sekunder berupa sejarah lokasi penelitian
sebagai data pendukung diperoleh dari pihak Perum Perhutani KPH Lawu Ds,
Lokasi penetapan petak ukur berada di kawasan Hutan Lindung Pacitan Indah
pada petak 145 B. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
30, dengan ukuran petak 10 m x 10 m untuk tingkat tiang dan ukuran petak 5 m x
15
5 m untuk tingkat sapihan yang diletakkan secara nested atau bersarang, dengan
jarak antara 2 Petak Ukur dengan 2 Petak Ukur lainnya adalah 70 meter. Penentuan
jarak antar 2 petak ukur berdasarkan atas kondisi lapangan di lokasi penelitian yang
ekstrim, dengan topografi yang berbukit serta terdapat jurang yang cukup curam.
Hal ini mengakibatkan beberapa petak contoh pada area berjarak jauh harus
dipindahkan ke jarak yang berbeda namum masih dalam kategori yang sama.
jalan raya, yaitu pada PU jarak dekat (25 meter) dari jalan raya sebanyak 10 PU,
untuk PU pada jarak sedang (115 meter) dari jalan raya sebanyak 10 PU dan untuk
PU pada jarak jauh (205 meter) dari jalan raya sebanyak 10 PU. Namun, 4 PU
berjarak 205 meter dari jalan raya harus dipindahkan ke jarak 295 meter dari jalan
raya karena adanya kontur yang ekstrim sehingga membahayakan saat pengambilan
nested yang dibuat paling luar adalah 20 m x 20 m, namun untuk penelitian ini yang
16
Berikut adalah layout yang digunakan dalam penelitian:
Ket:
Plot ukur 10 m x 10 m untuk tingkat
tiang
Plot ukur 5 m x 5 m untuk tingkat
sapihan
pengamatan langsung di petak 145 B. Data vegetasi yang diambil berupa diameter
tiang, tinggi sapihan, diameter sapihan, foto tiang dan sapihan berdiri dan foto
bagian tiang dan sapihan setiap jenis yang dijumpai. Serta pengambilan data
lingkungan berupa kelembapan dan intensitas cahaya sebanyak 3 kali ulangan pada
ketiga area hutan yaitu dekat, sedang dan jauh dari jalan raya
Data dari pengamatan di lapangan disajikan dalam bentuk tabel serta grafik
yang diolah dengan software Microsoft Excel untuk memudahkan pembacaan dan
penggambaran pada komposisi jenis tingkat tiang dan tingkat sapihan pada tiap
petak ukur terkait dengan jumlah tiap jenis maupun tiap tingkatan.
Analisis data untuk mengetahui potensi jenis tiang dan sapihan yang dominan
17
Frekuensi Relatif (FR) dan Indeks Nilai Pentingnya. Rumus yang digunakan
• Kerapatan (Densitas)
• Frekuensi
sebagai berikut:
• Dominasi
18
Dominansi suatu jenis
Dominasi Relatif (DR) = 𝑥100%
Jumlah dominansi
Keterangan:
19
BAB IV
dan dipertahankan sebagai hutan dengan penutupan vegetasi secara tetap untuk
kepentingan hidrologi, seperti tata air, mencegah terjadinya banjir dan erosi serta
menjaga keawetan dan kesuburan tanah. Hutan lindung Pacitan Indah adalah salah
satu bagian kawasan hutan lindung yang berada di bawah naungan Perum Perhutani
Pacitan. Hutan Lindung Pacitan Indah tersebut merupakan suatu kawasan hutan
kelestarian dari fungsi-fungsi ekologi Hutan Lindung tetap terjaga. Fungsi ekologi
yang dihasilkan oleh hutan lindung Pacitan Indah adalah mampu menjadi daerah
resapan atau penyimpan air yang baik, pemeliharaan kesuburan tanah, serta sebagai
20
4.1. Komposisi Jenis Tumbuhan pada Hutan Lindung Pacitan Indah
4.1.1. Tingkat Sapihan
pada Hutan Lindung Pacitan Indah. Pada penelitian yang telah dilakukan,
sebanyak 128 individu yang terdiri dari 4 jenis yang tergolong dalam 3
Tabel 4.1.
Rerata DBH sapihan yang dijumpai dari 30 petak contoh yang dibuat
pada petak 145 B adalah pada jarak dekat sebesar 5,27 cm, pada jarak
sedang sebesar 11,05 cm dan pada jarak jauh sebesar 9,36 cm (Tabel 4.2.).
No Jenis Family
1 Swietenia macrophylla Meliaceae
2 Dalbergia latifolia Fabaceae
3 Syzygium aqueum Myrtaceae
4 Acacia auriculiformis Fabaceae
Dekat 10 3 5,27
Sedang 10 5 11,05
Jauh 10 4 9,36
21
Pada area hutan berjarak dekat dari jalan raya ditemukan 30
Pada area hutan berjarak jauh dari jalan raya ditemukan 54 individu.
22
aqueum) sebanyak 3 individu dan akasia (Acacia auriculiformis) sebanyak
2 individu.
Dari keseluruhan area hutan, pada petak 145 B hutan lindung Pacitan Indah
total sapihan dari 30 petak contoh sebanyak 105 individu, yang kemudian disusul
individu. Pada urutan ke 3 ada jenis sonokeling (Dalbergia latifolia) dan jambu air
23
perawakannya. Pada petak 145 B ditemukan sebanyak 79 individu yang
terdiri dari 3 jenis yang tergolong dalam 3 famili. Hasil dari pengamatan
Rerata DBH dan rerata LBDS tiang yang dijumpai dari 30 petak
contoh yang dibuat pada petak 145 B adalah pada jarak dekat sebesar 50,366
cm dan 0,067 m2, pada jarak sedang sebesar 41,799 cm dan 0,058 m2 dan
No Jenis Family
1 Swietenia macrophylla Meliaceae
2 Acacia auriculiformis Fabaceae
3 Alstonia scholaris Apocynaceae.
24
Tabel 4.8. Jenis-jenis Tiang Berjarak Dekat dari Jalan Raya.
sebanyak 1 individu.
Jumlah 24
Pada area hutan berjarak jauh dari jalan raya ditemukan 24 individu.
25
Dari keseluruhan area hutan, pada petak 145 B hutan lindung Pacitan
dengan jumlah total sapihan dari 30 petak contoh sebanyak 71 individu, yang
dapat diartikan juga sebagai jumlah individu setiap spesies persatuan luas.
diketahuilah nilai indeks nilai penting (INP) suatu area. Kerapatan jenis (K)
merupakan jumlah individu suatu jenis didalam suatu areal yang dinyatakan
individu suatu jenis dari jumlah individu seluruh jenis yang terdapat dalam
komunitas. Frekuensi (F) adalah jumlah suatu spesies yang ditemukan dalam
seluruh petak ukur. Frekuensi Relatif (FR) adalah perbandingan antara nilai
jumlah LBDS setiap spesies yang ditemukan dalam satuan meter. Dominansi
(D) untuk mengetahui spesies yang tumbuh lebih mendominasi dengan luas
26
antara nilai dominan suatu spesies dengan jumlah dominansi seluruh spesies
dominansi relatif tersebut akan didapat nilai Indeks Nilai Penting (INP) dari
tabel 4.11
Tabel 4.11. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Sapihan pada Area
Hutan Berjarak Dekat dari Jalan Raya.
Kerapatan Frekuensi
No Jenis INP
Relatif (%) Relatif (%)
1 Swietenia macrophylla 83,33 66,67 150
2 Acacia auriculiformis 13,33 22,22 35,56
3 Syzygium aqueum 3,33 11,11 14,44
JUMLAH 100 100 200
Pacitan Indah.
27
Jenis pohon Swietenia macrophylla merupakan jenis
jalan raya apabila dilihat dari nilai INP yang dimiliki, dengan nilai
area hutan berjarak dekat dari jalan raya yang memiliki rata-rata
4.2.1.2. Pada Area Hutan Berjarak Sedang atau Agak Jauh dari Jalan
Raya.
tabel 4.12.
Tabel 4.12. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Sapihan pada Area
Hutan Berjarak Sedang dari Jalan Raya.
Kerapatan Frekuensi
No Jenis INP
Relatif (%) Relatif(%)
1 Swietenia macrophylla 83,33 85,71 169,05
2 Acacia auriculiformis 16,67 14,29 30,95
JUMLAH 100 100 200
auriculiformis (30,95%).
28
Pada area hutan yang berjarak sedang dari jalan hanya
jenis pohon penyusun utama di area hutan berjarak sedang dari jalan
raya yang memiliki rata-rata kemiringan lahan sebesar -32 atau 18%
ke arah selatan.
tabel 4.13.
Tabel 4.13. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Sapihan pada Area
Hutan Berjarak Jauh dari Jalan Raya.
Kerapatan Frekuensi
No Jenis INP
Relatif(%) Relatif(%)
1 Swietenia macrophylla 79,55 53,85 133,39
2 Dalbergia latifolia 9,09 7,69 16,78
3 Syzygium aqueum 6,82 23,08 29,90
4 Acacia auriculiformis 4,55 15,38 19,93
JUMLAH 100 100 200
Berdasarkan hasil dari perhitungan Indeks Nilai Penting
29
latifolia (16,78%). Dibandingkan dengan area hutan berjarak dekat
dari jalan raya dan area hutan berjarak sedang dari jalan raya, area
hutan terjauh dari jalan raya ini memiliki lebih banyak jenis
jalan raya apabila dilihat dari nilai INP yang dimiliki, dengan nilai
utama di area hutan berjarak jauh dari jalan raya yang memiliki rata-
area hutan, kerapatan jenis pada area tersebut semakin rendah. Di lapangan,
diketahui bahwa kerapatan mahoni yang berada di sekitar tegakan pohon akasia
sedikit jarang, terlebih pada area hutan berjarak jauh dari jalan raya. Hal ini dapat
merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki zat alelopati, yaitu senyawa
alelokimia yang dikeluarkan oleh suatu organisme yang dapat menghambat proses
30
Pada petak 145 B dulunya dikhususkan untuk tanaman mahoni, sehingga
jarang ditemui jenis tanaman lain yang tumbuh di petak 145 B ini. Pertambahan
jenis tumbuhan yang terjadi pada area hutan tumbuh secara alam, dan
penyebarannya dilakukan oleh alam dengan adanya faktor lingkungan berupa angin
dan faktor hewan seperti burung, tupai, dan kelelawar yang membuat biji pohon
tersebut terbawa dan tumbuh di petak 145 B. Keberadaan hutan produksi dengan
penyusun hutan produksi jenis akasia yang letaknya bersebalahan dengan hutan
Perolehan INP setiap jenis per area hutan ini telah dikonversi ke dalam bentuk
grafik yang telah disajikan pada gambar grafik 4.2. Grafik tersebut menggambarkan
bahwa pada area hutan berjarak dekat, sedang, dan jauh dari jalan raya jenis yang
dikatakan bahwa hutan lindung petak 145 B Pacitan memiliki jenis pohon penyusun
utama mahoni (Swietenia macrophylla) hal ini sesuai dengan data risalah yang
dimiliki oleh Perum Perhutani. Tingginya dominan suatu jenis yang menempati
suatu wilayah menjadi indikator bahwa jenis tersebut berada pada tempat tumbuh
180
160
140
INP
120
100
80
60
31
40
20
0
MAHONI SONOKELING JAMBU AIR AKASIA
INP dekat 150 0 14.44 35.56
Gambar 4.2. Grafik INP Sapihan
Tabel 4.14. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup tiang pada Area
Hutan Berjarak Dekat dari Jalan Raya.
241,49% dari nilai maksimal 300%. Dan INP terendah terdapat pada
maksimal 300%.
32
Jenis pohon Swietenia macrophylla merupakan jenis pohon
yang mendominasi pada area hutan berjarak dekat dari jalan raya
apabila dilihat dari nilai INP yang dimiliki, dengan nilai kerapatan
pohon penyusun utama di area hutan berjarak dekat dari jalan raya.
4.2.2.2. Pada Area Hutan Berjarak Sedang atau Agak Jauh dari Jalan
Raya
Tabel 4.15. Indeks Nilai Penting (INP) pada Tingkatan Hidup Tiang pada Area
Hutan Berjarak Sedang dari Jalan Raya.
maksimal 300%.
33
Jenis Acacia auriculiformis dan Alstonia scholaris memiliki
nilai kerapatan relatif dan frekuensi relatif yang sama yaitu 4,17%
hal ini dipengaruhi oleh luas bidang dasar (LBDS) dari jenis akasia
yang mendominasi pada area hutan berjarak sedang dari jalan raya
apabila dilihat dari nilai INP yang dimiliki, dengan nilai kerapatan
pohon penyusun utama di area hutan berjarak sedang dari jalan raya.
(INP) yaitu 300% dari nilai maksimum 300%. Maka nilai pada
34
Penting pada tingkat tiang, diperoleh dengan menjumlahkan nilai
Perolehan INP setiap jenis per area hutan ini telah dikonversi
kedalam bentuk grafik yang telah disajikan pada grafik 4.3. Grafik
sedang, dan jauh dari jalan raya jenis yang mendominasi adalah jenis
jenis tersebut berada pada tempat tumbuh atau habitat yang sesuai
35
GRAFIK INP TIANG
300
250
INP 200
150
100
50
0
dekat sedang jauh
1 MAHONI 250.59 267.69 300
2 AKASIA 49.41 17.09 0
3 PULAI 0 15.23 0
area hutan berjarak dekat dari jalan raya adalah sebesar 0,80 m2 dari
31 individu tiang yang terdiri atas 2 jenis tumbuhan, pada area hutan
tiang yang terdiri atas 3 jenis tumbuhan, dan pada area hutan
berjarak jauh dari jalan raya adalah sebesar 0,57 m2 dari 24 individu
dihasilkan dari ketiga area hutan, pada hasil LBDS tersebut juga
36
Hutan Lindung Pacitan Indah dahulunya mengalami
yang dapat berupa faktor abiotik (angin dan air) maupun faktor
yang baru.
37
melewati tahapan kritis yang biasanya terjadi pada saat masih dalam
fase semai yang masih rentan. Oleh sebab itu, dalam pengukuran
dilakukan pada tingkat sapihan dan tiang karena dirasa dari tingkatan
dekat dari jalan, pada hutan tidak ternaung oleh tajuk pohon
Pada area hutan yang berjarak sedang dari jalan, pada hutan tidak
ternaung oleh tajuk pohon (terbuka) dan area hutan tertutupi tajuk
38
angka kelembaban sebesar 70,43% dengan suhu sebesar 29,17 ºC
dan intensitas cahaya 25,67 cd. Sementara itu pada area hutan yang
berjarak jauh dari jalan, pada hutan tidak ternaung oleh tajuk pohon
sebesar 34,23 ºC dan intensitas cahaya 529 cd, sedangkan pada area
sinar matahari yang masuk, dari kondisi ini juga dapat membuat
terbuka.
4.3. Hasil Identitas dan Deskripsi Jenis yang Ditemukan pada Hutan
Lindung Pacitan Indah.
Famili : Meliaceae
39
Gambar 4.4. Swietenia macrophylla
Pohon mahoni memiliki batang yang bulat, dengan arah tumbuh tegak
majemuk berbentuk bulat oval, tulang daun menyirip, dengan ujung dan
pangkal daun runcing. Buah mahoni berbentuk bulat telur, dan berwarna
coklat, bagian luar dan bagian tengah buah mengeras seperti kayu.
Famili : Fabaceae
40
Gambar 4.5. Acacia auriculiformis
Ciri karakteristik di lapangan:
Tanaman akasia memiliki batang yang tumbuh dengan tegak dan berkayu
anak daun yang cukup banyak dan saling berhadapan saat masih semai
hingga tinggi 50 cm, berbentuk lonjong dan tulang daun menyirip, ujung
daun dan pangkal daun tumpul. Bunga majemuk yang muncul pada
bagian ketiak daun dan berwarna kuning. Buah akasia berbentuk polong,
berwarna hijau saat masih muda, kemudian akan berubah menjadi warna
coklat setelah tua. Di dalam buah terdapat beberapa biji yang bentuknya
Famili : Fabaceae
41
Gambar 4.6. Dalbergia latifolia
berkumpul dalam malai ketiak berukuran panjang 0,5 sampai 1 cm. Buah
Famili : Apocynaceae
42
Gambar 4.7. Alstonia scholaris
berwarna putih susu. Daun pulai termasuk daun tunggal dengan bentuk
lanset, ujung membulat dan pangkal runcing, tipe duduk daun berkarang.
Famili : Myrtaceae
43
Ciri karakteristik di lapangan:
berbentuk lonceng, ketika belum matang buah berwarna hijau dan ketika
sudah matang berwarna merah. Biji jambu air berbentuk seperti ginjal
44
BAB V
KESIMPULAN
scholaris (Apocynaceae).
2. Kelimpahan jenis tertinggi tumbuhan tingkat tiang pada jarak paling jauh,
sedang dan paling dekat dengan jalan yaitu jenis Swietenia macrophylla
dengan INP 300%, 267,68%, dan 250,59%; untuk tingkat sapihan pada
jarak paling jauh, sedang dan paling dekat dengan jalan yaitu jenis
SARAN
45
Pihak Perum Perhutani diharapkan dapat memperkaya jenis tanaman yang
ada di petak 145 B dengan cara menanam jenis lain selain mahoni, akasia,
sonokeling, jambu air dan legaran pada saat melakukan reboisasi hutan agar
DAFTAR PUSTAKA
46
Anonimous, 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia. Edisi Pertama. Departemen
Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
Daniel, T.W., J.A. Helms, dan F.S. Baker. 1992. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Kusuma, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
47
Simon H. 1993. Hutan Jati dan Kemakmuran Problema dan Strategi
Pemecahannya. Yogyakarta: Bigraf Publishing.
48
LAMPIRAN
49
Tabel Lampiran 1. Jenis jenis vegetasi yang ditemukan
50
No Nama jenis Gambar
1 Syzygium aqueum
51
2 Alstonia scholaris
52
3 Swietenia macrophylla
53
4 Acacia auriculiformis
54
5 Dalbergia latifolia
55
Tabel Lampiran 2. Jenis vegetasi tingkat tiang yang ditemukan pada jarak dekat
dengan jalan
NAMA
PU NO NAMA LATIN FAMILI KELILING DBH Lbds
LOKAL
56
Tabel Lampiran 3. Jenis vegetasi tingkat tiang yang ditemukan pada jarak sedang
dengan jalan
NAMA
PU NO NAMA LATIN FAMILI KELILING DBH Lbds
LOKAL
57
Tabel Lampiran 4. Jenis vegetasi tingkat tiang yang ditemukan pada jarak jauh
dengan jalan
NAMA
PU NO NAMA LATIN FAMILI KELILING DBH Lbds
LOKAL
13 Kosong
14 Kosong
15 1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 60 19,11 286,62
16 Kosong
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 62 19,75 306,05
17
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 53 16,88 223,65
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 62 19,75 306,05
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 61 19,43 296,26
18 3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 60 19,11 286,62
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 55 17,52 240,84
5 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 62 19,75 306,05
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 59 18,79 277,15
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 58 18,47 267,83
25 3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 62 19,75 306,05
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 48 15,29 183,44
5 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 61 19,43 296,26
26 1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 57 18,15 258,68
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 50 15,92 199,04
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 44 14,01 154,14
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 53 16,88 223,65
27
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 44 14,01 154,14
5 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 52 16,56 215,29
6 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 45 14,33 161,23
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 56 17,83 249,68
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 44 14,01 154,14
28
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 36 11,46 103,18
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 57 18,15 258,68
58
Tabel Lampiran 5. Jenis vegetasi tingkat sapihan yang ditemukan pada jarak
dekat dengan jalan
NAMA
PU NO NAMA LATIN FAMILI TINGGI KELILING DBH
LOKAL
1 Kosong
2 Kosong
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 43 2 0,637
5
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 44 1 0,318
Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 55 1 0,318
Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 40 1 0,318
6 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 66 3 0,955
Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 68 3 0,955
Jambu air Syzygium aqueum Myrtaceae 131 2 0,637
9 Kosong
10 1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 75 2 0,637
21 Kosong
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 47 5 1,592
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 35 4 1,274
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 45 5 1,592
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 39 3,5 1,115
5 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 25 4 1,274
6 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 46 7 2,229
22 7 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 49 7 2,229
8 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 33 4 1,274
9 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 56 5 1,592
10 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 78 6 1,911
11 Akasia Acacia auriculiformis Fabaceae 200 4 1,274
12 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 55 5 1,592
13 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 77 7 2,229
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 56 4 1,274
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 58 4 1,274
3 Akasia Acacia auriculiformis Fabaceae 60 3 0,955
4 Akasia Acacia auriculiformis Fabaceae 54 3,5 1,115
23
5 Akasia Acacia auriculiformis Fabaceae 160 8 2,548
6 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 85 3 0,955
7 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 70 2,5 0,796
8 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 45 2 0,637
59
24 1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 160 8 2,548
60
Tabel Lampiran 6. Jenis vegetasi tingkat sapihan yang ditemukan pada jarak
sedang dengan jalan
NAMA
PU NO NAMA LATIN FAMILI TINGGI KELILING DBH
LOKAL
61
7 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 34 2 0,637
8 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 40 3 0,955
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 60 3 0,955
8
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 46 7 2,229
11 kosong
12 kosong
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 76 9 2,866
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 200 7 2,229
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 150 7 2,229
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 83 8 2,548
5 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 72 5 1,592
19 6 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 70 6 1,911
7 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 60 4 1,274
8 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 56 5 1,592
9 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 100 4 1,274
10 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 88 4 1,274
11 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 76 8 2,548
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 65 9 2,866
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 56 7 2,229
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 63 7 2,229
20
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 80 4 1,274
5 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 65 6 1,911
6 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 57 8 2,548
29 kosong
30 kosong
62
Tabel Lampiran 7. Jenis vegetasi tingkat sapihan yang ditemukan pada jarak jauh
dengan jalan
NAMA
PU NO NAMA LATIN FAMILI TINGGI KELILING DBH
LOKAL
63
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 89 8 2,548
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 78 6 1,911
17
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 75 7 2,229
4 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 50 5 1,592
18 1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 42 5 1,592
1 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 64 6 1,911
25 2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 52 4 1,274
3 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 53 4 1,274
1 Jambu Syzygium aqueum Myrtaceae 200 9 2,866
26
2 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 65 5 1,592
27 1 Jambu Syzygium aqueum Myrtaceae 450 10 3,185
28 kosong
64