Anda di halaman 1dari 10

PERKAWINAN SEDARAH

Kelompok 2 :

1. Lydia Nursafitrianadevi N.W 190612642911


2. Muhammad Rafi Aditya P 190612542870
3. Nadia Regita A.C 190612642931

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


S1 – ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2019
DEFINISI Perkawinan Sedarah Menurut
Adat :
PERKAWINAN
• Pada kelompok masyarakat
• Menurut UU No. 1 tahun 1974, Perkawinan tertentu, seperti suku Polahi
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan di Kabupaten Gorontalo, Su
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan lawesi, praktik hubungan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia sumbang banyak terjadi.
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Perkawinan sesama saudara
adalah hal yang wajar dan
PERKAWINAN SEDARAH biasa di kalangan suku
Polahi.
Hubungan sedarah atau hubungan sumbang
atau inses (bahasa Inggris: incest) adalah hubungan • Dalam mitologi Yunani
seksual yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki kuno, Dewa Zeuskawin
ikatan keluarga (kekerabatan) yang dekat, biasanya dengan Hera, yang
antara ayah dengan anak merupakan kakak
perempuannya, ibu dengan anak laki-lakinya, atau kandungnya sendiri
antar sesama saudarakandung atau saudara tiri.
PERKAWINAN SEDARAH

Sumber Berita : Sketsanews.com


Tempat : Ambon
Kasus :

Seorang wanita yang telah


menjanda selama 12 tahun di Ambon
bernama Betty (40) nekat menikahi
putranya sendiri Ridwan ( 18 ). Betty
telah melakukan hubungan incest (
sedarah ) dengan putra kandungnya.
Warga setempat dan
khususnya kepala desanya sangat
menyayangkan dan tidak setuju akan
hubungan mereka lantaran bertentangan
dengan norma & agama. Kepala desa
pun ketika itu, meminta ibu dan anak ini
untuk menikah di desa lain. dan
keduanya menyanggupinya
Dampak Perkawinan Sedarah
Menderita :
Cacat lahir, kelainan jantung, kaki bengkok, bibir sumbing & down syndrome

Gangguan mental pada anak

Kekurangan Variasi DNA


Dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh
Peraturan – peraturan yang ada Terkait Perkawinan Sedarah

MENURUT UU MENURUT AGAMA

 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974  Menurut Kompilasi Hukum Islam


tentang pernikahan, pasal 8
 Pasal 30 KUH Perdata
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang pernikahan, pasal 16
Larangan Menurut UU Perkawinan

Berhubungan darah
dalam garis keturunan berhubungan susuan, yaitu
lurus ke bawah orang tua susuan, anak susuan,
ataupun ke atas A D saudara susuan dan
bibi/paman susuan

berhubungan darah dalam


garis keturunan menyamping
yaitu antara saudara, antara berhubungan saudara dengan
seorang dengan saudara UU Perkawinan E isteri atau sebagai bibi atau
B
orang tua dan antara seorang Pasal 8 kemenakan dari isteri, dalam
dengan saudara neneknya hal seorang suami beristeri
lebih dari seorang

mempunyai hubungan yang


berhubungan semenda, yaitu C F oleh agamanya atau
mertua, anak tiri menantu peraturan lain yang berlaku,
dan ibu/bapak tiri; dilarang kawin.
Sedangkan dalam pasal 16 disebutkan, apabila ada Dalam Pasal 30 KUH Perdata, yang berbunyi:
pejabat berwenang yang mengetahui pernikahan
sedarah, wajib sang pejabat melarang. Perkawinan dilarang antara mereka yang satu sama
lainnya mempunyai hubungan darah dalam garis ke
"Pejabat yang ditunjuk berkewajiban mencegah atas maupun garis ke bawah, baik karena kelahiran
berlangsungnya perkawinan apabila ketentuan- yang sah maupun karena kelahiran yang tidak sah, atau
ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 8, Pasal 9, karena perkawinan; dalam garis ke samping, antara
Pasal 10, dan Pasal 12 undang-undang ini tidak kakak beradik laki perempuan, sah atau tidak sah.
dipenuhi," bunyi pasal tersebut.

Berdasarkan UU
Menurut Kompilasi Hukum Islam

Pasal 39 butir (1) huruf a KHI :

• Dalam agama jika melakukan perkawinan incest


maka termasuk batal dan hukumnya haram. Karena
ibu dan anak memiliki hubungan sedarah ( mahram ).
• Al Quran Surat An Nisa ayat 23 memuat hukum Pertalian
pernikahan sedarah yang secara tegas melarang Pertalian Pertalian
Kerabat
adanya perkawinan inses. Nasab Sesusuan
• Perkawinan Incest dapat mengakibatkan gangguan Semenda
kesehatan, keturunan, dan bisa merusak tatanan sosial
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, T. J. (2015, Novemver 16). Hukum Perkawinan Sedarah di Indonesia. Retrieved
from https://www.hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt564172f511f3e/hukum-
perkawinan-sedarah-di-indonesia/
Briantika, A. (2019, July 2). Pendapat Ahli Hukum soal Pemidanaan Perkawinan
Sedarah di Bulukumba. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/pendapat-ahli-
hukum-soal-pemidanaan-perkawinan-sedarah-di-bulukumba-edus
sketsa news Ambon. (2017). Miris, Wanita Ini Nekat Menikah Dengan Anak
Kandungnya Sendiri. Retrieved from https://sketsanews.com:
https://sketsanews.com/miris-wanita-ini-nekat-menikah-dengan-anak-
kandungnya-sendiri/
Utomo, B. (2019, July 4). Ini Aturan Hukum Tentang Pernikahan Sedarah. Retrieved
from tagar.id: https://www.tagar.id/ini-aturan-hukum-tentang-pernikahan-
sedarah
Thank You

Anda mungkin juga menyukai