4
Nama Diabetes Insipidus
: 1.
2.
Desti Aliah Faradika
Fiona Fitria Farera
(PO.71.20.1.20.007)
(PO.71.20.1.20.009)
3. Nur Rahmaniya (PO.71.20.1.20.024)
4. Namira Gustiany Putri Mayana (PO.71.20.1.20.027)
5. Omar Muhctar (PO.71.20.1.20.040)
Kelas/Semester : Tingkat II (A)/Semester III
Dosen Pengampu : Sumitro Adi Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kes
APA ITU DIABETES INSIPIDUS ???
01 02 03 04
D.I Sentral
D.I
D.I Nefrogenik D.I Getasional
Pada Orang dewasa
Cacat tubulus ginjal,
Degradasi ADH oleh Dispogenik
Asupan cairan berlebihan
disebabkan, karena vasopressinase yang yang merusak pusat haus
kerusakan kelenjar menyebabkan ginjal dihasilkan berlebihan di hipotalamus. Asupan
hipofisis atau tidak berespons baik oleh plasenta. Keadaan air berlebihan jangka
hipotalamus akibat terhadap ADH. ini berhubungan dengan panjang dapat merusak
pembedahan, tumor, Beberapa obat juga meningkatnya risiko ginjal dan menekan ADH,
inflamasi, cedera menyebabkan komplikasi pada sehingga urin tidak dapat
kepala, atau penyakit kelainan ini. kehamilan, seperti pre- dikonsentrasikan.
(seperti meningitis). eklampsia.
Faktor Risiko Diebetes Insipidus
Jenis kelamin, pria lebih berisiko dibandingkan wanita.
Faktor genetik, orang tua dengan penyakit ini dapat menurunkan gen
ke anaknya.
Pernah mengalami cedera di kepala.
Riwayat penyakit tumor di otak.
Pernah menjalani operasi di otak.
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti lithium.
Dehidrasi Ketidakseimbang
Berat an Intoksikasi Air
Dapat terjadi apabila jumah air Elektrolit Asupan cairan yang berlebihan
Yaitu hipenatremia dan
yang diminum tidak adekuat. hipokalemia. Keadaan ini di dipsogenic diabetes
dapat menyebabkan denyut insipidus dapat menyebabkan
jantung menjadi tidak keracunan air, suatu kondisi
teratur dan dapat terjadi yang menurunkan konsentrasi
gagal jantung kongestif natrium dalam darah,yang dapat
merusak otak.
Diagnosa Keperawatan Diabetes
Insipidus
● Kekurangan volume cairan berhubungan keluaran cairan aktif haluaran urine yang
berlebihan sekunder akibat diabetes insipidus (ketidakadekuatan hormone diuretic) ditandai
dengan haluaran urin berlebih (4-30 liter/hari), klien sering berkemih, haus, kulit/membrane
mukosa kering, penurunan berat badan.
● Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan permeabilitas tubulus ginjal,
ditandai dengan poliuri dan nokturia.
● Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi ditandai dengan
pengungkapan masalah.
● Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun akibat poliuri, nokturia, dan
polidipsi, ditandai dengan klien sering terbangun waktu malam akibat ingin berkemih dan
ingin minum.
Terima
Kasih