Riwayat Pendidikan
1. TK Betha Plus Tahun Lulus 2002
2. SD Negeri 47 Mawar Putih Tahun Lulus 2008
3. SMP Negeri 18 Padang Tahun Lulus 2011
4. SMA Negeri 16 Padang Tahun Lulus 2014
5. Poltekkes Kemenkes RI Padang Tahun Lulus 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gizi Kurang Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
Padang Tahun 2017”.
Karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
Bapak Tasman S.Kp. M.Kep., Sp.Kom. selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan KTI.
Ibu Hj. Murniati Muchtar SKM, M.Biomed selaku dosen pembimbing II dan
Kepala Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
penulis dalam penyusunan KTI.
Ibu Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep selaku dosen penguji I yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyempurnaan KTI.
Bapak Idrus Salim, SKM, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyempurnaan KTI.
Bapak H. Sunardi, SKM, M.Biomed selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Padang.
Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Padang.
Bapak/Ibu Staf dan Dosen Program Studi Keperawatan Padang Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang yang telah memberikan
bekal ilmu untuk bekal peneliti.
Bapak/Ibu Kepala dan Staf Puskesmas Lubuk Kilangan yang telah membantu
dalam usaha memperoleh data yang peneliti perlukan.
Kepada “Kedua Orang Tua” tersayang yang telah memberikan dorongan,
semangat, do’a restu dan kasih sayang. Tiada kata yang dapat ananda
utarakan selain do’a semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan,
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan, Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Padang Program Studi Keperawatan Tahun 2017.
Terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis ilmiah ini
membawa manfaat bagi peneliti sendiri, pihak yang membaca dan pengembangan
ilmu.
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
ABSTRAK.............................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS......................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI.....................................................................................................................viii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................6
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................7
BAB V PENUTUP.........................................................................................................91
A. Kesimpulan...........................................................................................................91
B. Saran.......................................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Tabel 2.1. Standard baku lingkar lengan atas (LILA) menurut umur.....................24
Tabel 2.2. Kategori status gizi secara klinis dan antropometri (BB/TB-PB)......25
Tabel 2.3. Kebutuhan zat pengatur anak..........................................................................31
Tabel 2.4. Skala prioritas masalah keluarga...................................................................42
Tabel 2.5. Intervensi Keperawatan pada Keluarga dengan Gizi Kurang............ 44
Tabel 4.1 Deskripsi kasus partisipan 1 dan 2 dengan gizi kurang pada balita
di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017
..........................................................................................................
64
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa balita adalah masa perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada
masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti berjalan
dan berbicara lebih lancar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang
di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa
emas ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Makanan seimbang pada
usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia
dewasa dan selanjutnya (Marmi 2013 dalam Kinasih, dkk. 2016).
Berdasarkan data dari PSG balita, sehingga dapat dilihat prevalensi status gizi
di Sumatera Barat. Prevalensi status gizi berdasarkan indeks tinggi badan
menurut umur (TB/U) di Provinsi Sumatera Barat 16,35% tinggi badan
sangat pendek. Sedangkan untuk prevalensi status gizi berdasarkan indeks
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) persentase di Provinsi Sumatera
Barat 4,1% berat badan sangat kurus (Putri, dkk. 2015).
Angka kejadian status gizi di Kota Padang mengalami penurunan, salalu satu
penyebabnya adalah karena kesadaran keluarga akan pola hidup yang sehat.
Penyebab gizi kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait,
antara lain makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan
yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan
tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga sering menderita sakit,
pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Penyebab tidak langsung yang
menyebabkan gizi kurang yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang
memadai. pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan kesehatan dan
lingkungan kurang memadai (Supariasa, 2010).
Balita kurang gizi pada awalnya ditandai oleh adanya sulit makan. Gejala ini
sering tidak diperhatikan oleh pengasuh, padahal bila hal ini berjalan lama
akan menyebabkan berat badan anak tidak meningkat atau bila ditimbang
hanya meningkat sekitar 200 gram setiap bulan. Padahal idealnya balita sehat
peningkatannya di atas 500 gram per bulan. Selera makan yang rendah bukan
hanya karena gangguan penyakit saja tetapi bisa juga diakibatkan jenis dan
bentuk makanan balita yang kurang diperhatikan. Dari gejala tersebut,
sehingga berdampak pada balita baik dampak jangka pendek maupun jangka
panjang (Adiningsih, 2010).
Dampak jangka pendek dari kasus gizi kurang menurut Nency dan Arifin
(2008) dalam Zulfita dan Syofiah (2013), adalah anak menjadi apatis,
mengalami gangguan bicara serta gangguan perkembangan yang lain,
sedangkan dampak jangka panjang dari kasus gizi kurang adalah penurunan
skor IQ, penurunan perkembangan kognitif, gangguan pemusatan perhatian,
serta penurunan rasa percaya diri. Sebelum dampak gizi kurang
berkelanjutan, pemerintah membuat program gizi.
Rumusan masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gizi
kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun
2017.
Tujuan khusus
Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut :
Mampu mendeskripsikan pengkajian pada keluarga dengan gizi kurang
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Mampu mendeskripsikan diagnosa pada keluarga dengan gizi kurang
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Mampu mendeskripsikan intervensi pada keluarga dengan gizi kurang
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada keluarga dengan
gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi pada keluarga dengan gizi
kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Mampu mendeskripsikan pendokumentasian pada keluarga dengan gizi
kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Manfaat Penelitian
Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan gizi kurang pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
Bagi Puskesmas
Disarankan petugas kehatan di Puskesmas Lubuk Kilangan dapat
meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan pada balita dengan
gizi kurang seperti pendataan dan pelaksanaan program gizi kurang pada
balita yang mengalami gizi kurang.
Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Padang
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh mahasiswa
prodi D-III Keperawatan Padang untuk peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Konsep Keluarga
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling berbagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari
keluarga (Friedman, 2010). Berbeda halnya dengan Padila (2012),
keluarga adalah suatu arena berlangsungnya interaksi kepribadian atau
sebagai sosial terkecil yang terdiri dari seperangkat komponen yang sangat
tergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem lain.
Bentuk-Bentuk Keluarga
a. Keluarga tradisional
Keluarga inti
Keluarga inti terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, ibu
yang mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman, 2010).
Sedangkan menurut Padila (2012), keluarga inti adalah keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang
tua campuran atau orang tua tiri.
Keluarga adopsi
Adopsi merupakan sebuah cara lain untuk membentuk keluarga.
Dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orang tua
adopsi, biasanya menimbulkan keadaan saling menguntungkan baik
bagi orang tua maupun anak. Di satu pihak orang tua adopsi
mampu memberi asuhan dan kasih sayangnya pada anak adopsinya,
sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga yang sangat
menginginkan mereka (Friedman, 2010).
Keluarga Binuklir
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak merupakan
anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah
tangga inti, maternal dan paternal dengan keragaman dalam hal
tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga (Friedman, 2010)
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
d. Fungsi Reproduksi
e. Fungsi Ekonomi
Sebagai Pendidik
Sebagai Fasilitator
Sebagai Peneliti
Gizi kurang atau kurang gizi (sering kali tersebut malnutrisi) muncul
akibat asupan energi dan makronutrien yang tidak memadai. Pada
beberapa orang kurang gizi juga terkait dengan defisiensi mikronutrien
nyata ataupun subklinis (Webster-Gandy, 2014)
Penyebab gizi kurang pada anak menurut Pudiastuti (2011), antara lain
adalah :
Infeksi penyakit
Adanya penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan/ kondisi balita
terutama pada balita yang asupan gizinya tidak terkontrol dengan baik.
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan (panjang badan), lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dalam
pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam pengukuran yaitu
pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia,
diantaranya :
Tabel 2.1 Standard baku lingkar lengan atas (LILA) menurut Umur
Usia Standar 85% (dalam 70% (dalam
Tahun Bulan (dalam cm) cm) cm)
0 6– 8 14,75 12,50 10,50
0 9- 11 15,1 13,25 11,00
1- 16,0 13,50 11,25
2- 16,25 13,75 11,50
Sumber : Irianto, 2014
Pemeriksaan fisik
Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat juga
ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik, melihat bentuk
tubuh, membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya, serta
memeriksa lengan atas dan melihat warna rambut (Hidayat, 2008).
Kategori BB/U
1) Kategori Gizi Buruk ;jika Z-score < - 3,0
2) Kategori Gizi Kurang ; jika Z-score > - 3,0 s/d Z-score < - 2,0
3) Kategori Gizi Baik ;jika Z-score > - 2,0 s/d Z-score < 2,0
4) Kategori Gizi Lebih ;jika Z-score > 2,0
b. Kategori TB/U
1) Kategori Sangat Pendek ; jika Z-score < - 3,0
2) Kategori Pendek ; jika Z-score > - 3,0 s/d Z-score < -
2,0
3) Kategori Normal ; jika Z-score > - 2,0
c. Kategori BB/TB-PB
(BB/TB-PB)
Tampak sangat kurus dan atau
Gizi Buruk edema pada kedua punggung < - 3,0 SD **)
kaki sampai seluruh tubuh
Gizi Kurang Tampak kurus -3,0 SD - < - 2,0 SD
Gizi Baik Tampak sehat -2 SD – 2 SD
Gizi Lebih Tampak gemuk >2 SD
Sumber : DEPKES, 2011.
Catatan :
**) Mungkin BB/TB-PB > - 3 SD bila terdapat edema berat (seluruh
tubuh)
5. Patofisiologi
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Tidak
tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang
kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau
anak-anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk
jika tidak terintervensi dengan cepat dan tepat. Karena rendahnya
penghasilan keluarga sehingga keluarga tidak mampu mencukupi
kebutuhan balita dan keluarga tidak memberikan asuhan pada balita secara
tepat dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang (Waryana, 2016).
Pada anak gizi kurang dapat mengakibatkan lapisan lemak di bawah kulit
berkurang, daya tahan tubuh balita menurun, dan produksi albumin juga
menurun sehingga balita mudah terkena infeksi dan mengalami
terlambatan perkembangan. Balita dengan gizi kurang juga mengalami
peningkatan kadar asam basa pada saluran pencernaan menyebabkan
balita mengalami diare sehingga masalah keperawatan yang muncul
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Waryana, 2016).
6. WOC GIZI KURANG
Kehamilan
Gizi Kurang
Kebutuhan energi
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia. Menurut Almatsier (2013), kebutuhan zat pengatur
anak yaitu :
Beragam jenisnya
Jumlah atau porsi cukup (tidak kurang atau berlebihan)
Higienis dan aman (bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan)
Makan dilakukan secara teratur
Makan dilakukan dengan cara yang baik
Menurut Proverawati dan Wati (2011), keenam zat gizi utama digunakan
oleh tubuh anak untuk :
Kebutuhan tubuh balita akan keenam macam gizi untuk melakukan tiga
fungsi tersebut tidak bisa dipenuhi hanya dari satu macam makanan saja
karena tidak ada satu pun makanan dari alam yang mempunyai kandungan
gizi lengkap. Jika makanan anak beragam, maka zat gizi yang tidak
terkandung atau kurang dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat
gizi yang berasal dari makanan jenis lain. Agar makanan yang dimakan
anak beraneka ragam, maka kita harus selalu ingat bahwa makanan yang
dimakan anak harus mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur. Ketiga zat ini dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.
Komplikasi
Menurut Suariadi dan Rita (2010), komplikasi gizi kurang diantaranya :
Kwashiorkor (kekurangan karbohidrat) : diare, infeksi, anemia, gangguan
tumbuh kembang, hipokalemia, dan hipernatremia.
Marasmus (kekurangan protein) : infeksi, tuberculosis, parasitosis,
disentri, malnutrisi kronik, gangguan tumbuh kembang.
Marasmus-kwashiorkor (kekurangan karbohidrat dan protein) : terjadi
edema, kelainan rambut dan kelainan kulit
Gizi kurang terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak, yang bila
tidak ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan
terjadinya gizi buruk. Perawatan gizi kurang dapat dilakukan dengan cara :
Penilaian
Suplemen gizi per oral siap-guna sering disebut sip feeds dapat
digunakan bersama fortifikasi makanan untuk menutupi
kekurangan jika seseorang tidak dapat mengasup cukup makanan.
Kelebihannya antara lain : komposisinya sudah diketahui, sebagian
besar menyajikan energi, makro- dan mikronutrien yang seimbang,
tersedia dalam bentuk siap-guna. Kelemahannya antara lain :
penggunaan produk-produk siap pakai yang cepat dan praktis tanpa
menilai kebutuhan pasien seutuhnya, rasa bosan terhadap cita rasa
produk setelah dipergunakan sekian lama.
a. Data umum
Tipe keluarga
Suku bangsa
Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Fungsi Keluarga
Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa
empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010). Bisanya
keluarga dengan gizi kurang jarang memperhatikan kebutuhan akan
kasih sayang dan perhatian pada anak, serta tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan luar karena merasa malu akan
kondisi anak.
Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi
Fungsi reproduksi
Fungsi ekonomi
e. Pemeriksaan Fisik
3) Sistem Integumen
Biasnya balita mempunyai turgor kulit menurun, kulit tampak
kering dan kasar, kelembaban dan suhu kulit meningkat, tekstur
rambut dan kuku juga kasar.
Sistem Pernafasan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urinary
Sistem Muskuluskletal
Sistem Neurologis
Skoring:
Skor
X Bobot
Angka Tertingi
Menurut Gusti (2013), rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.
Evaluasi Keperawatan
Pada masalah gizi kurang pada balita, evaluasi yang dilakukan setelah
memberikan asuhan keperawatan ada 3, yaitu :
a. Evaluasi Struktur
Evaluasi Hasil
Desain Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada dua keluarga yaitu keluarga Bpk. A dan
Bpk. S dengan Gizi Kurang pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang pada bulan Januari
sampai Juni 2017, sedangkan penerapan asuhan keperawatan dilakukan dari
tanggal 24 – 30 Mei 2017.
Populasi dari penelitian ini adalah balita yang mengalami gizi kurang dari
tanggal 1 April – 23 Mei 2017 yaitu sebanyak 6 orang yang bertempat
tinggal di Tarantang dan Indarung masing-masing 1 orang serta di Bandar
Buat dan Padang Besi masing-masing 2 orang.
Sampel
Sampel dari penelitian ini berjumlah 6 orang balita yang mengalami gizi
kurang, diantaranya ada 3 orang balita yang memenuhi kriteria sample.
Sample penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi, yaitu :
Kriteria Inklusi
Balita yang terdeteksi atau mengalami gizi kurang (Z-Score > - 3,0 s/d
< - 2,0)
Keluarga yang mempunyai balita gizi kurang dalam rentang usia 0
– 59 bulan.
Keluarga berada pada KM-I
Keluarga yang belum tuntas pembinaannya oleh petugas puskesmas
Kriteria Eklusi
Keluarga yang tidak ada ditempat selama 3x kunjungan
Data Sekunder
Data sekunder yang didapatkan peneliti diperoleh dari
dokumen /Medical Record di Puskesmas Lubuk Kilangan dan tokoh
masyarakat di lingkungan rumah balita yang mengalami gizi kurang.
Data Primer
Langkah kerja dalam mendapatkan data primer, yaitu :
Peneliti mendatangi rumah responden
Responden diberi penjelasan mengenai tujuan penelitian
Informed consent diberikan kepada responden
Responden diberikan kesempatan untuk bertanya
Responden menandatangani informed consent
Peneliti meminta waktu responden untuk melakukan pengkajian
menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga,
wawancara menggunakan kuisioner dan observasi menggunakan
daftar tilik.
Peneliti melakukan pemeriksaan fisik dengan metode head to toe
(pengukuran TB, BB, LILA, lingkar perut, suhu, tekanan darah,
observasi perubahan warna rambut, warna konjungtiva, sklera
mata, turgor kulit, kelembaban kulit, mukosa bibir, retraksi dinding
dada, pemeriksaan capillary refill rate (CRT), pembengkakan yang
abnormal, menghitung irama jantung dan pernapasan).
Peneliti melakukan intervensi, implementasi dan evaluasi pada
responden dan kemudian peneliti melakukan terminasi
Data Sekunder
Langkah kerja dalam mendapatkan data primer, yaitu :
Peneliti meminta surat rekomendasi surat izin penelitian dari institusi
pendidikan Poltekkes Kemenkes Padang ke Dinas Kesehatan Kota
Padang.
Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan menyerahkan
surat izin penelitian dari institusi untuk mendapatkan surat
rekomendasi ke Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang .
Peneliti mendatangi Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang dan
menyerahkan surat rekomendasi dan surat izin penelitian dari Dinas
Kota Padang.
Peneliti meminta izin kepada kepala Puskesmas Lubuk Kilangan Kota
Padang
Peneliti meminta data pasien kunjungan Gizi Kurang dari tanggal 1
April – 23 Mei 2017
Peneliti memilih responden
Peneliti mendatangi semua rumah responden untuk pemilihan
sample
Peneliti mengelompokkan keluarga yang memenuhi kriteria dalam
pemilihan sample
Peneliti menggelompokkan keluarga yang mempunyai
permasalahan lebih komplek.
Hasil Analisis
Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokan dan dianalisis
berdasarkan data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan, kemudian peneliti menentukan prioritas masalah, lalu
menyusun rencana keperawatan dan melakukan implementasi serta evaluasi
keperawatan dengan cara dinarasikan. Analisis selanjutnya membandingkan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada An. F dan An. G dengan teori
dan penelitian terdahulu tentang gizi kurang pada balita.
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Kasus
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bpk. A dan Bpk. S dengan gizi
kurang pada balita. Asuhan keperawatan dimulai pada tanggal 24 Mei - 30 Mei
2017 dengan kunjungan dilakukan 1 sampai 2 kali dalam sehari selama 7 hari.
Hasil penelitian akan dideskripsikan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Deskripsi kasus partisipan 1 dan 2 dengan gizi kurang pada balita
di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017
Asuhan
Keperawa Partisipan 1 (An. F) Partisipan 2 (An. G)
tan
Pengkajian Bpk. A (37 tahun) tinggal Tn. S (36 tahun) tinggal
bersama keluarga. Tipe keluarga bersama keluarga. Tipe
Bpk. A adalah keluarga inti. keluarga Bpk. S adalah
Keluarga ini terdiri dari Bpk. A keluarga inti. Keluarga ini
sebagai ayah dan Ibu M (33 terdiri dari Bpk. S sebagai ayah
tahun) sebagai ibu bagi anak- dan Ibu D (32 tahun) sebagai
anaknya yaitu anak pertama laki- ibu bagi anak-anaknya yaitu
laki An. P (44 bulan) dan anak anak pertama laki-laki An. Di
kedua laki-laki An. F (16 bulan). (11 tahun), anak kedua laki-laki
Bpk. A sehari-hari bekerja An. De (10 tahun), anak ketiga
sebagai pedagang dan Ibu M laki-laki An. H (6 tahun) dan
bekerja sebagai wiraswasta, anak keempat laki-laki An. G
penghasilan keluarga Bpk. A ± (14 bulan). Tn. S sehari-hari
2.800.000,00 meskipun tidak bekerja sebagai wiraswasta dan
menetap tiap bulannya, Ibu D bekerja sebagai ibu
penghasilan keluarga Bpk. A rumah tangga, penghasilan
digunakan untuk mencukupi keluarga Bpk. S ± 2.000.000,00
kebutuhan sehari-hari. penghasilan keluarga Bpk. S
digunakan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
An. F baru diketahui mengalami Sebelumnya Ibu D tidak
Tujuan khusus 5 :
Memanfaatkan pelayanan
Tujuan khusus 5 : kesehatan untuk konsultasi
Memanfaatkan pelayanan gizi agar gizi kurang yang
kesehatan untuk konsultasi dialami An. G bisa teratasi
gizi agar gizi kurang yang
dialami An. F bisa teratasi
Implement Implementasi dari diagnosa yang Implementasi dari diagnosa
asi pertama yaitu yang pertama yaitu
keperawata Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dilakukan keluarga yang sakit dilakukan
demontrasi tentang cara demontrasi tentang cara
menyajikan makanan yang menyajikan makanan yang
menarik sehingga nafsu makan menarik sehingga nafsu makan
balita meningkat, yaitu dengan balita meningkat, yaitu dengan
membuat nasi yang dicampur membuat nasi yang dicampur
dengan wortel lalu dihiasi ayam dengan sayur bayam lalu
dan potongan telur dibagian dihiasi dengan kentang dan
kepala sebagai rambut dan tomat wortel sebagai mata dan hidung
sebagai mata. Implementasi serta mulut. Implementasi
selanjutnya dilakukan selanjutnya dilakukan
memodifikasi lingkungan yang memodifikasi lingkungan yang
nyaman untuk meningkatkan nyaman untuk meningkatkan
nafsu makan An. F nafsu makan An. G.
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan gizi kurang pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
Padang yang telah dilakukan sejak tanggal 24 Mei sampai tanggal 30 Mei 2017
selama 1 - 2 kali kunjungan perhari, maka pada bab pembahasan penulis akan
menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien
antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa, merumuskan
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Menerut penelitian Nuzula (2016), gizi kurang dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung gizi
kurang adalah kurang adekuatnya intake makanan yang mengandung protein
dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh, perbedaan sosial dan budaya tentang
kebiasaan makan yang mempengaruhi nutrisi, kurang pengetahuan tentang
nutrisi, kelebihan makanan baik dalam jumlah maupun kualitas yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh, adanya penyakit yang menyertai seperti pencernaan,
absorbsi makanan, gagal menyusun menu berdasarkan tingkat istirahat dan
aktifitas menurut Purwaningrum dan Wardani (2011 dalam Nuzula, 2016).
Sedangkan faktor penyebab tidak langsung antara lain pengetahuan ibu,
pendidikan ibu, penghasilan keluarga, pola pengasuhan anak dan riwayat
pemberian ASI ekslusif.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori dengan kasus
mengenai masalah gizi kurang terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori terdapat
4 diagnosa keperawatan, tetapi di kasus terdapat 3 diagnosa keperawatan,
diantaranya :
Menurut analisa peneliti kurangnya asupan nutrisi pada anak balita dapat
menyebabkan gizi kurang ditadai juga dengan BB yang tidak sesuai dengan
usia balita. Lain halnya dengan penelitian Nuzula (2016), menjelaskan bahwa
status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB) yang disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat
badan per umur (BB/U) atau underweight, tinggi badan per umur (TB/U) atau
stunting, dan berat badan per tinggi badan (BB/TB) atau wasting.
Pada diagnosa kedua, Ibu D mengatakan An. F lebih suka digendong dan
jarang sekali untuk berjalan, sedangkan An. G sudah bisa jalan tapi belum
pernah mencoba untuk menyusun mainan sendiri. Gizi kurang dapat
membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental. Hasil
pengkajian ini sesuai dengan teori DEPKES (2012) yang menjelaskan bahwa
indikator dalam menentukan anak mengalami keterlambatan pertumbuhan
perkembangan sesuai usia dapat diketahui menggunakan instrumen SDIDTK.
Salah satu indikator tersebut anak harus mampu berjalan minimal selama 5
detik tanpa bantuan dan anak juga harus mampu menyusun kubus secara
bertingkat dengan sendiri.
Pada diagnosa ketiga, Ibu M dan Ibu D mengatakan masih kurang mengerti
tentang penyakit dan penatalaksanaannya. Ibu M dan Ibu D tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan tentang penyakit. Pengkajian ini sesuai
dengan teori Pudiastuti (2011), yang menjelaskan bahwa rendahnya
pengetahuan orang tua terhadap penyakit dapat mengakibatkan perhatian dan
kasih sayang orang tua pada anak menurun sehingga pola makan dan asupan
nutrisi anak tidak optimal. Dengan mengenalkan penyakit yang diderita oleh
anak serta akibat yang ditimbulkan dapat menambah pengetahuan keluarga
serta menumbuhkan kesadaran orang tua untuk dapat merawat anak yang
mengalami gizi kurang.
Menurut penelitian Nuzula (2016), faktor penyebab tidak langsung dari gizi
kurang yaitu pengetahuan ibu, pendidikan ibu, penghasilan keluarga, pola
asuh anak dan riwayat pemberian ASI ekslusif. Penelitian lain menyebutkan
bahwa pola asuh keluarga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap
kejadian masalah gizi pada balita (Mustapa dkk, 2013).
Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Menurut asumsi peneliti, setiap balita yang mengalami gizi kurang beresiko
mengalami keterlambatan tumbuh kembang, karena kurangnya asupan nutrisi
sehingga nutrisi ke otak juga berkurang dan membuat kerja otak menjadi
lambat. Implementasi dari diagnosa kedua ini sesuai dengan DEPKES (2012),
yaitu dalam indikator untuk menentukan anak mengalami keterlambatan
pertumbuhan perkembangan sesuai usia dapat diketahui menggunakan
instrumen SDIDTK. Salah satu indikator tersebut anak harus mampu berjalan
minimal selama 5 detik tanpa bantuan dan anak juga harus mampu menyusun
kubus secara bertingkat dengan sendiri.
Implementasi dari diagnosa ketiga ini juga sesuai dan didukung oleh teori
Pudiastuti (2011) yang menjelaskan bahwa perhatian dan kasih sayang orang
tua pada anak sangat dibutuhkan pada masa perkembangan anak. Rendahnya
pengetahuan orang tua terhadap penyakit dapat mengakibatkan perhatian dan
kasih sayang orang tua pada anak menurun sehingga pola makan dan asupan
nutrisi anak tidak optimal. Dengan mengenalkan penyakit yang diderita oleh
anak serta akibat yang ditimbulkan dapat menambah pengetahuan keluarga
serta menumbuhkan kesadaran orang tua untuk dapat merawat anak yang
mengalami gizi kurang.
Evaluasi Keperawatan
Pada keluarga Bpk. A untuk TUK 4 masalah sudah teratasi sedangkan pada
keluarga Bpk. S masih teratasi sebagian dengan intervensi berikutnya
melanjutkan modifikasi lingkungan untuk kenyamanan An. G.
Evaluasi diagnosa kedua Resiko keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
memberikan stimulasi pada balita yaitu didapatkan hasil pada keluarga Bpk.
A, Ibu M mengatakan An. F beresiko mengalami keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan, hasil objektif yang didapatkan Ibu M mampu menyebutkan
pengertian, tanda dan gejala serta akibat yang ditimbulkan, hasil analisis
masalah teratasi dan untuk tindak lanjutnya Ibu M akan mempertahankan
pertumbuhan dan perkembangan An. F dalam batas normal. Sedangkan pada
keluarga Bpk. S, Ibu D mengatakan An. G beresiko mengalami keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan, hasil objektif yang didapatkan Ibu D mampu
menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta akibat yang ditimbulkan, hasil
analisis masalah teratasi dan untuk tindak lanjutnya Ibu D akan tetap
mengetahui tentang penyakit dan mampu menjawab jika ditanya tentang
penyakit An. G.
Pada keluarga Bpk. A dan Bpk. S untuk TUK 1 dalam mengenal masalah gizi
kurang dengan masalah sudah teratasi sedangkan, untuk TUK 3 dan TUK 5
masalah belum teratasi sehingga tetap melanjutkan intervensi.
7,9 kg, TB : 73,5 cm, LiLA : 7,5 cm, lingkar perut : 41,5 cm. Sedangkan An. G,
BB : 7,7 kg, TB : 70 cm, LiLA : 13 cm, lingkar perut : 45 cm.
Menurut DEPKES (2011), menjelaskan bahwa penilaian status gizi pada anak
menggunakan Z-Score dengan mengetahui berat badan, tinggi badan dan umur
dari anak tersebut. Batasan karakteristik tersebut yaitu menurut kategori BB/U
dapat dikatakan gizi buruk; jika Z-score < - 3,0 gizi kurang ; jika Z-score > -
3,0 s/d Z-score < - 2,0 gizi baik ; jika Z-score > - 2,0 s/d Z-score < 2,0 gizi
lebih ; jika Z-score > 2,0.
Pada keluarga Bpk. A dan Bpk. S untuk TUK 1 dan TUK 2 masalah sudah
teratasi sehingga kelurga Bpk. A dan Bpk. S tetap mempertahankan status
kesehatan terutama status gizi balita.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga pada An. F dan An.
G dengan gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kecamatan
Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2017, penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
Hasil pengkajian didapatkan An. F susah kalau disuruh makan dan setiap
disuapi makan sering dimuntahkan kembali. Sedangkan pada An. G
didapatkan kebiasaan makan An. G 3 kali sehari tapi menu makan yang
dikonsumsi seadanya.
Diagnosa utama yang muncul berdasarkan prioritas yaitu ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah
didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu mengenal
masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Implementasi dilakukan pada tanggal 24 Mei sampai 30 Mei 2017
berdasarkan Intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi
dilakukan dengan metode konseling, diskusi, demonstrasi, dan
penyuluhan. Dalam pelaksanaan ada beberapa implementasi yang
digabung seperti tugas khusus keluarga pertama dan kedua yaitu mengenal
masalah dan menyatakan keputusan terhadap masalah yang dihadapi.
Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada pasien dan keluarga pada
tanggal 24 Mei sampai 30 Mei 2017, mengenai tindakan keperawatan yang
telah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan dengan metode SOAP.
Pada keluarga Bpk. A dari 7 implementasi yang dilakukan 4 diantaranya
masalah sudah teratasi. Sedangkan pada keluarga Bpk. S dari 7
implementasi yang dilakukan 3 diantaranya sudah teratasi.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Sri. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Almatsier, Sunita. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan. Ed. 2.
Jakarta : EGC
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Irianto, Djoko Pekik. 2009. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Ed. I. Yogyakarta : ANDI
Proverawati, Atikah & Erna Kusuma Wati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan &
Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Waspadai Penyakit pada Anak. Jakarta : PT Indeks
Putri, dkk. 2015. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/231 (Diakses
Tanggal 14 Februari 2017 Jam : 10.05 WIB).
Suriadi & Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : CV Sagung
Seto
Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Aplikasi Teori pada
Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media
Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Zulfita & Syofiah. 2013. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gizi
Kurang Buruk Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota
Padang Tahun 2013.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:m9fHwdv_-
DMJ:ojs.fdk.ac.id/index.php/humancare/article/download/27/pdf+&cd=1
&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses Tanggal 16 Februari 2017 Jam : 09.30
WIB).
LAMPIRAN : I
LAMPIRAN : II
LAMPIRAN : VII
LAMPIRAN : VIII
LAMPIRAN : XI