DISUSUN OLEH
YULIANDARY YUNUS
1810104330
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang wanita hamil boleh dicurigai menderita hipertensi kehamilan, jika yang
bersangkutan sering mengeluh pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut
bagian atas (ulu hati), nafsu makan lenyap, rasa mual, dan muntah.Tanda yang mudah
diperiksa alah pertambahan berat badan secara progresif (3kg tiap minggu). Sehingga perlu
adanya penyusunan menu dan trik khusus untuk menanggulangi masalah tersebut seperti
Diet Rendah Garam karena nutrisi mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan
dan penyembuhan hipertensi maupun komplikasi lain saat kehamilan.
Ganguan hipertensi yang menjadi penyulit dalam kehamilan sering dijumpai dan
termasuk salah satu diantara 3 trias yang mematikan bersama dengan perdarahan dan
infeksi yang banyak menimbulkan mortalitas dan morbiditas ibu karena kehamilan. Semua
orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan
hanya 61% medikasi.dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai
target darah yang optimal.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi Hipertensi dalam kehamilan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi hipertensi dalam kehamilan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui klasifiksi penyakit hipertensi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Diagnosis Hipertensi Dalam Kehamilan
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan penyakit hipertensi dalam
kehamilan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dan pendidikan pasien
dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian.
Seseorang dikatakan mendetita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan
darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat
kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan
memasuki 20 minggu.
Proteinuria yaitu adanya protein dalam urine dalam jumlah lebih besar dari 0,3 g per
liter urine 24 jam atau dalam konsentrasi lebih besar dari 1 gram per liter (1+ sampai 2+
dengan metode turbidimetrik standard) pada kumpulan urine sacara acak pada dua atau
lebih kesempatan sekurang-kurangnya dengan beda waktu 6 jam. Contoh urin harus
bersih—sebaiknya urine midstream atau yang diambil melalui kateter.
Edema yaitu akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan
umumnya ditampakan dengan adanya pembengkakan ekstremitas dan bawah.
Eklamsia yaitu terjadinya satu atau beberapa kejang yang bukan diakibatkan oleh
keadaan serebral lain seperti epilepsi, atau perdarahan otak pada pasien dengan pre-
eklamsia.
1. Hipertensi
Kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg.
Tekanan darah 140 /90 atau 160 /110 yang diambil selang waktu 6 jam.
2. Odema
Merupakan timbunan cairan tubuh yang tampak atau tidak tampak.
Perhitungan kenaikan BB melebihi tiga per empat -1 kg/minggu dianggap
patologis.
Odema dijumpai di tibia ,muka, atau tangan bahkan seluruh tubuh.
3. Proteinuria
Proteinuria menunjukkan komplikasi lanjut, dengan kerusakan ginjal
sehingga beberapa protein lolos dalam urin.
Normal terdapat sejumlah protein dalam urin, tetapi tidak melebihi 0,3 gr
dalam 24 jam. Proteinuria menunjukkan komplikasi hipertensi dalam
kehamilan lebih lanjut sehingga memerlukan perhatian yang serius.
4. Kejang (konvulsi)
5. Koma
Kelanjutan kejang dapat diikuti koma, sebagai manifestasi dari acut vascular
accident (AVA)yang menimbulkan perdarahan nekrosis hingga terjadi koma.
Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu satu sebab
dari kematian ibu. Di U.S.A, misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit
ini. Hipertensi dalam kehamilan menjadi juga penyebab yang penting dari
kelahiran mati dan kematian neonatal Kematian bayi ini terutama disebabkan
partus prematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi.
B. Etiologi
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosioal, wanita
yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypothyroid,
koarktasi aorta, gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar parathyroid.
Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi PE harus dapat
menjelaskan kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada :
1) Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya ( pada
nulipara )
2) Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( pada kehamilan
kembar atau mola )
3) Mereka yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan.
4) Penderita dengan predisposisi genetik Hipertensi .
faktor-faktor yang berpotensi sebagai etiologi :
Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal .
Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamasi
selama kehamilan.
Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi ).
Pengaruh genetik.
C. Manifestasi Klinis
Gejala yang biasanya timbul pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan
harus diwaspadai jika ibu megeluh : nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai
mual, muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium, penglihatan kabur, ayunan
langkah yang tidak mantap, nokturia, oadema dependem dan pembengkakan.
Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan
ialah preeklamsi dan eklamsi. Diagnosa dibuat atas dasar hypertensi dengan
proteinuria atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu 20.
Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah hipertensi yang menetap oleh sebab apapun
, yang ditemukan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang
menetap setelah 6 minggu pasca persalinan. Diagnosis hipertensi kronik menjadi sulit bila
wanita tersebut datang pada pertengahan masa kehamilannya.Ini disebabkan karena
kenaikan tekanan darah terjadi pada trimester kedua dan awal dari trimester ketiga dari
kehamilan baik pada wanita yang tekanan darahnya normal maupun yang menderita
hipertensi.
Faktor – faktor lain yang dapat membantu diagnosis antara lain multiparitas , factor
keturunan dan obesitas. Secara klinis hipertensi kronik kemungkinan ditemukan pada
pasien : berusia > 40 tahun , sudah menderita hipertensi sebelum hamil ini, tekanan darah
> 160/110 mmHg, biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala lain selain hipertensi, gejala
– gejala seperti kelainan jantung, arteriosklerosis, perdarahan otak dan penyakit ginjal baru
timbul setelah waktu yang lama dan penyakit terus berlanjut.
Bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan dengan hipertensi kronis adalah resiko
terjadinya superimposed preeklampsia/eklampsia , yang dapat terjadi pada lebih dari 25%
wanita. Superimposed pre eklampsia/eklampsia adalah timbulnya pre eklamsi pada
hipertensi kronis. Disebut superimposed preeklampsia bila disertai dengan odema dan
proteinuria, namun bila disertai dengan kejang yang bukan akibat dari kelainan neurologik,
disebut superimposed eclampsia. Selain itu hipertensi kronis meningkatkan resiko
terjadinya insuifisiensi plasenta dan solusio plasenta dan janin bertumbuh kurang
sempurna : prematuritas dan dismaturitas. Angka kematian pada janin: 20%.
Menurut Murbawi (2003) tidak ada cara lain untuk mencegah hipertensi dalam
kehamilan selain dengan menjaga kehamilan dengan baik. Salah satu cara yaitu
dengan mengkonsumsi sayuran, buah segar yang bergizi dan menjalani pola hidup
sehat. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung sedikit garam, rendah lemak,
karbohidrat, istirahat dan menjaga makanan.Pemeriksaan kehamilan secara teratur
sangat berguna untuk memonitor kondisi ibu dan janin.
a) Umur kehamilan.
b) Beratnya proses penyakit.
c) Keadaan serviks.
Pre-Eklamsi : bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah komplikasi ibu
dan janin. Sebelum aterm, tirah baring dirumah sakit biasanya dianjurkan
sebagai usaha untuk mempertahankan pasien dalam pengawasan yang cermat.
Tekanan darah diperiksa 4x/ hari. berat badan, protein urin dan keluaran urin
diperiksa setiap hari. sebagai tambahan, jumlah trombosit, pengeluaran estriol,
nonstress test dan sonografi membantu evaluasi kesehatan ibu dan janin.
Eklamsi : pasien dirawat inapkan dengan posisi tidur miring (rateral combent
position) untuk meningkatkan filtrasi glomerulus. Ttekanan darah, berat badan,
protein urin, masukan dan keluaran dipantau dengan ketat. Tes-tes diagnostik
dasar mengevaluasi beratnya proses penyakit dan keadaan janin.
Terapi anti kejang : biasanya magnesium sulfat dinjurkan untuk mencegah
kejang terutama selama persalinan. Dosis awal 4 grm dilarutkan dalam 100
ml dekstrosa 5% dan diberikan intravena dalam waktu 10 sampai 30 menit.
Kemudian diikuti dengan 1 sampai 2 g perjam dalam infuse intravena yang
diencerkan. Efek terapi magnesium sulfat dapat diperiksa secara klinis dengan
aktifitas reflex patella. Reflex dan klonus kaki yang hiperaktif memberi kesan
kebutuhan pengobatan yang meningkat . tidak adanya reflex menunjukan
bahwa kecepatan infuse harus dilambatkan atau dihentikan, karena hilangnya
reflek patella merupakan tanda pertama dari keracunan magnesium. Aliran
urin dan pernafasan harus dipantau secara ketat.
ANALISIS JURNAL
Jurnal yang di ambil penulis yaitu membahas tentang factor-faktor yang berhubungan
dengan hipertensi dalam kehamilan trimester III.Hipertensi pada kehamilan merupakan
salah satu kondisi medis yang sering kali muncul selama kehamilan dan dapat
menimbulkan komplikasi 2-3% pada kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat
menyebabkan morbiditas pada ibu dan morbiditas pada janin.Preeklamsia adalah sindrom
yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang baru muncul di trimester kedua
kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal.Asupan kalsium yang rendah
menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi dengan merangsang pelepasan hormone
paratiroid dan atau renin yang mengarah terjadinya peningkatan konsentrasi kalsium intra
seluler dalam vaskuler sel otot polos dan mengakibatkan vasokonstriksi.Peranan suplemen
kalsium dalam menurunkan gangguan hipertensi dalam kehamilan adalah dengan
menurunkan pelepasan kalsium paratiroid dan konsentrasi kalsium intraseluler, akhirnya
terjadi penurunan kontraksi otot polos dan peningkatan vasodilatasi.
Hipertensi akibat kehamilan atau hipertensi gestasional adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan awitan hipertensi yang baru terjadi di trimester kedua kehamilan
yang pulih di periode postnatal (sama dengan proteinuria gestasional). Gambaran klinis
mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, peningkatan tekanan
darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Pada preeklamsia ringan, gejala subjektif belum
dijumpai, tetapi pada preeklamsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala
terutama daerah frontalis, rasa nyeri di daerah epigastrum, gangguan mata, penglihatan
menjadi kabur, terdapat mual sampai muntah, gangguan pernapasan sampai sianosis, dan
terjadi gangguan kesadaran. Dengan pengeluaran proteinuria, keadaan penyakit semakin
berat, karena terjadi gangguan fungsi ginjal.
Kejadian preeklamsia dan eklamsia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini sangat
menentukan prognosa janin.Pengawasan hamil sangat penting karena preeklamsia berat
dan dan eklamsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di Negara
berkembang.Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias preeklamsia yaitu kenaikan berat
badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria.Wanita yang menderita
preeklamsia jarang mengalami proteinuria sebelum ada kenaikan dalam tekanan
darahnya.Jika proteinuria terjadi, sedangkan tekanan darahnya normal, ini berarti
kemungkinan terjadi infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, atau kontaminasi pada
spesimen.Edema biasa terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda
preeklamsia yang dapat dipercaya kecuali jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan /
atau wajah. Kadang-kadang edema tidak terlihat jelas pada pemeriksaan, tetapi
termanifestasi sendiri dalam bentuk kenaikan berat badan mendadak (ini disebut occult
oedema atau edema samar).
REKOMENDASI
Dari pembahasan di atas , penulis menyarankan beberapa hal yang harus bidan lakukan
dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu:
1) Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar.
2) Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3) Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan
posisi yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan tensimeter di tempat yang datar
setinggi jantung ibu hamil dan gunakan ukuran manset yang sesuai)
4) Catat tekanan darah
5) Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg atau lebih
(sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.Bila tetap maka
berarti ada kenaikan tekanan darah.Periksa adanya edema terutama pada wajah atau
pada tungkai baeah /tulang kering atau daerah sacral.
6) Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7) Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat tinggi, kenaikan
tekanan darah naik secara tiba- tiba,berkurangnya air seni( sedikit dan berwarna
gelap),edema berat yang timbul mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
8) Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak mudah dicapai
maka pantaulah tekanan darah, periksa protein urin terhadap protinuria dan denyut
jantung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
9) Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun tidak edema
atau proteinuria.
10) Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:
Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-tanda
eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati
dan pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
11) Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
12) Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obsetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Sibai, MD. Evaluation and management of severe preeclampsia before 34 weeks gestation,
SMFM in American Journal of Obstetrics and Gynecology.2014 5.