mengakibatkan level kalsium di dalam darah meningkat,ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan tebentuknya batu di ginjal yang mengandung kalsium. 1. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira- kira 6 mm, 2. lebar 3 mm 3. tebalnya 2 mm 4. memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman Hiperparatiroid Primer kerusakan pada kelenjar paratiroid sendiri Hiperparatiroid Sekunder kerusakan pada organ lain yang menyebabkan kerusakan kelenjar paratiroid. Hiperparatiroid Tersier gabungan antara hiperparatiroid primer dan sekunder. Hiperparatiroid Primer Disebabkan oleh sekresi PTH yang tidak normal sehingga meimbulkan hiperkasemia (Taniegra, 2004). Penyebabnya antara lain : a. Adenoma pada salah satu kelenjar paratiroid, penyebab tersering sekitar 85% b. Hipertrofi pada keempat kelenjar paratiroid (hiperplasia paratiroid) dan adenoma multipel sekitar 15% c. Karsinoma pada kelenjar palatiroid sekitar <1% Hiperparatiroid Sekunder Berapa penyebabnya antara lain : a. Gagal ginjal kronis, merangsang produksi hormone paratiroid berlebih, salah satunya hipokalsemia, kekurangan produksi vitamin D karena hiperpospatemia berperan penting dalam perkembangan hyperplasia paratiroid yang akhirnya berkembang menjadi hiperparatiroid sekunder b. Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin D, kelainan gastrointestinal). c. Malabsorbsi, pada kelainan hepatobilier Hiperparatiroid Tersier (Idiopatik) a. Perubahan fungsi otonom jaringan paratiroid yaitu hiperparatiroidisme hypercalcemic b. Hiperparatiroid sekunder yang berlansung lama c. Penyakit ginjal kronis yang berlangsung lama d. Gejala hipokalsemia yang lama (biasanya akibat gagal ginjal kronis), Usia lebih dari 50 tahun Wanita yang mengalami menopouse, Seseorang dengan hiperplasia paratiroid, adenoma atau karsinoma. Parathormon yang meningkat menyebabkan resorbsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorbsi kalsium oleh usus meningkat. Perubahan pada tulang (osteitis fibrosa sistika), dan nefrolitiasis Pada pasien dengan gagal ginjal Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Reabsorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH. Pada saat kadar kalsium serum mendekati 12 mg/dL, tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal ini dapat meningkatkan insidens nefrolithiasis, yang mana dapt menimbulkan penurunan kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium ekstraselular dapat mengendap pada jaringan halus. Rasa sakit timbul akibat kalsifikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan subkutis, tendon (kalsifikasi tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis). Vitamin D memainkan peranan penting dalam metabolisme kalsium sebab dibutuhkan oleh PTH untuk bekerja di target organ. 1. Jika serum kalsium lebih dari 2.65 mmol/L, gejala yang dapat muncul yaitu : Kehilangan nafsu makan Haus Sering berkemih Letargi Kelemahan Kelemahan otot Nyeri pada jari Konstipasi 2. Jika serum kalsium menjadi lebih tinggi (biasanya > 3 mmol/L), gejala yang lebih parah yang dapat terlihat antara lain : Nausea Muntah Nyeri abdominal Pemeriksaan darah, Pemeriksaan urin, Abdominal Ultrasound, pada beberapa kasus memeriksan gambaran dari ginjal (melihat adanya pembentukan batu) dan pankreas (melihat adanya pankreatitis) jika dibutuhkan. X-Ray tulang dan tes densitas tulang, Pemeriksaan ECG, Pemeriksaan EMG (Elektromiogram) Pemeriksaan ginjal Biopsi 1. Penatalaksanaa Medis a. Terapi yang diberikan bergantung pada penyebab dan keparahan penyakit. b. Pengangkatan dengan cara bedah jaringan paratiroid abnormal untuk hiperparatiroidisme primer. Pada periode preoperative anjurkan pasien untuk minum cairan 2000 ml atau lebih untuk mencegah pembentukan kalkulus. c. Hindari diuretic tiazid karena dapat menurunkan ekskresi kalsium ginjal. d. Mobilitas yang cukup agar tulang yang mengalami stress normal melepaskan sedikit kalsium. e. Berikan fosfat oral f. Pemberian hidrasi yang cukup g. Berikan obat-obat spesifik untuk mengatasi hiperkalsemia, termasuk steroid dan diuretic yang dapat mengeluarkan kalsium 2. Penatalaksanaan Keperawatan a. Pemberian hidrasi (minum air putih) sebanyak 2000 ml cairan atau lebih untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. b. Anjuran pada klien untuk latihan olahraga teratur, karena merupakan salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuat dan memperlambat pengerapuhan tulang. c. Penuhi kebutuhan vitamin D sebelum berusia 50 tahun, rekomendasi minimal vitamin D yang harus dipenuhi setiap hari adalah 200 International Units (IU). Setelah berusisa lebih dari 50 tahun, asupan vitamin D harus lebih tinggi, sekitar 400-800 IU perhari. d. Hindari merokok. Merokok dapat menyebabkan peningkatan pengerapuhan tulang seiring meningkatnya masalah kesehatan termasuk kanker. e. Waspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium. Kondisi tertentu seperti penykit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat. f. Mamantau kondisi pasien dengan ketat untuk mendeteksi gejala tetanus yang mungkin merupakan komplikasi dini pascaoperatif g. Kepada pasien dan keluarga pasien harus di ingatkan tentang pentingnya tindak lanjut untuk memastikan kembalinya kadar kalsium serum pada keadaan normal h. Keseimbangan cairan harus diperhatikan untuk menigkatkan pemulihan keseimbangan cairan serta elektrolit pada keadaan normal Pengkajian 1. Identitas : a. Nama b. Umur : Bisa terjadi pada semua kalang umur terutama pada wanita yang berumu 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pria. c. Jenis kelamin : Terjadi pada laki-laki dan perempuan d. Agama dan suku bangsa 2. Keluhan Utama a. Sakit kepala, kelemahan, lethargi, dan kelelahan otot b. Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anoreksia, obstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan. c. Depresi d. Nyeri tulang dan sendi 3. Riwaya penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit dahulu 5. Riwayat penyakit dalam keluarga Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi hiperparatiroidisme. Hasil pemeriksaan laboratorium pada hiperparatiroidisme primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum; kadar serum posfat anorganik menurun sementara kadar kalsium dan posfat urine meningkat. Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang. Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia. Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anorexia dan mual. Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. adapun klasifikasi dari hipoparatiroid: Hipoparatiroid neonatal Simpel idiopatik hipoparatiroid Hipotiroid pascabedah Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama: a. Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi b. Kerusakan autoimun pada kelenjar paratiroid Hipomagnesemia Resistensi terhadap hormone paratiroid (pseudohipoparatiroidisme) Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terkena hipoparatiroidisme meliputi: Operasi leher, terutama jika melibatkan bagian tiroid Sebuah riwayat keluarga dengan hipoparatiroidisme Memiliki kondisi autoimun atau endokrin tertentu, seperti penyakit Addison suatu kondisi yang ditandai dengan defisit produksi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari penderita (70 %) adalah tetani atau tetanic aequivalent. Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis Stridor laryngeal (spasme ) yang bisa menyebabkan kematian Parestesia Hipestesia Disfagia dan disartria Kelumpuhan otot-otot Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-12,5 mgr%). Pada post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi. Biasanya hasil laboratorium yang ditunjukkan, yaitu: Elektrokardiografi : ditemukan interval QT yang lebih panjang. Foto Rontgen : sering terlihat klasifikasi bilateral pada ganglion basalis di tengkorak, kadang-kadang juga serebellum dan pleksus koroid, densitas tulang normal/bertambah. Laboratorium : a. Kadar kalsium ion serum rendah b. Pasien hipokalsemia tapi kadar PTH dalam interval normal c. kadar fosfor anorganik tinggi, fosfatase alkali normal atau rendah. d. Periksa kemungkinan ada skrining genetik pada hipoparatiroid non bedah 1. General goals of treatment : ( suggestion from specialist ) Target pengobatan untuk mengatur kadar ion kalsium serum pada batas bawah atau sedikit dibawah level normal pada hipoparatiroid tanpa gejala dan tanda Eksresi kalsium urin pada pemeriksaan urinalisa 24 jam berada dalam rentang normal sesuai jenis kelamin Kadar serum fosfor berada dalam rentang normal Produk kalsium-fosfor serum sebaiknya berada di bawah 4.4 mmol2 /l2 Kadar magnesium serum berada pada rentang normal Kadar Vitamin D yang adekuat Pengobatan disesuaikan dengan kondisi personal dan QoL ( quality of life ) masing-masing pasien Memberikan edukasi pada pasien terkait kemungkinan gejala dari penyakit atau komplikasi yang dapat disebabkan oleh penyakit yang dideritanya