PRAKTIK KEBIDANAN
SEMESTER II AANVULLEN TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Pengampu:
Dewi Rokhanawati, S.SiT., MPH. Suyani, S.ST., M.Keb
Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS Retno Mawarti, S.Pd., M.Kes
Mei Muhartati, S.SiT., M.Kes Luluk Rosida S.ST., MKM
Sri Wahtini S.SiT., MPH Nidatul Khofiyah, S.Keb,bd., MPH
Fathiyatur R, S.ST., M.Kes Fitnaningsih, S.SiT., M.Kes
Belian Anugrah E, S.ST., MMR Intan Mutiara Putri S.ST., M.Keb
Istri Utami, S.ST., M.Keb
I. PENGANTAR
Kode Mata Kuliah : MED8041
Mata Kuliah : Praktik Kebidanan
Beban Studi : 5 SKS (P: 2; K: 3)
Penempatan : Semester II Aanvullen
Penanggungjawab : Belian Anugrah E, S.ST., MMR
Pengampu : Dewi Rokhanawati, S.SiT., MPH.
Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS
Belian Anugrah E, S.ST., MMR
Nidatul Khofiya., S.Keb., Bd., M.PH
Fathiyatur R., S.ST., M.Kes
Mei Muhartati, S.SiT., M.Kes
Sri Wahtini S.SiT., MPH
Luluk Rosida, S.ST., MKM
Suyani, S.ST., M.Keb
Retno Mawarti, S.Pd., M.Kes
Istri Utami, S.ST., M.Keb
Fitnaningsih, S,St., M.Kes
Kontributor : Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH
Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes
Praktik Kebidanan
Asuhan Kebidanan
Perceptor/mentor BST/Studi Kasus/Coaching Pengenalan Metode evaluasi Praktik Membuat SAP dan
OSCE Buku Panduan Praktik Klinik
V. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Seminar
d. Penugasan
e. Praktikum di skill lab
VI. JADWAL/TIMELINE (Terlampir)
VII. SANKSI
a. Hukuman bersifat membangkitkan motivasi belajar, tidak menyakiti fisik dan psikis mahasiswa
b. Mahasiswa diminta memilih alternatif bentuk sanksi yang diajukan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan
VIII. EVALUASI
Strategi Komponen Prosentase (%) Prosentasi
penilaian akhir(%)
Praktikum Skills Lab 32% 32%
Praktikum Presentasi Kasus CSR 40 % 48%
di lahan Nilai bimbingan dan responsi askeb 20%
Nilai Refleksi kasus 40%
Tugas 20%
Tambahan Nilai AKKM sesuai dengan ketentuan yang berlaku
TOTAL AKHIR: 100%
I. IDENTITAS
1. Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi
2. Program Studi : Kebidanan program Sarjana Terapan
3. Kode/Bobot SKS : MD7207/2 SKS
4. Semester : 7 (tujuh)
5. Elemen Kompetensi : MKB
6. Jenis Kompetensi : Utama
7. Waktu Kuliah : 1 x 20Menit
8. Pokok Bahasan : Asuhan Deteksi Dini Ca. Mammae dengan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI)
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui BST mahasiswa dapat :
1. Menunjukkan anatomi payudara dengan benar dan lengkap.
2. Menentukan alat-alat untuk pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan
benar dan lengkap
3. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sesuai dengan prosedur
secara teliti dan aman.
X. PENILAIAN
A. Jenis
1. Formatif
2. Sumatif
B. Bentuk
1. Perfoma test
2. DOPS
3. OSCE
4. Mini-cex
5. OSLER
6. dll
(………………………….) (………………………….)
PENUGASAN MATA KULIAH
1. Tujuan tugas
Agar mahasiswa lebih memahami mengenai pembuatan Buku Pandukan Praktik Klinik
di Lahan yang akan digunakan untuk mempraktikan mahasiswa DIII dilahan nantinya.
2. Uraian Tugas
a. Objek garapan
Mahasiswa membuat atau mampu mendesain :
Membuat Buku Panduan Praktik Kebidanan sesuai dengan PKK yang ditugaskan (1
kelompok)
b. Batasan tugas
Buku Panduan Praktik Klinik dibuat sesuai dengan ketrampilan yang ditugaskan :
diketik times new roman 12, A4 dan dipresentasikan, dan direvisi jika masih ada
kekurangan.
c. Pengumpulan tugas
Tugas dikumpulkan paling lambat pada minggu ke VII ke masing-masing pembimbing
praktikum kelompok .
d. Cara Melaksanakan Tugas
Penugasan ini bersifat kelompok. Setiap kelompok mampu membuat proposal PKK (
panduan PKK). Tugas ditulis dengan menyertakan buku sumber, dikumpulkan pada
masing-masing dosen pada praktikum minggu ke VII.
e. Diskripsi Luaran Uraian Hasil
Panduan Praktik Klinik Kebidanan:
1. Kelompok I (3 SKS) : Praktik Dasar ( KDPK)
2. Kelompok II (5 SKS) :Praktik Klinik Kebidanan Kehamilan (Anc,Tumbang,
Mtbm/Mtbs)
3. Kelompok III (3 SKS) : Praktik Klinik Kebidanan Komprehenshif (Persalinan, Bbl)
4. Kelompok IV (3 SKS) : Praktik Klinik Kebidanan Komprehenshif ( Nifas, Kb)
5. Kelompok IV (6 SKS) : Praktik Klinik Kebidanan Patologi I dan II ( Gangguan
Kespro, Patologi)
1. Tujuan tugas
Agar mahasiswa lebih memahami mengenai pembuatan Satuan Acara Praktik Klinik
yang akan digunakan untuk membimbing mahasiswa DIII dilahan nantinya meliputi
ketrampilan yang akan dilakukan dalam praktik.
2. Uraian Tugas
1. Objek garapan
Mahasiswa membuat atau mampu mendesain :
1) Membuat SAP Klinik sesuai ketrampilan yang ditugaskan (individu)
2) Mendesain SAP dengan dilengkapi Job Sheet
2. Batasan tugas
SAP Klinik dibuat sesuai dengan ketrampilan yang ditugaskan : diketik times new
roman 12, A4 dan dipresentasikan, dan direvisi jika masih ada kekurangan.
3. Pengumpulan tugas
Tugas dikumpulkan paling lambat pada minggu ke VII ke masing-masing pembimbing
praktikum kelompok .
4. Cara Melak sanakan Tugas
Penugasan ini bersifat individu. Setiap mahasiswa mampu membuat SAP Klinik
sesuai dengan ketrampilan yang ditugaskan. Tugas ditulis dengan menyertakan buku
sumber, dikumpulkan pada masing-masing dosen pada praktikum minggu ke VII.
5. Diskripsi Luaran Uraian Hasil
SAP Pembelajaran klinik dengan job sheet dan ceklist meliputi tindakan/ketrampilan dari
asuhan Persalinan, Patologi, KDPK, Nifas, Neonatus, Kehamilan, KB Kespro.
1. Tujuan tugas
Agar mahasiswa lebih memahami mengenai pembuatan Format Pendokumentasian yang
akan digunakan untuk membimbing mahasiswa DIII dilahan nantinya dalam
mendokumentasikan asuhan kebidanan .
2. Uraian Tugas
a. Objek garapan
Mahasiswa membuat atau mampu mendesain :
Membuat Format Pendokumentasian Asuhan Kebidanan sesuai ketrampilan yang
ditugaskan (1 kelompok)
b. Batasan tugas
Pembuatan Pendokumentasian ASKEB dibuat sesuai dengan ketrampilan yang
ditugaskan : diketik times new roman 12, A4 dan dipresentasikan, dan direvisi jika
masih ada kekurangan.
c. Pengumpulan tugas
Tugas dikumpulkan paling lambat pada minggu ke VII ke masing-masing pembimbing
praktikum kelompok .
d. Cara Melaksanakan Tugas
Penugasan ini bersifat kelompok. Setiap kelompok mampu membuat format
pendokumentasian. Tugas ditulis dengan menyertakan buku sumber, dikumpulkan pada
masing-masing dosen pada praktikum minggu ke VII.
e. Diskripsi Luaran Uraian Hasil
Pembelajaran klinik pendokumentasian ASKEB
1. Kelompok I : KB
2. Kelompok II : Kehamilan, KDPK
3. Kelompok III : Patologi, kespro
4. Kelompok IV : Nifas, BBL
5. Kelompok V : Persalinan, Imunisasi
1. Tujuan tugas
Agar mahasiswa lebih memahami mengenai analisis kasus mebgunakan metode PICOT
yang akan digunakan untuk tugas mahasiswa selama praktik dilahan .
2. Uraian Tugas
a. Objek garapan
Mahasiswa membuat atau mampu memahami :
Analisis kasus yang ada dilahan menggunakan metode PICOT sesuai kasus yang
ditugaskan (individu) dan menyusun proposal CSR analisis dengan PICOT.
b. Batasan tugas
Pembuatan analisis kasus dengan metode PICOT dibuat sesuai dengan kasus yang
ditugaskan : diketik times new roman 12, A4 dan dipresentasikan, dan direvisi jika masih
ada kekurangan.
c. Pengumpulan tugas
Tugas dikumpulkan paling lambat pada minggu ke VII ke masing-masing pembimbing
praktikum kelompok .
d. Cara Melaksanakan Tugas
Penugasan ini bersifat kelompok. Setiap kelompok mampu membuat CSR meng. Tugas
ditulis dengan menggunakan analisi PICOT dengan men yertakan buku sumber, jurnal
dikumpulkan pada masing-masing dosen pada praktikum minggu ke VII.
e. Diskripsi Luaran Uraian Hasil
Mampu membuat proposal Case studi research menggunakan analisis dengan metode
PICOT (BAB 1-II)
3. Kriteria Penilaian Tugas:
a. Performa : 40 %
b. Substansi : 40 %
c. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas : 20%
d. Jumlah :100 %
CHEK LIST
KETERAMPILAN CLINICAL INTRUCTURE
Nama Mahasiswa
NIM
Hari/Tanggal
TANDA TANGAN
SELAMA PRAKTIK
7. Melakukan pengamatan selama mahasiswa melakukan ketrampilan
8. Memberikan dorongan positif dan saran-saran perbaikan saat
mahasiswa melakukan praktik
9. Merujuk kepada penuntun belajar saat mengadakan pengamatan
10. Mencatat kinerja mahasiswa dalam penuntun belajar selama
pengamatan
11. Memperhitungkan keberadaan klien saat memberi umpan balik
kepada mahasiswa
12. Memberi komentar perbaikan hanya pada saat kenyamanan dan
keamanan klien dipertaruhkan
13. Mampu menguasai diri dan lingkungan
SESUDAH PRAKTIK (UMPAN BALIK)
Yogyakarta, 2020
Penguji
(....……………..……………)
SISTEMATIKA CASE STUDY RESEARCH DENGAN ANALISIS PICOT
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
(Masalah, skala kejadian, kronologis, solusi)
B. BATASAN MASALAH
Contoh : pada studi kasus ini berfokus pada penatalaksanaan masalah kebidanan
dengan luka post sc di....
C. RUMUSAN MASALAH
Merupakan pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dengan studi kasus yang akan
dilakukan. Contoh bagaimana asuhan kebidanan pada luka post sc...
D. TUJUAN
E. MANFAAT
F. RUANG LINGKUP
G. KEASLIAN STUDI KASUS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
Berisi semua hal yang berkaitan dengan kasus yang dipelajari.
B. PATHWAY
BAB III METODE PENELI TIAN
A. JENIS PENELITIAN
Kualitatif dengan desain studi kasus berbasis asuhan. Contoh metode yang digunakan
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan kebidanan pada ...
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Deskriptif lokasi. Boleh di rs boleh di rumah...
C. SUBYEK STUDI KASUS
D. PENGUMPULAN DATA (WAWANCARA , OBSERVASI, DOKUMENTASI)
E. UJI KEABSAHAN DATA
Menguji kualitas data/informasi. Triangulasi data ke pasien, keluarga pasien atau
tenaga kesehatan yang memberi asuhan.
F. ANALISIS DATA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
(MEMUAT KESELURUHAN HASIL YANG TELAH DILAKSANANAKAN DAN
SELANJUTNYA DIBUAT PEMBAHASAN FAKTA ANALISI DAN PERBANDINGAN
TEORI)
A. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
B. GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
IDENTITAS PASIEN KASUS 1 KASUS 2
NAMA
UMUR
AGAMA
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
STATUS
DXNYA
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT
DLL
LAMPIRAN
A. ASKEB YANG KETEMU PERTAMA KALI (2)
B. RASIONALISASI ASUHAN
NO ASUHAN /PENATALAKSANAAN DATA
ASUHAN DASAR/RASIONALISASI/SUMBER
SISTEMATIKA PENYUSUNAN REFLEKSI KASUS
1. DISKRIPSI KASUS
Menuliskan kasus yang di ambil dan menjelaskan hal yang menarik atau yang kontrofersi dari
kasus tersebut yang akan di pelajari lebih lanjut
2. EMOSI PRIBADI
Merenungkan kembali kasus tersebut dengan mendiskripikan hal yang menyenangkan dan
hal yang tidak menyenangkan
3. EVALUASI
Mendiskripsikan pengalaman yang baik dan buruk dalam penanganan kasus tersebut
4. ANALISIS KASUS
Memaparkan analisis dengan menggunakan referensi yang relevan dengan pendekatan eviden
base midwifery terhadap kasus. Analisis dapat dilihat dari berbagai kemungkinan ( bisa
melalui anamneses, pemeriksaan, diagnose, terapi dan ketrampilan skill). Melihat dari aspek
social, ekonomi, budaya, dan etis.
5. KESIMPULAN
Menjelaskan adakah tidakan yang berbeda dari tindakan yang sudah dilakukan dilahan dengan
teori/evidenbase berda sarkan referensi yang sudah di dapatkan.
6. TINDAK LANJUT
Paparkan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan jika mendapatkan kasus yang serupa.
LEMBAR PENILAIAN REFLEKSI KASUS
Nama : ……………………………………………………….
NIM : ……………………………………………………….
Tempat Praktik : ……………………………………………………….
Tema Kasus : ……………………………………………………….
Berikan nilai dengan angka pada kolom yang disediakan dengan penilaian anda :
NO Komponen Penilaian Dibawah Sesuai Diatas Istimewa
Harapan Harapan Harapan (90-100)
(<70) (70-79) (80-89)
1. Identifikasi/Deskripsi Kasus
2. Pemaparan Emosi Pribadi terhadap Kasus
3. Pemaparan Evaluasi Pengalaman Baik dan Buruk
4. Kemampuan Analisis Kasus berdasarkan EBM
(Evidence Based Midwifery)
5. Kemampuan untuk membuat kesimpulan
6. Kemampuan Menentukan Rencana Tindak
Lanjut
7. Proffessional Behaviour
8. Penulisan Dokumentasi
9. Kemampuan Diskusi secara keseluruhan
(……………………………………) (……………………………………..)
DAFTAR TILIK
ASUHAN PERSALINAN NORMAL (60 LANGKAH APN)
Praktikum
NO LANGKAH KERJA
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut pasien, memberikan salam, dan memperkenalkan diri
2 Membaca catatan medis dan memastikan identitas pasien (nama,tanggal lahir, atau no rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, meminta persetujuan dan kontrak waktu
4 Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya dan memberikan perhatian pada setiap pertanyaan
5 Komunikasi dengan ibu/pasien selama melakukan tindakan
6 Mengawali tindakan dengan lafal Basmalah dan mengakhiri tindakan dengan Hamdalah
7 Mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan serta mengeringkan dengan handuk bersih
8 Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
9 Melakukan dekontaminasi alat
CONTENT
I MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA
Mendengarkan dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua persalinan:
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
10 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
II MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir dan resusitasi siapkan
Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat,
3 handuk/kain berih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi),
11 Alat penghisap lendir,
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60cm dari tubuh bayi.
Untuk ibu
Menggelar kain di perut bawah ibu
Menyiapkan oksitosin 10 IU
Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
12 Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
13
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
14 Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan sarung tangan yang memakai sarung tangan DTT atau Steril
15
dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik )
III MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang)
dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke
16 belakang
Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% langkah #18.
Pakai sarung tangan DTT/Steril untuk melaksanakan langkah lanjutan
Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
17
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %,
18 lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam klorin 0,5 % selama 10 menit). Cuci tangan
setelah sarung tangan dilepaskan setelah itu tutup kembali partus set.
Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam
batas normal (120-160x/menit)
19 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua temuan dan asuhan yang diberikan ke
dalam partograf
IV MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN
Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik kemudian bantu ibu
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
20
pedoman penatalaksanaan fase aktif ) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada
ibu untuk meneran secara benar.
Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada
21
kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman
Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat:
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung ibu dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuia pilihannya ( kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu
lama)
22 Anjurkan ibu beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan kelurga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah ≥120 menit (2 jam) meneran pada
primigravida atau ≥ 60 menit (1 Jam) meneran pada multigravida
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
23
untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.
V PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
24 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm
25 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
26 Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
27 Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan
VI PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan
28 yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi fleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan
proses kelahiran bayi
29 Perhatikan
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala janin
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut
30 Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan
Lahirnya Bahu
Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
31 Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan Dan Tungkai
Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan yang lain menelusuri lengan
32
dan siku anterior bayi serta menjaga bayi terpegang baik.
Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
33 kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu
sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)
VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Penilaian selintas :
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernapas kesulitan?
34 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut ke langkah resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat
Penuntun Belajar Resusitasi Bayi Asfiksia)
Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke 35
Bacakan do’a untuk bayi baru lahir (allahumma barikllahu/ha)
Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa
35
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan
kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda
36
(gemelli).
37 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit (intramuskuler) di1/3 distal lateral paha
38
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
Setelah dua menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi.
39 Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan klem tali
pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali
pusat di antara 2 klem tersebut.
40
Ikat tali pusat dengan benang DTT / steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat
tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel
di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting susu atau areola mamae ibu.
Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala bayi.
41
Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk
pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
VIII MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN (MAK III)
42 Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
43
menegangkan klem untuk menegangkan tali pusat.
Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang – atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lepas setelah 30-
44
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat
ke arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan
Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
45 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1. Ulangi pemberian ulang oksitosin 10 IU IM
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
46
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT atau steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil (Masase ) Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
47 Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon
Kondom-Kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase. (lihat
penatalaksanaan atonia uteri)
IX MENILAI PERDARAHAN
Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi
48 derajat 1 atau derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjahitan.
Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam
49
kantung plastik atau tempat khusus.
X ASUHAN PASCA PERSALINAN
50 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
51 Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh, lakukan kateterisasi
Evaluasi
52 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan
tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang berih dan kering.
53 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi.
54 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
55 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
56 Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit).
Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit.
Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS Rujukan.
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi
dalam satu selimut.
Kebersihan Dan Keamanan
Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir
57 dan darah di ranjang atau disekitar tempat ibu berbaring. Menggunakan larutan klorin 0,5%, lalu bilas dengan air
DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
58 makanan yang diinginkannya.
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
59
peralatan setelah didekontaminasi.
60 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
61 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam
62
keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi
63
yang bersih dan kering.
Pakai sarung tangun bersih/DTT untuk memberikan vitamik K1 (1mg) intramuskuler di paha kiri bawah lateral dan
64
salep mata profilaksis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran.
Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran bayi). Pastikan kondisi bayi tetap baik. (pernapasan
65
normal 40-60 kali/menit dan temperatur tubuh normal 36,5 – 37,5°C) setiap 15 menit.
Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
66
Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.
67 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
68
bersih dan kering.
Dokumentasi
69 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
TEKNIK
70 Melaksanakan tindakan secara urut dan sistematis
71 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
72 Menjaga pasien safety dan pencegahan infeksi pada klien
73 Menjaga privasi klien
TOTAL
Perhitungan nilai :
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100%
Jumlah skor
Yogyakarta, ....................................... 2019
Penguji
( )
DAFTAR TILIK
PEMASANGAN AKDR
Keterangan :
0 : bila ketrampilan tidak dilakukan
1 : bila ketrampilan dilakukan kurang sempurna
2 : bila ketrampilan dilakukan dengan baik dan benar
NO. BUTIR YANG DINILAI NILAI
A SIKAP DAN PERILAKU 0 1 2
1 Menyambut klien dengan ramah, mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Membaca catatan medis dan memastikan identitas klien (nama,tanggal lahir, atau no rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
4 Komunikasi dan kontak mata dengan klien selama tindakan
5 Bersikap sopan, sabar dan teliti
6 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan dengan handuk pribadi sebelum dan sesudah
Tindakan
7 Menggunakan APD
8 Memakai dan melepas sarung tangan DTT
9 Mengawali dengan basmalah dan mengakhiri dengan hamdalah
10 Melakukan dekontaminasi alat setelah tindakan
B CONTENT/ISI
Konseling Awal dan Metode Khusus
11 Menanyakan tujuan menggunakan KB
12 Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum melakukan pemasangan AKDR :
Informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan dan keterbatasan
Bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang diiinginkan
Memastikan bahwa agama/kepercayaan yang dianut klien tidak menentang penggunaan salah satu metode KB
13 Memastikan bahwa klien memilih AKDR jelaskan kemungkinan-kemungkinan adanya efek samping pemakaian
AKDR Cu T 380A
Konseling Pra Pemasangan dan Seleksi Klien
14 Melakukan anamnesa untuk memastikan tidak ada masalah kondisi kesehatan pada pemakaian AKDR
Riwayat kesehatan reproduksi :
a. Tanggal haid terakir, lama haid, dan pola perdarahan haid
b. Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
c. Riwayat kehamilan ektopik
d. Nyeri yang hebat setiap haid
e. Anemia yang berat
f. Riwayat menular seksual (PMS) atau infeksi panggul
g. Berganti-ganti pasangan
h. Kanker serviks, endometrium dan ovarium
i. Pasca abortus dan pasca persalinan tanpa komplikasi
15 Menjelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul serta menjelaskan apa yang akan dilakukan dan
mempersilakan klien untuk mengajukan pertanyaan
16 Memastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci kemaluannya menggunakan sabun dan
memastikan bahwa klien sudah tidak memakai celana dalam
Persiapan Alat
IUD coup T dalam kemasan steril
Bak Instrumen Steril
Sarung tangan steril
2 Specullum cocor bebek sesuai ukuran
Tenacullum
Sonde uterus
Gunting panjang
Klem panjang
Kom Bethadin
Kassa
Bengkok
Tempat sampah medis
Ember berisi larutan clorin 0,5%
Lampu Sorot
Selimut
Kartu Akseptor KB (K.I dan K.IV)
Duk /penutup perut
17 Membantu klien bebaring posisi litotomi (pastikan ada foot step).
18 Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
19 Mengenakan kain penutup/selimut pada klien untuk pemeriksaan panggul
20 Mengatur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
21 Melakukan inspeksi genitalia eksterna
22 Palpasi kelenjar skene dan bartolini amati adanya nyeri atau duh (discharge)vagina
23 Memasukkan spekulum vagina dan melakukan pemeriksaaan inspekulo untuk melihat adanya keputihan pada vagina
dan keadaan serviks
24 Keluarkan spekulum secara hati-hati
25 Melakukan pemeriksaan bimanual
a. Pastikan gerakan serviks bebas
b. Tentukan besar dan posisi uterus
c. Pastikan tidak ada kehamilan
d. Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
Lakukan pemeriksaan rektovagina (bila ada indikasi)
a. Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
b. Adanya tumor pada kavum douglasi
Tindakan Pra Pemasangan
26 Menjelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan dirasakan
27 Menunjukan pada klien AKDR dalam kemasan steril yang akan di pasang
28 Memasukkan lengan AKDR Cu T 380A di dalam kemasan sterilnya:
a. Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
b. Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
c. Letakkan kemasan pada tempat yang datar
d. Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
e. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan
akan melipat
f. Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan
g. Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat
tersebut ke dalam tabung inserter
Tindakan Pemasangan AKDR
29 Memasang speculum vagina untuk melihat serviks
30 Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali *
31 Menjepit serviks pada posisi jam 11 dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama) *
32 Memasukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh” (no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan
sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum *
33 Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde*
34 Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser
leher biru pada tabung inserter, kemudian lebarkan plastik penutup kemasan *
35 Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai
pendorong terdorong
36 Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal (sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan
tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter kedalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau
sampai terasa adanya tahanan.*
37 Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
38 Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dan tetap menahan pendorong *
39 Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter di dorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks
atau terasa adanya tahanan *
40 Keluarkan sebagian dari tabung inserter kearah kiri bawah vagina dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
41 Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ketempat sampah terkontaminasi
42 Lepaskan tenakulum secara hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
43 Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
44 Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
45 Menyampaikan ke pasien tindakan sudah selesai
CATATAN:
Penilaian :
Nilai : Skor perolehan X 100
Skor maksimal (122)
Yogyakarta, ................................ 2019
Penguji
(......................................)
DAFTAR TILIK
PEMASANGAN IMPLANT
Keterangan :
0 : bila ketrampilan tidak dilakukan
1 : bila ketrampilan dilakukan kurang sempurna
2 : bila ketrampilan dilakukan dengan baik dan benar
NO. BUTIR YANG DINILAI NILAI
A SIKAP DAN PERILAKU 0 1 2
1 Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah
2 Membaca catatan medis dan memastikan identitas klien (nama,tanggal lahir, atau no rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada keluarga
4 Komunikasi dan kontak mata dengan pasien /keluarga selama tindakan
5 Bersikap sopan, sabar dan teliti
6 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan dengan handuk pribadi sebelum dan sesudah
tindakan
7 Menggunakan APD
8 Memakai dan melepas sarung tangan DTT
9 Mengawali dengan basmalah dan mengakhiri dengan hamdalah
10 Melakukan dekontaminasi alat setelah tindakan
B CONTENT/ISI
Konseling Pra Pemasangan
11 Menanyakan tujuan pemakaian alat kontrasepsi
12 Bila belum dilakukan konseling tentang implant, berikan sebelum melakukan pemasangan
13 Memastikan bahwa klien memang memilih implant dan menandatangani informed consent
14 Melakukan penapisan klien untuk menentukan bahwa klien memang cocok untuk memakai implant
34 Menyuntikkan anestesi lokal tepat di bawah kulit (intradermal) sebnayak 0,3 cc, sampai kulit sedikit menggelembung *
35 Meneruskan penusukkan jarum ke lapisan di bawah kulit (subdermal) jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing-
masing 1 cc pada jalur pemasangan kapsul 1 dan 2*
36 Menguji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit *
37 Membuat insisi dangkal di kulit selebar 2mm dengan scalpel (alternative lain tusukkan trokart langsung kelapisan bawah
kulit/subdermal)*
38 Buka selubung plastik trokar dan pastikan kedua kapsul implant 2 plus dalam pada posisi baik dan berurutan di dalam
trokar serta kenali pangkal trokar yang ada tanda panahnya *
39 Masukkan ujung trokar (tanda panah di posisi atas) hingga mencapai lapisan subdermal, kemudian luruskan trokar sejajar
dengan permukaan kulit *
40 Ungkit kulit dan masukkan trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1 (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka
insisi.*
41 Masukkan ujung pendorong (perhatikan tanda panah pada pendorong berada pada posisi disebelah atas atau sama dengan
trokar) pada lubang di pangkal trokar hingga terasa ada tahanan *
42 Putar (searah jarum jam) pendorong hingga sudut 1800 hingga terbebas dari tahanan dan ujungnya memasuki jalur tempat
kapsul dan tahan pada posisi tersebut *
43 Kemudian tarik trokar ke arah pendorong hingga terasa tahanan untuk menempatkan kapsul pertama dilapisan subdermal
(pangkal trokar tidak bertemu dengan pangkal pendorong karena hanya mencapai setengah dari panjang pendorong) *
44 Sambil menahan ujung kapsul di bawah kulit tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda 2
(pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi *
45 Kemudian belokkan arah trokar ke samping kapsul pertama dan diarahkan ke sisi lain dari kaki segitiga terbalik
(imajiner), hingga tanda 1 mencapai luka insisi *
46 Putar (berlawanan arah jarum jam) pendorong hingga sudut 1800 hingga terbebas dari tahanan dan ujungnya memasuki
jalur tempat kapsul *
47 Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul kedua pada tempatnya
48 Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang dibawah kulit, tarik trokar dan pendorongnya hingga keluar dari luka
Insisi
49 Raba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul impant 2 plus telah terpasang baik pada posisinya
50 Meraba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari insisi
Pemasangan Kapsul Implant -2 FIN
34 Menyuntikkan anestesi lokal tepat di bawah kulit ( intradermal) sebanyak 0,3 cc, sampai kulit sedikit menggelembung *
35 Meneruskan penusukkan jarum ke lapisan di bawah kulit (subdermal) jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing-
masing 1 cc pada jalur pemasangan 1 dan 2 *
36 Menguji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit dengan pinset
37 Membuat insisi dangkal di kulit selebar 2mm dengan scalpel atau ujung bisturi hingga mencapai lapisan bawah
kulit/subdermal) *
38 Buka selubung plastik trokar dan masukkan kedua kapsul implant ke dalam lubang trokar secara berurutan hingga
terposisi dengan baik
39 Masukkan ujung trokar (dengan sudut 300dan bagian tajam dibagian bawah) hingga mencapai lapisan subdermal,
kemudian luruskan trokar sejajar dengan permukaan kulit *
40 Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas tanda 1 (dekat pangkal trokar) tepat berada pada luka
insisi.*
41 Masukkan ujung pendorong ke lubang trokar (perhatikan bahwa diameter lubang tersebut, lebih kecil dari diameter ujung
trokar ) dan perhatikan bawah sirip (fin) pada pendorong mengarah ke bawah (agar dapat masuk pada celah dipangkal
inserter untuk menempatkan kapsul pada subdermal) *
42 Dorong pendorong hingga menyentuh pangkal kapsul,kemudian traik trokar ke arah pendorong (untuk menempatkan
kapsul hingga pada sirip pada pendorong masuk ke celah di pangkal trokar.*
43 Setelah dipastikan batang kapsul pada tempatnya disubdermal maka tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar hingga
tanda 2 (dekat ujung trokar), kemudian pindahkan ujung kapsul kesamping kapsul pertama (tahan pangkal kapsul
pertama dengan ujung jari telunjuk) dan arahkan ke 1,5 cm lateral dari ujung kapsul pertama sehingga membentuk huruf
V. *
44 Dorong trokar (pada lapisan subdermal) tanda 1 mencapai luka insisi
45 Putar pendorong (searah dengan putaran jarum jam) untuk mematahkan kedua tangkai sirip pendorong (pada celah di
pangkal trokar) hingga trokar dapat ditarik ke arah pendorong *
46 Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul kedua pada tempatnya
47 Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang dibawah kulit, tarik trokar dan pendorongnya hingga keluar dari luka
Insisi
48 Raba kapsul dibawah kulit untuk memastikan kedua kapsul impant 2 fin telah terpasang baik pada posisinya
49 Meraba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari insisi
Tindakan Pasca Pemasangan
50 Tekan pada tempat insisi dengan kasa bethadin untuk menghentikan perdarahan
51 Merapatkan luka insisi dan tutup dengan band aid
52 Memberi pembalut, tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
53 Masukan semua peralatan dalam larutan klorin untuk dekontaminasi, trokar direndam dalam keadaan terlepas dari
pendorong (Implant -2)
54 Membuang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas) sampah tajam dalam safety bok
55 Mencuci sarung tangan dan melepas sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin
Konseling Pasca Pemasangan Implant
55 Memberi petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila ada nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari
luka insisi maka ia harus segera kembali ke klinik
56 Meyakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik untuk kontrol atau bila menginginkan untuk mencabut kembali
Implant
57 Melakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
C TEKNIK
58 Melaksanakan tindakan secara urut dan sistematis
59 Menjaga privacy pasien
60 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
Total
CATATAN:
( )
DAFTAR TILIK
PELAKSANAAN IMUNISASI BCG
No Komponen Penilaian
Praktikum
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Mengucapkan salam, menyambut ibu pasien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan ramah
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, meminta persetujuan, dan kontrak waktu
3 Komunikasi dengan ibu/pasien selama melakukan tindakan
4 Mengidentifikasi identitas bayi dengan benar
5 Mengucapkan basmallah sebelum tindakan dan mengucapkan hamdallah setelah tindakan
6 Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir, kemudian dikeringkan dengan handuk pribadi, sebelum dan sesudah
Tindakan
7 Menggunakan APD (masker, hand scoon bersih)
8 Menjaga bayi dari resiko jatuh selama pemeriksaan
9 Melakukan dekontaminasi alat sesudah melakukan tindakan
CONTENT
10 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak (buku KIA)
11 Menyiapkan alat: ampul berisi vaksin BCG dan gergaji ampul, ampul berisi pelarut NaCl 0,9%/ampul pelarut BCG, spuit 5 cc, spuit
tuberkulin dengan jarum ukuran 25-27 panjang 10 mm, kapas DTT (dibasahi air DTT), sarung tangan bersih, bengkok, safety box,
larutan klorin 0,5%
12 Membuka ampul yang berisi vaksin BCG kering menggunakan gergaji ampul
13 Melarutkan BCG dengan pelarut vaksin BCG sebanyak 4 cc
14 Mengisi spuit dengan vaksin BCG sebanyak 0,05 ml (isi 0,06 ml, kurangi 0,01 ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
15 Mengatur posisi bayi
16 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi 1/3 bagian lengan kanan atas
17 Membersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi dengan air DTT*
18 Memegang lengan tangan kanan anak dengan tangan kiri sehingga lengan kita berada di bawah lengan anak.
19 Melingkarkan jari-jari untuk meregangkan kulit bayi
20 Memegang spuit dengan tangan kanan, lubang jarum menghadap ke atas, sudut 10-150*
21 Meletakkan spuit hampir sejajar dengan lengan bayi
22 Memasukkan ujung jarum ke dalam kulit, mengusahakan sedikit mungkin melukai kulit
23 Meletakkan ibu jari tangan kiri pada ujung barel, memegang pangkal barel di antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu mendorong
piston dengan ibu jari tangan kanan (tanpa melakukan aspirasi)
24 Menarik jarum setelah vaksin habis, tidak melakukan masase, hanya mengusap bekas injeksi dengan kapas jika ada darah yang
keluar pada bekas suntikan*
25 Bila vaksinasi BCG tepat, maka akan timbul benjolan di kulit yang mendatar dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori jelas
26 Merapikan bayi
27 Membereskan alat-alat:
Memasukkan spuit ke dalam safety box
Membuang kapas basah ke tempat sampah basah
28 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek samping dan perawatan setelah imunisasi
29 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadwal imunisasi selanjutnya
30 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
TEKNIK
31 Melaksanakan tindakan secara sistematis/ berurutan
32 Melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
33 Menjaga privasi pasien
TOTAL
Jumlah total
Nilai = -------------------- 100
66 ..................................................
Jumlah total
Nilai = -------------------- 100
58 ..................................................
No Komponen Penilaian
Praktikum
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Mengucapkan salam, menyambut ibu pasien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan ramah
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, meminta persetujuan, dan kontrak waktu
3 Komunikasi dengan ibu/pasien selama melakukan tindakan
4 Mengidentifikasi identitas bayi dengan benar
5 Mengucapkan basmallah sebelum tindakan dan mengucapkan hamdallah setelah tindakan
6 Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir, kemudian dikeringkan dengan handuk pribadi, sebelum dan
sesudah tindakan
7 Menggunakan APD (masker, hand scoon bersih)
8 Menjaga bayi dari resiko jatuh selama pemeriksaan
9 Melakukan dekontaminasi alat sesudah melakukan tindakan
CONTENT
10 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
11 Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin DPT, spuit, jarum ukuran 23, kapas desinfektan, sarung tangan, bengkok, safety box,
larutan klorin 0,5%
12 Mengisi spuit dengan vaksin DPT sebanyak 0,5 ml (isi 0,6 ml, kurangi 0,1 ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
13 Mengganti jarum spuit dengan jarum yang baru, mengeluarkan udara dari spuit*
14 Mengatur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang sisi
luar tangan kiri bayi). Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu. Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
15 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi; 1/3 atas paha atas bagian luar
16 Meletakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
17 Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas desinfektan
18 Menusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit antara ibu jari dan jari tengah sampai ke dalam otot (injeksi intra
muscular)*
19 Menarik piston (melakukan aspirasi) sedikit untuk meyakinkan jarum tidak masuk pembuluh darah*
20 Mendorong pangkal piston dengan ibu jari tangan kanan
21 Menarik jarum setelah vaksin habis sambil menekan lokasi penyuntikan dengan kapas desinfektan
22 Mengamati kondisi umum anak
23 Merapikan anak
24 Membereskan alat-alat:
Memasukkan spuit ke dalam safety box
Membuang kapas basah ke tempat sampah basah
25 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek samping dan obat penurun panas untuk
mengantisipasi efek samping berupa panas
26 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
27 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
TEKNIK
28 Melaksanakan tindakan secara sistematis/ berurutan
29 Melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
30 Menjaga privasi pasien
TOTAL
Jumlah total
Nilai = -------------------- 100 ..................................................
60
No Komponen Penilaian
Praktikum
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Mengucapkan salam, menyambut ibu pasien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan ramah
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, meminta persetujuan, dan kontrak waktu
3 Komunikasi dengan ibu/pasien selama melakukan tindakan
4 Mengidentifikasi identitas bayi dengan benar
5 Mengucapkan basmallah sebelum tindakan dan mengucapkan hamdallah setelah tindakan
6 Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir, kemudian dikeringkan dengan handuk pribadi, sebelum dan
sesudah tindakan
7 Menggunakan APD (masker, hand scoon bersih)
8 Menjaga bayi dari resiko jatuh selama pemeriksaan
9 Melakukan dekontaminasi alat sesudah melakukan tindakan
CONTENT
10 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
11 Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin polio, spuit, jarum ukuran 23, kapas desinfektan, sarung tangan, bengkok, safety box,
larutan klorin 0,5%
12 Mengisi spuit dengan vaksin polio sebanyak 0,5 ml (isi 0,6 ml, kurangi 0,1 ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
13 Mengganti jarum spuit dengan harum yang baru, mengeluarkan udara dari spuit*
14 Mengatur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kapala, bahu dan memegang sisi
luar tangan kiri bayi). Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu. Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
15 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi; 1/3 tengah paha atas bagian luar
16 Meletakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
17 Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas desinfektan
18 Menusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit antara ibu jari dan jari tengah sampai ke dalam otot (injeksi intra
muscular)*
19 Menarik piston sedikit (melakukan aspirasi) untuk meyakinkan jarum tidak masuk pembuluh darah*
20 Mendorong pangkal piston dengan ibu jari tangan kanan
21 Menarik jarum setelah vaksin habis sambil menekan lokasi penyuntikan dengan kapas
22 Mengamati kondisi umum anak
23 Merapikan anak
24 Membereskan alat-alat:
Memasukkan spuit ke dalam safety box
Membuang kapas basah ke tempat sampah basah
25 Melepas sarung tangan di dalam larutan klorin 0, 5 % secara terbalik
26 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi dan efek samping
Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
27 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
28 TEKNIK
29 Melaksanakan tindakan secara sistematis/ berurutan
30 Melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
31 Menjaga privasi pasien
TOTAL
No Komponen Penilaian
Praktikum
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1 Mengucapkan salam, menyambut ibu pasien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan ramah
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan, meminta persetujuan, dan kontrak waktu
3 Komunikasi dengan ibu/pasien selama melakukan tindakan
4 Mengidentifikasi identitas bayi dengan benar
5 Mengucapkan basmallah sebelum tindakan dan mengucapkan hamdallah setelah tindakan
6 Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir, kemudian dikeringkan dengan handuk pribadi, sebelum dan
sesudah tindakan
7 Menggunakan APD (masker, hand scoon bersih)
8 Menjaga bayi dari resiko jatuh selama pemeriksaan
9 Melakukan dekontaminasi alat sesudah melakukan tindakan
CONTENT
10 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin polio, pipet plastik, pincet, sarung tangan, bengkok, larutan klorin 0,5%
11 Mencuci tangan dengan air bersih menggunakan sabun dan keringkan dengan handuk pribadi
12 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
13 Membuka tutup metal dan tutup karet
14 Memasang pipet plastik pada flakon
15 Mengatur posisi bayi dengan cara menelentangkan bayi di atas pangkuan ibunya dan memegangnya erat-erat
16 Membuka mulut anak menggunakan 2 jari (dengan ibu jari dan jari telunjuk menekan pipi anak sehingga mulut terbuka)
17 Meneteskan vaksin polio langsung dari pipet ke dalam mulut sebanyak 2 tetes*
18 Memastikan bahwa vaksin polio sebanyak 2 tetes telah masuk ke dalam mulut anak
19 Merapikan anak
20 Membereskan alat-alat:
Membuang bahan-bahan habis pakai ke tempat sampah kering
21 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi dan efek samping imunisasi
Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
23 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
24 TEKNIK
25 Melaksanakan tindakan secara sistematis/ berurutan
26 Melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
27 Menjaga privasi pasien
TOTAL