Anda di halaman 1dari 15

MAGNESIUM, FOSFOR,

KALSIUM

Kelompok 5 :
Daud Yusup Panjaitan 1843700260
Aiwon Khairunnisa 1843700341
Carina Dwi Octariana 1843700345
Deni Rusniansyah 1843700349
Indraprahasti wulandari 1843700369
Corry Stephanie Sulastra 1843700383
Jupersio 1843700435
Mery Fitriyani 1843700414
Yeyen Auliya Wati 1843700434
MAGNESIUM
Magnesium merupakan salah satu kation esensial utama
dalam kehidupan dan terlibat dalam reaksi enzimatik
untuk sintesis protein; magnesium juga berperan
mempertahankan potensial listrik membrane sel, dalam
pembentukan ATP proses sintesis dan replikasi asam
ribonukleat – asam deoksiribonukleat secara absolute
memerlukan magnesium (Burney, 2000; Cydulka and
Jarvis, 2000).

Nilai normal: 1,7 - 2,3 mg/dL


 Implikasi klinik:
 Hipermagnesemia dapat terjadi pada gagal
ginjal, diabetik asidosis, pemberian dosis
magnesium (antasida) yang besar, insufisiensi
ginjal, hipotiroidisme dan dehidrasi.
 Hipomagnesemia dapat terjadi pada diare,
hemodialisis, sindrom malabsorbsi obat (kondisi
tersebut mengganggu absorbsi tiazid, amfoterisin
B, cisplatin), laktasi, pankreatitis akut,
menyusui, alkoholik kronik
Faktor pengganggu :
• Terapi salisilat, litium dan produk magnesium
jangka panjang (misalnya: antasida, laksatif) dapat
menyebabkan peningkatan kadar magnesium false,
khususnya jika terjadi kerusakan ginjal
• Kalsium glukonat, seperti juga sejumlah obat lain,
dapat mengganggu metode pemeriksaan dan
menyebabkan penurunan hasil
• Hemolisis akan memberikan hasil invalid, karena
sekitar tiga per empat magnesium dalam darah
ditemukan pada intrasel darah merah
FOSFOR
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh,
sekitar 1% dari berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan
gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor
merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai
fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding sel.

Pria : ≥20 tahun: 2,6-4,6 mg/dL

Wanita : ≥17 tahun: 2,6-4,6 mg/dL


Fosfor dalam tubuh mempunyai beberapa
fungsi, yaitu :

 Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor


pada matriks tulang.

 Mengatur peralihan energi pada metabolisme


karbohidrat, protein dan lemak melalui proses fosforilasi
fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin
B.

 Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer.

 Bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA


serta ATP dan fosfolipid.

 Mengatur keseimbangan asam basa


IMPLIKASI KLINIK:

 Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan


fungsi ginjal, uremia, kelebihan asupan fosfat,
hipoparatiroidisme, hipokalsemia, kelebihan
asupan vitamin D, tumor tulang, respiratori
asidosis, asidosis laktat dan terapi bifosfonat.

 Hipofosfatemia dapat terjadi pada


hiperparatiroidisme, rickets, koma
diabetik, hyperinsulinisme, pemberian
glukosa iv secara terus menerus pada
nondiabetik, antasida, tahap-tahap
diuretik pada luka bakar parah dan
respiratori alkalosis.
FAKTOR PENGGANGGU
• Kadar fosfor normal lebih tinggi pada anak-
anak
• Kadar fosfor dapat meningkat secara false
akibat hemolisis darah; karenanya pisahkan
serum dari sel sesegera mungkin
• Obat dapat menjadi penyebab menurunnya
fosfor
KALSIUM
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan
oleh tubuh dan mineral yang paling banyak terdapat
dalam tubuh, yaitu 1,5 – 2% dari berat badan orang
dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Hampir
seluruh kalsium di dalam tubuh ada dalam tulang yang
berperan sentral dalam struktur dan kekuatan tulang
dan gigi. Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL

Di dalam cairan ekstraseluler dan


intraseluler, kalsium berperan penting dalam
mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi
saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah
dan menjaga permebialitas membrane sel.
Kalsium mengatur kerja hormone dan factor
pertumbuhan.
IMPLIKASI KLINIK:

 Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan


fungsi ginjal, uremia, kelebihan asupan fosfat,
hipoparatiroidisme, hipokalsemia, kelebihan
asupan vitamin D, tumor tulang, respiratori
asidosis, asidosis laktat dan terapi bifosfonat.

 Hipofosfatemia dapat terjadi pada


hiperparatiroidisme, rickets, koma diabetik,
hyperinsulinisme, pemberian glukosa iv secara
terus menerus pada nondiabetik, antasida,
tahap-tahap diuretik pada luka bakar parah dan
respiratori alkalosis.
Akibat Kekurangan Kalsium :
-Otot kram, berkedut dan tremor
-Gangguan mental
-Osteoporosis
-Kelelahan fisik
-Peningkatan tekanan darah
-menimbulkan asma
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium :
– Hormon paratiroid bekerja pada tulang untuk
melepaskan kalsium ke dalam darah, meningkatkan
absorpsi kalsium di usus dan meningkatkan reabsorbsi
kalsium di ginjal.
– Vitamin D menstimulasi absorpsi kalsium di usus.
– Estrogen meningkatkan simpanan kalsium dalam
tulang
– Androgen, glukokortikoid dan kelebihan hormon tiroid
dapat menyebabkan hipokalsemia dan kekurangan
kalsium dalam tulang.
PEMERIKSAAN KALSIUM
Pemeriksaan Kalsium Disiapkan 3 tabung serologi
bersih dan kering, pada masing-masing tabung diberi
label balnko, standard an sampel. Pada tabung blanko
diisi 400 µl working reagen (R1 : R2 = 1 : 1) dan 10 µl
aquabidest. Pada tabung standar diisi 400 µl working
reagen dan 10 µl R4. Pada tabung sampel diisi 400 µl
working reagen dan 10 µl serum. Ketiga tabung
tersebut dihomogenkan dan selanjutnya diinkubasi
pada suhu ruang selama 5 menit. Kemudian dibaca
pada alat spektrofotometer dengan 578 nm.
Hal yang harus diwaspadai:
1. Nilai kritis total kalsium:
2. < 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat menyebabkan
tetanus dan kejang
3. 13 mg/dL (3,25 mmol/L) dapat menyebabkan
kardiotoksisitas, aritmia, dan koma) 4. Terapi
cepat pada hiperkalsemia adalah kalsitonin
DAFTAR PUSTAKA
 Burney PGJ. 2000. Epidemiology. In: Asthma.
4th ed. New York, Oxford: University Press Inc.
Pp. 197-217.
 Kemenkes RI, 2011. Pedoman Interpretasi Data
Klinik. Jakarta, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
 Schlingmann KP, Konrad M, Seyberth HW. 2004.
Genetics of hereditary disorders of magnesium
homeostasis. PediatrNephrol. 19:13-25

Anda mungkin juga menyukai