Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGEMBANGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM 1 TAHUN

Pembangunan kesehatan adalah investasi utama bagi pembangunan


sumber daya manusia Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah
upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan setiap orang
untuk dapat berperilaku hidup yang sehat untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu
perencanaan pembangunan kesehatan yang sistematis, terarah, terpadu dan
menyeluruh, serta dibutuhkan keterlibatan berbagai sektor dan seluruh komponen
bangsa dalam pelaksanaannya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi
masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaḁn,
peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan (Depkes, 2017).

Seluruh unsur penyelenggara negara baik di pusat maupun daerah


bertanggungjawab atas terbentuknya masyarakat yang sehat. Tidak luput pula
peran serta aktif dari masyarakat harus dilibatkan secara optimal untuk mengubah
dan memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Perilaku
inilah yang menjadi pintu masuk terciptanya masyarakat yang sehat. Kondisi ini
yang kemudian melahirkan sebuah ide diperlukannya sebuah konsep percepatan
pembangunan kesehatan yang menjadikan desa sehat sebagai basisnya. Dengan
ide utamanya adalah membuat masyarakat dapat merasakan peningkatan kualitas
keterjangkauan akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan dasar mereka
sebagai objek pembangunan dan tentunya juga mempertimbangkan masyarakat
sebagai subjek pembangunan (Kemenkes, 2015).

Secara umum tujuan pengembangan potensi desa adalah untuk mendorong


terwujudnya kemandirian masyarakat Desa/Kelurahan melalui Pengembangan
Potensi Unggulan dan Penguatan Kelembagaan serta Pemberdayaan Masyarakat.
Sedangkan secara khusus tujuan pengembangan potensi desa, antara lain (Soleh,
2017) :
1) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
pembangunan secara terbuka, demokratis dan bertanggung jawab;
2) Mengembangkan kemampuan usaha dan peluang berusaha demi
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Rumah Tangga Miskin.
3) Membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran Unit Pengelola
Keuangan dan Usaha (UPKu) sebagai Lembaga Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat.
4) Membentuk, memfasilitasi dan memberikan pembinaan Pokmas UEP
terutama pada aspek kelembagaan dan pengembangan usaha.
5) Mengembangkan potensi ekonomi unggulan Desa/Kelurahan yang
disesuaikan dengan karateristik tipologi Desa/Kelurahan.
6) Mendorong terwujudnya keterpaduan peran dan kemitraan antar Dinas/
Instansi Provinsi dan Kabupaten/Kota maupun stakeholders lainnya
sebagai pelaku dan fasilitator program

Berdasarkan analisis SWOT, Desa Sungai Asam memiliki berbagai


potensi dalam menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan desa dalam
bidang kesehatan. Terutama untuk Lembaga organisasi kesehatan seperti
ketersediaan pustu, posyandu, dan posbindu yang nanti dapat dikembangkan lagi
dengan diadakan poskesdes. Poskesdes merupakan sarana pelayanan kesehatan
yang berada di Desa/ Kelurahan, merupakan pengembangan/ perluasan fungsi dari
Polindes dan jaringan Puskesmas dalam rangka mendekatkan akses untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tujuan dari Poskesdes adalah
meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan menempatkan
tenaga bidan, pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi bidan
untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Ruang lingkup kegiatan Poskesdes
yaitu Promotif, Preventif, Kuratif (Kemenkes, 2012).

Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini, telah


tumbuh dan berkembang berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM). Salah satu UKBM yang berkembang diantaranya Poskesdes. Untuk
lebih memantapkan penyelenggaraan berbagai UKBM yang ada di desa, perlu
dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat berfungsi mengkoordinasi UKBM
yang ada. Fungsi koordinasi diperlukan, agar penyelenggaraan UKBM tersebut
dapat sinergis dalam upaya mewujudkan Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang
memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri. Dalam Kepmenkes No.564 tahun 2006 tentang pedoman
pelaksanaan pengembangan Desa Siaga disebutkan bahwa kriteria Desa Siaga
adalah memiliki minimal satu Poskesdes (Kemenkes, 2018).

Selain itu, dengan adanya masyarakat desa memiliki semangat


kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan kekeluargaan yang erat merupakan
landasan yang kokoh bagi kelangsungan program pembangunan dan merupakan
kekuatan dalam membangun pedesaan termasuk dalam bidang kesehatan. Perlu
juga menggerakkan potensi Karang Taruna Desa untuk mengembangkan Desa
Sungai Asam ini untuk berkembang lebih maju lagi dengan tetap mengadakan
kegiatan positif terkait kesehatan seperti diadakan gotong royong jumat bersih
dan turut serta dalam kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan.

Prakarsa atau partisipasi masyarakat dalam upaya mencapai tujuan


pembangunan kesehatan perlu didorong secara bersama-sama guna mewujudkan
sebuah tatanan hidup masyarakat dengan paradigma “Desa Sehat” yang
dihatapkan berimplikasi langsung bagi peningkatan status kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat desa. Sebuah desa dengan kategori sehat tentu harus
punya indikator capaiannya, diantaranya (Kemenkes, 2016) :

1) Peningkatan kapasitas kader PKK dan Posyandu guna mendukung


terwujudnya kesejahteraan keluarga, meliputi : kebersihan lingkungan,
PHBS, gizi keluarga, pendidikan keluarga, home industri (peningkatan
pendapatan keluarga).
2) Gerakan Sadar Gizi. Indikator KADARZI (keluarga sadar gizi) ini
meliputi : menimbang berat badan secara teratur, memberikan ASI saja
kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif), makan
beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi
(Tablet tambah darah, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
3) Gerakan PHBS dengan membudayakan kebiasaan CTPS (cuci tangan
pakai sabun) dan SGPM (sikat gigi pagi malam) dengan benar dan tepat
baik cara dan waktu pelaksanaannya.
4) Gerakan Pengelolaan Sampah rumah tangga secara mandiri dengan
memisahkan sampah organik dan anorganik kemudian diolah menjadi
produk bermanfaat.
5) Gerakan Jamban Sehat, dimana Kementerian Kesehatan telah menetapkan
syarat dalam membuat jamban sehat, dengan kriteria sebagai berikut: tidak
mencemari air dan tanah permukaan, bebas dari serangga, tidak
menimbulkan bau dan nyaman digunakan, aman digunakan oleh
pemakainya, mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi
pemakainya serta tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.

Paradigma “Desa Sehat” ini tentu menjadi harapan bagi seluruh warga
masyarakat desa dalam upaya bersama menata kehidupan bermasyarakat yang
lebih baik dan peran aktif. Dalam kondisi ini masyarakatlah yang akan
mewujudkan suatu pemerintahan desa, dan masyarakat desa yang memiliki derajat
kesehatan yang optimal, berperilaku hidup sehat dan bersih sehingga mampu
produktif, berdaya saing, mandiri, bahagia, dan sejahtera (Ristiawati, 2015).

Apalagi saat ini dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat melalui
pengalokasian dana desa (ADD) yang bisa dimanfaatkan oleh aparatur pemerintah
desa untuk merencanakan berbagai program yang matang baik program jangka
pendek, menengah serta jangka panjang yang berbasis kesehatan masyarakat. 

Dalam melakukan pengembangan potensi desa perlu melibatkan partisipsi


masyarakat secara proporsional. Hal ini diperlukan agar setiap program
pengembangan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, mulai dari
pendataan, pengkajian, pengerjaan proyek, pemanfaatan hingga pemeliharaan.
Dengan mengembangkan partisipasi masyarakat maka pembangunan akan lebih
efektif dan efisien karena masyarakat akan lebih bertanggungjawab terhadap
keberlangsungan pembangunan, mereka merasa ikut memiliki setiap hasil
pembangunan desa.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2017. Rapat Kerja Kesehatan Nasional. Artikel.


Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta
Soleh A. 2017. Strategi Pengembangan Potensi Desa. Jurnal Sungkai, 5(1); 32-52.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Petunjuk Teknis
Pengembangan Dan Penyelenggaraan Poskesdes. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Desa Siaga. Artikel. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta
Ristiawati, Latif VN. 2015. Identifikasi Permasalahan Kesehatan Di Desa
Simbang Wetan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan Tahun 2015.
Jurnal Pena Medika, 5(1): 71-77.

Anda mungkin juga menyukai