Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL

PERTEMUAN EVALUASI FKD


PADA TANGGAL : 21 NOVEMBER 2018

I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Indonesia sehat 2010,
serta paradigma sehat, semua mendorong dan mengupayakan kemandirian
individu, keluarga, masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sehat
sebagai investasi pengembangan sumber Daya Manusia untuk kehidupan yang
produktif, dan sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu di syukuri serta menjadi
kewajiban manusia dan landasan dalam mendorong upaya meningkatkannya. Sehat
menjadi hak Asasi Manusia dan menjadi kewajiban setiap individu, keluarga,dan
masyarakat untuk mengupayakan kesehatanya. Paragdigma sehat suatu pola pikir
yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan dan nilai yang sangat penting, yang
menjadi dasar setiap langkah atau tindak individu, keluarga, dan masyarakat untuk
upaya meningkatkan kesehatanya, serta mendorong kesadaran dalam mengatasi
masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama.
Masalah utama kesehatan di Jawa Tengah antara lain, masih tingginya angka
kematian ibu dan bayi masih adanya kasus gizi buruk berbagai wilayah tingginya
berbagai penyakit menular seperti demam berdarah, malaria, tuberculosis paru,
HIV/AIDS meningkatnya penyakit tidak menular munculnya penyakit baru seperti
SARS dan flu burung, serta meningkatnya penyakit tidak menular. Kejadian luar
biasa [ KLB ] penyakit maupun keracunan makanan masih sering terjadi di Jawa
Tengah. Berbagai masalah kesehatan tersebut karena perilaku yang kurang sehat,
pengelolaanya pembangunan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat
belum optimal. Peran aktif masyarakat sangat penting untuk merubah perilaku yang
kurang mendukung kesehatan masyarakat menuju hidup bersih dan sehat, dan ikut
serta mengelola dan menjaga lingkungan. Selain itu di harapkan masyarakat mampu
melaksanakan dan meningkatkan berbagai upaya kesehatan termasuk deteksi dini
masalah kesehatan di masyarakat.
Indonesia merupakan wilayah di antara dua samudra besar yang rawan
bencana, dan jawa Tengah mrupakan daerah dengan berbagai macam bencana
maupun resiko bencana, sepert: gunung bertapi; gempa bumi; tsunami; banjir;
tanah longsor; kebakaran; kecelakaan lalu lintas; dan lain-lain. Kesiapsiagaan
pemerintah bersama masyarakat melalui berbagai upaya dalam penanganan resiko
yang tertjadi pada pada saat bencana, dan kewaspadaan cepat, serta upaya
mencegahnya, belum terkoordinasi dengan baik.Sejak dicanangkan Visi Indonesia
sehat 2010 dan Visi Jawa Tengah sehat 2010 yang mandiri dan bertumpu pada
potensi daerah, telah banyak kemajuan yang di capai, tetapi masih jauh dari target
yang di harapkan. Berbagai upaya dalam mengatasi masalah kesehatan selama ini,
masih bertumpu pada upaya pemerintah, walaupun telah di kembangkan Upaya
kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), tetapi masyarakat belum optimal
berperan dan berbagai kegiatan masyarakat tersebut belum terkoordinassi dengan
baik. Untuk mencapai Jawa Tengah Sehat 2010, perlu respons pemerintah yang
terkordinasi dan respons masyarakat terkordinasi dengan baik. Desa Siaga
merupakan salah satu upaya trobosan atau strategi yang memiliki daya ungkit
untuk menggerakan dan memberdayakan masyrakat sebagai tahapan menuju
sehat. Jawa Tengah telah menggembangkan Polindes menjadi Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD), yang di canangkan tanggal 30 Desember 2003, tetapi di desa Tubanan
tidak PKD melainkan Puskesmas Pembantu (PUSTU). Pengembangan kesehatan,
mendorong pembangunan berwawasan kesehatan di tingkat desa. PUSTU yang di
kelola oleh tenaga profisional kesehatan di desa, diharapkan menjadi potensi awal
untuk memper cepat terwujudnya desa siaga. Pengembangan desa menuju desa
siaga, perlu upaya fasilitasi untuk mendorong masyarakat sadar, mau dan mampu
serta peduli dalam mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap
kesehatan, seperti kurang gizi, penyakit menular dan tidak menular, kejadian
bencana, kecelakaan, dan deteksi dini masalah kesehatan termasuk kejadian luar
biasa. Peningkatan kepedukian dan kesiapsiagaan masyarakat, dengan
memanfaatkan potensi setempat, serta mendorong kebersamaan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan secara dini, menuju desa sehat secara mandiri.

TUJUAN
Mengembangkan kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam
mecegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdarurat
kesehatan secara mandiri untuk mewujudkan desa sehat.

II. PESERTA PERTEMUAN


Peserta pertemuan berjumlah 12 orang yang terdiri dari anggota FKD

III. NARASUMBER
 Petugas Promosi Kesehatan
 Kepala Puskesmas

IV. METODE
 Ceramah dan Tanya jawab
 Diskusi

V. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Pertemuan diadakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 21 November2018
Pukul : 09.00 s/d selesai
Tempat : Puskesmas Bulu
VI. HASIL
Pertemuan dibuka oleh pembawa acara pada jam 09.00 dengan bacaan
basmalah bersama sama dan dihadiri oleh 12 peserta anggota FKD, dalam
pertemuan tersebut membicarakan tentang Forum Kesehatan Desa (FKD).
Kepala Puskesmas memaparkan kepada peserta tentang Forum Kesehatan Desa
(FKD) Kelurahan merupakan wadah partisipasi bagi masyarakat dalam
mengembangkan pembangunan kesehatan ditingkat desa atau kelurahan untuk
merencanakan, menetapkan, koordinasi dan penggerak kegiatan, serta monitoring
evaluasi pembangunan kesehatan di desa. Kemudian petugas Promosi kesehatan
memaparkan tentang fungsi Forum Kesehatan sebagai wadah yaitu
mengembangkan system kesehatan desa meliputi kegiatan gotong royong
masyarakat, upaya kesehatan, pengamatan dan pemantauan kesehatan dan
pembiayaan kesehatan. Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan di desa.
Desa Siaga yang mana di setiap Desa untuk memudahkan mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar, peduli tanggap dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan yang di hadapai. Masyarakan bisa tinggal di lingkungan yang
sehat serta mampu mempraktikkan PHBS. Tokoh masyarakat dan kader berperan
aktif memberdayakan dan menggerakkan masyarakat.

KESIMPULAN
Masyarakat Desa agar mengetahui program rencana Forum Kesehatan Desa dan
mulai membiasakan untuk hidup bersih dan sehat agar tirciptanya maysarakat yg
sehas terhindar dari bahaya dan penyakit akibat perilaku yang kurang bersih,
meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga. Dengan pertemuan Evaluasi
Forum Kesehatan Desa menjadi lebih tahu tentang pemecahan permasalahan
kesehatan yang ada di desa. Acara di tutup dengan bacaan hamdalah bersama dan
di akhiri pada jam 12.00

VII. PEMBIYAAN
Biaya yang digunakan untuk kegiatan pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa
bersumber dari dana BOK DAK-Non Fisik tahun 2018, untuk Puskesmas Bulu.

Bulu, 21 November 2018

Mengetahui
Kepala Puskesmas
Selaku Pimpinan BLUD Puskesmas Bulu

drg. IKA YUNI ASTUTI, MM


NIP. 19640618 199202 2 002

Anda mungkin juga menyukai