TUMOR PAYUDARA
1
Anatomi
2
Batas-batas payudara
3
Batas-batas payudara yang sesungguhnya:
Superior : hampir sampai ke klavikula
Inferior : inframammary crease
Medial : linea parasternalis
Lateral : m.latissimus dorsi/linea mid axillaris
4
Sistem Aliran limfe
Low
Aksilar Middle
Supraklavikular
5
Vaskularisasi payudara
Arteri
A. mammaria interna yang
memperdarahi tepi medial
glandula mammae
Rami pektoralis a.
thorakoakromialis yang
memperdarahi glandula
mammae bagian dalam (deep
surface)
A. thorakalis lateralis (a.
mammaria eksterna) yang
memperdarahi bagian lateral
payudara
6
Vaskularisasi payudara
Vena
7
Innervesi Payudara
-nervus pektoralis yang
menginervasi muskulus
pektoralis mayor dan minor,
8
TINJAUAN PUSTAKA
Jinak
Tumor
Payudara
Ganas
9
Tumor Jinak
Papiloma
Fibrokistik Fibroadenoma
intraduktus
Mastitis
Kista Galaktokel
plasma
Nekrosis
Tumor filoides
lemak
10
Fibrokistik
11
Fibroadenoma
12
Papiloma intraduktus
14
Galaktokel
Tersumbatnya duktus
lactiferus
biasanya galaktokel tampak
rata, benjolan dapat
digerakkan dan keras.
15
Mastitis sel plasma
16
Nekrosis lemak
Tumor filodes
17
Tumor Jinak
18
CA MAMMAE
Definisi
Epidemiologi
19
Faktor Resiko
Menarche
Usia dan Obesitas
menopause
Riwayat
Paritas dan
menderita Faktor diet
fertilasi
kanker
Riwayat
Hormonal Radiasi
keluarga
20
Gejala klinis
Pembesaran
Perubahan papilla
Massa tumor Perubahan kulit kelenjar limfe
mamae
regional
Kebanyakan di Tanda lesung Retraksi, distorsi pembesaran
kuadran lateral Perubahan kulit papilla mamae kelenjar limfe
atas jeruk (peau d Secret papilar aksila ipsilateral
konsistensi keras, orange): Perubahan dapat soliter atau
batas tidak tegas, Nodul satelit kulit eksematoid multipel, pada
permukaan tidak awalnya mobile,
Invasi, ulserasi
licin, mobilitas kemudian dapat
kulit
Massa cenderung saling
Perubahan berkoalesensi atau
membesar inflamatorik
bertahap, dalam adhesi dengan
beberapa bulan jaringan sekitarnya
bertambah besar
secara jelas
21
Gejala klinis
22
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang
23
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Status Generalis
Status lokalis
Inspeksi dan Palpasi mammae
Pemeriksaan kelenjar getah bening regional ( Aksila&
Supra dan Infra klavikula )
24
Pemeriksaan fisik
25
Pemeriksaan penunjang
Mamografi
26
Pemeriksaan penunjang
USG Sitologi
27
Pemeriksaan penunjang
Foto thorak
Pemeriksaan Laboratorium
28
Penyebaran Ca Mammae
Metastasis melalui
sistem vena
29
Stadium klinis
TNM Stagging
30
Stagging Ca Mammae
IIA T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
IIB
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
IIIA
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
T4 Setiap N M0
IIIB
Setiap T N3 M0
IV Setiap T Setiap N M1
32
Stadium klinis kanker payudara
Stage 2a
Stage 1
Stage 2b
33
Stadium klinis kanker payudara
Stage 3b
Stage 3a
34 Stage 4
Penatalaksanaan
Terapi
Radioterapi Kemoterapi Hormonal
bedah
35
Terapi bedah
Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian
stadium III disebut kanker mammae operabel. Pola operasi yang sering
dipakai adalah
36
Mastektomi radikal
37
Mastektomi radikal modifikasi
38
Simpel masektomi
39
Breast conserving surgery (BCS)
40
Tatalaksana
Radioterapi
murni kuratif
Radioterapi
Radioterapi
adjuvan
Radioterapi
paliatif
41
Tatalaksana
Kemoterapi
Terapi ini terutama diberikan pada kanker payudara yang sudah
lanjut, bersifat paliatif, tetapi dapat pula diberikan pada kanker
payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi, bersifat terapi
ajuvant.
Terapi hormonal
Terapi utama pada stadium IV disamping kemoterapi
premenopause terapi hormonal berupa terapi ablasi
postmenopause terapi hormonal berupa pemberian obat anti
estrogen
1-5 tahun menopause, jenis terapi hormonal tergantung dari
aktivitas efek estrogen
42
Prognosis
43
Prognosis
44
Screening dan deteksi awal Ca Mammae
45
Pemeriksaan
SADARI
46
Daftar pustaka
1. Manuaba, Tjakra W. Payudara. R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong (editor). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
Kedua. EGC. 2004. Hlm: 387-402.
2. Pierce A. Grace n Neil R. Borley, At a Glance, ilmu bedah. Edisi III. Penerbit Erlangga, Jakarta. 2006.
Halaman: 130-131
3. Ramli, Muchlis. Kanker Payudara. Soelarto Reksoprodjo dkk (editor). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Edisi
Pertama. Binarupa Aksara. Hlm: 322-341.
4. Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker Payudara dengan Adanya Metastase pada Kelenjar
Getah Bening Aksila. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2003. Available
from: http://www.usu.ac.id.
5. Harianto, Mutiara R, Surachmat H. Risiko Penggunaan Pil Kontrasepsi Kombinasi Terhadap Kejadian
Kanker Payudara pada Reseptor KB di Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo. Majalah Ilmu Kefarmasian,
2005;II(1)April:84-99.
6. Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker Payudara dengan Adanya Metastase pada Kelenjar
Getah Bening Aksila. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2003. Available
from: http://www.usu.ac.id.
7. World Health Organization. Breast cancer : Prevention and Control .2009. Available from : www.who.int.
8. Desen W, ed. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2008.h. 366-82.
9. American Cancer Society . Detailed Guide : Breast Cancer . 2009. Available from : www.acs.org.
47
48