Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

STROKE HEMORAGIK EC ANEMIA APLASTIK

OLEH :

Tannia Rizkyka Irawan

H1A 012 059

PEMBIMBING :

dr. Herpan Syafii Harahap, M.Biomed, Sp.S

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN/SMF


ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

RSU PROVINSI NTB

MATARAM 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya.

Laporan kasus yang berjudul Stroke Hemoragik ini disusun dalam rangka mengikuti
Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf RSU Provinsi NTB.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

1. dr. Herpan Syafii Harahap, M.Biomed, SpS selaku pembimbing


2. dr. Ester Sampe, SpS, selaku Ketua SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUP NTB
3. dr. Wayan Subagiartha, SpS, selaku supervisor
4. dr. Ilsa Hunaifi, SpS, selaku supervisor
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
kepada penulis
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan kasus ini.

Semoga tinjauan pustaka ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan
khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari sebagai
dokter. Terima kasih.

Mataram, Juni 2017

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) Monica Project adalah
gangguan fungsional otak fokal maupun global secara akut, lebih dari 24 jam (kecuali ada
intervensi bedah atau meninggal), berasal dari gangguan aliran darah otak.1 Termasuk
didalamnya adalah perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral dan iskemik atau infark
otak. Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara maju dan ketiga
terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang
meninggal karena stroke di dunia. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi setelah
penyakit jantung dan kanker di dunia. Pada tahun 2008, jumlah prevalensi stroke di United State
sekitar 7.000.000 dengan perkiraan satu pasien akan mengalami kematian setiap 4 menit.1

Survei Departemen Kesehatan RI pada 987.205 subjek dari 258.366 rumah tangga di 33
propinsi mendapatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama pada usia > 45 tahun
(15,4% dari seluruh kematian). Prevalensi stroke di Indonesia menurut data RISKESDAS 2013
adalah sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil.
Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8), diikuti DI Yogyakarta
(10,3), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil, dengan rata-rata adalah 0,8%,
Nusa tenggara Barat sendiri memiliki prevalensi stroke sebesar 4,5 per mil. Jenis stroke yang
paling sering terjadi adalah stroke iskemia yaitu sekitar 65-80%, sedangkan sisanya adalah
karena stroke hemoragik.2

Penyebab stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke infark atau iskemi dan stroke perdarahan
atau hemoragik. Munculnya etiologi stroke iskemia maupun hemoragik karena adanya faktor
resiko yang meningkatkan kejadian stroke. Faktor resiko stroke ICH adalah hipertensi, riwayat
merokok, konsumsi alkohol berlebih, hipokolestrolemia, dan konsumsi obat-obatan. Stroke ICH
biasanya disebabkan karena ruptur arteri akibat hipertensi atau abnormalitas vaskular lainnya.
Outcome dari stroke ICH ini bervariasi tergantung dari volume hematoma, lokasi, penyebaran ke

3
ventrikel, dan faktor lainnya. Hipertensi merupakan faktor resiko utama penyebab stroke,
sehingga penanganan yang baik pada hipertensi dapat menurunkan insiden dan angka kematian
akibat stroke. Dengan adanya faktor resiko akan memperparah kondisi pasien apabila faktor
resiko tidak dapat diobati atau ditangani dengan baik.3

1. 2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam tinjauan pustaka ini antara lain:

1. Apakah definisi operasional stroke?


2. Bagaimana epidemiologi stroke?
3. Bagaimana klasifikasi stroke?
4. Apakah penyebab stroke hemoragik?
5. Bagaimana patofisiologi stroke hemoragik?
6. Apakah gejala yang muncul pada pasien dengan stroke hemoragik?
7. Bagaimana penegakan diagnosis stroke hemoragik?
8. Apa saja faktor resiko stroke ?
9. Bagaimana managemen penatalaksanaan stroke hemoragik?

1. 3 Tujuan penulisan

Penulisan tinjauan pustaka ini penting bagi dokter muda sebagai calon dokter umum agar
mampu mengenali, memahami, dan mendiagnosa suatu penyakit dengan tepat dimulai dari
definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala. Sehingga dapat menentukan,
tatalaksana awal, prognosis, informasi, dan edukasi yang tepat kepada pasien.

1. 4 Manfaat penulisan

Penulisan tinjauan pustaka ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dalam
mempelajari kasus stroke hemoragik yang berlandaskan teori guna memahami bagaimana cara
mengenali, mengobati, dan mencegah stroke hemoragik, termasuk tindakan awal dan pengobatan
lebih lanjut, sehingga dapat mengoptimalisasi kemampuan dan pelayanan dalam merawat pasien
yang menderita stroke hemoragik.

4
BAB III

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn.L
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar SMA
Suku Bangsa : Sasak
Alamat : Jerowaru
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
MRS : 9 Juni 2017
Tanggal pemeriksaan : 12 Juni 2017

B. SUBYEKTIF

Keluhan Utama :

Penurunan kesadaran

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengalami penurunan kesadaran secara mendadak sejak semalam. Keluhan ini di
awali dengan adanya periode muntah dengan frekuensi >7x sejak malam hari yang disertai
dengan keluhan nyeri kepala hebat. Saat pagi hari, pasien mengalami kejang sebanyak 2 kali,
kemudian setelah kejang kesadaran pasien terus menurun hingga saat ini. Pasien sadar diantara
dua periode kejang, kejang ditandai dengan tangan dan kaki kiri pasien kaku dan terhentak
dengan durasi satu kali kejang 5 menit. Tidak terdapat busa yang keluar dari mulut pasien, dan
pasien tidak mengompol, mata pasien menutup. Sebelumnya pasien datang ke IGD RSUP NTB

5
dengan keluhan gusi berdarah sejak 1 minggu yang lalu disertai timbul lebam-lebam dan bintik-
bintik pada seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu. Pasien dirawat di RSUDP NTB untuk
mendapatkan transfusi darah. Tiga hari kemudian pasien mengalami penurunan kesadaran.
Riwayat trauma kepala (-). Kemudian setelah muntah dan sakit kepala pada malam hari nnya,
pasien tidak sadarkan diri pada pagi hari. Keluhan ini diketahui keluarga pasien muncul tiba-tiba.
Karena diketahui 1 jam sebelumnya pasien masih dapat beraktifitas dan berkomunikasi lancar
dengan orang tuanya. Riwayat keluhan penyerta pada pasien adalah sebagai berikut:

a. Motorik: Berdasarkan keterangan keluarga pasien, sejak keluhan utama muncul angggota
badan yang bergerak hanya tangan dan kaki kiri saja, wajah pasien tampak simetris, sudut
bibir sebelah kanan pasien dirasa cenderung tidak terdapat kelainan, keluhan tersebut
juga dirasakan menetap serta tidak membaik dengan istirahat. Bicara pasien juga
dikeluhkan menjadi sulit dinilai, karena pasien tidak sadarkan diri.

b. Nyeri kepala: Pasien mengeluhkan nyeri pada seluruh daerah kepala rasanya seperti
ditindih beban berat sejak satu hari sebelum keluhan penurunan muncul, terutama
dirasakan pada bagoan kepala sebelah kanan.

c. Mual dan muntah: Pasien mengeluh muntah sebanyak >7x, tidak didahului oleh rasa
mual berisi air dan makanan sejak keluhan utama muncul.

d. Sensorik: Keluarga pasien menyangkal adanya rasa baal pada bagian tubuh yang lemah
yaitu pada wajah bagian kiri serta tangan dan kaki kirinya. Pasien menyangkal adanya
rasa tertusuk, terbakar, maupun nyeri lainnya pada bagian tubuhnya. Keluhan gangguan
pada pengecapan maupun penciuman pada pasien disangkal.

e. Gangguan penglihatan: Pasien menyangkal penurunan penglihatan atau pandangan kabur


yang berlangsung tiba-tiba, pasien juga menyangkal keluhan penglihatan ganda.

f. Pendengaran: Pasien menyangkal adanya perubahan yang mendadak pada pendengaran


pasien, riwayat mendengar suara tanpa adanya sumber suara yang jelas disangkal pasien.

g. Vertigo: Pasien menyangkal adanya sensasi berputar baik pada lingkungan sekitar
maupun dirinya sendiri, pasien juga menyangkal adanya riwayat telinga berdenging
sebelum muncul keluhan.

6
h. Kesadaran: Keluhan penurunan kesadaran yang terjadi tiba-tiba diakui oleh keluarga
mulai pagi hari (diketahui karena tidak sadar ketika dibangunkan).

i. Saraf otonom: Frekuensi BAK 2-3x/ hari berwarna kekuningan dengan volume setengah
gelas belimbing setiap berkemih, riwayat nyeri saat BAK maupun susah BAK disangkal
pasien, frekuensi BAB 1x/ hari, volume normal dengan feses berwarna coklat
kekuningan, riwayat susah BAB maupun BAB berwarna kehitaman atau kehitaman
disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat lemas badan sebelumnya tidak ada


- Riwayat anemia aplastik sebelumnya ada (pasien di diagnosis anemia aplastik satu
bulan yang lalu 18/05/2017)
- Riwayat diabetes melitus tidak ada
- Riwayat asma tidak ada
- Riwayat dyslipidemia tidak ada
- Riwayat penyakit jantung tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien.

Riwayat Pengobatan :

Saat ini adalah kali kedua pasien masuk rumah sakit. Pertama kali pasien dirawat satu
bulan yang lalu dengan keluhan lemas dan gusi berdarah. Pasien memliki riwayat transfusi satu
bulan ssebelumnya. Diketahui pasien di transfusi trombosit 10 kantong dan PRC 4 kantong. Saat
keluhan utama muncul pasien berada dalam perawatan bersama dengan bagian penyakit dalam.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan:

Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan dua kakak. Pasien tidak memiliki riwayat
merokok dan tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Pasien adalah seorang pelajar SMA kelas I,

7
aktifitas sehari-hari di sekolah menurut pengakuan keluarga pasien terbatas, Karen apasien sering
mengeluhkan mudah lelah.

C. OBYEKTIF

Pemeriksaan Fisik

1) Status Generalis
Keadaan Umum : berat
Kesadaran : Stupor
Vital Signs :
o Tekanan darah
- Saat di IGD :110/80 mmHg
- Saat di Ruangan : 100/70 mmHg
o Nadi
- Saat di IGD : 84x/menit, regular, kuat angkat
- Saat di Ruangan : 88x/menit, regular, kuat angkat
o Frekuensi nafas
- Saat di IGD : 20x/menit
- Saat di Ruangan :22 x/menit
o Suhu
- Saat di IGD :36,9C
- Saat di Ruangan : 36,5 oC
2) Status Lokalis
a) Kepala
Bentuk dan ukuran : normal
Rambut : normal
Anemis : (-/-)
Ikterus : (-/-)
Sianosis : (-)
Edema : (-)
Malar rash : (-)
Hiperpigmentasi : (-)
Nyeri tekan kepala : (-)

8
Massa : (-)

b) Thorax
1. Inspeksi:
Bentuk & ukuran: normal, simetris antara sisi kiri dan kanan
Gerakan dinding dada simetris, kelainan bentuk dada (-/-), ictus cordis tidak
tampak
Permukaan dinding dada: jejas (-), papula (-), petechiae (-), purpura (-),
ekimosis (-), spider naevi (-), vena kolateral (-), massa (-).
Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif, tak tampak hipertrofi SCM, otot
bantu napas abdomen tidak aktif
Iga dan sela iga: simetris, pelebaran ICS (-/-)
Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: simetris kiri dan kanan.
2. Palpasi:
Pengembangan dinding dada simetris
Trakea: deviasi (-)
Nyeri tekan (-), benjolan (-), edema (-), krepitasi (-)
3. Perkusi:
Paru-paru
o Perkusi sonor di semua lapang paru
Jantung
o Batas kanan ICS 2 parasternal line dekstra
o Batas kiri ICS 5 midclavicula line sinistra
4. Auskultasi:
Paru-paru:
o Vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-).
Jantung:
o S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).
c) Abdomen
Inspeksi : distensi (-), jejas (-), massa (-)

9
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba.
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen

d) Ekstremitas :
Akral hangat : + +
+ +
Edema : - -
- -
Deformitas : - -
- -
CRT <2 detik

Status Neurologis
1. GCS : E2V1M3
2. Fungsi Luhur
a. Reaksi atensi : Sde
b. Memori : Sde
c. Bahasa : Sde
d. Fungsi visospasial : Sde
e. Fungsi Exekutif : Sde
3. Tanda rangsang Meningen:
b. Kaku kuduk : (-)
c. Kernig : (-)
d. Brudzinski I : (-)
e. Brudzinski II : (-)
f. Brudzinski III : (-)
g. Brudzinski IV : (-)
1. Saraf Cranial
Nervus kranialis Kanan Kiri
N I (Olfaktorius)
-subjektif Sde Sde

10
-objektif (dg bahan) Sde Sde
N II (Optikus)
-tajam penglihatan Sde Sde
-lapangan pandang Sde Sde
-melihat warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N III (Okulomotorius)
-bola mata Orthotropia Orthotropia
-ptosis Tidak ada Tidak ada
-gerakan bulbus Sde Sde
-strabismus Tidak ada Tidak ada
-nistagmus Sde Sde
-ekso/endotalmus Tidak ada Tidak ada
-pupil
bentuk Bulat, anisokor, 3 Bulat, anisokor, 5
reflex cahaya mm mm
+ -
N IV (Trochlearis)
-gerakan mata ke bawah Sde Sde
-sikap bulbus Ortho Ortho
-diplopia Sde Sde
N V (Trigeminus)
-Motorik
membuka mulut Sde Sde
menggigit Sde Sde
mengunyah Sde Sde
-Sensorik
Divisi Oftalmika
*reflex kornea - -
*sensibilitas Sde Sde

11
Divisi Maksila
*sensibilitas Sde Sde
Divisi Mandibula
*sensibilitas Sde Sde
N VI (Abdusen)
-gerakan mata ke lateral Sde Sde
-sikap bulbus Ortho Ortho
-diplopia Sde Sde
N VII (Fasialis)
-raut wajah
-fisura palpebra - -
-menggerakkan dahi Sde Sde
-menutup mata Sde Sde
-menutup mulut Sde Sde

-mencibir/bersiul Sde Sde


-memperlihatkan gigi Sde Sde
-sensasi lidah 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N VIII (Vestibularis)
-suara berbisik Sde Sde
-rinne test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-weber test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-swabach test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
*memanjang
*memendek
N IX (Glossofaringeus)
-sensasi lidah 1/3 blkg Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-refleks muntah (Gag Rx) Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N X (Vagus)
-Arkus faring Sde
-uvula Sde

12
-menelan Tidak dapat menelan
-artikulasi Sde
-suara Tidak pelo
N XI (Asesorius)
-menoleh ke kanan -
-menoleh ke kiri -
-mengangkat bahu kanan -
-mengangkat bahu kiri -
N XII (Hipoglosus)
-kedudukan lidah dalam Sde
-kedudukan lidah Sde
dijulurkan
-tremor Sde
-fasikulasi Sde
-atropi Sde

Ekstremitas
Superior Inferior
Motorik
Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Pergerakan Inaktif Aktif inaktif Aktif

Kekuatan 0 3 0 3

Tonus Otot Normal Normal normal Normal

Bentuk Otot Normal Normal Normal Normal

Otot yang terganggu : (-)


7. Refleks Fisiologis
Biceps : +2/+3
Triceps : +2/+3
Patella : +3/+3
Achilles : +3/+3

13
8. Refleks Patologis

Hoffman : (- / +)
Trommer : (- / +)
Babinsky : (- / +)
Chaddock : (- / +)
Gordon : (- / -)
Schaefer : (- / -)
Oppenheim: (- / -)
Gonda : (- / -)
9. Klonus

Lutut : (+/+)
Kaki : (+/+)
10. Sensibilitas

Eksteroseptif : Nyeri sde


Suhu sde

Raba halus sde

Proprioseptif : Rasa sikap sde


Nyeri dalam sde

Fungsi kortikal :Diskriminasi sde


Stereognosis sde
11. Pergerakan Abnormal yang Spontan :Tic (-), tremor (-)
12 Gangguan Koordinasi
Tes jari hidung : Sde
Tes pronasi dan supinasi : Sde
Tes tumit : Sde
13. Gangguan Keseimbangan : Sde
14. Gait : Sde

15. Pemeriksaan Fungsi Luhur :

a. Reaksi emosi : Sde

14
b. Intelegensia : Sde
c. Fungsi Bicara : Sde, mengerang (+)
d. Fungsi Psikomotorik : Sde
e. Fungsi Psikosensorik : Sde
D. RESUME
Pasien perempuan usia 16 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran
yang diawali dengan muntah profuse dan nyeri kepala. Keluhan muncul tiba-tiba saat
pasien tidak bisa dibangunkan dari tidur. Pasien memiliki riwayat anemia aplastik dan
dalam rencana tranfusi trombosit serta PRC. Pada pemeriksaan neurologi didapatkan
pupil anisokor serta adanya refleks cahaya langsung maupun tidak langsung yang negatif
pada mata kiri, hemiplegia dekstra serta adanya reflex Hoffman trodammer -/+, reflex
babinski -/+, dan ditemuka adanya klonus +/+.

E. ASSESSMENT

1. Diagnosis klinis
Acute hemiphlegia dextra
Acute cephalgia
Acute vomitting profuse
Anemia
Trombositopenia
2. Diagnosis topis
Lobus temporo-oksipitalis hemicranii sinistra

3. Diagnosis etiologi
Stroke hemoragik

4. Diagnosis Sekunder :
Anemia Aplastik

G. PLANNING

1. Diagnosis
o CT scan kepala
o Darah Lengkap

15
o Elektrolit
o GDS

2. Terapi
a. Manajemen cerebral
Neuroprotektan
Inj. Citicolin 250mg/12 jam (iv)
Penghilang rasa nyeri
Inj. Ketorolac 1 amp//8jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Obat anti kejang
Inj. Phenitoin 1 amp/8jam
b. Manajemen TIK
Tinggikan posisi kepala 200 300
IVFD Manitol 100cc/4 jam
Evaluasi suhu tubuh: Paracetamol infus/8jam (jika demam)
o Manajemen pencegahan dan penanganan komplikasi
Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut (aspirasi,
malnutrisi, pneumonia, thrombosis vena dalam, emboli paru, dekubitus,
komplikasi ortopedi dan kontraktur) perlu dilakukan.
Transfusi trombosit 10 kantong dan PRC 4 kolf
Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi terbatas dan atau memakai kasur antidekubitus

3. Monitoring
o GCS
o Tanda-tanda vital (Tekanan darah, Respirasi, Nadi, Suhu)
o Status neurologis
o Urin output
o Memantau tanda-tanda peningkatan intrakranial

4. Edukasi
- Menjelaskan kondisi medis pasien dan penyakit yang diderita oleh pasien

16
- Menjelaskan tentang rencana dan tujuan pemberian terapi kepada pasien
- Menjelaskan mengenai kemungkinan prognosis pasien sesuai teori

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium
09/06/ 09/06/
Parameter Nilai Normal Parameter Nilai Normal
2017 2017

HGB 3,7 13,0 18,0 [g/dL] GDS 124 80-120 [mgl/dl]

RBC 1,24 4,5 5,5 [10^6/uL] Kreatinin 0,8 0,9-1,3 [mgl/dl]

HCT 9,9 40,0-50,0 [%] Ureum 28 10-50 [mgl/dl]

WBC 2,10 4,0 11,0 [10^3/ L] SGOT - <35 [mgl/dl]

EO% 0,00 0-1 [%] SGPT - <41 [mgl/dl]

NUT% 0,32 50-70 [%] Na - 135-146 [mmo/l]

LMPH% 1,62 25-33 [%] Ka - 3,4-5,4 [mmo/l]

MONO% 0,16 3-8 [%] Cl - 95-108 [mmo/l]

PLT 2 150-400 [10^3/ L]

Hasil CT Scan kepala (12 Juni 2017)

17
Hasil :

- Lesi hiperdens perdarahan di lobus temporo-oksipital sinistra ukuran 4,3 cm x 6,7 cm

I.PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad malam


Ad functionam : dubia ad malam

18
BAB IV

PEMBAHASAN

Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang perempuan berusia 16 tahun dengan


keluhan penurunan kesadaran saat pasien sedang beraktifitas, terdapat nyeri kepala, mual
muntah, riwayat anemia aplastik yang menunjukkan adanya gangguan cerebrovaskular atau
mengarah ke stroke.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran E2V1M3,
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 88x/menit, pernafasan 20x/menit dan suhu tubuh 36,5. Pada
pemeriksaan fisik umum tampak normal. Pada pemeriksaan neurologis terdapat kelainan pada
pemeriksaan nervus III tampak pupil anisokor dan berefek lambat pada sisi kanan terhadap
cahaya langsung maupun tidak langsung. Pada pemeriksaan nervus motorik ekstermitas superior
dan inferior dekstra kurang aktif, dan kekuatannya 3 yang berarti terdapat pergerakan otot. Pada
pemeriksaan refleks fisiologis diapatkan +3 yang berarti terjadi hiperrefleksi. Pada pemeriksaan
refleks juga ditemukan refleks babinsky positif pada sisi kiri dan Hoffman trommer positif pada
sisi kiri. Membuktikan adanya lesi UMN piramidal pada pasien. Selain itu pada pasien juga
ditemukan adanya klonus otot yang positif, membuktikan adanya lesi UMN pada pasien.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien mengalami tanda-tanda
peningkatan TIK yang mendadak, ini dibuktikan dengan adanya tanda nyeri kepala dan muntah
profuse yang dibuktikan dari anamnsis serta adanya refleks pupil yang menurun, dimana hal ini
merupakan tanda dari adanya peningkatan tekanan intrakranial supratentorial atau edema serebri.
Defisit neurologis akut pada pasien ini terjadi tanpa adanya pencetus yang jelas berupa
trauma atau infeksi sebelumnya sehingga mengarah pada suatu lesi vaskular, karena onset lesi
vaskular timbul secara mendadak sehingga pada pasien ini mengarah pada suatu keadaan yang
disebut stroke.
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam,
berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi. Stroke dengan defisit
neurologic yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak.1Terdapat
beberapa faktor risiko terjdinya stroke, yaitu yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat
dimodfikasi, terdiri dari:

19
Faktor risiko stroke4

Pada pasien ini tidak didapatkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi sedangkan
faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah riwayat hipertensi tidak terkontrol dan kebiasaan
merokok. Stroke terdiri dari 2 klasifikasi yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Berikut
merupakan perbedaan dari stroke hemoragik dan stroke iskemik berdasarkan gejala klinis.
Perbedaan stroke hemoragik dengan nonhemorgik5

Gejala klinis Perdarahan Perdarahan Stroke


Intraserebral Subarakhnoid Nonhemoragik
(PIS) (PSA) (SNH)
Gejala deficit Berat Ringan Berat/ringan
fokal
Awitan Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
(onset)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada
Muntah pada Sering Sering Tidak, kecuali lesi
awalnya di batang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering
Kaku kuduk Jarang Biasa ada Tidak ada
Kesadaran Biasa hilang Bisa hilang Dapat hilang
sebentar
Hemiparesis Sering sejak awal Awal tidak ada Sering sejak awal
Deviasi mata Bias ada Jarang Mungkin ada
Likuor Sering berdarah Berdarah Jernih

20
Pada pasien ini didapatkan gejala deficit fokal yang berat, onsetnya cepat, didapatkan
adanya nyeri kepala, namun tidak terdapat penurunan kesadaran, kaku kuduk maupun deviasi
mata, sehingga berdasaran gejala klinis pasien mengarah ke stroke hemoragik. Terdapat
beberapa sistem skoring yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis stroke
hemoragik atau iskemik. Untuk mengetahui hal tersebut, dari anamnesa dapat digunakan
skor Siriraj atau skor Gajah mada. Skor Sirriraj pada pasien ini yaitu :

(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x Muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x


penanda ateroma) 12
= (2,5 x 2 ) + (2x 1) + (2x 1)+ (0,1 x 70 ) - (3 x 0) 12
= 5 + 2+ 2 + 7 -0 -12
=4
Pada kasus ini, berdasarkan Skor Stroke Siriraj didapatkan skor (+4) yang artinya
kecurigaan kemungkinan stroke hemoragik. Skor Gajah Mada juga dapat digunakan sebagai
diagnosis pengganti dalam menentukan jenis patologi stroke dengan parameter penurunan
kesadaran, nyeri kepala dan refleks Babinski. Pada pasien ini didapatkan nyeri kepala (+),
penurunan kesadaran (+) dan refleks babinski (+). Berdasarkan skor gajah mada, pada pasien ini
dicurigai mengalami stroke hemoragik.

Skor gajah mada5

Penurunan Nyeri kepala Babinski Jenis stroke


kesadaran
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik

21
Namun pemeriksaan CT scan tetap diperlukan sebagai gold standard. Hasil CT scan
pada pasien menunjukan tampak gambaran hemoragik pada lobus temporo oksipital dekstra.

Pengelolaan 5B pada pasien ini telah dilakukan sebagai berikut4,5:


1. Pernapasan (breath); jalan napas harus bebas, berikan oksigen kalau perlu.Pada kasus ini tidak
terdapat gangguan pada jalan napas pasien.
2. Darah (blood); tekanan darah dipertahankan agak tinggi agar perfusi oksigen dan glukosa ke
otak tetap optimal untuk menjaga metabolisme otak.
3. Otak (brain); berikan manitol atau kortikosteroid untuk mengurangi edema otak, bila ada
kejang segera berikan diazepam atau dilantin intra vena secara perlahan. Pada pasien ini tidak
ada kejang. Kemudian pemberian manitol diberikan 100cc/6 jam.
4. Saluran kemih (bladder); pelihara keseimbangan cairan dan pasang dauerkateter (penderita
wanita) atau kondom kateter (penderita pria) bila adainkontinensia uri. Pada pasien ini telah di
pasang kateter.
5. Gastrointestinal (bowel); berikan nutrisi yang adekuat, bila perlu berikanNGT.

22
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (defisit
neurologik fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau
menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara
spontan (stroke perdarahan). Adapun faktor resiko pada stroke yaitu faktor resiko yang dapat
dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi contohnya adalah hipertensi, penyakit jantung,
obesitas, resistensi insulin, sindroma metabolic, diabetes, merokok, peningkatan kadar lemak
darah, penderita penyakit vaskuler lain. faktor resiko yang tidak dapat dirubah antara lain usia,
ras, jenis kelamin, dan riwayat keluarga menderita salah satu faktor resiko vaskuler.

Pada kasus ini, berdasarkan Skor Stroke Siriraj didapatkan skor (+2) yang artinya
kecurigaan kemungkinan stroke hemoragik. Skor Gajah Mada juga dapat digunakan sebagai
diagnosis pengganti dalam menentukan jenis patologi stroke dengan parameter penurunan
kesadaran, nyeri kepala dan refleks Babinski. Pada pasien ini didapatkan nyeri kepala (+),
penurunan kesadaran (-) dan refleks babinski (-). Berdasarkan skor gajah mada, pada pasien ini
dicurigai mengalami stroke hemoragik.

REFLEKSI KASUS

Alasan saya memilih kasus ini adalah karena kasus ini cukup menarik bila dilihat dari
perjalanan klinisnya, yakni tanda tanda anemia dan trombositopenia kemudian pasien menjadi
tidak sadar dengan kecurigaan adanya susp. Perdarahan intrakranial, yang menyebabkan
peningkatan TIK pada pasien. Kejadian stroke hemoragik merupakan 20% penyebab sebagian
besar stroke di negara berkembang seperti Indonesia sehingga banyak hal yang dapat dipelajari

23
dari kasus ini, termasuk cara membedakannya dengan penyakit stroke lainnya dan bagaimana
cara menanganinya dengan tepat.
Hal yang saya pelajari dalam kasus ini antara lain, anamnesis pada keluhan utama (lemas
pada separuh badan) dapat mengarahkan terhadap beberapa diagnosis banding, baik disebabkan
oleh vaskuler, trauma, tumor ataupun infeksi serta cara pemeriksaan neurologi yang dapat
menentukan lokasi kelainan serta hubungan antara lesi dan manifestasi yang timbul

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Setyopranoto, I. Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. 2011. CDK


185. 38(4): 247-248.
2. PERDOSSI. Standar Pelayanan Medik. Neurovaskular
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline stroke.
2011 Bagian Ilmu Penyakit Saraf RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
4. Simon R, Grenber D, Aminoff M. Clinical Neurology. 2009.
London : Lange Medical Books/McGraw-Hill
5. Dewanto G, Suwini WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis
diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. 2011. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
6. Machfoed Hasan, dkk,20122. Stroke. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Saraf. Yogyakarta: Universitas Airlangga
7. Brass LM. Stroke. Major Cardiovascular disorder; [215-33].
Diunduh dari http://doc.med.yale.edu/heartbk/18.pdf
8. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.
EGC:
Jakarta, 2007.
9. Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and
Neurosurgery.New York. Thieme Stuttgart. 2000
10. Harsono, 2003. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University
Press, Edisi Kedua, Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai