Pembimbing:
dr. Dian W. Vietara, Sp.KJ (K)
Gangguan autistik ditandai oleh adanya gangguan pada interaksi sosial
timbal balik, keterampilan komunikasi yang terlambat dan menyimpang,
dan adanya suatu perilaku atau aktivitas yang berulang dan terbatas.
Gangguan autistik diyakini terjadi pada sekitar 5 kasus per 10.000 anak
(0,05 persen). Berdasarkan definisi, onset gangguan autistik adalah
sebelum usia tiga tahun, meskipun pada beberapa kasus gangguan ini
tidak dikenali hingga anak berusia lebih tua.
Kemampuan berbahasa
diasosiasikan dengan performa
Individu dengan ASD dibagi
keseluruhan pada uji false belief.
menjadi dua kelompok: individu Kelompok pertama mendapatkan
Pada salah satu studi terhadap
ASD dengan atau tanpa gangguan nilai VIQ lebih rendah (rerata =
disfungsi eksekutif pada ASD,
berbahasa autistik, dengan usia 75,69) dibandingkan dengan
Verbal Intellectual Quotient (VIQ)
kronologis 11.79 versus 12.38 kelompok kedua (rerata = 92,30).
didapatkan berdasarkan performa
tahun
pada tiga bidang (informasi,
persamaan, dan kosa kata)
Cont.
Defisit yang signifikan terhadap kegiatan theory of mind hanya
didapatkan pada kelompok ASD dengan VIQ paling rendah jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan pada kelompok ASD
dengan VIQ paling tinggi tidak didapatkan defisit tersebut.
Namun, kedua kelompok memiliki defisit yang lebih signifikan
pada uji fungsi eksekutif (Tower of Hanoi; Wisconsin Card Sorting
Test) dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa disfungsi eksekutif
dan defisit theory of mind tidak saling mempengaruhi, namun
keduanya dapat memiliki faktor penyebab yang serupa.
Uji Theory of Mind dan False
Belief
Beberapa individu dengan ASD mampu melakukan dan melewati uji
false belief, sehingga saat ini para peneliti telah menciptakan beberapa
tes yang lebih sulit seperti uji strange stories, test of faux pas detection,
eyes task, dan Cambridge mindreading face-voice battery untuk
menunjukkan defisit theory of mind pada subjek dengan ASD.
a. Strange Stories Test
Terdiri atas cerita dimana karakter akan mengatakan beberapa hal
yang belum tentu benar, dan peserta diminta untuk memberi
jawaban terhadap pertanyaan seperti “Apakah benar, yang dikatakan
oleh si X? Mengapa X mengatakan hal tersebut?”
Hasil studi menunjukkan bahwa kelompok ASD yang melalui uji false
belief (usia kronologis 17,7 tahun: VIQ 95,8) memiliki pembenaran
mental yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
Strange stories membutuhkan aktivasi dari rantai perilaku emosional
seperti pada rantai perilaku (mirror neurons)
Strange stories membuat individu normal untuk berusaha
memahami perasaan dari karakter utama tersebut dengan
mengaktivasi rantai perilaku emosional anak dengan ASD tidak
mengerti maksud dari perilaku orang lain karena rantai perilaku tidak
teraktivasi
b. Uji Faux Pas Detection
Uji lain terkait theory of mind adalah uji faux pas detection, yang
mengevaluasi kemampuan individu dalam mengenali ketika pembicara
mengatakan sesuatu yang belum tentu ingin didengar oleh sang
pendengar.
Hasil dari uji ini melaporkan bahwa anak dengan ASD (usia kronolgis
144 bulan, LMA 159,0 bulan) tidak menujukkan hasil yang baik pada tes
ini.
Penemuan ini dapat disebabkan oleh kegagalan rantai perilaku
emosional.
c. Eye Task
Eye task (uji membaca pikiran melalui mata)
terdiri dari menunjukkan beberapa foto regio
mata kepada peserta, dan peserta diminta
untuk menentukkan perasaan atau status
mental individu berdasarkan informasi yang
didapatkan pada foto mata tersebut.
Berdasarkan studi yang dilakukan, anak
dengan gangguan autistik (usia kronologis
83.7 bulan, IQ 82.2) memiliki kesulitan
dalam mengidentifikasi emosi seseorang
melalui foto mata saja, dan pemahaman
yang lebih baik ketika diminta untuk
mengidentifikasi empat emosi dasar melalui
foto regio wajah bagian bawah.
d. Cambridge Mindreading Face-Voice
Cambridge
mindreading face- Beberapa uji yang
voice merupakan menggunakan
Seperti yang telah
suatu media yang cuplikan film, seperti
diperkirakan
menggunakan uji situasi canggung,
sebelumnya, kelompok
beberapa konsep film untuk menilai
individu dengan ASD
emosi melalui video kognisi sosial, dan uji
menunjukkan hasil
atau audio agar “reading the mind in
yang lebih rendah
memicu peserta untuk film” telah diciptakan
pada kegiatan uji
menunjukkan untuk menilai
menggunakan film
kemampuan mereka kemampuan theory of
dibandingkan dengan
dalam mengenali mind pada anak dan
kelompok kontrol
emosi atau perasaan dewasa dengan ASD
yang tergambar dalam pada kegiatan sosial
wajah serta suara.
Theory of mind dapat dibagi menjadi afektif (intervensi emosi) dan theory of
mind kognitif (intervensi kepercayaan); hal tersebut harus terintegrasi
dengan empati (keinginan untuk menciptakan theory of mind) dan
penularan emosional untuk menciptakan theory of mind yang afektif.
Munguia MAR. 2013. Theory of Mind Deficit versus Faulty Procedural Memory in
Autism Spectrum Disorders. Autism Research and Treatment. Vol. 2013. [online].
Available from: www.hindawi.com [Accessed on: 5 Oktober 2017]
Sadock BJ dan Sadock VA. 2010. Gangguan Perkembangan Pervasif dalam Kaplan
& Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Begeer S, et al. 2015. Effects and Moderators of a Short Theory of Mind
Intervention for Children with Autism Spectrum Disorder: A Randomized
Controlled Trial. Autism Research. Vol. 8. [online]. Available from: www.ara.vu.nl
[Accessed on: 4 Oktober 2017]
Hoddenbach E, et al. 2012. Individual differences in the efficacy of a short theory
of mind intervention for children with autism spectrum disorder: a randomized
controlled trial. BioMed Central. Vol. 13 (206). [online]. Available from:
www.ncbi.nlm.nih.gov [Accessed on: 4 Oktober 2017]
Terima Kasih