ATRESIA KOANA
DEXTRA
Oleh: dr. Khairun Nisa
Pembimbing :
dr. Rus Suheryanto Sp.T.H.T.K.L(K)
Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Departemen /SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
2
Carl Emmet di Bern pada
tahun 1851
Ronaldson(1881)
Roadrer(1751) C oloboma
H Eart defek
A Tresia Koana
R Etarded Growth
G enitourinary abnormalities
E ar anomali
1. Sebagai karya tulis ke enam untuk
memenuhi persyaratan dalam
menempuh Program Studi Pendidikan
Dokter Spesialis (PS PDS) I Ilmu
Kesehatan T.H.T.K.L. Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang.
2. Melaporkan satu kasus atresia koana
D/.
TINJAUAN PUSTAKA
EMBRIOLOGI
• Minggu 5-7 • Minggu ke 6-7 • Minggu ke 7
• Koana primitif terbentuk
• Kavum nasi terbentuk • Nasal pits mengalami • koana primitif membagi cavum
invaginasi lebih dalam nasi dan faring dan meatus nasi
hingga ke dasar mesenkim. terletak dekat dengan nares
• Membran oronasal mulai eksternal.
memisahkan celah hidung
dari rongga mulut.
6
ANATOMI
7
Kelainan kongenital yang ditandai dengan
penyempitan atau obliterasi dari rongga hidung bagian
belakang yang menyebabkan perkembangan rongga
hidung untuk berhubungan dengan nasofaring.
DEFINISI
8
• Membran buccopharyngeal yang
persisten
• Kegagalan membrane buccopharyngeal
dari hochstetter yang ruptur
ETIOLOGI
• Abnormal mesodermal yang adhesi
pada area koana
• Misdirection dari aliran mesodermal
akibat faktor lokal
9
DIAGNOSIS
• PEMERIKSAAN
PENUNJANG 03 Nasoendoskopi , CT scan
Transpalatal 01
Transseptal 04
12
TRANSPALATAL
01
• Pendekatan transpalatal ini sangat berguna
baik unilateral dan bilateral atresia koana.
13
TRANSNASAL
disukai
• Keuntungan minimal morbiditas,
waktu operasi pendek, periode rawat
inap lebih pendek, dan visualisasi yang
baik.
• Visualisasi difasilitasi dengan rigid
nasoendoskopi 0 derajat dengan
diameter 4 mm dan 2,7 mm
14
LAPORAN KASUS
• Nama : An. DV
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 13 Tahun
Alamat : Jl. Banggele Kediri
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP KELUHAN UTAMA : HIDUNG BUNTU
No Register : 10785435
Jenis Layanan : BPJS
Tanggal MRS : 20 Maret 2019- 22
maret 2019
Anamnesis
• Pasien dirujuk dari Sp. THT di Kediri dengan • Pasien telah mendapat
atresia koana D/, pasien mengeluh hidung buntu terapi Cuci Hidung NS,
+/- sejak lahir disertai pilek berwarna putih
kental +/+, penurunan penghidu +, bersin
Triamcinolon spray, per oral
beruntun jika terkena debu/ dingin-. Nyeri dahi Clindamicin, N-asetilsistein
kemeng -/-, pipi terasa kemeng -/-, mimisan -/-, dan Metilprednisolon
rasa mengalir ke belakang tenggorok -/+, suara selama berobat ke RSSA.
sengau -, Riwayat trauma –
• Pasien riwayat dilakukan
• Keluhan telinga nyeri -/-, penurunan tonsilektomi dan
pendengaran -/-, keluar cairan -/-, berdenging - adenoidektomi pada tahun
/-, riwayat kopokan -/-.
2009
• Batuk (-), nyeri telan (-), sulit menelan (-), rasa • Riwayat HT-, DM-, Riwayat
berlendir di tenggorok (-), rasa mengganjal (-), tumor dalam keluarga-
suara parau (-), sesak nafas (-).
17
• RHINOSKOPI
ANTERIOR • Foto Waters
• Tak tampak kelainan
• CN D/: pada sinus maksilaris
Hiperemi – D/S, frontalis D/S,
Edema – etmoidalis D/S,
Sekret + mukoid sfenoidalis
FPM – • Penebalan mukosa
• CN S/: cavum nasi kanan kiri
Hiperemi – • Septum nasi di tengah
Edema –
Sekret + mukoid
FPM + 18
NASOENDOSKOPI
• CAVUM NASI D/ • CAVUM NASI S/
Tampak konka inferior Tampak septum deviasi ~ ts 2
eutrofi pada bagian 1/3 depan
Tampak sekret mukoid di Nasofaring : hiperemi -, edema -,
dasar kavum nasi suction
sekret + mukoid,tampak hipertrofi
Koana tampak tertutup, adenoid sesuai parikh 1
dari palpasi teraba keras
Meatus media : hiperemi -, Meatus Media: Hiperemi -,
edema -, sekret + mukoid edema -, sekret + mukoid
Mukosa CN : hiperemi-, Mukosa cavum nasi hiperemi -,
edema-, sekret + mukoid edema -, sekret + mukoid
CN D/ CN S/
LAPORAN OPERASI
infiltrasi pehacain pada dinding Insisi melingkar dengan sickle knife Pengeboran tulang dengan bor sinus
posterior lateral dan medial
Trimming mukosa dengan Selang dibunga di bagian
Diperlebar hingga mencapai + 8 mm
microdebrider belakang
Selang NGT dipasang melewati CN D/ dan S/ Fiksasi antar NGT
Perkembangan pasien
• 18 April 2019
26
PEMBAHASAN
• KASUS • Teori
Laki –laki usia 17 tahun Unilateral atresia lebih banyak
dengan keluhan hidung dari bilateral, sebanyak 65-75%,
buntu terutama sebelah dengan perbandingan rasio 2:1
kanan sejak lahir, disertai
pilek putih kental. perempuan : laki-laki. Sisi sebelah
kanan lebih dominan.
• KASUS • Teori
Laki –laki usia 17 tahun Pada kasus unilateral atresia koana
dengan keluhan hidung gejala yang paling menonjol adalah
buntu terutama sebelah hidung buntu satu sisi dengan rhinorea
kanan sejak lahir, disertai yang terus menerus.
pilek putih kental.
• KASUS • Teori
Hasil nasoendoskopi Nasoendoskopi melihat patensi nasal
terdapat Koana tampak secara langsung dan anatomi dapat langsung
tertutup, dari palpasi teraba dapat dievaluasi.
keras CT scan juga merupakan salah satu pilihan
tipe dari obstruksi, ketebalan segmen
obstruksi dan struktur apa saja yang terlibat.
Tatalaksana
Kejadian unilateral atresia koana lebih sering terjadi dibandingkan bilateral atresia
koana, dengan insidensi wanita dua kali lebih banyak daripada pria