Anda di halaman 1dari 23

SKENARIO 2

EDEMA

KELOMPOK : A-2

KETUA :NafizAizalWardana (1102018019)


SEKERTARIS : MiftaKhuljannah (1102018023)

ANGGOTA : Muhamad Akbar R M (1102018015)

Nurfitri (1102018022)

Keisya Ananda Azzalyka (1102018024)

Melia HananiManalis ( 1102018021)


Karlinawidya (1102018018)
Dina Kurniati (1102018016)

FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS YARSI 2018


Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. +62214244574

Fax +62214244574
Daftar Isi

Daftar Isi ...................................................................................................................................... 1


Skenario 1 .................................................................................................................................... 2
Kata Sulit ..................................................................................................................................... 3
Pertanyaan................................................................................................................................... 3
Jawaban ....................................................................................................................................... 4
Hipotesis ...................................................................................................................................... 5
SasaranBelajar ............................................................................................................................ 5
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 6

1
SKENARIO 2

EDEMA

Seorang laki-laki, usia 24 tahun berobat ke dokter dengan keluhan kaki dan perut
membengkaksejak 2 bulan yang lalu. Untuk mengurangi bengkak biasanya pasien menaikkan
kedua kakinya,tetapi sekarang tidak membantu. Tidak ada riwayat penyakit berat lainnya.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites pada abdomen dan edema pada kedua tungkai
bawah. Hasil pemeriksaan laboratorium: kadar protein albumin di dalam plasma darah 2.0 g/L
(normal> 3.5 g/L), pemeriksaan lain dalam batas normal. Keadaan ini menyebabkan gangguan
tekanan koloid osmotic dan tekanan hidrostatik di dalam tubuh. Dokter menyarankan pemberian
infus albumin.

2
KATA SULIT

1. Bengkak : Pembesaran abnormal sementara pada bagiantertentu.


2. Edema :Kondisibengkak pada jaringanlunaksepertikulit.
3. Albumin : Protein utama yang terdapatdalamdarah yang diproduksi oleh
hati.
4. Infus Albumin :Untukpenyeimbangcairantubuh yang berfungsimenjagadarah agar
tidakmerembeskeluarpembuluhdarah.
5. Asites :Penumpukancairan biasanyacairan serosa dironggaperut.
6. TekananHidrostatik :Tekanan yang mendorong air keluardari plasma ke interstitial.
7. Abdomen : Perut
8. Kadar : Kandungansuatuzat.
9. Plasma Darah : Bagian cair darah dan tempat tersuspensinya komponen-
komponen berbentuk partikel.
10. Tungkai : Bagian kaki yang memanjangdaribagianataspahaketelapak kaki.
11. Epidemiologi : Ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor
yang terkait di tingkat populasi

3
PERTANYAAN

1. Apa yang menyebabkankadar Protein didalamdarahrendah?


2. Mengapa bias terjadinyaAsites pada abdomen?
3. MengapaDoktermenyarankanpemberianInfus Albumin untukmenangani Edema?
4. Bagaimanagejala yang dapatterlihatselain kaki atauperut yang membengkak?
5. Faktorapa yang menyebabkan Edema dan Asites?
6. BagaimanahubunganantaratekananHidrostatik dan Osmotik?
7. Mengapapasientetapmengalamipembengkakanwalaupunsudahmengangkatkeduakakinya?
8. Bagaimana Cara mengatasiEdema?

JAWABAN

1. Protein Albumin tidaktersalurkansehinggatidakbiaskembalikedalamdarah (kapiler).


2. Karena penimbunanCairanperut yang tidak normal.
3. Karena pemberianInfus Albumin akanmengganti Albumin yang kurangdalamdarah dan
akanmeningkatkantekanandidalampembuluhdarah.
4. –Biladitekanakantimbulcekungan dan lambatkembalisepertisemula.
- Peningkatantekanandenyutnadiataufrekuensinadi.
- Pemendekannafas dan nyeri otot.
5. a. Edema
 Refensi Natrium.
 TingginyaTekananHidrostatik.
 PenurunanTekananKoloidOsmoti.
 Penurunankadar Albumin dalamDarah.
b. Asites
 Kekurangan Protein Albumin.
 PenggumpalanCairan Serosa didalam Abdomen.
6. Apabila tekanan Osmotik naik dan tekanan Hidrostatik menurun maka Protein Albumin
dan juga Absorbsi menurun.
7. KekuranganAlbumin  Menyebabkan gangguan Tekanan Koloid Osmotik dan Hidrostatik
 Edema.
8. – HindariBerdiriterlalu lama.
- HindariBerat Badan berlebih.
- BatasiKonsumsi Garam.

4
HIPOTESIS

Kelebihan cairan tubuh disebabkan karena faktor tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik
yang abnormal . Hal ini dapat menyebabkan edema. Edema adalah penumpukan cairan
interstitial yang di pengaruhi oleh tekanan kapiler yang tidak bekerja sesuai keadaan normal.

1. Mempelajari dan MemahamiKapilerDarah

1.1 MenjelaskanDefinisiKapilerDarah
Kapiler darah adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh
darah utama (pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteroid ke
venula). Kapiler ini memiliki diameter antara 4 – 9 mikrometer, hampir tidak cukup
besar untuk aliran sel darah merah. Zat yang terlarut lemak, seperti oksigen dan
karbondioksida, melewati kapiler ke ruang interstitial dengan berdifusi menembus sel
endotel.

Kapiler adalah pembuluh darah paling halus yang berdinding tipis dan berpori,
tempatterjadinya pertukaran antara darah dan jaringan sekitar melalui dindingnya.
(BukuFisiologi Manusia, Sherwood)

Kapiler juga merupakan pembuluh halus yang menghubungkan arteriol dan


venula.Dindingnya berlaku sebagai membran semipermiable untuk pertukaran
berbagaisubstansi antar darah dan cairan di jaringan. Kapiler juga merupakan saluran
mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat sisa-sisa diantara darah dan jaringan.
(Kamus Dorland)

1.2 MenjelaskanStrukturKapilerDarah
Pembuluh darah kapiler terbentuk dari jaringan yang rapat dan langsung
berhubungan dengan sel tubuh. Tubuh manusia yang sehat mempunyai sekitar 5 miliar
Pembuluh kapiler. Pembuluh darah kapiler tidak mempunyai katub, bercabang dan
tersusun atas selapis sel. Saluran dari pembuluh darah kapiler sangatlah sempit,
dindingnya disusun oleh selapis endotel tipis yang berdempetan. Perpindahan gas dan
molekul dari kapiler kejaringan sekitarnya dipengaruhi oleh tekanan osmotic dan
tekanan hidrostatik. Dinding dari pembuluh darah kapiler bersifat selective permeable,
yang hanya mengizinkan komponen tertentu untuk melewati dinding ini.

5
Darah dari arteriola merupakan darah bersih yang berisi oksigen dan nutrient,
ketika sampai dikapiler, akan terjadi pertukaran gas dan molekul, kemudian darah
yang berisi karbondioksida dan kompenen tidak penting lainnya akan dialirkan ke
venula.
Kapiler ini berdinding sangat tipis (ketebalannya1 𝜇𝑚). Kapiler dilapisi oleh sel
endotel gepeng yang tidak memiliki otot ataupun jaringan ikat. Jarak antara kapiler
dan sebuah sel sangat tipis, sehingga memungkinkan kapiler menempuh jarak pendek
antara darah dan sel sekitar kapiler yang tipis. Kapiler hanya mengandung 5% darah
normal yaitu 250 ml dari totalnya 5000 ml.
Sel-sel endotel membentuk dinding yang sangat rapat. Sebagian besar kapiler
terdapat celah sempit atau pori kapiler. Pori kapiler ini berisi air, yang memungkinkan
lewatnya molekul-molekul kecil larut air. Sedangkan molekul yang larut lemak, hanya
bisa menembus kapiler pada hati.
Histamin bisa memicu perangkat kontraktil aktin-miosin didinding sel endotel
yang dapat memperbesar pori-pori kapiler, akibatnya protein-protein plasma yang
tadinya tertahan dapat lewat kejaringan sekitar, dan menimbulkan tekanan osmotik.

Kapiler dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :


1. Kapiler Kontinu (kapiler sempurna)
Kapiler kontinu merupakan jenis kapiler dengan susuna sel endotel yang
sangat rapat sehingga hanya bisa dilewati oleh molekul-molekul kecil dan ion
tertentu. Biasanya ditemukan pada system saraf pusat, otot rangka dan kulit.
2. Kapiler Fenestrated
Kapiler fenestrated merupakan kapiler yang mempunyai bukaan seperti
pori-pori diantara sel endotelnya. Diameter pori-pori tersebut sekitar 60-80 𝜇𝑚.
Kapiler ini dapat dilewati oleh beberapa molekul dan protein. Biasanya ditemukan
pada system endokrin dalam tubuh, mukusa usus, glomerulus, dan pancreas.
3. Kaplier Sinusoidal
Kapiler sinusoidal merupakan jenis kapiler yang mempunyai pori-pori
besar diantara sel-sel endotelnya. Diameter pori=pori tersebut 30-40 mm. Kapiler
ini dapat dilewati oleh sel darah merah, sel darah putih dan berbagai jenis protein.

6
Kapiler ini biasanya ditemukan disumsum tulang, kelenjar adrenal dan nodus
limfoid.

(Buku Fisiologi, Sherwood)

1.3 MenjelaskanFungsiKapilerDarah

1. Mengalirkan darah dan cairan penting dalam sistem sirkulasi tubuh


Dalam sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah, selain jantung yang terlibat,
pembuluh darah seperti vena, arteri, dan kapiler juga terlibat dalam peredaran darah
tersebut. Secara umum, fungsi pembuluh darah kapiler adalah mengalirkan darah dan
cairan penting dalam sistem sirkulasi tubuh.

Berkaitan dengan pembuluh kapiler, terdapat daya dorong yang menentukan


pergerakan cairan melalui membran pembuluh kapiler, yaitu adanya perbedaan tekanan
hidrostatik dan osmotik koloid.Pada tekanan hidrostatik pembuluh kapiler mendorong

7
cairan dan zat terlarutnya melewati pori-pori kapiler ke dalam ruang interstisial.
Sedangkan, pada tekanan osmotik koloid menimbulkan pergerakan cairan secara
osmosis dari ruang interstisial ke dalam darah.

2. Menghubungkan arteriol (percabangan pembuluh arteri) dan venula (percabangan


pembuluh vena)
Terdapat banyak jaringan penyusun organ pada tubuh. Kehadiran pembuluh
kapiler yang mempunyai struktur tipis mampu menjangkau itu semua, berbeda dengan
pembuluh arteri dan vena. Dengan adanya pembuluh ini, darah yang berasal dari
pembuluh arteri dilewatkan melalui kapiler yang terhubung dengan vena. Dari vena,
darah diteruskan menuju jantung dan masuk melalui serambi kanan. Fungsi serambi
kanan ini sangat berperan penting dalam sirkulasi darah.

3. Memungkinkan terjadinya proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam organ
paru-paru
Fungsi paru-paru sebagai organ pertukaran oksigen dan karbon dioksida dibantu
oleh keberadaan pembuluh darah kapiler yang terdapat di dinding alveoli. Dinding
kapiler yang halus memungkinkan terjadinya pertukaran gas secara difusi. Saat udara
kaya oksigen (O2) masuk ke dalam paru-paru melalui trakea ke pipa bronkial menuju
alveoli, oksigen akan menembus membran alveoli-kapiler sehingga hemoglobin darah
mengikat oksigen lalu dibawa ke jantung. Sedangkan gas karbon dioksida (CO2) yang
dibawa oleh aliran darah lebih mudah berdifusi dan keluar membran alveoler-kapiler lalu
ke alveoli, diteruskan sampai dikeluarkan melalui hidung dan mulut.

4. Tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida, air, hormon, nutrisi dan zat
lain yang langsung berhubungan dengan sel tubuh
Darah yang kaya oksigen dari paru-paru dialirkan melalui pembuluh arteri ke
seluruh tubuh. Arteri bercabang-cabang sampai membentuk arteriol sebelum membentuk
pembuluh kapiler yang lebih halus. Kapiler ini langsung berhubungan dengan jaringan-
jaringan yang tersusun oleh kumpulan sel. Oksigen keluar dari sel darah merah dan
masuk ke sel-sel tubuh, sebagai gantinya karbon dioksida diikat oleh darah dan akan
dialirkan menuju venula sebelum masuk ke pembuluh vena. Pertukaran ini penting untuk
menjaga keseimbangan gas dalam tubuh.

5. Menghubungkan ujung pembuluh nadi yang terkecil dan berhungan langsung dengan sel
tubuh serta mengangkut zat-zat sisa.

6. Berperan dalam proses absorbsi nutrisi pada usus dan filtrasi pada ginjal.

1.4 MenjelaskanMekanismeSirkulasiDarah
Sistem sirkulasi adalah sistem transport yang menghantarkan oksigen dan
berbagai zatyang di absorpsi dan traktus gastrointestinal menuju kejaringan serta
melibatkankarbondioksida keparu dan hasil metabolisme lain menuju ginjal. Sistem
sirkulasi berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormon serta
berbagai zatlain yang mengatur fungsi sel. Setiap pembuluh halus yang
menghubungkan anterioldan venol membentuk suatu jaringan pada hampir seluruh
bagian tubuh. Dindingnya bekerja sebagai membran semipermiabel untuk pertukaran

8
berbagai substansi.Sirkulasi kapiler adalah penghubung antar lingkungan eksternal dan
lingkungancairan internal tubuh.

Pertukaran material dalam pembuluh darah kapiler ke sel terjadi melalui mekanisme:
- Difusi adalah peristiwa mengalirnya suatu zat dalam pelarut dari konsentrasi tinggi
kerendah.
- Transport aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy
untukmengeluarkan dan memasukkan ion ion dan molekul melalui membran sel
yang bersifat permeable.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,yaitu:


 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

𝐷𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 → 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑘𝑒𝑙𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 → 𝑎𝑟𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑝𝑢𝑙𝑚𝑜𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠


→ 𝑝𝑎𝑟𝑢 − 𝑝𝑎𝑟𝑢 → 𝑣𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑢𝑙𝑚𝑜𝑛𝑎𝑟𝑖𝑠 → 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑖𝑟𝑖
→ 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑘𝑖𝑟𝑖 → 𝑎𝑜𝑟𝑡𝑎 → 𝑎𝑟𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑎𝑟𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑙𝑎 → 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛
→ 𝑣𝑒𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑣𝑎 𝑖𝑛𝑓𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 → 𝑣𝑒𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑣𝑎 𝑠𝑢𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟
→ 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑙𝑎𝑔𝑖𝑘𝑒𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛.

9
O2 dalam alveolus - berdifusi melalui membrane kapiler pulmonalis - diikat Hbdalam sel darah
merah - dikapiler darah jaringan O2 dilepas Hb – O2 menuju sel jaringan.Darah mengalir dari
jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola,dan kemudian masih bercabang
lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi
vena, yang mengembalikan darahke jantung.

2. Mempelajari dan Memahami Kelebihan Cairan

2.1 Menjelaskan Etiologi KelebihanCairan

 Berkurangnya Konsentrasi Protein Plasma


Menurunkan tekanan osmotik koloid plasma yang menyebabkan kelebihan
cairan yang keluar sementara cairan yang di reabsorbsi lebih sedikit.
 Meningkatnya Permebilitas Dinding Kapiler
Pelebaran pori-pori kapiler yang di picu oleh histamin saat cedera, reaksi
alergi dapat mengakibatkan kebocoran yang membuat protein plasma keluar
kapiler menuju cairan interstitium. Hal ini menyebabkan ketidak seimbangan
tekanan osmotik koloid dan biasanya menyebabkan edema lokal.
 Meningkatnya Tekanan Vena
Ketika darah terbendung di vena, menyebabkan peningkatan tekanan
darah kapiler karena kapiler mengalirkan darah ke vena.
 Sumbatan Pembuluh Limfe
Menyebabkan edema karena kelebihan cairan filtrasi tertahan di cairan
interstitium dan tidak dapat di kembalikan ke darah melalui pembuluh limfe.

2.2 Jenis-jenisKelebihanCairan

Edema dapat di bedakan menjadi:


a. Edema Lokakista (Edema Lokal)
Hanya terbatas pada organ atau pembuluh darah tertentu. Terdiri dari:
 Ekstreminitas (Unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe
 Ekstreminitas (Bilateral), biasanya pada ekstreminitas bawah
 Muka (Vacial Edema)
 Hidrotoraks (Cairan di rongga Pleura)
b. Edema Generalisata (Edema Umum)
pembengkakan yang terdiri pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh pasien.
Biasanya pada:
 Gagal jantung
 Sirosis hepatis
 Gangguan ekskresi

10
Selain itu edema dapat di bedakan menjadi:
a. Edema Intraseluler
Edema yang biasa terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak
adanya nutrisi sel yang kuat.
b. Edema Ekstraseluler
Edema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma
keruang interstitial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untukmengembalikan
cairan dari interestitium ke dalam darah.

Edema juga bisa di bedakan menjadi:


a. Edema pitting
Mengacu pada perpindahan air interstitisial oleh tekanan jari pada kulityang
meninggalkan cekungan. !etelah tekanan dilepas beberapa menit cekungantersebut akan
kembalik kekeadaan semula.
b. Edema non-pitting
Terlihat pada area lipatan kulit yang longgar seperti ruang periobrital pada wajah.
Dapat terjadi setelah trombosit vena khususnya venasuperfisial. Edema persisten
menimbulkan perubahan trofik pada kulit dan dapat berlanjut sampai dematitis statis dan
ulkus yang sembuhnya lambat.

2.3 MenjelaskanHubunganTekananHidrostatis dan Osmotik


1. Tekanan Hidrostatik Kapiler (HPc)
Tekanan cairan atau hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam
dinding kapiler. Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluar kapiler untuk
masuk kedalam cairan interstisium. Secara rata-rata, tekanan hidrostatik diujung
arteriol kapilr jaringan adalah 37 mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg
diujung venula. 2.

2. Tekanan Osmitok Kapiler (OPc) (Tekanan Onkotik)


suatu gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein-protein plasma,
tekanan ini mendorong pergerakan cairan dalam kapiler. Plasma memiliki
konsentrasi protein yag lebih besar dan konsentrasi air yang lebih kecil daripada
di cairan interstisium. Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung
mendorong air dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium
kedaerah dengan konsentrasi air rendah (atau konsentrasi protein lebih tinggi) di
plasma. Tekanan osmotik koloid plasma rata-rata 25 mmHg.

3.Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium (HPi)


Tekanan cairan yang bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan
interstisium. Tekanan ini cenderung mendorong cairan masuk kedalam kapiler.
Tekanan hidrostatik cairan interstisium dianggap 1 mmHg.

4. Tekanan Osmotik Cairan Interstisium (OPi)


Sebagai kecil protein plasma yang bocor keluar dinding kapiler dan mesuk
ke ruang interstisium dalam keadaan normal dikembalikan kedarah melalui sistem
limfe. Namun, apabila protein plasma secara patologis bocor kedalam cairan
interstisium, misalnya ketika histamin memperlebar celah antarsel selama cedera

11
jaringan. Proteinprotein yang bocor mrnimbulkan efek osmosis yang cenderung
mendorong perpindahan cairan keluar dari kapiler kedalam cairan interstisium.
Dengan demikian, dua tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar kapiler
adalah tekanan darah kapiler dan tekanan osmotik koloid cairan interstisium. Dua
tekanan yang cenderung mendorong cairan masuk kedalam kapiler adalah tekanan
osmotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik cairan interstisium.
Tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh besarnya tekanan dari jantung dan jumlah cairan di
intravascular, bersifat mendorong cairan keluar melintasi membrane kapiler. Tekanan
osmotic ditentukan oleh albumin bersifat menarik air dari luar.
- Dalam keadaan normal tekanan hidrostatik dikapiler terus menerus memaksa cairan dan
zat terlarut didalamnya keluar melalui pori-pori kapiler masuk kedalam rung interstisial.
- Dalam keadaan tidak normal, tekanan osmotic cenderung menyebabkan gerakan cairan
dari ruangan interstitisial. Kedalam darah tekanan osmotik inilah yang mencegah
keluarnya volume cairan secara terus menerus dari darah kedalam ruangan interstisial.
- Tekanan hidrostatik intravaskuler meningkat
- Tekanan osmotic menurun
- Kadar albumin menurun

3.Mempelajari dan MemahamiEdema dan Asites

3.1 MenjelaskanDefinisiEdema dan Asites

Edema adalah penimbunan cairan berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh. Sering dijumpai sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-
faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh.

Edema adalah adanya cairan dalam jumlah berlebih diruang jaringan antar sel
tubuh, biasanya merujuk ke jaringan subkutis. Edema dapat bersifat lokal (obstruksi
vena atau peningkatan permeabilitas vascular) atau bersifat sistemis (gagal jantung
atau ginjal).(Kamus Dorland)

Edema adalah pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstitium. (Buku


Fisiologi Manusia, Sherwood)

Edema Anasarka adalah adanya pembengkakan pada berat pada seluruh tubuh,
baik di tangan, kaki, wajah dan bagian tubuh lainnya akibat retensi garam dan air.
Adanya penyakit tertentu yang memicu retensi garam dan air dapat membuat tubuh
membengkak.

Edema berhubungan dengan hipoalbuminemia, yaitu keadaan dimana rendahnya


simtoma kadar albumin didalam serum darah akibat abnormalitas. Oleh karena
albumin merupakan protein, makan hipoalbuminemia merupakan salah satu bentuk
hipoproteinemia. Albumin adalah protein utama pada manusia dengan rasio plasma
sekitar 60%. Banyak hormon, obat, dan molekul lain, terikat dengan albumin didalam
sirkulasi darah sebelum terlepas dengan menjadi aktif. Rendahnya kadar albumin

12
dapat menjadi indikasi gangguan pada hati atau bahkan sindrom pada ginjal atau
pudarnya tekanan onkotik. Perbedaannya dengan hipoalbuminurea adalah rendahnya
kadar albumin didalam urin dan sistemnya.

Asites adalah akumulasi cairan di dalam rongga peritoneum. Kata asites berasal
dari bahasayunani askites dan askos yang berarti kantong atau perut. Asites adalah
salah satu komplikasipenting pada pasien sirosis hati.

3.2 MenjelaskanJenis-jenis Edema dan Asites


1) Berdasarkan Keadaan saat Ditekan:
a. Edema Pitting
Pada edema ini, apabila daerah yang mengalami edema ditekan,
maka akan timbul cekungan pada daerah yang ditekan, bentuknya sesuai
dengan bentuk benda yang kita gunakan untuk menekan. Sebenarnya
cekungan yang terbentuk ini dapat kembali seperti semula, tetapi
membutuhkan waktu yang cukup lama. Edema pitting ini biasanya terjadi
pada kasus edema sistemik.

b. Edema Non Pitting


Edema non pitting adalah keadaan edema apabila ditekan pada
bagian edema, maka dengan segera cekungan itu akan kembali seperti
semula, bahkan tidak akan timbul bekas bahwa bagian yang terkena edema
sudah ditekan. Edema non pitting ini biasanya terjadi pada kasus edema
yang disebabkan karena inflamasi, obstruksi pembuluh limfe, dll.

2) Berdasarkan Bagian Tubuh Spesifik:


a. Edema Lokal
Edema lokal ialah apabila pembengkakan terjadi pada sebagian
tubuh atau satu sisi tubuh saja, misalnya kaki bengkak, bibir bengkak, mata
bengkak, dan sebagainya.

13
b. Edema General
Edema general ialah apabila pembengkakan terjadi pada lebih dari
satu bagian tubuh. Edema general disebut edema anasarka apabila
akumulasi cairan yang berlebihan terjadi bersamaan dan tersebar luas di
dalam semua jaringan dan rongga tubuh yang terjadi secara bersamaan.

3) Berdasarkan Lamanya:
a. Edema Akut
Akut adalah istilah medis yang berarti onset mendadak. Jadi jika
Anda baru menyadari bahwa Anda memiliki edema, maka Anda
kemungkinan besar mengalami edema akut.

b. Edema Kronik

Kronis adalah istilah medis yang mengacu pada kondisi yang


sedang berlangsung atau sesuatu yang telah ada selama 6 bulan atau lebih
dan bahkan mengkin bertahun-tahun.

3.3 MenjelaskanManifestasi Edema dan Asites


 Gejala Edema
Edema tampak sebagai pembengkakan di atas kulit. Umumnya teraba
kenyal dapat di sertai nyeri atau tidak, dapat di sertai demam atau tidak. Edema
biasanya di temui pada kaki (diatas tulang kering dan di atas punggung kaki),
perut, lengan, wajah, dan kelopak matabagian atas.
Edema yang disertai rasa nyeri dan demam biasanya di akibatkan oleh
infeksi. Edema yang di sertai warna kemerahan dan gatal biasanya di akibatkan
oleh alergi. Edema pada gagal jantung biasanya bersipat pitting yaitu jika kulit
yang bengkak kita tekan maka kulit tidak akan langsung kembali seperti semula
melainkan akan meninggalkan bekas penekanan.

 Gejala Asites
- Kehilangan selera atau nafsu makan
- Merasa mudah kenyang atau enek
- Mual
- Nafas pendek atau sesak
- Nyeri perut
- Pembengkakan kaki
- Peningkatan berat badan
- Sesak nafas saat berbaring
- Ukuran perut membesar

14
3.4 MenjelaskanEtiologi Edema dan Asites
1.) Etiologi Edema Paru
> Etiologi Edema Paru Kardiogenik :
1. Gagal jantung
2. Hipertensi
3. Kardiomiopati
4. Gagal ginjal
> Etiologi Edema Paru Non Kardoigenik :
1. Trauma thorax
2. Contusio paru
3. Aspirasi
4. Emboli paru
5. Sepsis
6. Keadaan tenggelam

2.) Etiologi Edema Hati


Kekurangan Protein yang dihasilkan oleh hati, akibat kekurangan protein
tersebut, air dalam pembuluh darah akan keluar ke rongga tubuh sehingga
menyebabkan bengkak.

3.) Etiologi Edema Ginjal


1. Kehilangan Protein yang berat dalam urin
2. Fungsi ginjal yang terganggu

Etiologi lainnya adalah:

1) Peningkatan Tekanan Kapiler


Tekanan darah berfungsi mendorong cairan dari pembuluh darah ke arah
rongga interstitial. Tekanan darah dalam kapiler bergantung pada:
a. Tonus arteriol
b. Kebebasan aliran darah dalam vena
c. Sikap tubuh (posture)
d. Temperatur dan beberapa faktor lain

2) Penurunan Tekanan Osmotik Plasma


Tekanan osmotik koloid plasma berfungsi untuk mempertahankan cairan
agar tidak mengalir ke dalam rongga interstitial. Hal ini terutama merupakan
fungsi albumin. Albumin dihasilkan oleh hati dan apabila terdapat kerusakan pada
hati, maka dapat terjadi keadaan hipoalbuminemia. Pada sindrom nefrotik,
penyakit ginjal yang ditandai oleh proteinuria akibat peningkatan permeabilitas
membran basalis glomerolus, hipoalbuminemia terjadi karena kehilangan
berlebihan albumin dalam urin. Pada kasus kedua tersebut, hipoalbuminemia

15
mengakibatkan penurunan tekanan osmotik plasma, yang memungkinkan cairan
tersebut merembes ke dalam rongga interstitial (Pringoutomo, 2002).

3) Obstruksi Saluran Limfe


Cairan limfe merupakan sebagian cairan hasil metabolisme yang masuk ke
dalam pembuluh limfe. Saluran limfe ini berfungsi sebagai jalan utama aluran
cairan interstitial. Apabila terjadi obstruksi, maka dapat terjadi edema pada bagian
distal daerah obstruksi. Contohnya pada Kanker.
4) Peningkatan Permeabilitas Kapiler
Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada:
a. Infeksi berat
b. Reaksi anafilatik
c. Keracunan akibat obat-obatan atau zat kimiawi
d. Anoxia vena yang meningkatkan akibat payah jantung
e. Kekurangan protein dalam plasma akibat albuminuria

5) Gangguan Pertukaran Natrium atau Keseimbangan Elektrolit


Edema yang terjadi pada gangguan pertukaran natrium atau
keseimbangan elektrolit didahului oleh keadaan hipertonik. Selanjutnya,
hipertonik akan menahan air yang berada dalam pembuluh atau ruang
interstitial.

3.5 MenjelaskanMekanisme Edema dan Asites

16
FAKTOR AKIBAT KONDISI KLINIS
Tekanan Darah yang terhambat Gagal jantung
hidrostatik kembali kevena dapat Gagal ginjal
Plasma menyebabkan peningkatan Obstruksi vena
meningkat tekanan kapiler. Akibatnya Kehamilan ( tetapi kehamilan
cairan akan banyak masuk merupakan fisiologis bukan
kedalam jaringan dan pathologis )
mengakibatka edema.
Tekanan osmotik Plasma menurun konsetrasi Malnutrisi
koloid plasma protein berkurang ( Diare Kronik
contoh : Albumin)  tekanan Luka bakar
osmotik koloid menurun  Sindrom nefrotik
air berpindah dari plasma Sirosis hati
masuk kedalam jaringan. Hal
tersebut mengakibatkan
edema.
Permeabilitas Peningkatan permeabilitas Infeksi bakteri
kapiler kapiler menyebabkan Reaksi alergi
meningkat terjadinya kebocoran Luka bakar
membran sehingga protein Penyakit ginjal akut
dapat berpindah dari kapiler Nefriris
masuk keruang interstitial.
Retensi natrium Retensi natrim meningkat Gagal jantung
meningkat menyebabkan konsebtrasi Gagal ginjal
protein menurun dan protein Sirosis hati
akan mengendap  edema.
Drainase limfatik Drainase limfatik berfungsi Obstruksi limfatik ( kanker
menurun untuk mencegah kembalinya sistem limfatik )
protein ke sirkulasi. Bila
terjadi gangguan limfatik
maka protein akan masuk ke
sirkulasi, akibatnya tekanan
koloid plasma akan menurun
dan mengakibatkan edema/

17
18
3.6 MenjelaskanPenatalaksanaan Edema dan Asites

Penatalaksanaan Edema :

a. memperbaiki penmyakit dasar bila mungkin


b. restriksi asupan natrium untuk meminimalisasi retensi air
c. pemberian diuretik. Diuretik adalah obat yang meningkatkan laju buang air
kecil. Dengan meningkatkan ekskresi air dari tubuh dalam berbagai cara yang
berbeda. Diuretik tidak cocok untuk pasien hamil.

# Batasan air pada pasien edema adalah 1,2 Liter perhari.

Jenis - jenis obat diuretik:


1. Loop Diuretik: dapat diberikan per oral atau intra vena
* Furosemid:
- 40-120 mg (1-2 kali sehari)
- masa kerja pendek, poten
- efektif pada laju filtrasi glomerulus (LFG) yang rendah
* Bumetanide:
- 0,5-2 mg (1-2 kali sehari)
- digunakan bila alergi terhadap furosemid
* Asam Etakrinat
- 50-200 mg (1 kali sehari)
- masa kerja panjang
2. Bekerja di tubulus distal, tidak hemat kalium (menyebabkan hipokalemia)
* Hidroklorotiazide (HCT)
- 25-200 mg (1 kali sehari)
- bekerja bila LFG >25 ml/menit
* Clortalidone
- 100 mg (1 hari atau 2 hari sekali)
- masa kerja panjang sampai 72 jam
- bekerja bila LFG >25 ml/menit
* Metolazone
- masa kerja panjang
- efektif pada LFG yang rendah
3. Bekerja di tubulus distal, tapi hemat kalium
* Spironolakton
- 25-100 mg (4 kali sehari)
- dapat menyebabkan hiperkalemia, asidosis
- blok aldosteron = ginekomastia, impotensi, amenorea
- onset 2-3 hari
- jangan bersamaan dengan ACE-inhibitor dan K
- sebaiknya tidak digunakan pada pasien GG
* Amiloride
- 5-10 mg (1-2 kali sehari)

19
- kurang poten dibanding spironolakton
- dapat menyebabkan hiperkalemia
* Triamterene
- 100 mg (2 kali sehari)
- kurang poten dibanding spironolakton
- ES : hiperkalemia dan pembentukkan batu ginjal
4. Bekerja di tubulus proksimal
* Asetazolamide (Diamoks)
* Teofilin
* Diperantarai oleh cyclic adenosine monophosphate

Penatalaksanaan Asites:

1. Diuretik untuk membantu menghilangkan cairan. Biasanya menggunakan


Spinorolakton dan Furosemide.
2. Antibiotik, jika infeksi berkembang
3. Diet, diet rendah garam dapat membantu diuresis
4. Paracentesis : pengambilan cairan untuk menguranhgi asites
5. Hindari minum alkohol
6. Tirah baring

Pemeriksaan Fisik:
- Bentuk paru-paru seperti kodok
- Varieses di dekat usus
- Varieses dekat tungkai bawah
- Edema timbal karena hipoalbumineria
- CT Scan
- Ultrasonografi
Pemeriksaan Laboratorium:
- Penurunan serum osmolalotas : <280 mOsm/kg
- Penurunan serum protein, albumin, ureum, Hb, dan Ht
- Peningkatan tekanan vena sentral (Central Vein Pressure)
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan cairan asites, memeriksa warnanya biasanya warna kekuningan
pada sirosis, kemerahan pada keganasan, dan keruh pada infeksi.
- USG abdomen, mengukur ukuran hati
- Tes darah lain, dperti tes fungsi hati untuk mencari penanda sirosis hati.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A. New man.2012. Kamus Kedokteran Dorland ed29. Jakarta:EGC

Ganong W.F 2015 . Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta

Guyton, Arthur C. Edisi 8. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, Jakarta : EGC

Sherwood L .Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 8. Jakarta:EGC

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
& II Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing

https://www.google.co.id/search?q=edema+pitting+and+nonpitting

https://www.google.co.id/search?q=mekanisme+sirkulasi+darah

https://www.ilmudasar.com>Biologi

https://www.alodokter.com

21
22

Anda mungkin juga menyukai