Anda di halaman 1dari 2

Nama: Melia Hanani Manalis

NPM: 1102018021
Kelas: FK-A

BERHUKUM DALAM KEADAAN DARURAT

Tujuan negara dibentuk adalah untuk melindungi, mensejahterakan, dan


membahagiakan segenap bangsa dan masyarakatnya. Sedangkan hukum dibentuk untuk
mewujudkan kepastian hukum, mewujudkan keadilan dan mewujudkan kemanfaatan social.
Saat ini ada 213 negara yang terpapar Covid-19 dan di Indonesia ada 34 provinsi yang
terpapar virus ini. Virus ini berdampak terhadap semua sector kehidupan didunia.

Keadaan darurat yang dialami sekarang akibat wabah virus covid-19 membuat aturan
undang-undang harus diubah sesuai dengan keadaan yang dialami. Karena sebagian
perundang-undangan yang diterapkan tidak cocok untuk keadaan darurat seperti sekarang
karena dibuat dalam keadaan normal.

Berhukum dalam keadaan darurat, harus dengan cara melibatkan banyak konteks atau
hukum orientasi pada kemanfaatan social. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan
Discretionary Power yaitu kekuatan negara melalui aparaturnya untuk melakukan diskresi
agar menjaga tidak terjadinya stagnasi pemerintahan.

Negara dapat menggunakan perpu sebagai instrument hukum dalam kondisi darurat.
Yang paling mendasari dalam berhukum dalam keadaan darurat adalah:
1. Menghindari Mens rea (niat jahat) atau sebuah cerminan dari pikiran yang kemudian
diwujudkan dalam sebuah tindakan yang bertentangan dengan kaidah yang berlaku
secara umum.
2. Menghindari penyalahgunaan kewenangan
Yang paling penting dibangun dalam mengambil kebijakan adalah Sense of Crisis
atau kepekaan terhadap situasi dan kondisi negara saat ini. Adapun yang harus memiliki
sense of crisis adalah:
1. Penyelenggara Pemerintahan
2. Masyarakat
3. Apparat Penegak Hukum

Apabila salah satu yang disebutkan diatas tidak memiliki sense of crisis, bisa terjadi
keadaan yang tidak baik karena tidak adanya kepekaan terhadap situasi dan kondisi atau bisa
terjadi kesalahpahaman pendapat.

Anda mungkin juga menyukai