Oleh
Ayuk Wulandari, Desty Puteri Program Studi Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Tidar
Abstrak
Negara merupakan organisasi kekuasaan yang menjadi tempat tata kerja dari alat-alat kelengkapan
Negara secara komprehensif untuk mencapai tujuan Negara. Negara wajib melindungi hak-hak
masyarakatnya termasuk hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan. Pada 12 Maret 2020 Indonesia
terkena wabah pandemi Covid-19 yang telah mendunia. Pemerintah mengambil sejumlah langkah serta
kebijakan untuk menangani pandemi ini . Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau seberapa efektif
kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 dan efeknya terhadap
legitimasi kepada pemerintah. Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis nomatif, yaitu penelitian
yang dilakukan berdasarkan pendekatan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, doktrin-
doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum. Hasil dari penelitian kami yaitu, pengaruh kebijakan
pemerintah selama pandemi terhadap legitimasi. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
tentang akibat legitimasi pemerintah dari kebijakan selama masa pandemi Covid-19.
negara Asia. Termasuk di Indonesia, pada diberikan Presiden Joko Widodo adalah
tanggal 2 maret 2020 kasus pertama Pemerintah harus menunjukan bahwa
ditemukan di Indonesia, tepatnya di Pemerintah serius, Pemerintah siap, dan
Depok, Jawa Barat yang mana kontak Pemerintah mampu untuk menangani
awalnya terjadi pada pasien di suatu outbreak ini. Persepsi tentang kesiapan
acara di Jakarta, dengan seorang laki-laki dan keseriusan Pemerintah perlu
Jepang yang tinggal di Malaysia. disampaikan kepada publik melalui
Pemerintah daerah Jawa barat dengan penjelasan yang komprehensif dan
cepat langsung mengisolasikan pasien berkala, dengan menjelaskan apa yang
Covid-19 tersebut ke rumah sakit untuk sudah dan akan dilakukan oleh
mendapat penanganan terbaik serta pemerintah.4 Tetapi realitanya kebijakan
meminimalisir adanya penyebaran yang yang diambil oleh pemerintah di masa
meluas. Sementara Gubernur Jakarta, pandemi membuat bingung masyarakat.
Anies Baswedan mengambil Langkah Yaitu dengan adanya perubahan
dengan menetapkan PSBB (Pembatasan kebijakan dari PSBB kemudian PSBL
Sosial Berskala Besar) di Jakarta guna hingga akhirnya ditetapkan new normal
membatasi orang Jakarta dan orang luar life yang pada akhirnya, hal ini
wilayah Jakarta untuk melakukan menyebabkan kasus semakin melonjak.
mobilitas, mengingat pasien pertama Hal ini menimbulkan keraguan
terjangkit dari Jakarta.3 masyarakat terhadap pemerintah dalam
menangani Covid-19 di Indonesia.
Dalam penanganan wabah
penyakit di dunia, Anthony de Mello B. Rumusan Masalah
pernah mengingatkan bahwa jumlah
Bagaimana kebijakan Pembatasan Sosial
korban bisa menjadi lima kali lipat, kalau
Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah
terjadi ketakutan di saat terjadi wabah
penyebaran Covid-19 di masyarakat serta
penyakit. Seribu orang menjadi korban
pengaruhnya terhadap legitimasi
karena sakit, sedangkan empat ribu orang
pemerintah?
menjadi korban karena panik.2
C. Tujuan Penelitian
Berkaca pada hal tersebut,
komunikasi adalah bagian terpenting Penelitian ini bertujuan untuk
dalam menghadapi ancaman pandemi. mengetahui pengertian dari legitimasi
Kepercayaan publik perlu dibangun dan yaitu keyakinan mengenai hak untuk
dijaga agar tidak terjadi kepanikan dalam memerintah. Selain itu penelitian ini
masyarakat dan agar penanganan dapat ditujukan untuk meninjau seberapa
berjalan lancar. Salah satu instruksi yang efektif kebijakan yang diambil oleh
3
D. Tinjauan Pustaka
Ririn Novianti Putri, Jambi, 2020, Indonesia dalam
menghadapi pandemic covid 19, hlm 1
4
(Mello, A. D. (1997). The heart of the enlightened:
5
a book of story meditations. Glasgow: Fount Kantor Staf Presiden, ( Jakarta, Maret 2020 )
Paperbacks) Penanganan Covid – 19 protokol dan komunikasi
Krisis Legitimasi Pemerintahan Di Era Pandemi Covid-19 ( Ayuk Wulandari, Desty Puteri ) | 310
kebijakan ini karena perubahan Fase transisi legitimasi adalah keyakinan mengenai ‘hak
yang cepat dari PSBB-New normal hingga untuk memerintah’, keyakinan pada
kembali lagi menjadi PSBB, masyarakat legitimasi. Artinya rakyat menerima
yang sudah bisa kembali berkegiatan di kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
masa new normal kini kembali di rumahkan siap mematuhi kebijakan tersebut. Maka
dan dilarang untuk bepergian, hal itu pemerintahann bisa dikatakan mempunyai
menyebabkan masyarakat menjadi kurang legitimasi kekuasaan. Legitimasi tersebut
percaya terhadap keseriusan pemerintah dapat dilihat dari seberapa besar manfaat
dalam menangani Covid-19 di Indonesia, dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
padahal dalam upaya ini, pemerintah perlu serta sejauh mana rasa keadilan yang
mempunyai legitimasi dari masyarakat. mampu diciptakan dari kebijakan tersebut
Tampak kebijakan yang dibuat oleh bagi masyarakat.
pemerintah banyak menimbulkan kontra di
masyarakat sehingga banyak masyarakat
berdemo yang kemudian penyebaran Covid- SIMPULAN
19 ini menjadi lebih banyak lagi, seperti
A. Kesimpulan
DPR membuat produk hukum yang
kontroversi seperti UU ciptaker, UU Pada masa pandemi covid 19 di
minerba, yang justru timbul aksi unjuk rasa Indonesia, pemerintah mempunyai
yang membuat timbulnya klaster-klaster peranan penting dalam menangani wabah
baru dan memuat kurva korona di Indonesia covid 19. Kebijakan yang diambil
menjadi curam yang membuat kebijakan pemerintah sangat ditunggu–tunggu oleh
PSBB ini menjadi tidak efektif. masyarakat karena pemerintah di anggap
mampu untuk mengatasi dan menangani
Max Weber berpendapat bahwa
wabah ini. Dalam pengambilan kebijakan,
legitimasi adalah hal yang penting dimiliki
pemerintah memerlukan legitimasi dari
oleh setiap pemegang kekuasaan karena
masyarakatnya, karena
Dengan adanya legitimasi segala kebijakan kebijakan yang dibuat pemerintah dan
yang dibuat oleh pemerintah akan diterima terjadi banyak pelanggaran.
dan diterapkan di tengah masyarakat..
B. Saran
Namun, kebijakan yang diambil pemerintah
di masa pandemi ini justru di anggap kurang Dalam rangka mempercepat
efektif karena kurva kasus covid 19 pengobatan dan pencegahan penularan covid
perbulannya kian meningkat, disisi lain 19 yang lebih luas, pemerintah diharapkan
pemerintah justru mengeluarkan kebijakan- dapat menerapkan kebijakan at all cost
kebijakan diluar penanganan covid 19 seperti pengadaan alat kesehatan penunjang
sehingga masyarakat meragukan keseriusan pemeriksaan, ruang isolasi, dan Alat
pemerintah dalam menangani wabah ini. Hal Pelindung Diri (APD), menggratiskan biaya
ini menimbulkan legitimasi. yang mana pemeriksaan baik yang terbukti maupun
masyarakat tidak lagi mempercayaik tidak, ataupun hal-hal yang bersifat
Krisis Legitimasi Pemerintahan Di Era Pandemi Covid-19 ( Ayuk Wulandari, Desty Puteri ) | 314