Seperti yang dirasakan negara-negara lain selama dua tahun terakhir, ketika dunia
sedang mengalami pandemi Covid-19, sebagian besar perhatian dunia tertuju pada sektor
kesehatan, karena warga negara terlibat dalam hard power dan negara-negara terlibat dalam
hubungan internasional dengan tujuan untuk meningkatkan Kerjasama antara negara dan
aktor negara untuk saling menguntungkan dan untuk mencapai kepentingan nasional ketika
mereka percaya dunia berada dalam anarki. Jaminan kemenangan mutlak atas bangsa lain
lintas bangsa bukanlah kemenangan satu bangsa atas bangsa lain. Realis memiliki tiga kata
kunci yang sering diasosiasikan dengan mereka, yaitu kekuasaan, konflik, dan keamanan.
Kaum realis percaya bahwa di bawah sistem internasional anarkis, negara, sebagai
perwakilan manusia, akan melakukan segala daya mereka untuk bertahan hidup dan
menyelamatkan diri bahkan dalam konflik. Jadi ini memperkuat pandangan realis bahwa
pasar. Selama epidemi, kebijakan neoliberal dipandang sebagai akar penyebab kegagalan
negara untuk mengatasi epidemi. Studi ini menemukan bahwa kebijakan neoliberal
mempengaruhi sektor kesehatan dan kebijakan pandemi dalam dua cara. Pertama, kebijakan
neoliberal merusak fungsi sektor kesehatan masyarakat yang ada. Kedua, kebijakan
neoliberal membuat masyarakat rentan terhadap epidemi karena kesehatan dan keamanan
internasional karena dianggap memiliki sudut pandang penting yang dapat menjelaskan
beberapa aspek politik dunia. Pada tahun 1980-an, pendekatan rasionalis terhadap pandangan
ini, neorealisme dan neoliberalisme. Hal ini memungkinkan konstruktivis memposisikan
struktur ini sebagai kekuatan kausal yang terpisah dari struktur material neorealisme. Kedua,
struktur konseptual memiliki pengaruh konstitutif daripada hanya peraturan pada aktor.
Artinya, struktur memandu aktor dalam mendefinisikan kembali kepentingan dan identitas
mereka dalam interaksi mereka dan melalui proses sosialisasi. Jadi, berdasarkan sudut
pandang terkait pasca-pandemi ini, bahwa di ASEAN kita memiliki negara-negara dengan
standar ekonomi, kapasitas birokrasi, sistem layanan kesehatan masyarakat yang berbeda. Di
Singapura kasus kita lebih banyak dari Indonesia karena wilayahnya padat penduduk,
sehingga kemampuan penyebaran virus akan lebih tinggi dan lebih cepat. Namun, pengujian
skala besar yang agresif dengan pemantauan jarak fisik yang sangat ketat telah menunjukkan
sejati ketika patriarki dalam keluarga meruntuhkan sistem kapitalis dalam bentuk
melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi pada laki-laki. Kemampuan perempuan untuk
mandiri secara finansial, terutama di masa pandemi Covid 19, merupakan resiliensi yang
harus dijaga. Bahkan ketika perempuan mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
mereka tidak selalu dihargai dan banyak dari mereka direndahkan dan dianggap tidak bekerja
untuk mereka. Perempuan bekerja melalui media sosial selama pandemi, perempuan tidak
meninggalkan rumah untuk pergi ke kantor, sehingga masih ada diskriminasi terhadap
Upaya untuk menciptakan lingkungan berkesetaraan gender perlu dimulai dengan konsensus
Daftar Pustaka
Bol, Damien, Marco Giani, Andre Blais, and Peter John Loewen (2021). “The Effect of
Sakdiah. (2021). Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an Karya Prof. Dr.
Nasaruddin Umar, Ma. . Takammul : Jurnal Studi Gender Dan Islam Serta
Sari, E. K., & Zufar, B. N. F. (2021). Perempuan Pencari Nafkah Selama Pandemi Covid -19.