Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN DENGAN KEKERASAN


TAJAM PADA KORBAN HIDUP DARI PERSPEKTIF HUKUM
PIDANA INDONESIA DAN HUKUM PIDANA ISLAM
Disusun oleh:
Melia Hanani Manalis
Pembimbing:
dr. Ferryal Basbeth, Sp.F, DFM

KEEPANITERAAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
05 DESEMBER – 07 JANUARI 2022 
PENDAHULUAN

● Penganiayaan adalah penggunaan kekuatan fisik, baik dalam kondisi terancam atau

tidak pada seseorang, kelompok, atau komunitas yang dapat menyebabkan trauma,

kematian, trauma psikologis, gangguan perkembangan, dan kerugian.

● Penganiayaan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di

seluruh dunia.
KASUS
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Raihan Ramdhani
● Jenis Kelamin : Laki – laki
● Usia : 14 tahun
● Agama : Islam
KRONOLOGIS
 Pasien datang didampingi polisi, keluarga, berserta teman-temannya. Menurut
keterangan pasien, kejadian terjadi pada hari Senin, 05 Desember 2022 pukul 15.30 WIB
di Jalan Raya Imam Bonjol, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pasien sedang dalam
perjalanan pulang setelah bermain futsal bersama temannya dengan mengendarai
kendaraan bermotor. Di perjalanan, pasien melewati sekelompok orang yang sedang
tawuran, kemudian pasien dihadang oleh dua orang pelaku tawuran yang tidak
dikenal dengan membawa senjata tajam berupa pedang panjang. Pelaku
mengarahkan senjata tersebut ke arah pasien, kemudian pasien menghindari serangan
dengan menepis menggunakan kedua tangannya. Pasien langsung ditolong oleh
temannya dan dilarikan ke Klinik Andini untuk dilakukan perawatan. Kemudian pasien di
bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesadaran : Sadar penuh


2. Nadi : 105x/menit.
3. Tekanan Darah : 110/83 mmHg.
4. Pernafasan : 20x/menit.
5. Suhu : 36,5oC.

BB TB Status Gizi Warna Kulit

35 kg 150 cm Gizi Kurang Sawo Matang


PEMERIKSAAN FISIK
● Terdapat sebuah luka terbuka pada lengan bawah kanan
hingga punggung tangan kanan, batas teratas lima sentimeter
di atas pergelangan tangan, batas terbawah empat sentimeter
di bawah pergelangan tangan, bentuk tidak teratur, ukuran
panjang sepuluh sentimeter, lebar lima sentimeter dan dalam
dua koma lima sentimeter, batas tidak tegas, tepi rata, tidak
terdapat jembatan jaringan, tebing luka terdiri dari kulit,
lemak, otot dan tulang, dasar luka tulang.

● Terdapat sebuah luka lecet pada lengan bawah kanan, titik


pusat sembilan sentimeter di atas pergelangan tangan kanan,
bentuk tidak teratur, ukuran panjang dua sentimeter dan lebar
dua sentimeter, batas tidak tegas, warna merah kecokelatan.
PEMERIKSAAN FISIK

● Terdapat dua buah luka terbuka pada telapak tangan kiri. Luka
terbuka pertama bentuk tidak teratur, ukuran panjang empat
koma lima sentimeter, lebar dua sentimeter dan dalam nol koma
lima sentimeter, batas tidak tegas, tepi rata, tidak terdapat
jembatan jaringan, tebing luka terdiri dari kulit, lemak dan otot,
dasar luka otot. Luka terbuka kedua, bentuk tidak teratur, ukuran
panjang empat koma lima sentimeter, lebar tiga koma lima
sentimeter dan dalam nol koma lima sentimeter, batas tidak
tegas, tepi rata, tidak terdapat jembatan jaringan, tebing luka
terdiri kulit, lemak dan otot, dasar luka otot.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi dilakukan pada tanggal 05 Desember 2022,
pukul 18.35 WIB :

Darah Lengkap Ureum Kreatinin:


Hitung Jenis:
Hemoglobin : 14,4 g/dL. Neutrofil : 77% Ureum : 36 mg/dL.

Hematrokit : 42%. Limfosit : 12%. Kreatinin : 0,7 mg/dL

Basophil : 0%. Anti HIV Penyaring :


Eritrosit : 5,94 juta per mikroliter.
Eosinofil : 3% HIV Reagen 1 : Non reaktif
MCV : 76 fL.
Petanda Hepatitis :
MCH : 26 pg/mL.
Kimia Klinik : Anti HCV (Rapid) : Non reaktif
MCHC : 35 g/dL. HBsAg (Rapid) : Non reaktif
SGOT (AST) : 28 U/L
Leukosit : 7.400 per mikroliter SGPT (ALT) : 24 U/L Imunologi :

Trombosit : 192.000 per mikroliter. Antigen SARS COV-2 : Negatif


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi dilakukan pada tanggal 05
Desember 2022, pukul 19.26 WIB :
- Thorax (Dada) : Cor dan pulmo tidak tampak
kelainan (Jantung dan paru tidak tampak
kelainan).
- Antebrachii (Lengan Bawah) : Soft tissue
swelling distal antebrachii dextra
(Pembengkakkan pada jaringan lunak daerah
lengan bawah kanan).
- Manus (Tangan) : Soft tissue swelling manus
sinistra (Pembengkakkan pada jaringan lunak
daerah telapak tangan kiri).
Kesimpulan Visum et Repertum

Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas korban tersebut maka
dapat simpulkan bahwa korban adalah seorang anak laki-laki, umur kurang lebih empat belas
tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi kurang. Dari hasil pemeriksaan luar tubuh korban
didapatkan tanda-tanda kekerasan tajam berupa luka terbuka pada lengan kanan bawah dan
telapak tangan kiri. Tanda-tanda kekerasan tumpul berupa luka lecet pada lengan bawah
kanan. Dari hasil pemeriksaan Radiologi didapatkan Soft tissue swelling distal antebrachii
dextra (Pembengkakkan pada jaringan lunak daerah lengan bawah kanan) dan Soft tissue
swelling manus sinistra (Pembengkakkan pada jaringan lunak daerah telapak tangan kiri).
DISKUSI KASUS
DEFINISI
 Dalam KBBI, penganiayaan adalah perlakuan sewenang-wenang
(penyiksaan, penindasan, dan sebagainya).
 Penganiayaan adalah kesengajaan dalam melakukan suatu perbuatan
untuk membuat rasa sakit pada orang lain atau luka pada tubuh orang
lain atau pun orang itu dalam perbuatannya merugikan kesehatan orang
lain.
 Penganiayaan terhadap tubuh dan nyawa manusia merupakan tindak
pidana.
 Sanksi terhadap pelaku penganiayaan diatur dalam KUHP, yang
merupakan pijakan hukum dalam menetapkan sanksi terhadap pelaku.
 Dalam tindak pidana penganiayaan, terdapat tiga benda yang
merupakan barang bukti yaitu korban, pelaku, dan alat atau senjata.
EPIDEMIOLOGI

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)


mencatat sejak Januari – Agustus 2020 telah menerima 4.116 kasus laporan
kekerasan pada anak, 1.319 korban diantaranya adalah laki-laki dan 1.111
kasus diantaranya merupakan kasus kekerasan fisik.
ASPEK HUKUM PENGANIAYAAN

Penganiayaaan dimuat dalam KUHP BAB XX, Pasal 351 s/d Pasal 355,
sebagai berikut :
1. Penganiayaan biasa Pasal 351 KUHP.
2. Penganiayaan ringan Pasal 352 KUHP.
3. Panganiayaan berencana Pasal 353 KUHP.
4. Penganiayaan berat Pasal 354 KUHP.
5. Penganiayaan berat berencana Pasal 355 KUHP.
PENGANIAYAAN BIASA (PASAL 351 KUHP)

1. Penganiayaan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan itu menyebabkan luka-luka berat, yang bersalah dipidana dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, dipidana dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak di pidana.
PENGANIAYAAN RINGAN (PASAL 352 KUHP)

1. Kecuali yang tersebut dalam Pasal 353 dan Pasal 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau pencaharian, dipidana sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara
paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus.
Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap
orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. Melihat
PENGANIAYAAN BERENCANA (PASAL 353 KUHP)

1. Penganiayaan dengan berencana lebih dulu, di pidana dengan pidana


penjara paling lama empat tahun.
2. Jika perbutan itu menimbulkan luka-luka berat, yang bersalah di pidana
dengan pidana penjara palang lama tujuh tahun.
3. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah di pidana
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
PENGANIAYAAN BERAT (PASAL 354 KUHP)

1. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, dipidana kerena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah di pidana dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.
PENGANIAYAAN BERAT BERECANA (PASAL 355 KUHP)

1. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, dipidana


dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu menimbulkan kematian yang bersalah di pidana dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
ASPEK MEDIS

Trauma tajam adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan
tubuh oleh benda-benda tajam. Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk yaitu luka iris atau
luka sayat (vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum), dan luka bacok (vulnus caesum)

LUKA SAYAT LUKA TUSUK LUKA BACOK

Luka karena alat yang tepinya Luka akibat alat yang berujung Kombinasi luka akibat kekerasan
tajam dan timbulnya luka karena runcing dan bermata tajam atau benda tumpul dan kekerasan
alat ditekan pada kulit dengan tumpul yang terjadi dengan suatu benda tajam yang dihasilkan oleh
kekuatan relatif ringan kemudian tekanan tegak lurus atau serong benda tajam yang dipegang
digeserkan sepanjang kulit pada permukaan tubuh. dengan kecepatan masuk yang
sangat kuat
Aspek Yuridis

 Luka merupakan kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak


pidana, baik yang bersifat intensional (sengaja), recklessness (ceroboh)
atau negligence (kurang hati-hati)
 Untuk menentukan berat ringannya hukuman perlu ditentukan lebih
dahulu berat ringannya luka
Aspek Yuridis
DERAJAT LUKA RINGAN LUKA SEDANG LUKA BERAT

Definisi Luka ringan adalah luka Luka sedang adalah Luka berat adalah luka
yang tidak yang mengakibatkan yang mengakibatkan
menimbulkan penyakit penyakit atau halangan jatuh sakit atau
atau halangan dalam dalam menjalankan mendapat luka yang
menjalankan mata pekerjaan jabatan atau tidak memberi harapan
pencariannya mata pencariannya akan sembuh sama
untuk sementara waktu sekali, atau yang
menimbulkan bahaya
maut.
Pasal yang mengatur Pasal 352 ayat 1 KUHP, Pasal 351 ayat 1 KUHP Pasal 90 KUHP, pasal 351
pasal 353, pasal 356 ayat 2 KUHP,
Hukuman Penjara paling lama tiga Penjara paling lama dua Penjara paling lama
bulan atau pidana tahun delapan bulan lima tahun
denda paling banyak atau pidana denda
empat ribu lima ratus paling banyak empat
rupiah ribu lima ratus rupiah
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan atau Penganiayaan

● Permendikud pasal 8 No. 82 Tahun 2015 mengemukakan upaya pencegahan tindak kekerasan:
1. Menciptakan lingkungan satuan pendidikan yang bebas dari tindak kekerasan;
2. Membangun lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan, serta jauh
dari tindak kekerasan antara lain dengan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
pencegahan tindak kekerasan;
3. Wajib menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan, bagi peserta didik dalam
pelaksanaan kegiatan/pembelajaran di sekolah maupun kegiatan sekolah di luar satuan
pendidikan;
4. Wajib segera melaporkan kepada orang tua/wali termasuk mencari informasi awal apabila telah
ada dugaan/gejala akan terjadinya tindak kekerasan yang melibatkan peserta didik baik sebagai
korban atau pelaku;
5. Menjalin kerja sama antara lain dengan lembaga psikologi, organisasi keagamaan, dan pakar
pendidikan dalam rangka pencegahan;
TINJAUAN HUKUM
ISLAM
TINDAK PIDANA HUKUM ISLAM

o Tindak pidana dalam hukum islam dikenal dengan istilah Jarimah


o Jarimah merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik
perbuatan itu mengenai jiwa, harta benda maupun yang lainnya.
o Jarimah dibagi menjadi tiga macam, yaitu Jarimah Hudud,
Jarimah Qishas-Diyat dan Jarimah Ta’jir.
● Jarimah Hudud => Jarimah yang diancam hukuman Hadd, yaitu hukuman yang telah ditentukan secara
pasti dan tegas mengenai macam dan jumlahnya, serta bersifat tetap, tidak dapat dihapus atau dirubah, dan
menjadi hak Allah karena menyangkut kepentingan umum.
● Jarimah Qishas-Diyat => Jarimah yang diancam dengan hukuman Qishas (hukuman sepadan/sebanding)
dan atau hukuman diyat (denda/ganti rugi), yang sudah ditentukan Batasan hukumannya, namun
dikategorikan sebagai hak adami (manusia/perorangan), dimana pihak korban ataupun keluarganya dapat
memafkan si pelaku, sehingga hukuman (qisas-diyat) tersebut bisa dihapus.
● Jarimah Ta’zir => Jarimah yang diancam satu atau beberapa hukuman ta’zir, yaitu hukuman yang bersifat
pengajaran dan semacamnya yang tidak ditentukan hukumannya dan hukumannya diserahkan kepada
kebijaksanaan penguasa (hakim)
DASAR HUKUM PENGANIAYAAN
Dasar hukum dari penganiayaan terdapat dalam nash Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 45
yang berbunyi:

Artinya: “Dan kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan
mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishasnya. Barangsiapa yang
melepaskan (hak Qishasnya), maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya”.
DASAR HUKUM PENGANIAYAAN

QS. Al-Baqarah Ayat 178-179

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari
saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat)
kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih”.
“dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS.
Al- Baqarah (2): 178-179)
DASAR HUKUM PENGANIAYAAN

QS. An-Nahl Ayat 126

“dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan
kepadamu[846]. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.”
HADITS PERSAUDARAAN

Dikarenakan seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.


Persaudaraan ini adalah persaudaraan karena iman/agama. Allah SWT
berfirman dalam surat al-Hujurat ayat ke-10, “Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang
berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. al-
Hujurat [49]: 10).
HADITS PERSAUDARAAN

Perkara ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,
“Janganlah kalian (wahai muslim) saling hasad (dengki), saling najsy, saling membenci, saling membelakangi,
dan janganlah kalian melakukan transaksi harta yang berdampak pada gagalnya transaksi orang lain. Jadilah
kalian wahai hamba-hamba Allah orang-orang yang bersaudara. Orang Muslim itu saudara bagi muslim
lainnya. Tidak menzhaliminya, tidak membiarkannya dizhalimi, tidak membohonginya, dan tidak
merendahkannya. Takwa itu letaknya di sini –beliau menunjuk ke arah dadanya tiga kali-. Cukuplah seseorang
itu jahat ketika ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram mengganggu muslim yang
lain, baik mengganggu darah, harta ataupun kehormatan dan nama baiknya.” (H.R.Muslim).
DAFTAR PUSTAKA

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.


2. Lamintang dan Lamintang, theo, Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana & Yurisprudensi,
Jakarta : Sinar Grafika, 2013.
3. Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa 2019: Modul Kedokteran Forensik. Jakarta: Badan Diklat Kejaksaan RI.
2019.
4. Dahlan S, Trisnadi S. Ilmu Kedokteran Forensik: Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: FK Unissula.
2019.
5. Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology. 4th Ed. London: CRC Press. 2016. pp. 133-165. Reddy KSN, Murty OP. The
Essentials of Forensic Medicine and Toxicology. 33rd Ed. London: Jaypee The Health Science Publisher. 2014. pp. 179-241.
6. Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana II. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. 2010
7. Satyo, Alfred C. 2006. Aspek medikolegalluka pada forensik klinik. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y
Desember 2006.
8. Bagian Kedokteran Forensik FKUI, Ilmu kedokteran forensik,1997
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai