Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

ASFIKSIA

EFA FAUZIAH S. NANG


N111 22 017

Pembimbing :
dr. Nur Rafni Rafid, Sp. FM

Bagian Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Definisi Asfiksia
Asfiksia berasal dari bahasa Yunani. Kata asfiksia terdiri atas
kata a yang artinya tidak, dan fixtion yang artinya denyut. Jadi,
asfiksia artinya tidak ada denyut.
Secara umum, asfiksia adalah kehilangan kesadaran karena
kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbondioksida dalam darah.
Epidemiologi Asfiksia
• Korban mengaku sekitar 4,5 jam sebelum pemeriksaan (Hari senin, tanggal 13 Februari tahun
2023, sekitar pukul 19.00 WITA), bertempat di rumah teman korban, di Desa Baliara, Kec. Parigi
Barat, korban disiram bensin oleh pelaku, laki-laki, berusia sekitar 42 tahun, yang diakui sebagai
suami korban. Kemudian pelaku hendak menyalakan korek api gas namun korek apinya tidak
menyala, lalu korban berdiri berlari ke arah dapur, pelaku mengejar korban dan menjambak
rambut korban hingga korban terjatuh dan tersandar di dinding, pelaku mencoba menyalakan
korek api gasnya tetapi tetap tidak menyala juga, kemudian pelaku mengarahkan badi ke arah
korban, namun korban menangkis dengan tangan kiri korban. Mata pisau badinya terlepas, korban
menggenggam pisau badinya dan pelaku menggenggam gagang badinya, korban berlari keluar
rumah untuk menyelamatkan diri dan meminta pertolongan.
Anamnesis
• Setelah kejadian, korban mengeluh pusing dan nyeri pada luka-lukanya yang masih
dirasakan pada saat pemeriksaan.
• Tidak ada riwayat pingsan, mual, muntah.
• Korban mengalami kekerasan fisik berkali-kali oleh pelaku, pertama kali dialami saat
korban dan pelaku masih berpacaran, beberapa tahun setelah menikah, korban dipukul
pada punggung dengan menggunakan ikat pinggang, ditonjok pada kepala, ditendang
pada paha korban. Kejadian terakhir kali adalah kejadian yang dilaporkan oleh korban.
• Kejadian kekerasan fisik ini sering dialami jika pelaku dalam keadaan emosi dan mabuk.
• Kekerasan seksual disangkal
• Korban mengaku sering dimarahi, dicaci maki setiap pelaku emosi dan mabuk, kemudian
diancam akan dibunuh, dimutilasi, dan dibakar, pengancaman ini sering dialami sejak 5 tahun
yang lalu (awal tahun 2018).
• Korban saat ini tinggal di rumah orang tua korban sejak tahun 2018. Korban dan pelaku
menikah selama 21 tahun (sejak tahun 2001).
• Korban tidak dinafkahi oleh pelaku sejak tahun 2018. Kebutuhan sehari-hari ditanggung oleh
korban.
• Korban bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), dan pelaku bekerja sebagai wiraswasta.
• Korban dan pelaku dikarunia 6 orang anak (anak pertama perempuan berusia 21 tahun, anak
kedua laki-laki berusia 19 tahun, anak ketiga perempuan berusia 16 tahun, anak keempat
perempuan berusia 14 tahun, anak kelima berusia 12 tahun, dan anak keenam berusia 10
tahun).
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit ringan, koperatif


Kesadaran : CM (sadar penuh)
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 98 x/ mnt
Respiratory Rate : 20 x/ mnt
Suhu : 36◦c
Pemeriksaan Fisik
Luka-luka :
• Pada punggung tangan kiri, empat sentimeter dibawah pergelangan tangan, terdapat memar
berwarna ungu kebiruan berukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma lima sentimeter.
• Pada ruas pangkal jari telunjuk tangan kiri sisi punggung, terdapat luka gores, sepanjang nol koma
tiga sentimeter.
• Pada ruas tengah jari telunjuk tangan kiri sisi luar terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar
jaringan bawah kulit, bila dirapatkan membentuk garis sepanjang nol koma lima sentimeter.
• Pada sela jari antara jari tengah dan jari manis tangan kiri sisi telapak, terdapat luka lecet berukuran
nol koma lima sentimeter.
Assesment & Planning

Assesment
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Planning
Konsul dengan Bagian Kesehatan Jiwa/Psikiatri
Kesimpulan

Pada pemeriksaan terhadap korban perempuan berusia 41 tahun ini, ditemukan


luka gores pada jari telunjuk tangan kiri akibat kekerasan tajam; serta luka terbuka pada
jari telunjuk tangan kiri; luka lecet pada sela jari tengah dan jari manis tangan kiri; dan
memar pada punggung tangan kiri akibat kekerasan tumpul. Luka-luka tersebut tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan/pencaharian atau kegiatannya sehari-hari.
Pembahasan
Definisi KDRT

Secara hukum yang dimaksud dengan KDRT adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Epidemiologi KDRT
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
mencatat bahwa terdapat 319 kasus kekerasan dan 2/3 dari kekerasan tersebut berupa
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
Terlihat pada tahun 2016 Kabupaten Kota di Provinsi Sulawesi Tengah masing-
masing memiliki kasus kekerasan dalam rumah tangga salah satunya di Kabupaten
Parigi Moutong sebanyak 53 kasus. Pada tahun 2017 terdapat peningkatan kasus di
Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 69 kasus .
Faktor Penyebab KDRT

1 2

Internal Eksternal
Lemahnya kemampuan Intervensi langsung atau tidak
beradaptasi setiap langsung dari lingkungan di
anggota keluarga di luar keluarga mempengaruhi
antara mereka sendiri sikap anggota keluarga
Bentuk-bentuk
KDRT

 Kekerasan Fisik
 Kekerasan Psikis
 Kekerasan Seksual
 Penelantaran Keluarga
Dasar Hukum
KDRT
 UU No. 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga

 UU No. 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak (jika KDRT
terjadi pada anak)
Daftar Pustaka
Anggraeni., Salham, M., Jufri, M. (2019). Perilaku Masyarakat terhadap Kekerasan
dalam Rumah Tangga di Kota Palu Tahun 2019. Jurnal Kolaboratif Sains..
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS/article/view/1691/1458
Dewi, R., (2017). Pemeriksaan Fisik dan Aspek Medikolegal Kekerasan Seksual pada
Anak dan Remaja. Lampung : Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Univesitas Lampung.
Khaleed, B. (2018). Penyelesaian Hukum KDRT : Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga dan Upaya Pemulihannya. Yogyakarta : Medpress Digital.
Kurniawan, L.S. (2015). Refleksi Diri Para Korban dan Pelaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga :
Apakah jiwaku sehat?.Yogyakarta : ANDI
Sadzali, A., Saleh, M., & Putra, A. R. E. PREFERENSI KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
DALAM ASPEK KETAHANAN KELUARGA DI MASA PANDEMI: TINJAUAN PERSPEKTIF MAQASID
SYARIAH. Mimbar Hukum, 34(2), 355-377.
Santoso, A. B. (2019). Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap Perempuan: Perspektif
Pekerjaan Sosial. Komunitas, 10(1), 39-57
Wakela, D., Nurkhotijah, S., & Fadjriani, L. (2020). Analisis Yuridis Penyebab Terjadinya Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (Kdrt)(Studi Penelitian Pada Kantor Polresta Barelang Kota Batam). Zona
Keadilan: Program Studi Ilmu Hukum (S1) Universitas Batam, 10(3), 16-31. file:///C:/Users/hp/
Downloads/ojsadmin,+16-31+DITYA+WAKELA.pdf
Warman, A. B. (2020). KDRT dan Hukum Keluarga: Peran Hukum Keluarga Islam dalam Menghindari
KDRT. IJTIHAD, 36(2). https://journals.fasya.uinib. org/index.php /ijtihad /article
/viewFile/41/23.
Yudianto, A. (2020). Ilmu Kedokteran Forensik. Surabaya : Scopindo Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai