Anda di halaman 1dari 41

Referat:

Disruptive, Impulse Control


and Conduct Disorder
Efa
Efa Fauziah
Fauziah S.
S. Nang
Nang N111
N111 22
22 017
017

Pembimbing
Pembimbing :: dr.
dr. Andi
Andi Soraya
Soraya Tenri
Tenri Uleng,
Uleng, M.
M. Kes,
Kes, Sp.
Sp.
KJ
KJ
Table of Contents

Oppositional Intermittent
Defiant Disorder Explosive
Disorder

Conduct Antisocial
Disorder Personality
Disorder
01
Oppositional Defiant Disorder
(ODD)
Keyword
Keyword :: PERILAKU
PERILAKU MENENTANG
MENENTANG
Menurut DSM-V, Oppositional defiant
disorder (ODD) adalah suatu pola berulang
dari perilaku negatif, menentang, tidak taat,
dan perilaku bermusuhan terhadap figur
otoritas.

—OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER-


Epidemiologi ODD

 Prevalensi ODD sangat bervariasi, dengan


perkiraan berkisar antara 2%-11%.
 Lebih sering terjadi pada laki-laki pra-remaja
dibandingkan perempuan (1,4:1)
 Biasanya antara usia 5-10 tahun
 Prevalensi menurun seiring bertambahnya usia
Etiologi ODD

Faktor Biologis
Genetik

Faktor Keluarga
Pola asuh

Faktor Lingkungan
Hubungan dengan teman dan
masyarakat
Diagnosis & Gambaran Klinis ODD

Sering kehilangan kesabaran Sering menentang aturan

Sering/mudah tersinggung Sering dengan sengaja


mengganggu orang lain

Sering marah & kesal Sering menyalahkan orang


lain atas kesalahannya
Sering berdebat dengan figur otoritas
Bersikap dengki atau dendam
Tatalaksana ODD

Pelatihan Manajemen Orang Tua


Pola asuh, pemberian contoh yang baik
kepada anak.

Intervensi Berbasis Sekolah


CBT

Farmakologis
Risperidone, Aripiprazole
Kemampuan intelektual yang rendah dan
kurangnya pengawasan yang tepat
menunjukkan prognosis yang buruk.

Pengobatan yang memadai terhadap penyakit


penyerta (terapi individu dan/atau keluarga,
dan pola asuh yang positif dikaitkan dengan
prognosis yang baik.

—Prognosis ODD-
02
Intermittent Explosive
Disorder (ODD)
Keyword
Keyword :: LEDAKAN
LEDAKANAMARAH
AMARAH
Intermittent Explosive Disorder (IED)
ditandai dengan adanya ledakan amarah dan
kekerasan yang terus menerus meledak,
kadang menyebabkan terjadinya cedera baik
pada diri sendiri maupun orang lain.

—Intermittent Explosive Disorder-


Epidemiologi IED

 Epidemiologi IED jarang dilaporkan.


 Gangguan ini tampak lebih lazim pada laki-laki
dibandingkan perempuan.
 Riwayat keluarga dengan gangguan IED dapat
meningkatkan resiko seseorang mengalami
gangguan yang sama.
Etiologi IED

Faktor Biologis
Serotonin, Testosteron (pada pria)

Faktor Keluarga
Riwayat IED dalam keluarga

Faktor Psikososial
Lingkungan yang tidak menyenangkan,
pergaulan yang tidak bak.
Diagnosis & Gambaran Klinis

Ledakan perilaku berulang yang menunjukkan


kegagalan mengendalikan impuls agresif, misal :
● Agresi Verbal (amukan, perkelahian)
● Agresi fisik yang dapat melibatkan
kerusakan properti/cedera fisik

Besarnya agresivitas yang terjadi selama ledakan


tidak sebanding dengan provokasi/pemicu
stressnya.

Usia kronologis min. 6 tahun


Tatalaksana IED

Psikoterapi Farmakologi
Psikoterapi kelompok/ terapi Antidepresan (SSRI)
keluarga/ CBT
Antikonvulsan
Antipsikotik
Orang dengan gangguan ledakan intermitten
cenderung memiliki kepuasan hidup yang
buruk dan kualitas hidup yang lebih rendah.
Pasien dengan gangguan ledakan intermitten
memiliki peningkatan resiko untuk menyakiti
dirinya sendiri (self-injury) dan bunuh diri,
sehinga penting untuk segera ditangani.

—Prognosis IED-
03
Conduct Disorder

Keyword
Keyword :: KENAKALAN
KENAKALAN
Gangguan tingkah laku menurut DSM-V
adalah individu dibawah usia 18 tahun dengan
kecenderungan melanggar hak orang lain, dan
tidak akan menyesuaikan tingkah laku dengan
hukum atau norma sosial yang sesuai dengan
usianya .

—Conduct Disorder-
Ciri penting dari gangguan tingkah laku
adalah pola perilaku yang berulang dan
menetap dimana hak-hak dasar orang lain atau
norma-norma atau aturan-aturan umum yang
sesuai usia dilanggar.

—Conduct Disorder-
Epidemiologi Conduct Disorder

 Tingkat prevalensi global mencapai 3,6% pada


laki-laki dan 1,5% pada perempuan.
 Laki-laki > perempuan (4:1 hingga 12:1)
 Sering terjadi pada usia 10-12 tahun pada laki-
laki dan usia 14-16 tahun pada perempuan.
Etiologi Conduct Disorder

Faktor Biologis Faktor Lingkungan


Kadar kortisol yang rendah Kondisi pergaulan yang kurang baik
Pola asuh orang tua yang keras
Diagnosis & Gambaran Klinis

Agresi terhadap Penipuan atau


manusia dan hewan pencurian

Pelanggaran
Penghancuran
Peraturan yang
Properti
serius
Tatalaksana

Intervensi Psikologi Farmakologi


Pelatihan manajemen orang tua Psikostimulan
Mood Stabilizer
Prognosis gangguan tingkah laku bervariasi,
tergantung pada adanya komorbiditas
gangguan jiwa lainnya dan kapan intervensi
dimulai. Kapasitas intelektual rendah dan
lingkungan keluarga tidak mendukung
menyebabkan prognosis buruk, kecerdasan
verbal lebih tinggi dan pola asuh positif
berkontribusi pada prognosis yang lebih baik

—Prognosis Conduct Disorder-


04
Antisocial Personality Disorder
Pyromania

Keyword
Keyword :: SUKA
SUKAMEMBUAT
MEMBUATAPI
API
Piromania adalah perilaku membuat api
secara berulang dan disengaja.

Orang dengan piromania sering secara


teratur menonton kebakaran, sering membuat
alarm palsu, menunjukkan minat pada
pernak-pernik pemadam kebakaran.

Rasa ingin tahu tampak jelas, dan tidak


menyesal ataupun peduli terhadap kerugian
nyawa atau harta.

—Pyromania-
Epidemiologi Pyromania

 Tidak ada informasi yang tersedia untuk


prevalensi piromania.

 Laki-laki > perempuan


Etiologi Pyromania

Faktor Biologis Faktor Psikososial


Kadar serotonin yang rendah Tindakan pembakaran dilakukan
untuk mencari perhatian
Diagnosis & Gambaran Klinis

A. Pembakaran yang disengaja lebih dari 1 kali


B. Ketegangan atau gairah afektif sebelum bertindak
C. Ketertarikan, minat, keingintahuan terhadap api dan konteks situasionalnya
(mis.perlengkapan, kegunaan, akibat)
D. Kesenangan, kepuasan, atau kelegaan ketika menyalakan api atau ketika menyaksikan
atau ikut serta dalam pembakaran tersebut
Diagnosis & Gambaran Klinis

Pembakaran tidak dilakukan demi keuntungan moneter, sebagai ekspresi ideologi sosial-
politik, untuk menyembunyikan aktivitas kiminal, untuk mengungkapkan kemarahan atau
balas dendam, untuk memperbaiki keadaan hidup seseorang, sebagai respons terhadap
delusi atau halusinasi, atau sebagai akibat dari gangguan penilaian.
Tatalaksana Pyromania

Pendekatan yang paling tepat adalah dengan memggunakan sejumlah modalitas,


termasuk pendekatan perilaku. Karena sifat piromania yang berulang, setiap
program terapi harus mencakup pengawasan pasien guna mencegah episode
berulang perilaku membuat api. Penahanan mungkin merupakan satu-satunya
metode untuk mencegah kekambuhan. Didalam kasus anak dan remaja, terapi
piromania atau perilaki membuat api harus mencakup terapi keluarga
Prognosis untuk pemulihan piromania
umumnya positif.

Pyromania umumnya lebih sulit diobati pada


orang dewasa, seringkali karena kurangnya
kerjasama dari pasien, itulah sebabnya penting
untuk melakukan intervensi dini ketika orang
tersebut masih muda dan memiliki prognosis
yang lebih baik.

—Prognosis Pyromania-
Kleptomania

Keyword
Keyword :: SUKA
SUKAMENCURI
MENCURI
Kleptomania adalah kegagalan berulang untuk
menolak impuls mencuri benda yang tidak
diperlukan untuk penggunaan pribadi atau
karena nilai uangnya.

Benda yang diambil sering dibuang,


dikembalikan diam-diam, atau disimpan dan
disembunyikan. Orang dengan kleptomania
biasanya memiliki uang untuk membayar
benda yang mereka curi secara impulsif

—Kleptomania-
Epidemiologi Kleptomania

 Prevalensi kletomania diperkirakan sekitar 0,6%

 Laki-laki : Perempuan (1:3)


Etiologi Kleptomania

Penyebab terjadinya kleptomania masih belum dipahami sampai saat ini.


Terdapat beberapa teori mengenai terjadinya kleptomania salah satunya adalah
teori psikoanalitik. Teori psikoanalitik menghubungkan kleptomania dengan
trauma masa lalu dan mencuri merupakan simbol kehilangan masa kecil.
Diagnosis & Gambaran Klinis

A. Kegagalan yang berulang untuk menolak dorongan untuk mencuri benda-benda yang
tidak diperlukan untuk penggunaan pribadi atau untuk nilai uangnya.
B. Meningkatnya rasa tegang sesaat sebelum melakukan pencurian.
C. Kenikmatan, gratifikasi, atau keringanan pada saat melakukan pencurian
D. Pencurian tersebut tidak dilakukan untuk mengungkapkan kemarahan atau balas
dendam dan bukan sebagai respon terhadap khayalan atau halusinasi.
Tatalaksana

Psikoterapi Farmakologi
CBT SSRI
Naltrexon
Orang dengan kleptomania sering mengalami
penderitaan karena tidak mampu menahan
impuls untuk mencuri.

Prognosis dengan pengobatan dapat baik,


Seringkali, gangguan tidak mengganggu
fungsi sosial dan pekerjaan seseorang

—Prognosis Kleptomania-
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai