TAHUN TERBIT
JUDUL
PENULIS
KORESPONDENSI
PENERBIT
ABSTRAK
• Kejahatan seksual merupakan kejahatan berat dan bukti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
• Berdasarkan data Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan),
kekerasan terhadap perempuan mengalami peningkatan sebanyak 406.178 kasus pada tahun
2019, atau mengalami kenaikan sekitar 14% dibandingkan tahun sebelumnya.
• Kejahatan seksual merupakan suatu peristiwa yang sulit untuk dibuktikan walaupun telah
dilakukan pemeriksaan dan pengumpulan alat bukti yang lengkap terhadap kasus. Berikut
laporan kasus seorang wanita berusia 29 tahun yang diduga diperkosa datang dengan penyidik
membawa SPVR nomor: VER/A/144/VIII/2019/SPKT ke Instalasi Gawat Darurat RS Dr. Soetomo
Surabaya pada Jumat, 09 Agustus 2019.
• Dari hasil pemeriksaan liang persetubuhan ditemukan robekan panjang di bagian bawah pada
pukul satu, lima dan tujuh. Pemeriksaan preparat irigasi dan swab dinding vagina ditemukan
spermatozoa.
• Kejahatan seksual paling sering melibatkan Tindakan persetubuhan yang
ditandai dengan penetrasi alat kelamin laki-laki (penis) ke dalam alat
kelamin perempuan (vagina).
• Dalam upaya membuktikan telah terjadi persetubuhan, Ilmu Kedokteran
Forensik berperan penting dalam upaya pembuktian untuk memperoleh
penjelasan tentang peristiwa yang terjadi secara medis.
• Bukti nyata bahwa telah terjadi persetubuhan medis adalah mendapatkan
spermatozoa dalam hubungan intim wanita yang bersangkutan. Pasal yang
berkaitan dengan kasus ini adalah KUHP Pasal 280, 281, 289 dan 290.
Kata kunci: forensik klinis, tak berdaya, pencabulan, perempuan.
CASE REPORT
• Pada 23.30-00.20 WIB (9 Agustus 2019), dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
genitalia interna, dan pemeriksaan genitalia eksterna. Kontak terakhir dengan suaminya
18 jam sebelum pemeriksaan alat kelamin.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
1. Luka sayat pada bibir atas sisi kiri dua buah dan sebelah kanan satu buah akibat benda tumpul.
• Pada pemeriksaan Genital :
1. Labia mayora kanan dan kiri tidak ditemukan kelainan dan tanda-tanda kekerasan. (di bagian luar
alat kelamin).
2. Labia minora kanan dan kiri tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selaput dara : ditemukan
robekan panjang ke bawah pada arah jam tujuh sampai pukul tiga. Ditemukan sisa sisa selaput
dara pada arah jam enam sampai jam tiga.
3. Hasil pemeriksaan swab vagina dan hasil bilas vagina tidak ditemukan sel sperma.
PEMBAHASAN
• Menurut keterangan korban, peristiwa kekerasan seksual terjadi pada 4 Agustus 2019, pukul 03.30
WIB.
• Saat itu korban baru saja selesai melakukan hubungan seksual dengan suaminya pada pukul 01.00
WIB.
• Korban hanya memakai daster tanpa memakai celana dalam. Setelah itu, pukul 02.30. korban kembali
tidur.
• Pukul 03.30, korban merasa ada yang membuka alat kelamin korban. Korban kaget dan melihat
tetangga korban (pelaku) sudah berada di atas korban dengan tangan di mulut dan tangan satunya lagi
memegang tangan korban.
• Korban kemudian menendang pelaku sehingga cengkeraman pelaku dari mulut berpindah ke kaki.
Korban berteriak dan suaminya terbangun.
• Saat itu, pelaku sempat kabur melalui jendela disusul suami korban yang mengejar pelaku.
• Menurut keterangan korban, pelaku mengambil foto dan video alat kelamin korban saat tidur. Saat itu,
korban tidur bersama suami dan anaknya.
KESIMPULAN