Anda di halaman 1dari 23

Karunia dan Hisab pada Panca

indera

Endang Lestari
Nikmat

NIKMAT

NIKMAT DUNIA YANG KEMUDIAN NIKMAT DUNIA DAN AKAN BERLANJUT


HILANG HANYA BERSISA MENJADI NIKMAT YANG LEBIH BESAR
PERTANGGUNGJAWABAN DI AKHIRAT

Mungkin bentuk nikmatnya sama tapi dampaknya


berbeda
Pada hari hisab nanti setiap diri akan
ditanya tentang nikmat yang telah
didapatkannya. Telahkah ia syukuri dan
telahkah mendorongnya untuk semakin
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala?.
Atau sebaliknya nikmat tersebut malah
disia-siakan dan digunakan untuk
perbuatan maksiat.
• Rosululloh SAW bersbda:

Hisab pada panca Indera merupakan bagian dari hisab terhadap badan
untuk apa ia gunakan
Hisab menurut istilah aqidah memiliki dua pengertian.
Pertama. Al ‘Aradh (penampakan dosa dan pengakuan),
mempunyai dua pengertian.

1. Pengertian umum, yaitu seluruh makhluk ditampakkan di


hadapan Allah dalam keadaan menampakkan lembaran
amalan mereka. Ini mencakup orang yang dimunaqasyah
hisabnya dan yang tidak dihisab.
2. Pemaparan amalan maksiat kaum Mukminin kepada
mereka, penetapannya dirahasiakan (tidak dibuka
dihadapan orang lain) dan pengampunan Allah atasnya.
Hisab demikian ini dinamakan hisab yang ringan (hisab
yasir).
Cara lain penghisaban adalah: Munaqasyah (diperiksa
secara sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan
hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan.
• Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan di
dalam sabdanya:
‫ب‬ُ ‫س‬ َ ‫ف يُ َحا‬ َ َ‫َّللاُ تَعَالَى ف‬
َ ‫س ْو‬ ‫ْس يَقُو ُل ه‬ ُ ‫شةُ فَقُ ْل‬
َ ‫ت أ َ َولَي‬ َ ِ‫عائ‬
َ ‫ت‬ ْ َ‫ب قَال‬
َ ‫ع ِذ‬
ُ ‫ب‬ َ ‫َم ْن ُحو ِس‬
‫اب يَ ْْ ِل ْك‬
َ ‫س‬َ ‫َ ْال ِح‬ ُ ‫ت فَقَا َل ِإنه َما َذ ِل ِك ْالعَ ْر‬
َ ِ‫ض َولَ ِِ ْن َم ْن نُوق‬ ْ َ‫يرا قَال‬
ً ‫سابًا يَ ِس‬
َ ‫ِح‬
“Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa”. Aisyah
bertanya,”Bukankah Allah telah berfirman ‘maka ia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah’ ” Maka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Hal itu
adalah al ‘aradh. Namun barangsiapa yang dimunaqasyah
hisabnya, maka ia akan binasa”. [Muttafaqun ‘alaihi].
• Kepastian adanya hisab ini telah dijelaskan di dalam al
Qur`an dan Sunnah. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
ُ
‫يرا‬
ً ‫سابًا يَ ِس‬
َ ‫ب ِح‬
ُ ‫س‬
َ ‫ف يُ َحا‬
َ ‫س ْو‬ َ ‫فَأ َ هما َم ْن أو ِت‬
َ َ‫﴾ ف‬٧﴿ ‫ي ِِتَابَهُ ِبيَ ِمي ِن ِه‬
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan
yang mudah, [al Insyiqaq / 84 : 7-8].
ُ
‫يرا‬ َ ‫صلَ ٰى‬
ً ‫س ِع‬ ْ َ‫﴾وي‬ ً ُ‫عو ثُب‬
َ ١١﴿‫ورا‬ ُ ‫ف يَ ْد‬
َ ‫س ْو‬ َ ِ‫َوأ َ هما َم ْن أوت‬
َ ‫ي ِِتَابَهُ َو َرا َء‬
َ َ‫﴾ف‬١٠﴿‫ظ ْْ ِر ِه‬
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka
dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka). [al Insyiqaq /
84:10-12].
َ ‫﴾ث ُ هم ِإ هن َعلَ ْينَا ِح‬٢٥﴿‫ِإ هن ِإلَ ْينَا ِإيَابَ ُْ ْم‬
• ‫سابَ ُْ ْم‬
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah
menghisab mereka. [al Ghasyiyah / 88 : 25-26].
‫ب‬ َ ‫س ِري ُع ْال ِح‬
ِ ‫سا‬ َ ‫ظ ْل َم ْاليَ ْو َم ۚ ِإ هن ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫ت ۚ ََل‬ َ َِ ‫ْاليَ ْو َم ت ُ ْجزَ ٰى ُِ ُّل نَ ْف ٍس ِب َما‬
ْ َ ‫سب‬
Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa
yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada
hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. [al
Mu’min / 40 : 17].
• Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pengasih
dan Maha Lembut tidak menghisab kaum
Mukminin dengan munaqasyah, namun
mencukupkan dengan al aradh.
• Yakni: Dia hanya memaparkan dan menjelaskan
semua amalan tersebut di hadapan mereka, dan
Dia merahasiakannya, tidak ada orang lain yang
melihatnya, lalu Allah berseru : “Telah Aku
rahasiakan hal itu di dunia, dan sekarang Aku
ampuni semuanya”.
• Demikian dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits
Ibnu ‘Umar, beliau berkata :
‫علَ ْي ِه َِنَفَهُ َويَ ْست ُ ُرهُ فَيَقُو ُل‬
َ ‫ض ُع‬ َ َ‫َّللا يُ ْدنِي ْال ُمؤْ ِمنَ فَي‬
َ ‫سله َم يَقُو ُل ِإ هن ه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫َّللا‬‫صلهى ه‬ ِ ‫سو َل ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬
َ
َ ‫ه‬ َ ْ َ ُ ُ
‫ب َحتى ِإذا ق هر َرهُ بِذنوبِ ِه َو َرأى فِي نَف ِس ِه أنهُ َهل َك‬ َ َ ‫ه‬ ِ ‫ي َر‬ َ ُ َ
ْ ‫ب َِذا فيَقو ُل نَ َع ْم أ‬َ ْ َ
َ ‫ف ذن‬ َ َ
ُ ‫ب َِذا أتَ ْع ِر‬ ْ َ
َ ‫ف ذن‬ُ ‫أَتَ ْع ِر‬
َ‫سنَاتِ ِه َوأَ هما ْال َِافِ ُر َو ْال ُمنَافِقُون‬َ ‫اب َح‬ َ َ‫طى ِِت‬ َ ‫علَي َْك فِي ال ُّد ْنيَا َوأَنَا أَ ْغ ِف ُرهَا لَ َك ْاليَ ْو َم فَيُ ْع‬ َ ‫ستَ ْرت ُ َْا‬
َ ‫قَا َل‬
‫علَى ه‬
َ‫الظا ِل ِمين‬ ِ ‫علَى َر ِب ِْ ْم أَ ََل لَ ْعنَةُ ه‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫فَ َيقُو ُل ْاْل َ ْش َْا ُد َهؤ ََُل ِء الهذِينَ َِ َذبُوا‬
Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah mendekati seorang mukmin, lalu meletakkan
padanya sitar dan menutupinya (dari pandangan orang lain), lalu (Allah)
berseru : ‘Tahukah engkau dosa ini? Tahukah engkau dosa itu?’ Mukmin
tersebut menjawab,’Ya, wahai Rabb-ku,’ hingga bila selesai meyampaikan
semua dosa-dosanya dan mukmin tersebut melihat dirinya telah binasa,
Allah berfirman,’Aku telah rahasiakan (menutupi) dosa itu di dunia, dan
Aku sekarang mengampunimu,’ lalu ia diberi kitab kebaikannya.
Sedangkan orang kafir dan munafik, maka Allah berfirman : ‘Orang-orang
inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka’. Ingatlah, kutukan Allah
(ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim”. [HR al Bukhari].
orang-orang kafir, mereka akan dipanggil di hadapan semua makhluk. Kepada
mereka disampaikan semua nikmat Allah, kemudian akan dipersaksikan
amalan kejelekan mereka disana. Dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah, ia
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Lalu Allah menemui hambaNya dan berkata : “Wahai Fulan! Bukankah Aku
telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu
dan menundukkan untukmu kuda dan onta, serta memudahkanmu
memimpin dan memiliki harta banyak?" Maka ia menjawab: “Benar”. Allah
berkata lagi: “Apakah engkau telah meyakini akan menjumpaiKu?” Maka ia
menjawab: “Tidak,” maka Allah berfirman : “Aku biarkan engkau sebagaimana
engkau telah melupakanKu”. Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga
dan menyampaikan seperti yang disampaikan di atas. Lalu ia (orang itu)
menjawab: "Wahai Rabbku! Aku telah beriman kepadaMu, kepada kitab
suciMu dan rasul-rasul Mu. Juga aku telah shalat, bershadaqah," dan ia
memuji dengan kebaikan semampunya. Allah menjawab: "Kalau begitu,
sekarang (pembuktiannya)," kemudian dikatakan kepadanya: "Sekarang Kami
akan membawa para saksi atasmu," dan orang tersebut berfikir siapa yang
akan bersaksi atasku. Lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha,
daging dan tulangnya: "Bicaralah!" Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita
tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya. Itulah
nasib munafik dan orang yang Allah murkai. [HR Muslim].
Allah Ta’ala berfirman,

)٦۵( َ‫ْاليَ ْو َم ن َْختِ ُم َعلَى أ َ ْف َوا ِه ِْ ْم َوت ُ َِ ِل ُمنَا أ َ ْيدِي ِْ ْم َوت َ ْش َْ ُد أ َ ْر ُجلُ ُْ ْم بِ َما َِانُوا يَ ِْ ِسبُون‬

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan tangan-tangan mereka
berkata kepada Kami dan kaki-kaki mereka memberi kesaksian
terhadap apa yang telah mereka usahakan. QS Yasin :65

Ibnu Katsir rahimahullah mebjelaskan tentang ayat ini, “ Ini adalah


kondisi orang-orang kafir dan orang-orang munafik pada hari kiamat
ketika mereka mengingkari perilaku buruk yang mereka lakukan di
dunia serta bersumpah dengan apa yang telah mereka lakukan. Lalu
Allah menutup lisan-lisan mereka, sedangkan anggota tubuh
mereka berbicara tentang apa yang sudah mereka perbuat.”
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Suatu kali kami berada di
sisi Rasulullah lalu tiba-tiba beliau tertawa, kemudian bersabda, “Tahukah
kalian apa yang menyebabkan aku tertawa?” Kami menjawab, “ Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu.” Lalu beliau bersabda,

‫علَى‬ ُ ‫الظ ْل ِم قَا َل َيقُو ُل َبلَى قَا َل فَ َيقُو ُل فَإِ ِني ََل أ ُ ِج‬
َ ‫يز‬ ُّ ‫ب أَلَ ْم ت ُ ِج ْر ِني ِم ْن‬ ِ ‫ط َب ِة ْال َع ْب ِد َربههُ َيقُو ُل َيا َر‬
َ ‫ِم ْن ُمخَا‬
ُ َ‫ش ِْيدًا َو ِب ْال ِِ َر ِام ْال َِاتِ ِبين‬
‫ش ُْودًا‬ َ ‫نَ ْف ِسي ِإ هَل شَا ِهدًا ِمنِي قَا َل فَ َيقُو ُل َِفَى ِبنَ ْف ِس َك ْال َي ْو َم‬
َ ‫علَي َْك‬

“Aku tertawa karena ada percakapan hamba terhadap Rabbnya, hamba itu
berkata, “Wahai Rabbku! Bukankah engkau akan menjatuhkan hukuman
kepadaku lantaran kedzaliman? Allah menjawab, “Ya tentu.” Rasul
melanjutkan sabdanya, lalu hamba itu berkata, “Kalau begitu aku tidak mau
diberi sangsi kecuali ada saksi dari diriku sendiri, lalu Allah berfirman,
“Cukuplah dirimu pada hari ini menjadi saksi atas dirimu sendiri, dan para
Malaikat pencatat juga mnejadi saksi.”
Lalu dikuncilah mulutnya kemudian dikatakan kepada anggota-anggota
badannya, bicaralah kamu! Lalu anggota-anggota badan itu menceritakan
tentang amal perbuatannya. Kemudian ketika dia dibebaskan dan bisa bicara
lagi, ia berkata, “Celakalah kalian, padahal untuk kalianlah aku membela dan
membantah.” (HR Muslim)
Diantara para saksi yang dihadirkan pada hari
Kiamat, bisa jadi kesaksian yang diberikan anggota
tubuh dan panca inderalah yang paling dramatis
sekaligus menyakitkan. Semasa di dunia, anggota
tubuh sepenuhnya taat pada majikannya. Ia
dikendalikan sepenuhnya, untuk memegang,
berjalan dan beraktivitas. Hari itu, di luar
kesadarannya masing-masing memberi kesaksian.
Anggota tubuh dan panca indera justru malah
membeberkan aib-aib dan kesalahan sendiri secara
detil dan terang-terangan .
“Dan (ingatlah) hari (ketika) para musuh Allah digiring ke dalam neraka
lalu mereka dikumpulkan (semuanya). Sehingga apabila mereka
sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi
saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan
mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi
terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan
segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula)
berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama
dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Kamu senantiasa
menyembunyikan dosa-dosamu bukan sekali-kali lantaran kamu takut
terhadap persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu
terhadapmu, tetapi karena kamu mengira bahwa Allah tidak
mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan ini adalah
prasangka jelek yang kamu miliki sangka terhadap Tuhan-mu,
prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk
orang-orang yang merugi.” (Qs. Fushilat: 19-23).
“ …agar supaya tidak ada alasan
bagi manusia membantah Allah.”
(Qs. An-Nisa: 165).
• Tangan adalah anggota tubuh yang paling kerap
menjamah dosa dan menjadi alat pemuas
angkara.
• Banyak ayat yang mengalamatkan perbuatan
dosa manusia sebagai perbuatan tangan manusia.
AllahTa’ala berfirman:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura 42: 30)
• Di antara mufasir menjelaskan bahwa tangan paling banyak
melakukan dosa dibanding anggota badan yang lain.
• Dalam kontek kekinian, tangan bisa memukul, mengambil,
mengundi, memencet remot TV, mengklik mouse untuk
melihat tayangan internet, menulis kata-kata kotor.
menandatangani sebagai kesaksian untuk kepalsuan dan
masih banyak lagi.
• Kaki juga akan memberikan kesaksian bagi pemiliknya.
Kemana saja ia telah mengantarkan majikannya, siapa saja
yang telah ditendang dengan kakinya. Dan termasuk para
wanita yang suka memamerkan bagian dari kaki yang
merupakan aurat yang mesti dijaganya.
• Begitupun halnya dengan orang-orang yang telah
melakukan perbuatan zina ketika di dunia, wal ‘iyadzu
billah.

Anda mungkin juga menyukai