Anda di halaman 1dari 18

REFLEKSI KASUS HIDUP FORENSIK

PENGANIAYAAN (KDRT)

Pembimbing :
dr. Lipur Riyantiningtyas B.S, S.H., Sp.F
 
Disusun oleh:
Audita Cindy Prawika (42190384)
Kronologis

Seorang wanita berusia 24 tahun terlibat cekcok dengan suaminya


dan dipukul dengan tangan di wajah, dada dan paha. Dia
merasakan nyeri yang sudah membaik di bagian yang dipukul.
Kejadian tersebut berlangsung 2 hari yang lalu dan beberapa jam
sebelum diperiksa di rumah sakit.
Identitas Pasien

• Nama : Sdr. N
• Jenis kelamin : Perempuan

• Usia : 24 tahun
Kesadaran : Compos Mentis

Vital sign :
 Nadi 100x/menit
 Pernapasan 25x/menit
 Suhu 36oC

 Tekanan darah 130/80


mmHg.
• 1. Pada bibir sebelah dextra, 2 cm
dibawah hidung terdapat luka
memar , ukuran panjang 3 cm dan
lebar 0,5 cm, bentuk tidak teratur,
warna merah kebiruan, kondisi
bersih, didasar kulit, arah tegak
lurus.
• 2. Pada area mammae sebelah
dextra, terdapat luka memar,
berukuran panjang 1,5 cm, bentuk
tidak teratur, warna kecoklatan,
didasar kulit, kondisi bersih
3. Pada regio femur dextra, 15 cm
diatas patella, terdapat luka memar,
ukuran panjang 4 cm dan lebar 1 cm,
bentuk tidak teratur, berwarna
kecoklatan, kondisi bersih, dibawah
kulit, arah tegak lurus.
Perasaan

Jika melihat penganiayaan, saya


merasa bersimpati terhadap
korban karena kejadian ini
merupakan suatu kejadian yang
merugikan baginya. Selain harus
menderita secara fisik, namun
dapat mengganggu psikis dari
korban.
EVALUASI
Sisi positif Sisi negatif
• Jadi lebih memiliki • Tidak dapat melihat langsung kondisi
pasien atau hanya dapat melihat dari
gambaran untuk melakukan gambar saja.
pemeriksaan fisik dan • Dari gambar pula kurang efisien
deskripsi luka terhadap dikarenakan gambar yang ada masih
kurang jelas, untuk ukuran lebar dari
korban penganiayaan pada
luka tidak dicantumkan, sehingga
rumah tangga. dapat terjadi salah interpretasi dari
sebuah kasus.
PENDAHULUAN

 Kasus kekerasan dalam rumah marak terjadi dan terus meningkat dari
tahun ke tahun.
 Pada kekerasaan dalam rumah tangga korban yang sering dirugikan
adalah perempuan.
 Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
• Memar adalah perubahan warna pada permukaan kulit yang disebabkan
oleh kebocoran darah ke jaringan di bawahnya dari pembuluh darah yang
rusak.
• Tingkat kerusakan pembuluh darah umumnya sebanding dengan gaya
yang diberikan: semakin besar gaya, semakin banyak pembuluh darah
rusak, semakin besar kebocoran darah dan semakin besar memar.
Analisa

1. Didapatkan luka memar pada bagian bibir kanan, payudara kanan, dan paha kanan
yang dapat diartikan pasien mengalami cedera akibat pukulan dengan tangan.

2. Dari hasil analisa luka memar pada bibir kanan terjadi beberapa jam sebelum
pemeriksaan dirumah sakit dikarenakan warna luka tersebut masih berwarna merah
kebiruan, sementara luka memar pada bagian payudara kanan dan paha kanan
terjadi sekitar lebih dari 2 hari sebelum dilakukannya pemeriksaan.

3. Pasien harus mendapatkan terapi medikamentosa untuk mengatasi nyeri dan luka
memar yang didapatkan.
ASPEK HUKUM TENTANG KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
• UU PKDRT Pasal 3 menyebutkan Penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga dilaksanakan
berdasarkan :
• a. Penghormatan hak asasi manusia
• b. Keadilan dan kesetaraan gender
• c. Nondiskriminasi
• d. Perlindungan korban.
• UU PKDRT Pasal 4 menyebutkan Penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga bertujuan :
• a. Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah
tangga
• b. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga
• c. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga
• d. Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis
dan sejahtera.
KETENTUAN PIDANA

• UU Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 44-50


terdapat sanksi pidana terharap seseorang yang
melakukan tindakan kekerasan fisik, psikologis, dan
seksual
PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA
• UU Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 39
• Untuk kepentingan pemulihan, korban dapat memperoleh
pelayanan dari:
• Tenaga kesehatan;
• Pekerja sosial;
• Relawan pendamping; dan/atau
• Pembimbing rohani.
Dari pihak kesehatan
UU Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 40
• Tenaga kesehatan wajib memeriksa korban sesuai dengan
standar profesinya
• Dalam hal korban memerlukan perawatan, tenaga kesehatan
wajib memulihkan dan merehabilitasi kesehatan korban.
UU Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 42
• Dalam rangka pemulihan terhadap korban, tenaga kesehatan,
pekerja sosial, relawan pendamping dan/atau pembimbing rohani
dapat melakukan kerja sama.
Kesimpulan

• Pasien mengalami luka memar pada area bibir kanan, payudara kanan, dan paha kanan yang
terjadi akibat pukulan dari tangan dan mengakibatkan adanya cedera.
• Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap
perempuan karena korban KDRT pada umumnya ialah perempuan. Kekerasan terhadap
perempuan berarti kekerasan yang melanggar hak asasi perempuan yang berarti juga
kekerasan yang melanggar hak asasi manusia
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai