Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN JAGA

Minggu, 16 September 2018

Visum Hidup - KDRT

Penanggung Jawab:
dr. R.P. Uva Utomo, MH, Sp.KF
Residen Jaga:
dr. Liya
dr. Suroto
dr. Fia
Co-ass Jaga :

 Siska Rahmawati - UKRIDA Belladachii - UKI


 Fauziah Andiani - UKRIDA Imaylani Srinita - UKI
 Ignasia Raisha R.O - UKRIDA Vivian Keung - UKI
 Fernanda Kristy Oriza - UKRIDA M. Faiz Ramadhan - UNDIP
 Maceka Nor - UKI Leddinsky Andima - TRISAKTI
 Made Satria - UKI Kiki Rizky M. - TRISAKTI
KRONOLOGIS

• Pada hari minggu


2
tanggal 16
September 2018
pukul 09.30 WIB •Korban tidak
dirumah korban, mual, muntah,
korban dan ataupun pingsan
pelaku (kakak • Pelaku memukul •Korban mengeluh
kandung korban) kepala dengan baki, kepala dan leher
terlibat adu wajah korban dipukul terasa nyeri
mulut dengan tangan
kosong, leher korban
dicekik, paha kanan
ditendang

1 3
Identitas Umum
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 24 tahun 8 bulan
 Berat badan : 55 kg
 Tinggi badan : 162 cm
 Warna kulit : Sawo matang
 Ciri rambut : hitam, panjang, ikal
distribusi merata
 Keadaan gizi : Kesan gizi cukup
(IMT 20.99 kg/m2)
Keadaan Umum dan Tanda
Vital
 Tingkat kesadaran : Sadar penuh
 Tekanan darah : 123/72 mmHg
 Pernapasan : 20 x/menit
 Denyut nadi : 117 x/menit
 Suhu : 36.1°C
Pemeriksaan tubuh bagian luar
1. Permukaan kulit tubuh
a. Kepala :
1. Daerah berambut : luka memar pada puncak kepala (P: 2 cm, L: 2 cm)
Pemeriksaan tubuh bagian luar
2. Wajah

i) Dahi: tidak ada kelainan


ii) Pipi
a) Kanan: luka memar pada pipi
sebelah kanan (P: 3 cm, L: 2
cm)
b) Kiri: luka memar pada pipi
sebelah kiri (P: 5 cm, L: 4
cm)
iii) Dagu: tidak ada kelainan
Pemeriksaan tubuh bagian luar

b. Leher
Luka memar pada leher sisi
kanan (P: 2 cm, L: 2 cm)
Pemeriksaan tubuh bagian luar

c. Bahu : Tidak ada kelainan


d. Dada : Tidak ada kelainan
e. Punggung : Tidak ada kelainan
f. Pinggang : Tidak ada kelainan
g. Perut : Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan tubuh bagian luar

h. Anggota Gerak
1. Anggota Gerak Atas
a. Kanan
i) Atas: luka lecet pada lengan atas kanan sisi
belakang (P: 3.5 cm, L: 0.3 cm)
ii) Bawah: tiga buah luka memar pada lengan
bawah kanan sisi belakang
I. Luka memar pertama (P: 5.5 cm, L: 0.5 cm)
II. Luka memar kedua (P: 4.5 cm, L: 0.4 cm)
III. Luka memar ketiga (P: 4 cm, L: 0.4 cm)
b. Kiri: tidak ada kelainan

2. Anggota Gerak Bawah: tidak ada kelainan


Bagian Tubuh Tertentu
a. Mata: Tidak ada kelainan
b. Hidung: Tidak ada kelainan
c. Telinga: Tidak ada kelainan
d. Mulut:
1. Bibir: tidak ada kelainan
2. Selaput lendir mulut: luka lecet pada
selaput lendir mulut bawah sisi kanan
(P: 0.2 cm, L: 0,1 cm)
3. Lidah: tidak ada kelainan

Tulang-tulang tidak ada kelainan


Kesimpulan
 Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan dari
pemeriksaan atas korban tersebut maka saya
simpulkan bahwa korban adalah seorang perempuan,
umur dua puluh empat tahun delapan bulan, kesan gizi
cukup. Dari pemeriksaan didapatkan luka akibat
kekerasan tumpul berupa luka memar pada kepala,
wajah, leher, anggota gerak atas, dan luka lecet pada
mulut. Akibat hal tersebut tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk melakukan pekerjaan, jabatan,
atau mata pencarian, dan kegiatan sehari-hari.
Tinjauan Pustaka
Traumatologi

 Berasal dari kata ‘trauma’ dan ‘logos’


 ‘Trauma’:kekerasan atas jaringan
tubuh yang masih hidup (living tissue)
 ‘Logos’: ilmu
 Ilmu yang mempelajari semua aspek yang
berkaitan dengan kekerasan terhadap
jaringan tubuh manusia yang masih hidup

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. 2000


Traumatologi
Trauma

Mekanik Fisik Campuran Kimiawi

Tajam Tumpul Kaca Listrik Senjata Asam


Api
Memar Petir Basa

Lecet Suhu
Tinggi
Robek Suhu
Rendah
Barotrauma
Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik : Pedoman
bagi Dokter dan Penegak Hukum. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang:
LUKA MEMAR (KONTUSI)

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
FASE PENYEMBUHAN
LUKA MEMAR

Source: https://www.ncjrs.gov/html/ojjdp/portable_guides/abuse/bruises.html
Fase Penyembuhan Luka

Melibatkan 2 proses:
1.Regenerasi jaringan
2.Penggantian oleh
Segera setelah luka Hingga hari ke-5
jaringan ikat (fibrosis)

3 bulan – 6 bulan Hari ke-5 sampai ke-7

Kumar, Cotran, Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC


Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
KDRT
UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga No. 23 Tahun 2004 Pasal
1 angka 1 (UU PKDRT) memberikan pengertian bahwa:

“Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap


perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.”
KDRT
Menurut UU PKDRT No. 23 Tahun 2004 Pasal 2

Lingkup rumah tangga meliputi :


1.Suami, istri, anak
2.Orang yang mempunyai hubungan keluarga
dengan orang karena hubungan darah,
perkawinan, persusuan, pengasuhan,
perwalian, yang menetap dalam rumah
tangga.
3.Orang yang bekerja membantu rumah tangga
dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
SIKLUS KDRT
KDRT

 UUPKDRT pasal 23 tahun 2004, KDRT


meliputi :
 Kekerasan Fisik
 Kekerasan psikis
 Kekerasan seksual
 Penelantaran dalam rumah tangga
DASAR HUKUM : UU PKDRT
No.23 Tahun 2004
Pasal 44
1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a dipidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau denda paling banyak Rp.15.000.000,00 ( lima belas juta rupiah).
2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban
mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 ( sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp.30.000.000,00 ( tiga puluh juta
rupiah ).
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya
korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 ( lima belas) tahun atau
denda paling banyak Rp.45.000.000,00 ( empat puluh lima juta rupiah).
4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami
kepada isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencarian atau kegiatan sehari-hari,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling
banyak Rp.5.000.000,00 ( lima juta rupiah).
Analisis Kasus

Perempuan, 24 tahun 8 bulan, bb


55 kg, tb 162 cm, kesan gizi
cukup, mengaku dipukuli oleh
• Korban KDRT
kakak kandungnya

Luka memar dan luka


lecet • Kekerasan tumpul

Hal tersebut tidak


menimbulkan penyakit atau
halangan untuk
menjalanankan pekerjaan • UU PKDRT No.23
jabatan atau mata
pencaharian, dan kegiatan Tahun 2004
sehari-hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai