Disusun oleh:
Ignasia Raisha Rizky Oktaviomelinda
11-2017-177
Pembimbing:
dr. Maria Dwikarya, Sp.KK, FINSDV
Dermatitis Atopik
• Definisi : peradangan pd kulit, dapat bersifat akut, subakut, tetapi biasanya kronik
residif, sangat gatal & sering berhubungan dengan riwayat atopi diri atau keluarga
• Etiologi : multifaktorial, faktor intrinsik (genetik, imun, kulit cenderung kering) &
faktor ekstrinsik (alergen hirup, alergen makanan, & faktor lingkungan lain)
• Fase anak (2-12 tahun) : predileksi sering di antekubital, popliteal, dpt ke daerah ekstremitas
bg ekstensor. Berupa plak eritematosa, papulovesikuler, erosi, ekskoriasi, krusta, mengering,
& dpt menjadi tebal likenifikasi
• Fase dewasa (12-18 tahun) : likenifikasi daerah antekubital & popliteal, daerah predileksi
pergelangan tgn, pergelangan kaki, leher, & kelopak mata
• DD : dermatitis seboroik, psoriasis, neurodermatitis (liken simpleks kronis)
• Tatalaksana :
• Non-medikamentosa : identifikasi & eliminasi faktor pencetus
• Medikamentosa :
• Hidrasi kulit : emolien (lanolin 10% petrolatum), pelembab
• Kortikosteroid topikal
• Penghambat kalsineurin topical, pimekrolimus, taktolimus
• antipruritus
Dermatitis Kontak
(Alergi dan Iritan)
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
Definisi Kulit terpajan dengan kontaktan yg bersifat alergen Kulit terpajan dengan bahan iritan
Etiologi Semua allergen kontaktan yang berada di lingkungan semua iritan yg terdapat pd
lingkungan. 2 kategori :
Iritan kuat : H2SO4 kerusakan kulit
pd pajanan
Iritan lemah : deterjen kelainan kulit
pd pajanan berulang
Patogenesis Imunologik (Alami proses sensitisasi dengan alergen) Non imunologik (tanpa mengalami
proses sensitisasi dng alergen)
Respon imun diperantarai o/ sel (cell mediated immune
response) reaksi imunologik tipe IV (tipe lambat) Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan
lemak lapisan tanduk, & ubah daya
ikat kulit thd air
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
Gejala ruam kulit berbatas relatif tegas, polimorfik Ruam kulit berbatas relatif tegas,
Klinis Pd std akut didapatkan eritema, edema, vesikel. monomorfik, kelainan didominasi o/ 1 jenis
Std kronis : skuama, likenifikasi, fisura. morfologi, bentuk sesuai dng bentuk
penyebab (iritan)
•Epidemiologi:
-Laki-laki > perempuan. Kebanyakan pada umur 20 & 50 tahun/ lebih tua.
-Bayi (bisa dari 1 bulan, 3 bulan, 4-7 bulan), dapat terlihat lesi berupa kerak kulit kepala/ rontoknya kulit kepala
(cradle cap).
-Remaja masa pubertas, sering ditemui lesi dalam bentuk ketombe.
-HIV/AIDS, dgn puncak pada umur 40 thn.
-Usia lanjut, bentuk ringan
-Malignansi
-Pankreatitis alkoholik kronik
-Hepatitis C
•Etiologi: Tdk diketahui, mungkin berhubungan dengan:
- Seborrhea
- Mikroba
- DLL; obat-obatan, abnormalitas neurotransmitter, faktor fisik, proliferasi epidermal, kekurangan
nutrisi (zinc, biotin), faktor genetik
KLASIFIKASI
1. SEBOROIKA KEPALA
– Timbul di daerah berambut
– Dijumpai skuama yg berminyak dengan warna kekuningan
– Kadang dijumpai krusta
2. SEBOROIKA MUKA
– Daerah mulut, palpebra dll makula yg eritematous dan di atasnya terdapat skuama yg berminyak
dan kekuningan
• Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis dan spongiosis
ringan
• Dermis bagian atas fibris, sebukan limfosit dan makrofag si sekitar pembuluh darah
• Limfosit di epidermis mayoritas tdd sel T-CD8+, didermis sel T-CD4+. Sebagian besar sel mas
di dermis tipe MCTC (mast cell tryptase) berisi tryptase
Diagnosis Banding Tatalaksana :
• Cari faktor penyebab
• Dermatitis kontak
• Menghindari suhu ekstrim, penggunaan
• Dermatitis atopik sabun berlebihan, dan pengguanaan
• Neurodermatitis sirkumskripta bahan wol atau bahan yg menyebabkan
iritasi
• Dermatomikosis
• Kulit kering beri emolien
• Topikal : antiinflamasi (Kortikosteroid
potensi menengah-kuat dengan velikulum
krim/salap)
• Lesi eksudatif kompres dgn solusio
permanganas kalikus 1:10000
• Inf bakteri antibiotic sistemik
• Pruritus antihistamin
• Lesi luas penyinaran broad atau
narrow band UV B
Dermatitis Perioral
• Definisi
= kelainan yg ditandai dengan papul,
pustul kecil akibat distribusi pada
daerah periorifisium terutama pada
daerah sekitar mulut.
• DD: DKA, acne vulgaris, dermatitis
seboroik, rosacea, folikulitis
• Etiologi
= Penggunaan steroid topikal
• Tatalaksana
- Hindari penggunaan kortikosteroid
• Gejala klinis
- Rasa gatal serta terbakar
- Topikal: eritromisin, klindamisin,
sulfur,
- Lesi kulit pustul dan papul (1- - Sistemik:
3mm) tanpa disertai komedo
didaerah sekitar mulut - Tetrasiklin atau eritromisisn 1 g/ hari
- Dapat juga timbul didaerah - Doksisiklin 100mg/ hari
periorbital dan perinasal
Dermatitis Statis
• Dermatitis sekunder akibat insufisiensi vena dan
hipertensi vena tungkai bawah yg bersifat kronis.
• Patogenesis :
– Growth factor trap hypothesis
– White cell trap hypothesis
• Terapi :
– Tidur kaki diangkat diatas permukaan jantung selama 30
menit, 3-4 kali atau diganjal balok setinggi 15-20cm
• http://emedicine.medscape.com/article/1084813-presentation
– Aktivitas kaos kaki penyangga varises atau pembalut elastis
Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 4 hal 150-152
– Eksudat dikompres setelah kering kortikosteroid dosis rendah-
sedang. Antibiotik utk inf. sekunder