Anda di halaman 1dari 25

Pembimbing:

Dr. dr. Summy Hastry Purwanti, Sp.F, DFM

Disusun Oleh:
Ahmad Jazmi Basyiruddin
(30101206577)
Fifian Dwi Septi A. (012116395)
Laudzakhanza Mahatva
(30101206659)
Novita Winda P. (30101206691)
Nurvitriana Galuh P.
(30101206688)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
Jl. Majapahit No. 140, Semarang

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM
NOMOR : 009/VER/VII/2016/RUMKIT
Atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Sektor Semarang
melalui suratnya tanggal30 September 2016, Nomor :
029/VER/IX/2016 yang ditandatangani oleh Agus, S.H, pangkat
Inspektur Polisi Satu NRP: 81032416 ,dan diterima tanggal 30
September 2016, pukul 11.00 WIB, maka dengan ini saya dr.
Natasya NIP: 199009092015092009 sebagai dokter yang
bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menerangkan
bahwa pada tanggal 30 September 2016, pukul 11.30 WIB, di
Rumah Sakit Bhayangkara telah memeriksa orang, yang
berdasarkan surat tersebut diatas dan telah dibenarkan oleh
yang bersangkutan bernama Mulyani, berumur tiga puluh lima
tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan ibu rumah tangga,
alamat jalan nusa indah nomor 3 RT 003 / RW 001 Semarang.
Berdasarkan surat permintaan itu, orang tersebut diduga telah
mengalami peristiwa kekerasan fisik.
• Identitas Umum :

• Jenis kelamin : Perempuan


• Umur : antara 25 tahun sampai 40
tahun
• Panjang badan : 158 cm
• Berat badan : 50 kg
• Warna kulit : sawo matang
• Ciri rambut : hitam, bergelombang, ukuran
terpanjang 40 cm
• Keadaan gizi : IMT 20
• Identitas Khusus :
• Tato : tidak ada
• Jaringan parut : tidak ada
• Cacat fisik : tidak ada
• Pakaian : kaos oblong lengan
pendek, bahan katun, berwarna biru tua,
merek tidak ada, ukuran M, dengan gambar
micky mouse pada dada kanan . Celana
panjang warna hitam berbahan katun,
bermerk “Lepis”, ukuran dua puluh delapan.
Sepasang sandal jepit berbahan karet,
berwarna putih biru , bermerek “Swalow” ,
ukuran tiga puluh tujuh
• Perhiasan : tidak ada
• Ciri – ciri lain : tidak ada
• Keadaan Umum :
Kesadaran : kesadaran penuh
Denyut nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 28 x/menit
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu badan : 37,1◦c
• Kepala :
Wajah :
 Jumlah : sebuah luka memar
 Lokasi : pipi kanan
• batas atas terletak sejajar dengan garis yang melewati kedua
mata
• batas kanan 7cm dari sebelah kanan garis tengah tubuh
• batas kiri 2cm dari sebelah kanan garis tengah tubuh
• batas bawah 9 cm dibawah garis yang melewati kedua mata
 Bentuk : lonjong
 Ukuran : panjang 10 cm dan lebar 5 cm
 Sifat : Batas luka tidak tegas, berwarna merah kebiruan
 Leher :
• Jumlah : dua buah luka memar
• Lokasi :
1. 3 cm di kanan garis tengah tubuh, 8 cm di bawah
garis sejajar yang melewati kedua lubang telinga,
Bentuk : tidak teratur
Ukuran : panjang 4 cm dan lebar 3 cm
Sifat : tepi tidak tega, warna merah kebiruan
2. 3 cm di kiri garis tengah tubuh, 4 cm dibawah garis
melintang yang sejajar dagu
Bentuk : tidak teratur
Ukuran : panjang 4 cm dan lebar 1 cm
Sifat : tepi tidak tegas, warna kemerahan
• Terdapat empat buah luka lecet di
leher
• Bentuk bulan sabit,
• Ukuran :
• terpanjang berukuran 2 cm
• terpendek berukuran 1 cm
• Sifat : batas tegas, garis batas luka
tidak rata, dasar luka tidak rata,
permukaannya ditutupi oleh serum
yang telah mengering warna merah
kecoklatan dengan perabaan kasar
• Mulut :
Bibir bawah :
Jumlah : sebuah luka terbuka
Lokasi : di sudut bibir kanan, sejajar
dengan garis yang melewati kedua sudut
bibir, 2 cm.
Bentuk : tidak teratur
Ukuran : panjang 1 cm dan lebar 0,2 cm
Sifat : Batas tidak tegas, tidak terdapat
jembatan jaringan, , warna kemerahan,
disekitar luka tidak ada kelainan
Dari fakta-fakta yang kami temukan pada pemeriksaan
orang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa telah
diperiksa korban hidup berjenis kelamin perempuan,
umur antara dua puluh lima sampai empat puluh tahun,
warna kulit sawo matang, kesan gizi normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka akibat kekerasan
tumpul berupa satu buah luka memar di pipi kanan dan
satu buah luka robek di bibir kanan bawah. Terdapat
luka akibat benda tumpul yaitu sebuah luka cekik pada
leher. Luka tersebut merupakan luka ringan karena
tidak menghambat korban dalam menjalankan
pekerjaannya sebagai karyawan swasta
PEMBAHASAN
DEFINISI

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan kekerasan


berbasis gender yang mengakibatkan kerugian fisik, seksual atau
psikologis atau penderitaan terhadap perempuan, termasuk tindakan
yang berupa ancaman,pemaksaan atau perampasan kebebasan,
apakah itu terjadi di publik ataupun dalam kehidupan pribadi.
KDRT

Menurut UU No 23 Tahun 2004, Kekerasan Dalam


Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psiologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Ruang Lingkup Hukum
terhadap Kekerasan pada
Wanita
• KUHP
• KUHAP
• Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap
Perempuan
• Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita
• Undang-Undang No. 39 tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia
• Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 Tentang
Pemilihan Umum
• Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
• Undang-Undang No. 23 tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
• Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 Tentang
Perlindungan Saksi dan Korban
• Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan
• Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (Trafficking in Person)
Psikologis

BENTUK
Ekonomi
KEKERASAN Fisik
PADA
WANITA

Seksual
Faktor ekonomi

Faktor Kultural

Faktor sosial
Kekuasaan

Ketergantungan
frustasi ekonomi

KDRT

Persaingan Permasalahan
PENUTUP

• Masalah kekerasan dalam rumah tangga perlu diatur secara


khusus dalam sebuah Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga yang telah di sahkan oleh DPR RI (Dewan
Perwakilan Republik Indonesia)
• Selama ini penyelesaian kasus-kasus kekerasan dalam rumah
tangga hanya mengacu pada pasal-pasal KUHP. Padahal
pasal-pasal tersebut kurang dapat mengadopsi dan
memberikan keadilan pada korban. Bila diimplementasikan
dengan konsisten, keberadaan Undang-Undang Pengahapusan
kekerasan dalam rumah tangga akan membantu upaya
perlindungan perempuan, terutama para istri dari aneka
bentuk kekerasan.
• Diana R., Pangemaran, Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Keluarga, Hasil
Penelitian di Jakarta, Program Studi Kajian Wanita Program Pasca SarjanaUniversitas
Indonesia, 1998.
• Sadli, S., Rahman, S.P. 2006. Implementasi pasal 12 Undang – Undang nomor 7 tahun
1984, Pelayanan Kehamilan, Persalinan, dan Pasca Persalinan, Kelompok Kerja Convention
Watch, Universitas Indonesia.
• Undang-Undang No.23 Tahun 2004 Bab IV Pasal 10 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga dalam hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_04.htm
• Undang-Undang No.23 Tahun 2004 Bab VIII Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga dalam http://manajemenrumahsakit.net/wp-
content/uploads/2012/09/kmk12262009.pdf
• Venny, A. 2003. Memahami Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: Yayasan Jurnal
Perempuan dan The Japan Foundation Indonesia.
• Violence againts women-intimate partner and sexual violence againts women dalam
http:/www.who.int/mediacentre/factsheets/fs239/en/diunduh tanggal: 30 September
2016
• WHO. 2005. Multy-country Study on Women’s Health and Domestic Violence againts
Women Study protocol, Genewa, World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai