Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASPEK MEDIKOLEGAL
“ Kematian akibat Tenggelam”

Disusun Oleh:
Melia Hanani Manalis (4112022059)

Pembimbing:

dr. Suryo Wijoyo, Sp.KF, MH

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
PERIODE 05 DESEMBER 2022 – 07 JANUARI 2023
Laporan Kasus : Kematian Akibat Tenggelam

Melia Hanani Manalis1 Suryo Wijoyo2


1
Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI
2
Kepala Staf Medis Fungsional Bagian Kedokteran Forensik RSUD Kabupaten Bekasi

ABSTRAK

Tenggelam adalah masuknya cairan yang cukup banyak ke dalam saluran nafas atau
paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Menurut World Health Organization
(WHO), sekitar 0,7% penyebab kematian di dunia atau lebih dari 500.000 kematian
setiap tahunnya disebabkan oleh tenggelam. Insiden paling banyak terjadi pada negara
berkembang, terutama pada anak-anak berumur kurang dari 5 tahun. Selain umur,
faktor resiko lain di antaranya jenis kelamin terutama laki-laki yang memiliki angka
kematian dua kali lipat dibandingkan perempuan. Ilmu Kedokteran Forensik adalah
salah satu cabang spesialistik dari Ilmu Kedokteran, yang mempelajari pemanfaatan
ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakkan hukum serta keadilan. Dalam kasus
forensik, penyebab kematian dapat di identifikasi dengan cara pemeriksaan medik
dengan tujuan membantu penegakkan hukum antara lain adalah pembuatan visum et
repertum.

Kata Kunci : Tenggelam, Visum Et Repertum, Aspek Medikolegal

ABSTRACT

Drowning is the entry of a large amount of fluid into the airways or lungs which can
cause death. According to the World Health Organization (WHO), about 0.7% of the
causes of death in the world or more than 500,000 deaths each year are caused by
drowning. The most common incidence occurs in developing countries, especially in
children younger than 5 years. Besides age, other risk factors include gender, especially
men who have twice the mortality rate than women. Forensic Medicine is a specialist
branch of Medicine, which studies the use of medical science for law enforcement and
justice purposes. In forensic cases, the cause of death can be identified by means of a
medical examination with the aim of assisting law enforcement, including making a
post mortem et repertum.

Keywords: Drowning, Visum Et Repertum, Medicolegal Aspects

2
PENDAHULUAN ataupun air hanya menutupi bagian
wajahnya saja (immersion).
Drowning atau tenggelam
didefinisikan sebagai masuknya cairan WHO menyatakan bahwa 0,7%
yang cukup banyak ke dalam saluran penyebab kematian di dunia atau lebih
nafas atau paru-paru. Dalam kasus dari 500.000 kematian setiap tahunnya
tenggelam, terendamnya seluruh tubuh disebabkan oleh tenggelam. WHO juga
dalam cairan tidak diperlukan. Yang mencatat pada tahun 2004 di seluruh
diperlukan adalah adanya cukup cairan dunia terdapat 388.000 orang
yang menutupi lubang hidung dan meninggal karena tenggelam dan
mulut sehingga kasus tenggelam tidak menempati urutan ketiga kematian di
hanya terbatas pada perairan yang dunia akibat cedera tidak disengaja.
dalam seperti laut, sungai, danau, atau Menurut Global Burden of Disease
kolam renang, tetapi mungkin pula (GBD), angka tersebut sebenarnya
terbenam dalam kubangan atau selokan lebih kecil dibandingkan seluruh kasus
di mana hanya bagian muka yang kematian akibat tenggelam yang
berada di bawah permukaan air. disebabkan oleh banjir, kecelakaan
angkutan air, dan bencana lainnya.
Pengertian terbaru dari World
Health Organization (WHO) tahun Insiden paling banyak terjadi
2002 menyatakan bahwa tenggelam pada negara berkembang, terutama
merupakan suatu proses kejadian pada anak-anak berumur kurang dari 5
gangguan pernapasan akibat tahun. Selain umur, faktor resiko lain
perendaman (submersion) atau yang berkontribusi meningkatkan
pencelupan (immersion) dalam cairan. terjadinya kasus tenggelam di
Proses kejadian tenggelam diawali antaranya jenis kelamin terutama laki-
dengan gangguan pernapasan baik laki yang memiliki angka kematian dua
karena jalan nafas seseorang berada di kali lipat terhadap perempuan,
bawah permukaan cairan (submersion) penggunaan alkohol atau

3
penyalahgunaan obat pada 50% kasus Ds. Karang Sentosa Kec. Karang
yang melibatkan remaja maupun Bahagia Kab. Bekasi.
dewasa, anak-anak tanpa pengawasan
saat berada di air, perburukan dari Pemeriksaan Fisik
kondisi medis sebelumnya (kejang, Pada pemeriksaan fisik korban jenis
sakit jantung, pingsan), dan percobaan kelamin perempuan, umur kurang lebih
bunuh diri. Kasus tenggelam lebih tujuh puluh tujuh tahun, berat badan
banyak terjadi di air tawar (danau, dua puluh sembilan kilogram, panjang
sungai, kolam) sebesar 90% dan badan seratus tujuh puluh sentimeter,
sisanya 10% terjadi di air laut. warna kulit sawo matang, warna
pelangi mata cokelat, rambut hitam,
LAPORAN KASUS
beruban, lurus dan tumbuh merata,
Pada hari Sabtu tanggal 17 Desember status gizi kurang (IMT dua belas
2022, Pukul 16.25 WIB, di Instalasi koma depalan per meter persegi).
Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bekasi telah Pemeriksaan Luar
memeriksa jenazah, yang berdasarkan Pada pemeriksaan luar jenazah,
surat permintaan tersebut, Bernama N, ditemukan tanda kematian berupa lebam
jenis kelamin perempuan, umur kurang mayat pada wajah, leher, dada dan
lebih 77 tahun, tempat tanggal lahir lengan, dengan warna merah keunguan
Bekasi, 15 Juni 1945. Jenazah tersebut dan tidak hilang dengan penekanan.
ditemukan sudah dalam keadaan Pada kaku mayat sudah terjadi relaksasi
meninggal dunia pada hari Sabtu sekunder. Terdapat pembusukan pada
tanggal 17 Desember 2022 Pukul 14.00 hampir seluruh tubuh, tampak gambaran
WIB. Menurut keterangan dari polisi percabangan pembuluh darah seperti
Jenazah tersebut ditemukan di pinggir akar pohon (Aborescent mark) pada
Empang, Kp. Pulo Bambu Rt.016/06 tungkai atas kanan dan kiri.

4
Pada pemeriksaan Gigi geligi, rahang
atas kanan tidak lengkap (gigi seri
pertama,
gigi seri kedua dan gigi taring sisa akar.
Gigi geraham belakang pertama, gigi
geraham belakang kedua dan gigi
geraham belakang ketiga tidak ada) dan
rahang atas kiri tidak lengkap (gigi seri
Gambar 1. Lebam Mayat pada wajah,
kedua, gigi geraham depan pertama,
leher, dada dan lengan. Tampak
gigi geraham belakang pertama, gigi
Aborescent Mark pada tungkai atas
geraham belakang kedua dan gigi
kanan dan kiri.
geraham belakang ketiga tidak ada).
Rahang bawah kanan tidak lengkap
Pada lubang hidung tampak cairan
(gigi geraham depan pertama, gigi
pembusukan warna kehitaman. Pucat
geraham depan kedua, gigi geraham
pada bibir. Pada mulut lidah terjulur
belakang pertama, gigi geraham
lima koma lima sentimeter.
belakang kedua dan gigi geraham
belakang ketiga tidak ada) dan rahang
bawah kiri tidak lengkap (gigi taring
dan gigi geraham depan pertama sisa
akar. Gigi seri pertama, gigi seri kedua,
gigi geraham belakang pertama, gigi
geraham belakang kedua dan gigi
geraham belakang ketiga tidak ada).
Gambar 2. Cairan pembusukkan pada
lubang hidung. Pucat pada bibir. Lidah Pada pemeriksaan anggota gerak atas
terjulur tampak kebiruan pada ujung-ujung jari
dan kuku kedua tangan. Tampak
gambaran tanda – tanda persentuhan

5
lama dengan air (Washer women hand) Berdasarkan temuan – temuan yang
pada kedua tangan. Pada pemeriksaan didapatkan dari pemeriksaan atas
anggota gerak bawah tampak kebiruan jenazah tersebut maka saya simpulkan
pada ujung-ujung jari dan kuku kedua bahwa telah diperiksa jenazah seorang
kaki. Tampak gambaran tanda – tanda perempuan, umur kurang lebih tujuh
persentuhan lama dengan air (Washer puluh tujuh tahun, warna kulit sawo
women hand) pada kedua kaki. matang, kesan gizi kurang. Dari
pemeriksaan luar didapatkan tanda-
tanda pembusukan pada hampir seluruh
tubuh, tampak gambaran percabangan
pembuluh darah menyerupai
percabangan pohon (Arborescent mark)
pada tungkai atas kanan dan kiri.
Tampak kebiruan pada ujung-ujung jari
Gambar 3. Kebiruan pada ujung-ujung dan kuku kedua tangan dan kaki.
jari dan kuku kedua tangan. Washer Tampak gambaran tanda – tanda
Woman Hand pada tangan. persentuhan lama dengan air (Washer
women hand) pada kedua tangan dan
kaki. Sebab kematian tidak dapat
ditentukan dari pemeriksaan yang telah
dilakukan sesuai permintaan.

DISKUSI
Aspek Medikolegal Visum mati
Visum et Repertum
Kebiruan pada ujung-ujung jari dan
Visum et repertum adalah keterangan
kuku kedua kaki. Washer Woman Hand
yang dibuat oleh dokter atas permintaan
pada kaki.
penyidik yang berwenang mengenai
Kesimpulan Ver
hasil pemeriksaan medik terhadap

6
manusia, baik hidup maupun mati (1) dilakukan secara tertulis, yang
ataupun bagian atau diduga bagian dari dalam surat itu disebutkan dengan
tubuh manusia, berdasarkan tegas untuk pemeriksaan luka atau
keilmuannya dan di bawah sumpah, pemeriksaan mayat dan atau
untuk kepentingan peradilan. pemeriksaan bedah mayat.

Visum et repertum sebagai alat bukti Wewenang penyidik meminta


dalam proses peradilan tidak hanya keterangan ahli ini diperkuat dengan
memenuhi standar penulisan rekam kewajiban dokter untuk memberikannya
medis, tetapi juga harus memenuhi hal- bila diminta, seperti yang tertuang
hal yang diisyaratkan dalam sistem dalam pasal 179 KUHAP sebagai
peradilan. Menurut Budiyanto et al, berikut:
dasar hukum Visum et Repertum adalah 1. Setiap orang yang diminta
sebagai berikut: pendapatnya sebagi ahli
Pasal 133 Kitab Undang-Undang kedokteran kehakiman atau dokter
Hukum Acara Pidana (KUHAP) atau ahli lainnya wajib
menyebutkan: memberikan keterangan ahli demi
1. Dalam hal penyidik untuk keadilan.
kepentingan peradilan menangani
Nama Visum et Repertum tidak pernah
seorang korban baik luka,
disebut di dalam KUHAP maupun
keracunan ataupun mati yang
hukum acara pidana sebelumnya yaitu
diduga karena peristiwa yang
RIB (Reglemen Indonesia yang
merupakan tindak pidana, ia
dibaharui). Nama Visum et Repertum
berwenang mengajukan
sendiri hanya disebut di dalam
permintaan keterangan ahli kepada
Staatsblad 350 tahun 1937 pasal 1 dan 2
ahli kedokteran kehakiman atau
yang berbunyi:
dokter dan atau ahli lainnya.
1. Visa reperta dari dokter-dokter,
2. Permintaan keterangan ahli
yang dibuat atas sumpah jabatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat

7
yang diikrarkan pada waktu dengan Visum et Repertum adalah pasal
menyelesaikan pelajaran 186 dan 187 yang berbunyi:
kedokteran di negeri Belanda atau Pasal 186 : Keterangan ahli ialah apa
di Indonesia, atau atas sumpah yang seorang ahli nyatakan di sidang
daya bukti dalam perkara-perkara pengadilan.
pidana, sejauh itu mengandung
keterangan tentang yang dilihat Penjelasan pasal 186 KUHAP:
oleh dokter pada benda yang keterangan ahli ini dapat juga sudah
diperiksa. diberikan pada waktu pemeriksaan oleh
2. Dokter-dokter yang tidak penyidik atau penuntut umum yang
mengikrarkan sumpah jabatan di dituangkan dalam suatu bentuk laporan
negeri Belanda maupun di dan dibuat dengan mengingat sumpah di
Indonesia, sebagai yang dimaksud waktu ia menerima jabatan atau
dalam pasal 1, boleh mengikrarkan pekerjaan.
sumpah (atau janji).
Dari bunyi Stb 350 tahun 1937 telihat Pasal 187 (c) : Surat keterangan dari
bahwa: seorang ahli yang memuat pendapat
1. Nilai daya bukti Visum et Repertum berdasarkan keahliannya mengenai
dokter hanya sebatas mengenai hal sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang
yang dilihat atau ditemukannya diminta secara resmi dari padanya.
saja pada korban. Dalam hal Keduanya termasuk ke dalam alat bukti
demikian, dokter hanya dianggap yang sah sesuai dengan ketentuan dalam
memberikan kesaksian mata saja. KUHAP Pasal 184:
2. Visum et Repertum hanya sah bila (1) Alat bukti yang sah adalah:
dibuat oleh dokter yang sudah 1. Keterangan saksi
mengucapkan sumpah sewaktu 2. Keterangan ahli
mulai menjabat sebagai dokter. 3. Surat
Pasal-pasal KUHAP yang mengatur 4. Petunjuk
tentang produk dokter yang sepadan 5. Keterangan terdakwa

8
Dari pasal-pasal di atas tampak bahwa dapat menerapkan norma-norma hukum
yang dimaksud dengan keterangan ahli pada perkara pidana yang menyangkut
maupun surat dalam KUHAP adalah tubuh dan jiwa manusia.
sepadan dengan yang dimaksud dengan
Visum et Repertum dalam Stb no. 350 Pada kasus ini, jenazah datang ke
tahun 1937.15 Instalasi Pemulasaran RSUD Kabupaten
Bekasi, dengan membawa surat
Visum et Repertum turut berperan
pengantar dari Kepolisian Negara
dalam proses pembuktian suatu perkara
Republik Indonesia Daerah Metro Jaya
pidana terhadap kesehatan dan jiwa
Resor Metro Bekasi Sektor Cikarang
manusia, dimana Visum et Repertum
untuk dibuatkan VeR. Dalam kasus ini,
menguraikan
pembuatan VeR disertai dengan
segala sesuatu tentang hasil
permintaan tertulis dari penyidik berupa
pemeriksaan medis yang tertuang di
Surat Permohonan Visum (SPV)
dalam bagian pemberitaan, yang
serendah-rendahnya pembantu letnan
karenanya dapat dianggap sebagai
dua
pengganti barang bukti.
sesuai dengan Pasal 133 ayat 1 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Visum et Repertum juga memuat
(KUHAP) Dengan adanya SPV yang
keterangan atau pendapat dokter
dibuat oleh penyidik maka doker
mengenai hasil pemeriksaan medis
berkewajiban memberikan keterangan
tersebut yang tertuang di dalam bagian
ahli sesuai dengan Pasal 179 (1)
kesimpulan. Dengan demikian Visum et
KUHAP yaitu “Setiap orang yang
Repertum secara utuh telah
diminta pendapatnya sebagai ahli
menjembatani ilmu kedokteran dengan
kedokteran kehakiman atau dokter atau
ilmu hukum sehingga dengan membaca
ahli lainnya wajib memberikan
Visum et Repertum, dapat diketahui
keterangan ahli demi
dengan jelas apa yang telah terjadi pada
seseorang, dan para praktisi hukum

9
keadilan”. Hasil pemeriksaan ini perubahan warna yang maksimal dan
tertuang dalam VeR yang dapat menetap dalam 8-12 jam. Sementara
digunakan sebagai alat bukti yang sah. rigor mortis atau kekakuan dari
tubuh mayat setelah kematian terjadi
Aspek Medis pada Tenggelam karena menghilangnya adenosine
triphosphate (ATP) dari otot.
Perkiraan waktu kematian
(post mortem interval) dapat Kaku mayat biasanya muncul
ditentukan dari tanda-tanda 2-4 jam setelah kematian dimulai dari
kematian yang terdapat pada otot-otot yang lebih kecil seperti
jenazah seperti livor mortis (lebam rahang, dan berurutan menyebar ke
mayat), rigor mortis (kaku mayat), dan kelompok otot besar seperti pada
dekomposisi (tanda pembusukan). ekstremitas atas dan ekstremitas
Pada ilustrasi kasus diatas dari bawah, lengkap dalam 6-12 jam.
pemeriksaan luar ditemukan lebam Kaku dipertahankan selama 12 jam
mayat pada wajah, leher, dada dan dan kemudian menghilang dalam
lengan, warna merah keunguan dan urutan yang sama. Pada kematian
tidak hilang dengan penekanan, serta karena tenggelam, rigor mortis dapat
pada kaku mayat sudah terjadi relaksasi muncul menyeluruh hanya dalam 2
sekunder dan terdapat pembusukan pada sampai 3 jam.
hampir seluruh tubuh. Lebam mayat
Pembusukan (dekomposisi)
(hipostasis postmortem) adalah
terbentuk oleh dua proses yaitu
perubahan warna merah keunguan
autolisis (penghancuran sel dan organ
pada daerah tubuh yang terjadi karena
oleh enzim intraseluler) dan
akumulasi darah dari pembuluh darah
putrefaction (disebabkan oleh bakteri
kecil yang dipengaruhi oleh gravitasi.
dan fermentasi), akan tampak kira-kira
Lebam mayat biasanya muncul antara
24 jam pasca kematian, berupa warna
30 menit sampai 2 jam setelah
kehijauan pada perut kanan bawah,
kematian, biasanya mencapai
secara bertahap akan menyebar ke

10
seluruh perut dan dada serta yang ditandai dengan masuknya air ke
menimbulkan bau busuk. dalam paru-paru, diikuti dengan
Menurut hukum Casper, media perubahan elektrolit dalam darah.
tempat mayat berada juga berperan Beberapa istilah drowning :
dalam proses pembusukan. ● Wet drowning: pada keadaan ini
Perbandingan kecepatan pembusukan cairan masuk ke dalam saluran
mayat yang berada dalam udara, pernafasan setelah korban
air,dan tanah adalah 1:2:8. Dari lebam tenggelam.
mayat yang ditemukan menunjukkan ● Dry drowning: Pada keadaan ini
waktu perkiraan kematiannya antara cairan tidak masuk ke dalam
2-8 jam sebelum pemeriksaan luar saluran pernafasan akibat spasme
dilakukan, sedangkan dari kaku laring.
mayat yang ditemukan ● Secondary drowning: terjadi gejala
menunjukkan waktu kematiannya beberapa hari setelah korban
sekitar 4-6 jam sebelum dilakukan tenggelam (dan diangkat dari dalam
pemeriksaan luar sehingga dapat air) dan korban meninggal akibat
ditarik irisan waktu kematian antara komplikasi.
4-6 jam sebelum dilakukan ● Immersion Syndrome: korban tiba-
pemeriksaan luar terhadap jenazah. tiba meninggal setelah tenggelam
dalam air dingin akibat refleks
Diagnosis kematian akibat
vagal. Alkohol dan makanan terlalu
tenggelam kadang-kadang sulit
banyak merupakan faktor pencetus.
ditegakkan bila tidak dijumpai tanda
Tenggelam merupakan salah
yang yang khas baik pada
satu bentuk kematian asfiksia, dimana
pemeriksaan luar maupun pemeriksaan
pada asfiksia yang lain tidak terjadi
dalam. Tenggelam (drowning) adalah
perubahan elektrolit dalam darah,
terbenamnya seluruh atau sebagian
sedangkan pada kasus tenggelam terjadi
tubuh ke dalam cairan. Kematian oleh
perubahan elektrolit, baik dalam kasus
tenggelam merupakan kematian asfiksia

11
tenggelam dalam air tawar maupun 3. Air masuk ke tubuh oleh
dalam air asin. mekanisme batuk dan mual yang
berlanjut dengan adanya penurunan
Tenggelam pada umumnya
kesadaran.
merupakan kecelakaan, namun bisa juga
4. Penurunan kesadaran yang
dikarenakan kasus pembunuhan atau
berlanjut akan diikuti oleh aktivitas
bunuh diri. Dengan demikian di dalam
pernafasan yang involunter yang
menghadapi kasus tenggelam, selain
mengakibatkan aspirasi air yang
pemeriksaan ditujukan untuk
makin hebat. Gagal nafas akan
menentukan sebab kematian juga
diikuti oleh kegagalan jantung pada
ditujukan untuk mengetahui cara
1-3 kasus.
kematiannya kecelakaan, pembunuhan
5. Kematian terjadi dalam 2-3 menit.
atau bunuh diri.
Kematian bervariasi dimulai tahap
Kematian yang disebabkan oleh terapung yang berkisar 0 menit.
tenggelam terjadi dalam beberapa Survival rate dari tahap terapung di
tahapan: air asin rata-rata 80%, sedangkan di
air tawar rata-rata 50%.
1. Korban masih terapung, diikuti
Kematian pada tenggelam dapat
dengan usaha-usaha untuk
disebabkan oleh beberapa hal, antara
bertahan, sehingga menyebabkan
lain:
kelelahan dan dimulailah proses
● Asfiksia
tenggelam.
● Refleks vagal
2. Korban mencoba untuk menahan
● Fibrilasi ventrikel (pada air tawar)
nafas, sampai akumulasi karbon
● Edema pulmonal (pada air asin)
dioksida telah mencapai batasnya,
Oleh karena pada karena pada
sehingga menstimulasi untuk
kasus tenggelam, bukan hanya sekedar
bernafas yang berakibat tertelannya
masuknya cairan kedalam saluran
air.
pernafasan, akan tetapi merupakan hal
yang cukup kompleks. Efek yang terjadi

12
terhadap tubuh dan kelainan yang terjadinya fibrilasi ventrikel dan
disebabkan karena tenggelam berbeda- penurunan tekanan darah, yang
beda satu sama lainya berdasarkan dari kemudian menyebabkan timbulnya
air yang menyebabkannya hipotonik kematian akibat anoksia otak. Kematian
atau hipertonik. terjadi dalam waktu 5 menit.

Tenggelam Pada Air Tawar: Air Tenggelam Dalam Air Asin: Air
tawar merupakan cairan yang hipotonik laut merupakan cairan yang hipertonik
jika dibandingkan dengan cairan jika dibandingkan dengan cairan
plasma, sehingga ketika seorang plasma. Sehingga pada kasus korban
tengggelam pada air tawar maka air tenggelam pada air laut, maka dengan
akan masuk kedalam paru-paru, perbedaan tekanan osmotik yang ada,
kemudian terjadi perpindahan cairan terjadi perpindahan cairan dari plasma
dari alveoli ke dalam sistem vaskular, ke dalam ruang rongga alveolar di
ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam paru-parunya. Berkurangnya
tekanan osmotik antara air yang ada di kandungan cairan darah
paru-paru dengan plasma. Perpindahan (hemokonsentrasi) dapat terjadi sekitar
cairan ini dapat meningkatkan volume 42%. Banyaknya jumlah cairan di
darah sebanyak 50% per menit sehingga dalam jaringan paru-paru
terjadinya hemolisis dari sel darah mengakibatkan terjadinya edema
merah. pulmonum yang hebat dalam waktu
yang relatif singkat. Pertukaran
Akibat pengenceran darah yang
elektrolit dari air asin ke dalam darah
terjadi, tubuh mencoba mengatasi
mengakibatkan meningkatnya
keadaan ini dengan melepaskan ion
hematokrit dan peningkatan kadar
kalium dari serabut otot jantung
natrium plasma serta klorida. Fibrilasi
sehingga kadar ion kalium dalam
ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadinya
plasma meningkat, terjadi perubahan
anoksia pada miokardium dan disertai
keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam
serabut otot jantung dapat mendorong

13
peningkatan viskositas darah yang Pada kasus ini tidak dilakukan
menyebabkan terjadinya payah jantung. pemeriksaan dalam sehingga diagnosis
mati akibat tenggelam tidak dapat
Pada ilustrasi kasus, dari
ditegakkan dengan pasti. Suatu
pemeriksaan luar ditemukan adanya
diagnosis tenggelam tidak dapat dibuat
cairan pembusukan warna kehitaman
tanpa pemeriksaan otopsi yang lengkap,
pada kedua lubang hidung. Ditemukan
karena diagnosis ini sangat susah
juga jaringan di bawah kuku jari-jari
ditetapkan. Apabila seseorang
tangan dan kaki tampak kebiruan
ditemukan dalam air dan hal-hal yang
menunjukkan terjadinya sianosis yang
lain menyebabkan kematian, korban
menandakan adanya hipoksia pada
dianggap meninggal akibat tenggelam.
jaringan. Kulit telapak tangan dan
kaki tampak keriput menunjukkan Pada pemeriksaan dalam
adanya washer woman’s hand, dimana terutama ditujukan pada sistem
warna putih dan keriput tersebut pernafasan, busa halus putih dapat
disebabkan oleh inhibisi cairan ke mengisi trakea dan cabang-cabangnya,
dalam kutis dan biasanya membutuhkan air juga dapat ditemukan, demikian pula
waktu yang lama. Selain itu pada halnya dengan benda-benda asing yang
korban meninggal karena tenggelam ikut terinhalasi bersama air. Benda
biasanya ditemukan adanya cadaveric asing dalam trakea dapat tampak secara
spasm, yaitu tanda intravital yang makroskopik misalnya, pasir, lumpur,
terjadi pada waktu korban berusaha binatang air, tumbuhan air dan lain
menyelamatkan diri dengan sebagainya. Sedangkan yang tampak
memegang apa saja seperti rumput atau secara mikroskopik di antaranya telur
benda-benda lain dalam air, ataupun cacing dan diatome (ganggang kersik).
luka-luka lecet pada siku, jari tangan, Pleura dapat berwarna kemerahan dan
lutut, dan kaki akibat gesekan benda- terdapat bintik-bintik perdarahan,
benda dalam air. perdarahan ini dapat terjadi karena
adanya kompresi terhadap septum inter

14
alveoli atau oleh karena terjadinya fase merupakan bukti kuat bahwa kematian
konvulsi akibat kekurangan oksigen. korban karena tenggelam. Mekanisme
Bercak perdarahan yang besar (diameter terjadinya ”emphysema aquosum” dan
3-5 sentimeter), terjadi karena robeknya adanya busa dalam saluran pernafasan,
partisi inter alveolar dan sering terlihat merupakan kelainan yang khas untuk
di bawah pleura. Bercak ini disebut tenggelam, terinhalasinya air akan
bercak ”paltauf”, sesuai dengan nama mengiritasi membran mukosa dari
yang pertama mencatat kelainan saluran pernafasan dan menstimulir
tersebut. sekresi mukus. Pergerakan pernapasan
dari udara yang ada dalam saluran
Bercak ”Paltauf” berwarna biru
pernafasan mengocok substan tersebut
kemerahan dan banyak terlihat pada
sehingga terbentuk busa.
bagian bawah paru, yaitu pada
permukaan anterior dan permukaan Obstruksi pada sirkulasi paru-
antar baga paru. Paru-paru pucat dengan paru akan menyebabkan distensi
diselingi bercak-bercak merah di antara jantung kanan dan pembuluh vena besar
daerah yang berwarna kelabu. Pada dan keduanya penuh berisi darah yang
pengirisan tampak banyak cairan merah berwarna merah gelap dan cair, tidak
kehitaman bercampur buih keluar dari ada bekuan. Dapat juga ditemukan paru-
penampang tersebut, yang pada keadaan paru yang ”biasa” karena cairan tidak
paru-paru normal, keluarnya cairan masuk ke dalam alveoli atau cairan
bercampur busa tersebut baru tampak sudah masuk ke dalam aliran darah
setelah dipijat dengan dua jari. (melalui prose imbibisi), ini dapat
Gambaran paru-paru seperti itu tersebut terjadi pada kasus tenggelam di air
dikenal dengan nama ”emphysema tawar.
aquosum” atau ”emphysema
Salah satu pemeriksaan khusus
hydroaerique”. ”emphysema aquosum”
pada kasus Drowning adalah Tes Getah
dijumpai pada sekitar 80 persen kasus
Paru (Lonsef Proef). Tujuannya untuk
tenggelam dan adanya kelainan tersebut
mencari benda asing (pasir, lumpur,

15
tumbuhan, telur cacing) dalam getah DAFTAR PUSTAKA
paru-paru mayat. Syarat melakukannya 1. Anom Putra AAG. (2013)
adalah paru-paru mayat harus segar atau Kematian Akibat Tenggelam:
belum membusuk. Cara Laporan Kasus. E-Jurnal
pemeriksaannya dengan mengambil Medika Udayana, p. 542-551,
kerokan (2-3 kali) dari paru daerah ISSN 2303-1395. Available at:
subpleural lalu dimasukkan kedalam https://ojs.unud.ac.id/index.php/
objek glass dan ditutup dengan cover eum/article/view/8857 (Diakses
glass dan dilihat menggunakan 4 Agustus 2022)
mikroskop untuk mencari adanya 2. Biswas H, Islam MR, Das TC.
Diatom sebagai bukti bahwa cairan di Medicolegal, Legal and Social
organ paru berasal dari air tawar atau air Issues in a Case of Hanging.
laut. Dinajpur Med Col J. 2009; 2

Pemeriksaan lain yang dapat (1):32-36

dilakukan adalah pemeriksaan darah 3. DiMaio DJ, DiMaio VJ.

pada jantung dilakukan dengan Forensic pathology. Ed II.

menentukan berat jenis dan kadar New York: CRC Presss LLC;

elektrolit dalam darah yang berasal 2001.

dari bilik jantung kiri dan kanan. 4. Szpilman D, Bierens

Apabila berat jenis dan kadar JJLM, Handley AJ, Orlowski JP.

elektrolit pada darah di jantung kiri Review article: Drowning.

lebih rendah dari jantung kanan maka New England Journal of

disimpulkan korban tenggelam di air Medicine. 2012;366:2102-10.

tawar. Sedangkan pada korban yang 5. World Health Organization.

tenggelam di air asin akan ditemukan Drowning. Fact sheet

berat jenis dan kadar elektrolit pada No347; Okt 2012; Diunduh dari

darah di jantung kanan lebih rendah dari http://www.who.int/mediacentre

jantung kiri. /factsheets/fs347en/

16
6. Wulur RA, Mallo JF, Tomuka http://www.medicimestuffs.com/
DC. Gambaran temuan 2012/06/spasme-larynx-pada-
autopsi kasus tenggelam di kasus-tenggelam/
BLU RSU Prof DR R D 8. Iedris M, dr., Tjiptomartono
Kandou Manado periode A.L, dr., Asfiksia., Penerapan
Januari 2007-Desember 2011. Ilmu Kedokteran Forensik
Bagian Ilmu Kedokteran dalam Proses Penyidikan.,
Forensik Fakultas Sagung Seto., Jakarta: 2008.
Kedokteran Sam Ratulangi 9. Amir A, Rangkaian Ilmu
Manado; 2013. Kedokteran Forensik, ed 2,
7. Phiank, Khusaini H. Spasme Bagian Ilmu Kedokteran
larynx pada kasus Forensik dan Medikolegal
tenggelam; Juni 2012 [diakses Fakultas Kedokteran Universitas
Desember 2013]; Diunduh dari Sumatera Utara, Medan, 2007

17

Anda mungkin juga menyukai