Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TAHAN NAPAS DAN TEKANAN PERNAPASAN

KELOMPOK : A-10

ANGGOTA : Agni Hadieta Cahyanti (1102018113)

Ifadha Kemala Hadi (1102018152)

Anjani Wahyunitias (1102018079)

Karlina Widia (1102018018)

Melia Hanani Manalis ( 1102018021)

Rima Dara Ninggar (1102018091)

Nurul Atika Haviz (1102018112)

Hana Khansa Ramakurnia (1102018057)

Rania Reiza Faris Balfas (1102018099)

Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
2018
TAHANAN NAPAS, TEKANAN PERNAPASAN
TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasisiwa harus dapat :

1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan napas pada
berbagai kondisi pernapasan.
2. Menerangkan perbedan lamanya menahan napas pada kondisi pernapasan yang
berbeda-beda.
3. Mengukur tekanan pernapsan dengan manometer air raksa dan manometer air.

ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Stopwatch / Arloji
2. Beberapa kantong plastik : - yang kosong
- yang berisi O2
- yang berisi CO2
3. Sfigmomanometer dan stetoskop
4. Alat analisis gas Fyrite : untuk CO2
5. Manometer air raksa dan botol perangkap
6. Manometer air
TATA KERJA

1. TAHAN NAPAS
Tetapkanlah lamanya op dapat menehan napas (dalam detik) dengan cara menghentikan
pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga tercapai breaking point pada
berbagai kondisi pernapasan seperti tercantum dalam daftar dibawah ini (berilah istirahat 5
menit antara 2 percobaan).

1. Pada akhir inspirasi biasa


P-IV.1.1 Apa yang dimaksud dengan breaking point ?
Jawaban: Saat dimana seseorang sudah tidak mampu lagi untuk menahan napasnya.
P-IV.1.2 Faktor-faktor apa yang menyebabakan terjadinya breaking point ?
Jawaban: Peningkatan PCO2 dan penurunan Po2
2. Pada akhir ekspirasi biasa
3. Pada akhir inspirasi tunggal kuat
4. Pada akhir ekspirasi tunggal kuat
5. Pada akhir inspirasi tunggal kuat setelah op bernapas cepat dan dalam selama 1 menit.
6. Pada akhir inspirasi tunggal kuat dari kantong plastic yang berisi O2
7. Pada akhir inspirasi tunggal kuat setelah op bernapas cepat dan dalam selama 3 menit
dengan 3 kali pernapasan yang terakhir dari kantong plastic berisi O2
8. Pada akhir inspirasi yang kuat dari kanton plastic berisi CO2 10%
9. Pada akhir inspirasi tunggal kuat segera sesudah berlari ditempat selama 2 menit
10. Setelah breaking point pada percobaan no.9 tercapai, biarkanlah op bernapas lagi
selama 40 detik, kemudian tentukanlah berkali-kali menahan napas sesudah inspirasi
tunggal kuat dengan diselingi bernapas selama 40 detik sampai op bernapas lagi dengan
tenang seperti sebelum berlari.
P-IV.1.3 Bagaimana perubahan Po2 dan PCO2 dalam udara alveoli dan darah pada waktu
kerja otot dan dalam keadaan hiperventilasi ?
Jawaban: Perubahan Po2 dan PCO2 dalam udara alveoli dan darah :
a. Dalam keadaan hiperventilasi
Pada keadaan ini lebih banyak CO2 yang dikeluarkan ke atmosfir
dibandingkan dengan yang diproduksi di jaringan dan PCO2 arteri dan alveolus
menurun. Po2 alveolus meningkat selama keadaan hiperventilasi karena lebih
banyak O2 segar yang sampai ke alveolus dari atmosfer daripada yang
diekstraksi dari alveolus oleh darah untuk konsumsi jaringan, dengan demikian
Po2 arteri meningkat. Kandungan O2 di darah pada dasarnya tidak berubah
selama hiperventilasi.
b. Dalam keadaan kerja otot
Penggunaan O2 jaringan meningkat, Po2 darah sedikit naik disebabkan oleh
peningkatan ventilasi alveolus yang dapat mengimbangi kebutuhan O2.
Sedangkan pembentukan CO2 di jaringan meningkat, PCO2 darah menurun
karena peningkatan ventilasi dapat mengeluarkan CO2 lebih cepat dari
pembentukannya.
HASIL PRAKTIKUM

O.P : Karlina Widia (19th)

NO PERLAKUAN WAKTU

1 Pada akhir inspirasi biasa 26 detik

2 Pada akhir ekspirasi biasa 22 detik

3 Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat 34 detik

4 Pada akhir ekspirasi tunggal yang kuat 26 detik

Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat setelah bernapas


5 31 detik
dalam & cepat selamat 1 menit

Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat dari kantong


6 1 menit 4 detik
plastik berisi O2

Pada akhir inspirasi tunggal setelah bernapas dalam &


7 cepat selama 3 menit dengan 3 kali pernapasan yang 50 detik
terakhir dari kantong plastik berisi O2

Pada akhir inspirasi yang kuat dari kantong plastik


8 25 detik
berisi CO2 10%

Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat segera setelah


9 13 detik
berlari di tempat selama 2 menit

KESIMPULAN

1. Breaking point dapat terjadi akibat PCO2 meningkat sehingga merangsang pusat
respirasi.
2. Ketika berolahraga, otot memerlukan O2 yang adekuat dan menghasilkan CO2 sehingga
tidak dapat menahan napas yang lama.
2. TEKANAN PERNAFASAN
TATA KERJA

A. Pengukuran tekanan pernafasan normal


1. Suruh OP bernafas biasa selama 1-2 menit
2. Dengan tetap bernafas melalui hidung, hubungkan pipa kacamanometer air
dengan mulut OP sehingga permukaan air dalam manometer naik turun
mengikuti ekspirasi dan inspirasi
3. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi normal OP
B. Tekanan pernafasan maksimal
1. Hubungkan pipa kaca manometer air raksa dengan mulut OP melalui botol
perangkap.
2. Suruhlah OP melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya beberapa kali
sambil menutup hidung. Permukaan air raksa dalam manometer akan naik turun
mengikuti inspirasi dan ekspirasi. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi
maksimal OP.
P IV.1.4. Apakah fungsi botol perangkap pada percobaan ini?
 Untuk menjaga OP agar air raksa tidak tertelan pada saat inspirasi kuat.

HASIL PRAKTIKUM
O.P : Melia Hanani Manalis (19th)
Perlakuan Inspirasi Ekspirasi

Bernapas Biasa / normal 800 700


(manometer air)
Bernapas Maksimal 4080 2720
(manometer air raksa)

PEMBAHASAN
RUMUS :  . g . h

 Bernafas Biasa (manometer air) :

- Inspirasi  1000 . 10 . 0,08 = 800

- Ekspirasi  1000 . 10 . 0.07 = 700

 Bernafas Maksimal (manometer air raksa)

- Inspirasi  13.600 . 10 . 0,03 = 4080

- Ekspirasi  13.600 . 10 . 0,02 = 2720


KESIMPULAN

Kesimpulan hasil yang diperoleh dari O.P adalah tekanan inspirasi lebih besar dibandingkan
dengan tekanan ekspirasi sama dengan normal.

Anda mungkin juga menyukai