Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang terhalus dari
arteri sehingga tidak tampak kecuali dibawah mikroskop. Kapiler juga merupakan tempat
pertukaran anatara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang luas sehinggaterjangkau ke
semua sel. (kamuskesehatan)
1.2. Fungsi
Tempat pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan lainnya antara
darah dan cairan interstisial.
Tempat terjadinya pertukaran gas serta berbagai zat lainnya antara pembuluh darah dan
sel jaringan
Menyerap dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
Mengambil sisa metabolisme dari jaringan.
Menghubungkan ujung pembuluh nadi yang terkecil dan berhubungan langsung dengan
sel-sel tubuh
Absorbsi sekret kelenjar
Menyaring darah yang terdapat di ginjal
Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan. Oksigen dan zat-
zat makanan dimasukkan ke dalam sel melalui pembuluh kapiler. Zat-zat ini digunakan
sel untuk memperoleh energi dengan cara pembakaran.
1.3. Struktur
Diameter kapiler sejati pada ujung arteri adalah sekitar 5µm dan pada ujung vena sekitar 9µm.
Pada orang dewasa, luas total semua dinding kapiler dalam tubuh melebihi 6300m2. Dinding
yang tebalnya 1µm, terbuat dari satu lapis sel endotel. Nukleus tampak dalam salah satu sel
endotel. Tidak terdapat otot polos atau jaringan ikat. Sel endotel ditopang oleh membran basal
yang tipis, lapisan matrik ekstrasel aseluler di sekitarnya yang terdiri dari glikoprotein dan
kolagen. Kapiler juga memiliki pori tempat materi yang terlarut air dapat melewatinya. Ukuran
dan jumlah pori kapiler bervariasi, bergantung pada jaringannya. Di otak kapiler menyerupai
kapiler di otot, tetapi taut antar sel endotelnya lebuh ketat, dan transportasi melalui sel-sel ini
umumnya terbatas untuk molekul berukuran kecil.
Kapiler dibagi menjadi 3 jenis utama, yaitu :
1. Kapiler Sempurna
Banyak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru, susunan saraf pusat dan kulit. Sitoplasma
sel endotel menebal di tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya.
2. Kapiler Bertingkap
Pembuluh kapiler bertingkap dijumpai pada mukosa usus, glumerolus, ginjal, dan pankreas.
Sitoplasma tipis dan di tempat pori-pori
3. Kapiler Sinusidal
Mempunyai garis tengah, lumen lebih besar dari normal.
Kapiler hanya memiliki dinding pembuluh tipis yang hanya terdiri atas endothelium dan
membrane basal. Struktur tersebut mempermudah pertukaran zat antara darah dan cairan
interstisial.
Dinding kapiler : Satu sel endotel
Tebal dinding kapiler : 0,5 mikrometer
Diameter kapiler : 4-9 mikrometer
pori-pori : celah interseluler
Banyak vesikel plasmalemal : terdapat pada sel endotel terbentuk pada salah satu
permukaan sel dengan menyerap paket-paket plasma kecil atau cairan ekstraseluler
Adanya penghubung celah antar sel untuk menghubungkan kapiler bagian dalam
dengan bagian luar
1.4. Mekanisme
Pertukaran darah dan jaringan disekitarnya melalui dinding kapiler berlangsung melalui
difusi pasif dan Bulk flow
1. Difusi pasif
Di dinding kapiler tidak terdapat sistem transportasi, maka dari itu zat-zat terlarut
berpindah melalui peroses difusi yang menuruni gradien kosentrasi mereka. Proses
homeostatik ini dilakukan secara terus menerus menambahkan nutrien dan O2. Serta
mengelurakan CO2 dan zat-zat sisa sewaktu darah melewati organ-organ itu. Karena
dinding kapiler tidak membatasi lewatnya konstituen apapun kecuali protein plasma
tingkat pertukaran untuk setiap zat terlarut secara independen ditentukan oleh gradien
konsentrasi antara darah dan jaringan. Difusi ini dilakukan sampai tidak ada perbedaan
konsentrasi.
2. Bulk flow
Suatu volume cairan bebas-protein sebenarnya tersaring ke luar kapiler bercampur
dengan cairan interstisium dan kemudian di reabsorbsi proses ini disebut bulk flow.
Dinding kapiler berfungsi sebagai ayakan, dengan cairan bergerak melalui pori-porinya
yang terisi air. Apabila tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan diluar, cairan terdorong
ke luar melalui pori-pori tersebut dikenal sebagai ultrafiltrasi. Sebaliknya jika tekanan
yang mengarah ke dalam melebihi tekanan ke arah luar, terjadi perpindahan cairan dari
kompartemen interstisium ke dalam kapiler melalui pori-pori disebut reabsorbsi. Bulk
flow terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik antara plasma dan
cairan interstisium.
Perbedaan bulkflow dan difusi
Kalau bulk flow berbagai konstituen cairan berpindah bersama-sama sebagai satu-
kesatuan, tapi difusi disekret tiap-tiap zat terlarut mengikuti penurunan gradien konsetrasi
Aliran darah dalam kapiler
Mengalir secara intermiten yang mengalir dan berhenti setiap beberapa detik atau menit.
Penyebab timbulnya gerakan ini adalah vasomotion, yang berarti kontraksi intermiten
pada metarteriol dan sfingter.Faktor penting yang mempengaruhi derajat pembukaan dan
penutupan kapiler adalah konsentrasi oksigen dalam jaringan. Bila jumlah pemakaian
oksigen besar, aliran darah yang intermiten akan makin sering terjadi dan lamanya waktu
aliran lebih lama sehingga dapat membawa lebih banyak oksigen.
Empat gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler adalah :
Tekanan darah kapiler : Yaitu tekanan hidrostatik yang mendorong cairan keluar dari
kapiler ke cairan interstisium.
Tekanan osmotik koloid plasma : Yaitu tekanan onkotik yang berasal dari protein
plasma yang mendorong perpindahan cairan dari interstisium ke dalam kapiler.
Tekanan hidrostatik cairan interstitium : Yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh cairan
interstisium yang medorong cairan interstisium masuk ke dalam kapiler.
Tekanan osmotik koloid cairan interstitium : Normalnya tekanan osmotic koloid
cairan interstisium mendekati nol karena kandungan protein plasma pada interstisium
sangat rendah.Namun,jika protein plasma secara patologis bocor ke dalam cairan
interstisium maka akan meningkatkan tekanan osmotik koloid interstisium yang
menimbulkan edema.
Mekanisme renin-angiotensin-ADH
Hormon renin di produksi pada bagian glomerulus ginjal. Ketika aliran darah ke glomerulus
menurun, sel jugstaglomerulus akan mensekresikan hormon renin ke dalam aliran darah
menuju hepar. Di delam hepar, hormon renin akan mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin I. lalu angiotensin I menuju ke paru-paru dan dikonversi menjadi Angiotensin II
oleh ACE. Angiotensin II menstimulus hipotalamus untuk mensekresikan ADH pada hipofisis
posterior, kemudian hormon ADH ini menuju ke tubulus ginjal dan akan meningkatkan
penyerapan air pada tubulus ginjal. Sehingga sedikit urin yang akan dikeluarkan karena banyak
zat-zat dan cairan yang diserap oleh tubuh sehingga urin akan terlihat pekat atau berwarna lebih
kekuningan.
Begitupula apabila tubuh kelebihan cairan maka hormon ADH yang diproduksi pada kelenjar
hipofisis akan menurun sehingga sedikit air yang akan diserap oleh ginjal. Itulah yang
menyebabkan urin akan menjadi lebih encer dibanding orang yang kekurangan cairan.
2.3 Tekanan aliran darah yang berasal dari tekanan hidrostatik, osmotic dan intersitial
2.4 Menjelaskan terjadinya keseimbangan aliran darah di kapiler, arteri, limfe,veneula
3. Memahami dan menjelaskan Edema
3.1 Definisi
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang terjadi
sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh,
antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air,
penyakit ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke intestinum.Pembengkakan
jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai edema.
Ini merupakan suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstisium secara
berlebih akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe.
Akumulasi cairan di jaringan interstisium dapat dideteksi secara klinis sebagai suatu
pembengkakan. Pembengkakan akibat akumulasi cairan ini disertai atau tanpa terjadi
penurunan volume intravaskular (sirkulsi).
3.2 Etiologi
Edema Bilateral Edema Unilateral
Gagal Jantung Obstruksi Limfatik
Gagal Hati Obstruksi Vena
Gagal Ginjal Selulitis
Sindrom Nefrotik Repturnya Kista Baker
Malnutrisi Imobilitas Local, Misalnya Hemiparesis
Imobilitas
Obat-Obatan (OAINS, Bloker Kanal
Kalsium)
Penyebab edema dapat dikelompokkan menjadi empat kategori umum:
1. Berkurangnya konsentrasi protein plasma
2. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
3. Meningkatnya tekanan vena
4. Sumbatan pembuluh limfe
3.3 Klasifikasi
Edema dapat dibedakan menjadi :
a. Edema lokalisata (edema lokal) Hanya tebatas pada organ/pembuluh darah tertentu. Terdiri
dari :
Ekstremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe
Ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah
Muka (facial edema)
Asites (cairan di rongga peritoneal)
Hidrotoraks (cairan di rongga pleura)
b. Edema Generalisata ( edema umum ) Pembengkakan yang terjadi pada seluruh tubuh atau
sebagian besar tubuh pasien. Biasanya pada :
Gagal jantung
Sirosis hepatis
Gangguan ekskresi
c. Edema Organ, adalah suatu pembengkakan yang terjadi di dalam organ, misalnya, hati,
jantung, ataupun ginjal. Edema akan terjadi di organ-organ tertentu sebagai bagian dari
peradangan, seperti dalam faringitis, tendonitis atau pancreatitis, sebagai contoh. Organ-organ
tertentu mengembangkan edema melalui mekanisme jaringan tertentu
3.4 Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisis
Untuk penyebab edema Untuk luasnya edema
Bengkak tungkai Tekanan vena jugularis (JVP)
Bengkak sacral Tanda penyakit jantung, hati, ginjal
Asites Pemeriksaan rektal, vaginal
Efusi pleura Limfadenopati
Edema paru
Inspeksi : Pemeriksaan dilakukan dengan melihat pada daerah edema biasanya bentuk
paru seperti kdok (abdomen cekung dan sedikit tegang), variesis di dekat usus , variesis
di dekat tungkai bawah dan sebagainya
Palpasi : Menekan dengan ibu jari bagian yang bengkak dan di amati waktu
pengembaliannya (Pitting dan Non Pitting)
Derajat 1 : Kedalaman 1-3 mm dengan waktu kembali 3 detik
Derajat 2 : Kedalaman 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat 3 : Kedalaman 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat 4 : Kedalaman 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan tergantung dari gambaran yang didapat pada
anmnesis dan pemeriksaan fisis. Namun yang biasanya dilakukan adalah pengukuran
kadar albumin serum, kebocoran protein urin, tes fungsi hati, kreatinin, EKG, foto
toraks, dan ekokardiografi.
Penurunan Serum osmolalitas (280 mOsm/kg)
Penurunan serum protein, albumin, ureum , Hb, dan Ht.
Peningkatan tekanan vena sentral
3.5 Gejala
1. Distensi vena jugularis, Peningkatan tekanan vena sentral
2. Peningkatan tekanan darah, Denyut nadi penuh,kuat
3. Melambatnya waktu pengosongan vena-vena tangan
4. Edema perifer dan periorbita
5. Asites, Efusi pleura, Edema paru akut (dispnea, takipnea, ronki basah di seluruh
lapangan paru)
6. Penambahan berat badan secara cepat: penambahan 2% = kelebihan ringan,
penambahan 5%= kelebihan sedang, penambahan 8% = kelebihan berat
7. Hasil laboratorium : penurunan hematokrit, protein serum rendah, natrium serum
normal, natrium urine rendah (<10 mEq/24 jam)
8. Pemendekan nafas
9. Perubahan mendadak pada mental dan abnormalitas tanda syaraf
3.6 Mekanisme
Hpi Opi
3.7 Penatalaksanaan
1. Cari dan atasi penyebabnya
2. Tirah baring Memperbaiki efektivitas diuretika pada pasien transudat yang
berhubungan dengan hipertensi porta yang dapat menyebabkan peningkatan aldosteron.
Dengan cara kaki diangkat.
3. Diet rendah Natrium : < 500 mg/hari
4. Mengetahui penyebabnya dengan transudat atau eksudat dan menghitung sel untuk
mengetahui akibat inflamasi
5. Stoking suportif dan elevasi kaki
6. Restriksi cairan : < 1500 ml/hari6.
7. Diuretik
- Pada gagal jantung :
Hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan menyebabkan
azotemia pre renal
Hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkanintoksikasi
digitalis
- Pada sirosis hati :
Spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia-
Dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid-
Deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal,hiponatremia dan
alkalosis
- Pada sindroma nefrotik :
Pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat