Anda di halaman 1dari 6

Memahami drug abuse

 Penggunaan obat yang tidak disetujui secara medik (medically approved) karena obat-
obat tersebut menimbulkan eforia yang sangat kuat atau merubah persepsi.
 Penggunaan atau exposure obat-obat tersebut secara berulang akan menimbulkan atau
menginduksi terjadinya perubahan (adaptive changes) pada otak.
 Akibat atau konsekuensi penggunaan obat ini menjadi kompulsif dan ditandai dengan
adiksi.
 Penilitian terbaru neurobiologi memisahkan istilah dalam drug abuse secara
konseptual dan mekanistik.
• Physical dependence  dependence (ketergantungan)
• psychological dependence addiction (adiksi)
KETERGANTUNGAN (DEPENDENCE)
 Pengggunaan obat adiktif secara kronik menyebabkan otak beradaptasi, sehingga
dosis pemakaian akan meningkat secara progresif untuk mempertahankan efek yang
diharapkan, keadaan ini dikenal sebagai TOLERANSI
 Peningkatan dosis akan menyebabkan peningkatan efek samping dan dapat
menyebabkan fatal pada penggunaan dosis yang berlebih ( overdose)
 Jika abuser (pengguna obat terlarang) menghentikan pemakaian obat tersebut secara
tiba-tiba maka akan timbul gejala putus obat atau gejala abstinensi. Gejala putus obat
mulai dari ringan sampai berat dan juga dapat fatal.
ISTILAH
 Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
 Psikotropika adalah obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
 Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza ( narkotika, psikotropika, dan zat adiktif)
Obat/agen yang disalahgunakan dan menimbulkan masalah
ketergantungan:
1. Opioid
2. Nikotin (tembakau), kafein (kopi)
3. CNS despresant (alcohol &sedative)
4. Psychostimulant (amfetamin & cocain)
5. Cannabinoid (ganja)
6. Psychedelic
7. Inhalant
Drug abuse dikelompokkan sebagai berikut:
1. Stimulant : merangsang system saraf pusat
2. Depresan : menekan system saraf pusat
3. Halusinogen : mengacaukan system saraf pusat
STIMULAN
 Menimbulkan perasaan segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar, rasa nikmat,
bahagia, disorientasi mental, rasa cemas tinggi, mudah tersinggung, gugup, sulit tidur,
mual-mual, merasa haus terus menerus, keringat dingin, hipertensi
 Amphetamine, Metamphetamine (Shabu), XTC– Ecstasy (3,4 methylenedioxy-
NMethylamphetamine), Kokain/Crack, Kafein, Alkohol*, marijuana*
(*dalam jumlah sedikit)
DEPRESAN
Efek mengantuk sampai tidur, menimbulkan perasaan nyaman dan tenang,
mempengaruhi koordinasi gerakan, konsentrasi
• Opiat : heroin (PT), Oxycodon (oxyContin)
• Barbiturat : hipnotik – sedative,
• Marijuana – Ganja, Benzodiazepin
• alkohol
HALUSINASI
 Menyebabkan halusinasi, sangat dipengaruhi oleh perasaan saat itu, dapat
menyebabkan perilaku yang memalukan atau membahayakan
•Jamur kotoran sapi,
• Bunga kaktus,
• Lem (Aica, Aibon)
Derivat lain Morfin:
Referensi
1. Goodman & Gilman 9th ed
2. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Peraturan BPOM nomor 4
tahun 2018 tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika,
psikotropika, dan prekursor farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian
3. https://europepmc.org/article/med/1633386
4. https://journals.lww.com/clinicalpain/pages/articleviewer.aspx?year=1992&issue=06
000&article=00003&type=abstract
5. BNN, 2014, Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2013 Edisi Tahun 2014, Badan Narkotika
Nasional, Jakarta:121.
6. https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/12275
7. http://journal.uad.ac.id/index.php/Media-Farmasi/article/download/3807/2045

Anda mungkin juga menyukai