Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang


Budaya antre sudah tidak asing lagi di telinga kita. Terutama saat di
loker, toilet, kasir restaurant, kasir pusat perbelanjaan, naik eskalator,
hingga mengambil air wudhu di musholla atau masjid pun butuh mengantre.
tidak hanya di lingkungan atau negara kita antre diterapkan, di negara lain
antre juga diterapkan contohnya negara Kanada, kota Kamloops. budaya
antre merupakan suatu hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang
berbagai umur dan kalangan, diberbagai tempat dan dalam situasi apapun.
karena dengan antre kita dapat tertib dan tidak menimbulkan suatu
kekacauan.
Kami mengambil tema budaya antre, karena menurut kami di Indonesia
sendiri budaya antre kurang diterapkan masyarakat sepenuhnya. dan ini
sering menjadi pemicu suatu masalah dan mengakibatkan kerusuhan.
sebenarnya sebagian masyarakat di Indonesia sudah menerapkan budaya
antre, akan tetapi lebih dari sebagian yang belum menerapkan budaya antre.
beberapa orang sudah mengingatkan untuk mengantre, akan tetapi
kebanyakan yang diingatkan malah tidak menghiraukan.
Budaya antre sebagai cerminan bangsa, merupakan suatu tolak ukur
dimana kedewasaan sebuah bangsa dilihat dari budaya mengantre tersebut.
dan biasanya negara yang dianggap maju umumnya sudah dewasa atau
budaya mengantrenya bagus. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas
mengenai perbandingan budaya mengantre yang terjadi di Kota Jakarta dan
Kota Kamloops

1
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalahnya
yaitu:
Bagaimana pandangan masyarakat Kamloops kepada pendatang
Indonesia, dalam perilaku sosial yaitu mengantre?

1.3 Perumusan Masalah


1 Bagaimana budaya antre di masyarakat Indonesia?
2 Apakah perbedaan budaya antre masyarakat Indonesia dengan
masyarakat Kanada?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui perbedaan budaya antre
2. Mengetahui perbandingan budaya antre di Jakarta dan di Kamloops

1.5 Manfaat Penelitian


1. Untuk pembaca yaitu memberikan informasi tentang perbedaan budaya
mengantre yang terjadi di Kota Jakarta dan Kota Kamloops
2. Untuk peneliti agar mengetahui budaya mengantre, dan agar mengetahui
aturan mengantre bahwa setiap kota memiliki aturan mengantre yang
berbeda-beda. Selain itu, penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat
kelulusan dari SMA IIHS.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hakikat mengantre, persamaan mengantre
antara kota Jakarta dan Kota Kamloops, Perbedaan mengantre antara Kota Jakarta
dan Kota Kamloops

2.1 Hakikat Antre


Antrean adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-
hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau
tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarker, dan
situasi-situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi
tentang antrean bukan merupakan hal yang baru.
Dalam dunia nyata kita tidak suka menunggu, maka tidak heran
bila kita punya pendapat bahwa menunggu adalah pekerjaan yang paling
menyebalkan.
Antrean timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi
kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga
pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan
disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas
pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrean atau untuk mencegah
timbulnya antrean. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai
di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya
antrean yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan atau
nasabah.

3
2.2 Persamaan Budaya Antre di Kota Jakarta dan Kota Kamloops
Persamaan mengantre antara kota Jakarta dan kota Kamloops adalah sama
sama berbaris, saling menunggu, sama sama bersabar untuk mendapatkan apa
yang ia inginkan walaupun di Kota Jakarta hanya terjadi di beberapa tempat
saja.

2.3 Perbedaan Budaya Antre di Kota Jakarta dan Kota Kamloops


Perbedaan mengantre antara Kota Jakarta dan Kota Kamloops adalah jika di
Jakarta masih banyak orang yang menyerobot antrean dan tidak bisa bersabar
dalam mengantre sedangkan di Kamloops mereka dapat mengantre dengan tertib
dan teratur dan tidak ada yang menyerobot antrean,warga Kota Jakarta juga ketika
mengantre mereka terbiasa bergerombol sedangkan warga Kamloops tertib saat
mengantre, aturan posisi ketika mengantre di Kota Kamloops adalah di sebelah
kiri, sedangkan di Kota Jakarta tidak ada aturan posisi mengantre karena menurut
warga sekitar Kamloops antrean di sebelah kanan berarti darurat. Hal ini dapat di
buktikan dengan cara melihat langsung orang orang disana mengantre.

4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian dan alat yang
digunakan selama penelitian.

3.1 Metode Penelitian


Pada penelitian ini kami menggunakan metode penelitian:
1. Metode Deskriptif

Menggambarkan fenomena yang ada saat ini atau saat yang lama. Penelitian
deskriptif sangat penting sebagai studi pendahuluan bagi penelitian
lain/lanjutan.

2. Kajian Pustaka

Referensi dari semua jenis referensi seperti buku, prodising, jurnal papers,
artikel, disertasi, tesis, skripsi, handouts, laboratory manuals, makalah, dan
karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal.

3.2 Instrumen Pengumpulan Data


1. Observasi atau Pengamatan
Teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung
terhadap kegiatan mengantre yang berlangsung, antara masyarakat Indonesia
dengan masyarakat Kamloops.
2. Angket atau Kuesioner
Teknik ini dibuat dengan mengajukan pertanyaan berjumlah 4 yang diajukan
secara tertulis kepada responden (penjawab). Angket yang diajukan berjenis
Angket Tertutup dengan 2 pilihan jawaban yaitu:
a. Ya
b. Tidak

5
3.3 Sumber Data/Populasi dan Sampel

1. Data Primer
Sumber data utama yang digunakan sebagai bahan analisis dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner dengan cara mengumpulkan kemudian
menganalisis sumber informasi dan menarik kesimpulan.

2. Data Sekunder
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kajian
pustaka dengan mengutip teori teori yang relevan dengan judul penelitian yang
diambil dari berbagai sumber.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai Interpretasi dan analisis data, serta
pembahasan

4.1. Interpretasi dan Analisis Data


Berdasarkan hasil penelitian pengumpulan data melalui kuesioner yang
telah diisi oleh 64 orang siswa/i IIHS dan IISS yang telah berkunjung ke
kamloops, adalah sebagai berikut:

1. PertanyaanPertama

“Apakah kamu sering mengantre?”. Berdasarkan data dari grafik diatas yang diisi
oleh 64 Responden 92,2% atau 59 responden memilih ‘Ya’ sebaliknya 7,8% atau
5 responden memilih ‘Tidak’.

7
2. Pertanyaan kedua

“Apakah kamu pernah diselak saat mengantre?”. Berdasarkan data dari grafik
diatas yang diisi oleh 64 Responden 96,9% atau 62 responden memilih ‘Ya’
sebaliknya 3,1% atau 2 responden memilih ‘Tidak’.

8
3. Pertanyaan ketiga

“bagaimanakah menurutmu mengantre di Kota Jakarta?”. Berdasarkan data dari


grafik diatas yang diisi oleh 50 Responden 88% atau 44 responden memilih ‘tidak
teratur, terjadi selak-menyelak & Opsi 1’ sebaliknya 12% atau 6 responden
memilih ‘Tertib, teratur’.

9
4. Pertanyaan keempat

“bagaimanakah menurutmu mengantre di Kota Kamloops?”. Berdasarkan data


dari grafik diatas yang diisi oleh 34 Responden 94,1% atau 32 responden
memilih ‘Tertib, teratur’ sebaliknya 5,9% atau 2 responden memilih ‘tidak
teratur, terjadi selak-menyelak’.

4.2 Pembahasan
Sesuai data yang telah diolah pada Interpretasi dan Analisis Data, maka
peneliti dapat merumuskan hasil dari pengolahan data sebagai berikut:
Pertanyaan pertama “Apakah kamu sering mengantre?”. Berdasarkan analisis
data, sebanyak 91,7% atau 55 responden memilih ‘Ya’. mengatakan bahwa
responden sering mengantre, sebalik nya 8,3% atau 5 responden mengatakan
mereka jarang mengantre. Dari pernyataan responden pada pertanyaan pertama
ini, dapat dilihat mengantre merupakan suatu kewajiban yang harus semua orang
lakukan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Pertanyaan kedua “Apakah kamu sering diselak?”. Berdasarkan analisis data,
sebanyak 96,7% atau 58 responden mengatakan bahwa mereka sering diselak saat
mengantre, sebaliknya sebanyak 3,3% atau 2 responden mengatakan bahwa
responden tidak pernah diselak saat mengantre.
Pertanyaan ketiga “bagaimanakah menurutmu mengantre di Kota Jakarta?”.
berdasarkan analisis data, sebanyak 89,1% atau 50 responden mengatakan bahwa
antrean di Kota Jakarta itu tidak tertib dan terjadi selak-menyelak antrean,

10
sebaliknya sebanyak 10,9% atau 10 responden bahwa antrean di Kota Jakarta
tertib dan teratur.
pertanyaan keempat “bagaimanakah menurutmu mengantre di Kota
Kamloops?”. berdasarkan analisis data, sebanyak 93,3% atau 56 responden
mengatakan bahwa ketika mereka sedang mengantre di Kota Kamloops
suasananya tertib dan teratur, sebaliknya sebanyak 6,7% atau 4 responden
mengatakan ketika mereka sedang mengantre di Kota Kamloops suasananya tidak
tertib dan terjadi selak-menyelak.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan serta saran.

5.1 Kesimpulan

Maka secara garis besar dari pertanyaan dan jawaban atas kuesioner, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan mengantre di Kota Kamloops lebih baik daripada
kegiatan mengantre di Kota Jakarta. Bagi sebagian masyarakat Indonesia kegiatan
mengantre merupakan suatu hal yang lumayan menyebalkan karena harus
menunggu disuatu antrean sambil berdiri. Sebaliknya bagi sebagian masyarakat
Kota Kamloops mengantre merupakan suatu keharusan karena dengan mengantre
akan tercipta suasana yang tertib. Dari keseluruhan sejauh ini masyarakat Jakarta
memiliki kesadaran mengantre yang sangat kecil dibanding kesadaran mengantre
masyarakat Kamloops.

5.2 Saran

Peneliti memberi saran kepada pembaca dan peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Untuk pembaca yaitu meningkatkan kesadaran mengantre dimanapun


kalian berada karena dengan mengantre akan tercipta suasana mengantre
yang tenang yaitu tertib.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar melibatkan lebih banyak responden agar
data yang diteliti lebih valid.

12
DAFTAR PUSTAKA

13
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Ahmad Nadief

Nama Panggilan : Nadief

Tempat, Tanggal Lahir : Lampung,15 Juni 2002

Alamat : Casablanca Mansion

Nama Orang Tua : Phillip Knight

Riwayat Pendidikan : TKI Al Azhar Lampung

SD N 1 Lampung

SMP Tugasku

SMA IIHS Jakarta

Hobi : Music, Futsal, Automotive

Email : anadief1@gmail.com

14
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Erica Setyawati

Nama Panggilan : Erica

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang,15Juni 2002

Alamat : Komp. Islamic Village

Nama Orang Tua : Mardi Iswanto

Riwayat Pendidikan : TKI Al Azhar 10 Serang

SDI Al Azhar 10 Serang

SMPI Al Azhar 11 Serang

SMA IIHS Jakarta

Hobi : Main Basket

Email : ericaastwti@gmail.com

15
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Muhammad Gilang Kartiko

Nama Panggilan : Gilang

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Februari 2002

Alamat : Cluster Anthea blok B6 No.5 BSD


Tangerang Selatan

Nama Orang Tua : Dian Safitri

Riwayat Pendidikan : TKI Al Azhar


SD Al Azhar
SMP Al Azhar
SMA IIHS Jakarta

Hobi : Music, Basket, Motor

Emai : gilang.kartiko999@gmail.com

16
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Arya Hafiidh Kumalajati Pribadi

Nama Panggilan : Arya

Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 29 Juni 2002

Alamat : Citragran, Cibubur

Nama Orang Tua : Dianing Sapitri

Riwayat Pendidikan : TKI Al Jihad

SDI PB Soedirman

SMP ATC

SMA IIHS Jakarta

Hobi : Mengaji, tadabur al quran

Email : aryahafiidh@gmail.com

17
LAMPIRAN

18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai