Anda di halaman 1dari 15

LI.

1 Memahami dan menjelaskan sirkulasi kapiler darah



L.I. 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi kapiler darah
Kapiler adalah tempat pertukaran anatara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang
luas sehingga terjangkau ke semua sel. Kapiler merupakan saluran mikroskopikuntuk pertukaran nutrie
nt dan zat sisa diantara darah dan jaringan. Dindingnya bersifat semipermeable untuk pertukaran
berbagai substansi.


Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui arteriol danmeninggalkan arteri
melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan memasukimetarteriol atau arteriol
terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antaraarteriol dan kapiler. Sesudah
meninggalkan metarteriol , darah memasuki kapiler yang berukuran besar disebut saluran
istimewa dan yang berukuran kecil disebutkapiler murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali
ke dalam sistemik melaluivenula.

Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Metarterioltidak
mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai serat-seratotot polos yang
mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan.

Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos mengelilingikapiler
yang disebut dengan Sfingter prekapiler yang dapat membuka dan menutup jalan masuk ke
kapiler.

Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih lemah

Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama :
1. Kapiler sempurna
Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit. Sitoplasmasel
endotel menebal d tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya.
2. Kapiler bertingkat
Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal dan pancreas. Sitoplasmatipis
dan tempat pori-pori.
3. Kapiler sinusoidal
Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.

Sirkulasi Kapiler darah
Sistem sirkulasi adalah sistem transpor yang menghantarkan oksigen dan berbagai
zatyang diabsorbsi dari traktus gastrointestina menuju ke jaringan serta melibatkankarbondioksida ke pa
ru dan hasil metabolisme lain menuju ke ginjal. Sistem sirkulasi berperan dalam pengaturan suhu tubuh
dan mendistribusi hormon serta berbagai zat lain
yangmengatur fungsi sel. setiap pembuluh halus yang menghubungkan aneriol dan venolmembentuk
suatu jaringan pada hampir seluruh bagian tubuh. Dindingnya berkerja sebagaimembran semipermeable
untuk pertukaran berbagai substansi.


Struktur dinding kapiler :
Dinding kapiler : Satu sel endotel
Tebal dinding kapiler: 0,5 mikrometer
Diameter kapiler: 4-9 mikrometer
pori-pori : celah interseluler
Banyak vesikel plasmalemal : terdapat pada sel endotel terbentuk pada salah satu permukaan
sel dengan menyerap paket-paket plasma kecil atau cairan ekstraseluler
Adanya penghubung celah antar sel untuk menghubungkan kapiler bagian dalam dengan bagian
luar

Bagian fungsional dari sirkulasi:
Arteri berfungsi untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, dindingarteri
kuat dan darah mengalir kuat di arteri.
Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan lainnya
antara darah dan cairan interstisial.
Vena berfungsi untuk saluran darah dari jaringan kembali ke jantung. Dindingnya sangattipis,
punya otot, dan dapat menampung darah sesuai kebutuhan.


Pori - pori kapiler pada beberapa organ mempunyai sifat khusus:
Di dalam otak yaitu sel endotel kapiler sangat rapat, jadi hanya molekul yang sangat kecilyang
dapat masuk / keluar dari jaringan otak.
Di dalam hati yaitu celah antara sel endotel kapiler lebar terbuka sehingga hampir semuazat
yang larut dalam plasma dapat lewat dari darah masuk ke hati.
Di dalam berkas glomerulus ginjal yaitu terdapat fenestra ( lubang ) yang langsungmenembus
bagian tengah sel endotel sehingga banyak zat yang dapat di filtrasi melewatiglomerulus tanpa
harus melewati celah di antara sel endotelia.

Mekanisme Pertukaran Cairan dalam Kapiler Darah
Pertukaran zat antara darah dan jaringan melalui dinding kapiler terdiri dari 2 tahap:
Difusi pasif Dinding kapiler tidak ada sistem transportasi, sehingga zat terlarut berpindah
melalui proses difusi menuruni gradien konsentrasi mereka. Gradien konsentrasi
adalah perbedaankonsentrasi antara 2 zat yang berdampingan. Difusi zat terlarut terus berlangs
ungindependen hingga tak ada lagi perbedaan konsentrasi antara darah dan sel di sekitarnya.
Bulkflow
Merupakan suatu volume cairan bebas protein yang tersaring ke luar kapiler, bercampur dengan
cairan interstisium disekitarnya, dan
kemudian direabsorpsi. Bulkflowsangat penting untuk mengatur distribusi CES antara plasma da
n cairan interstisium.Proses ini disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah
bersama samasebagai satu kesatuan.
a. Tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan diluar sehingga cairan terdorongkeluar melalui
pori-pori tersebut dalam suatu proses yang disebut ultrafiltrasi
b. Tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahan netto cairan
dari kompartemen interstitium ke dalam kapiler melalui pori-pori,yang disebut dengan
reabsorpsi.

Bulk flow dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloidantara plasma
dan cairan interstitium. 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairanmenembus dinding kapiler
adalah :
a. Tekanan darah kapiler
b. Tekanan osmotik koloid plasma
c. Tekanan hidrostatik cairan interstitium4
d. Tekanan osmotik koloid cairan interstitium


Aliran darah dalam kapiler
Mengalir secara intermiten yang mengalir dan berhenti setiap beberapa detik atau
menit.Penyebab timbulnya gerakan ini adalah vasomotion, yang berarti kontraksi intermiten
padametarteriol dan sfingter prekapiler. Faktor penting yang mempengaruhi derajat pembukaandan
pentutupan kapiler adalah konsentrasi oksigen dalam jaringan. Bila jumlah pemakaianoksigen besar,
aliran darah yang intermiten akan makin sering terjadi dan lamanya waktualiran lebih lama sehingga
dapat membawa lebih bnayak oksigen.

Sistem Limfatik
Fungsi system limfatik adalah mengembalikan cairan dan protein yang difiltrasi kapiler ke system
sirkulasi. System limfatik didisain hanya 1 jalan, yaitu dari jaringan ke systemsirkulasi. Ujung pembuluh
limf (kapiler limf) berada dekat kapiler darah. Penyumbatan pembuluh limfa dapat menyebabkan edema
Jalur tambahan cairan dari ruang interstitial ke dalam darah
Dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari jaringan yangtidak dapat
dipindahkan dengan proses absorpsi langsung ke dalam kapiler
Kapiler Limfe dan permeabilitasnya
Cairan merembes dari ujung arteriol kapiler darah ke dalam ujung venadari kapiler darah kembal
i ke darah melalui sistem limfatik dan bukan melalauikapiler vena
Cairan kembali ke limfe 2-3 liter/hari

Cairan Limfe
Cairan limfe berasal dari cairan interstitial yang mengalir ke dalam sistem limfatik
Cairan limfe yang masuk ke pembuluh limfe, komposisinya hampir sama dengancairan
interstitial.
Sistem limfatik jalur utama untuk reabsorpsi zat nutrisi dari saluran cerna (terutamaabsorpsi
lemak tubuh)

Kecepatan Aliran Limfe
1.Efek tekanan cairan interstitial terhadap Aliran cairan LimfePeningkatan tekanan cairan interstitial
akan berakibat pada peningkatan aliran limfe,faktor yang mempengaruhi :
a.Peningkatan tekanan kapiler
b.Penurunan tekanan osmotik koloid plasma
c.Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitiald.Peningkatan permeabilitas kapiler

Faktor tersebut menyebabkan keseimbangan pertukaran cairan di membran kapiler untuk membantu
pergerakan cairan ke dalam interstitial yang meningkatkan :
-Volume cairan interstitial,
-Tekanan cairan interstitial,
-Aliran limfe

2.Pompa Limfe
Katup-katup terdapat di saluran limfe terdapat di saluran limfe pengumpultempat bermuaranya
kapiler-kapiler limfe.
Saluran limfe cairan, otot polos pada dinding pembuluh berkontraksisegmen pembuluh limfe di antara
katup (pompa otomatis). Cairan di pompamelalui katup berikutnya ke dalam segmen pembuluh segmen
kontraksisehingga bermuara dalam sirkulasi darah.





Peran Sistem Limfatik
Peran sentral dalam mengatur:
1.Konsentrasi protein dalam cairan interstitial
Protein terus keluar dari kapiler darah lalu msuk ke dalam interstitium. Jikaasa protein yang bocor
kembali ke sirkulasi melalui ujung-ujung vena kapiler darah
Protein berakumulasi di cairan interstitial peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial

2.Volume cairan interstitial
Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial menggeser keseimbangan daya pada membran
kapiler darah dalam membantu filtrasicairan ke dalam interstitium
Sehingga terjadi peningkatan volume cairan interstitial dan tekanan cairaninterstitial3.Tekanan cairan
interstitial
Meningkatnya tekanan cairan interstitial membuat terjadinya peningkatankecepatan aliran limfe
sehingga membawa keluar kelebihan volume cairaninterstitial dan kelebihan protein terakumulasi
dalam ruang interstitial.

LI. 2 Memahami dan menjelaskan aspek biokimia dan fisiologi pada gangguan cairan
CES dan CIS

Cairan intraseluler (CIS )
Semua cairan didalam sel secara keseluruhan disebut cairan intraseluler sekitar 28 dari 42 Lcairan tubuh
ada didalam 75 triliun sel dan disebut CIS, jadi CIS merupakan 40 % dari berat badan total pada orang
rata-rata
Cairan ekstrasel (CIS)
Semua cairan dikuar sel secara keseluruhan disebut CES. Cairan ini merupakan 20 %
dari berat badan atau sekitar 14 L pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. 2kompartemen
terbesar dari cairan ekstrasel adalah cairan intersisial yang berjumlah lebih dari 3/4 bagian cairan
ekstrasel dan plasma yang berjumlah hampir 1/4 atau 3 L.

Macam macam gangguan keseimbangan CES dan CIS
A.Cairan ekstrasel terdiri dari:
Cairan interstisium atau cairan antar-sel,yang berada diantara sel-sel
Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma
darah.
Cairan trans-seluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak
(likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan transeluler relatif sedikit.Cairan ekstrasel
berperan sebagai :
Pengatur keperluan semua sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan
regulator hormon/molekul)
Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalamidetoksifikasi dari
sekitar lingkungan sel.



B.Cairan Intraseluler terdiri dari :
Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Cairan intrasel
berperan pada proses perbaikan sel.selain itu, cairan intra sel juga berperan dalam prosesreplikasi dan b
erfungsi khusus antaralain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan
ekstrasel. Dalam cairan intrasel,kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan
protein.

Faktor-faktor penentu terhadap terjadinya kelebihan cairan
1.Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairanintravaskular ke dalam
jaringan interstisium
Hemodinamik dipengaruhi oleh :
Permeabilitas kapiler
Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik dalam intersisium
Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onktik dalam intersisium.2.Retensi natrium di
ginjalRetensi natrium dipengaruhi oleh :
Sistem renin angiotensin-aldosteron
Aktifitas ANP
Aktifitas saraf simpatis
Osmoreseptor di hipotalamus

-Edema di kapiler terjadi bila terjadi peningkatan permeabilitas dinding kapiler yangmemungkinkan lebih
banyak protein plasma keluar dari kapiler ke cairan intersitium disekitarnya terjadi penurunan tekanan
osmotik koloid plasma yang menurunkan tekanancairan intersitium yang menurunkan tekanan ke arah
dalam sementara peningkatantekanan osmotik koloid cairan intersitium yang disebabkan oleh kelebihan
protein dicairan intersitium meningkatkan tekanan ke arah luar edema lokal.
-Edema terjadi di limfe bila terjadi penyumbatan pembuluh limfe karena kelebihancairan yang difiltrasi
keluar tertahan di cairan intersisium dan tidak dapat dikembalikanke dalam melalui sistem limfe.

Penyebab dan koreksi kelebihan air
Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi
yanglebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan di ECF(hipervolemia) ma
ka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstitial > Edema.
Kelebihan cairan volume selalu terjadi sekunder akibat peningkatan kadar Na tubuh totalyang akan
menyebabkan terjadinya retensi air.

-Penyebab volume ECF berlebihan :
a. Mekanisme pengaturan yang berubah
b.Gagal jantung
c.Sirosis hati
d.Sindrom nefrotik
e. Gagal ginjal

-Gejala :
a. Distensi vena jugularis
b.Peningkatan tekanan yang sentral
c.Peningkatan tekanan darah
d.Denyut nadi penuh /kuat
e.Edema perifer dan periobita
f.Asitesis
g.Efusi pleura
h.Edema paru akut
i.Penambahan berat badan secara cepat

Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas
fisiologis.
Indikasi, antara lain:
- Kehilangan cairan tubuh akut
- Kehilangan darah
- Anoreksia
- Kelainan saluran cerna
Tujuan
Tujuan pemberian terapi cairan dijabarkan pada bagan di bawah ini.

Teknik Pemberian
Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui rute enteral /
fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat
digunakan vena-vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau
daerah cubiti. Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki, depan mata kaki dalam
atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir dapat dilakukan melalui vena umbilikalis.

Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena perifer biasanya
perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan macetnya tetesan. Pemberian cairan infus
lebih dari 3 hari sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena
femoralis, vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau interna yang ujungnya sedekat
mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.

Penyakit akibat kelebihan cairan
Komplikasi
1. Gagal ginjal, akut atau kronik
2. Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah
jantung
3. Infark miokard
4. Gagal jantung kongestif
5. Gagal jantung kiri
6. Penyakit katup
7. Takikardi/aritmia
Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid plasma rendah, etensi natrium
8. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
9. Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
10. Varikose vena
11. Penyakit vaskuler perifer
12. Flebitis kronis

LI. 3 Memahami dan menjelaskan Edema
a. Definisi
Edema adalah suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstisium secara berlebihan
akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe.

b. Jenis
Menurut lokasinya, edema dapat dibedakan menjadi :

1. Edema lokal
Disebabkan oleh kerusakan kapilar, konstriksi sirkulasi (vena regional)atau sumbatan
drainase limfatik.
Eksremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe
Ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah
Muka (facial edema)
Asites (cairan dirongga peritoneal)
Hidrostoraks (cairan dirongga pleura)

2. Edema Generalisata (edema umum)
Pembengkakan yang terjadi di seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh pasien. Disebabkan
karena penurunan tekanan osmotic koloid pada hipoproteinemia. Biasanya pada :
Gagal jantung
Sirosis hepatis
Gangguan ekskresi

Selain itu, edema juga dapat dibedakan menjadi :
1. Edema intraseluler
Edema yang biasa terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi
sel yang adekuat.
2. Edema ekstraseluler
Edema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma
ke ruanginterstitial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan
cairan dariinterestitium ke dalam darah.

c. Pathogenesis
Generasi cairan interstisial diatur oleh kekuatan dari persamaan Starling. Tekanan hidrostatik dalam
pembuluh darah menyebabkan air cenderung untuk menyaring ke dalam jaringan. Hal ini
menyebabkan perbedaan dalam konsentrasi protein antara plasma darah dan jaringan. Akibatnya
tekanan onkotik tingkat yang lebih tinggi protein dalam plasma cenderung untuk menyedot air ke
dalam pembuluh darah dari jaringan. Persamaan Starling menyatakan bahwa tingkat kebocoran
cairan ditentukan oleh perbedaan antara dua kekuatan dan juga oleh permeabilitas dinding
pembuluh air, yang menentukan laju aliran untuk ketidakseimbangan kekuatan yang diberikan.
Kebocoran air yang paling terjadi pada venula kapiler atau posting kapiler, yang memiliki dinding
semi-permeabel membran yang memungkinkan air untuk lulus lebih bebas daripada protein.
(Protein dikatakan tercermin dan efisiensi refleksi diberikan oleh refleksi konstan hingga 1). Jika
kesenjangan antara sel-sel dinding pembuluh membuka kemudian permeabilitas terhadap air
meningkat pertama, tetapi sebagai peningkatan kesenjangan permeabilitas ukuran protein juga
meningkat dengan penurunan koefisien refleksi.Perubahan dalam variabel dalam persamaan
Starling dapat berkontribusi untuk pembentukan edema baik oleh peningkatan tekanan hidrostatik
dalam pembuluh darah, penurunan tekanan onkotik dalam pembuluh darah atau peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh. Yang terakhir ini memiliki dua efek. Hal ini memungkinkan air
mengalir lebih bebas dan mengurangi perbedaan tekanan onkotik dengan memungkinkan protein
untuk meninggalkan kapal lebih mudah.

d. Gejala klinis

Bengkak, mengkilat, bila ditekan timbul cekungan dan lambat kembali sepertisemula
Berat badan naik, penambahan 2% kelebihan ringan, penambahan 5%kelebihan sedang,
penambahan 8% kelebihan berat
Adanya bendungan vena di leher
Pemendekan nafas dan dalam, penyokong darah (pulmonary).
Perubahan mendadak pada mental dan abnormalitas tanda saraf, penahanan pernapasan (pada
edema cerebral yang berhubungan DKA)
Nyeri otot yang berkaitan dengan pembengkakan
Peningkatan tekanan vena ( > 11cm O)
Efusi pleura
Denyut nadi kuat
Edema perifer dan periorbita
Asites

e. Terapi
1. Memperbaiki penyakit dasar
2. Retriksi asupan Natrium
- Retriksi sekunder : pada penyakit sirosis hepatis dan gagal jantung untuk memenuhi
volume sirkulasi efektif menjadi normal sehingga perfusi jaringan menjadi baik
Pemberian diuretik harus berhati-hati karena berisiko berkurangnya perfusi jaringan.
- Retriksi primer : pada penyakit ginjal, akibat obat-obatan tertentu (minoksidil, NSAID,
estrogen), refeeding edema tidak ada pengurangan volume sirkulasi efektif dan terjadi
ekspansi cairan ekstrasel Pemberian diuretik aman karena tidak mengurangi volume
sirkulasi efektif sehingga tidak mengganggu perfusi jaringan.
3. Pemberian diuretik
Hal yang harus diperhatikan :
Saat yang tepat
Risiko yang akan dihadapi
Waktu yang dibutuhkan : cepat/ lambat .
Indikasi yang tepat pemberian diuretik adalah pada kasus edema paru.


f. Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pemeriksaan Fisik pada penderita edema antara lain :
1. 1.Bentuk paru paru seperti kodok ; abdomen cembung dan sedikit tegang
2. 2.Variesis di dekat usus
3. 3.Variesis di dekat tungkai bawah
4. 4.Edema timbal karena hipoalbuminemia
5. 5.Perubahan sirkulasi Distensi abdomen
6. 6.Timpani pada puncak asites

Pemeriksaan penunjang
1. Foto thorax
2. USG
3. CT Scan

g. Komplikasi
h. Penyebab
Terdapat dua factor penentu terjadinya edema, yaitu:
1. Perubuhan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan cairan intravaskular keluar ke
jaringan interstitium
2. Retensi Natrium di Ginjal

Hemodinamik dalam kapiler dipengaruhi oleh:
1. Permeabilitas Kapiler
2. Selisih Tekanan Hidrolik dalam Kapiler & tekanan hidrolik dalam Interstitium
3. Selisih Tekanan Onkotik dalamPlasma & tekanan onkotik dalam Interstitium

i. Jenis cairan

LI. 4 Memahami dan menjelaskan Albumin
a. Definisi
Albumin adalah protein plasma kecil yang dihasilkan oleh hepar yang bekerja secara osmotic
untuk membantu menahan volume intravascular didalam ruang vascular.
b. Kompartemen
c. Fungsi
Memelihara tekanan onkotik. Tekanan onkotik yang ditimbulkan oleh albumin akan
memelihara fungsi ginjal dan mengurangi edema pada saluran pencernaan, dan
dimanfaatkan dengan metode hemodilusi untuk menangani penderita serangan stroke
akut.
Mendorong pertumbuhan hormon tiroid
Meningkatkan hormon lainnya yang terdapat dalam hati, khususnya yang dapat larut
dalam lemak
Mendorong asam lemak menuju hati
Mendorong obat-obatan dan mempercepat penyerapan dari obat-obatan yang
dikonsumsi
Mendorong penghasil bilirubin
Mengikat ion Ca2+
Sebagai larutan penyangga
Sebagai protein radang fasa-akut negatif. Konsentrasi albumin akan menurun sebagai
pertanda fasa akut respon kekebalan tubuh setelah terjadi infeksi, namun bukan berarti
bahwa tubuh sedang dalam keadaan kekurangan nutrisi.

d. Pathogenesis yang berhubungan dengan edema
Penurunan albumin serum (hipoalbuminemia) dapat menimbulkan terjadinya edema karena
gerakan air keluar dari ruang vascular dan masuk ke ruang interstitial. Edema terlihat pada
malnutrisi protein yang terjadi karena produksi penurunan albumin.

Faktor-faktor yang dapat menurunkan albumin serum
Penurunan masukan protein (contohnya malnutrisi protein)
Penurunan sintesis hepatic (contohnya sirosis)
Kehilangan urine abnormal (contohnya sindrom nefrotik)
LI. 5 Memahami dan menjelaskan tekanan koloid osmotic dan tekanan hidrostik
Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik adalah gaya yang disebabkan olehdispersi koloid
protein protein plasma, tekanan ini ini mendorong pergerakan cairan kedalamkapiler. Tekanan koloid
plasma rata rata adalah 25 mmHg.Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan yang
bekerja dibagianmluar dinding kapiler oleh cairan interstisium, tekanan ini mendorong cairan masuk ke
dalam kapiler.
Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan
dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen.

Tekanan Hidrostatik Kapiler (Pc)
Tekanan cairan/hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler.Tekanan ini m
endorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam cairaninterstisium. Secara rata
rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler jaringan adalah 37mmHg dan semakin
menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.
Tekanan Koloid Osmotik Kapiler ( c )
Disebut juga tekanan onkotik, yaitu suatu gaya akibat dispersi koloid protein
protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan ke dalam kapiler. Plasma punya
konsentrasi protein yang lebih besar dan
konsentrasi air yanglebih kecil daripada di cairan interstisium.Perbedaan ini menimbulkan efek o
smotik yang mendorong air dari daerah dengankonsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke
daerah dengan air yang berkonsentrasi rendah )konsentrasi protein lebih tinggi ) dari plasma.
Tekanan koloid osmotik plasma rata rata adalah25 mmHg.
Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium ( Pi)
Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekananini
mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik cairan interstisiumdianggap 1
mmHg.
Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium ( i)
Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler dan masuk ke ruanginterstisium
dalam keadaan normal akan dikembalikan ke dalam darah melalui
sistemlimfe. Tetapi apabila protein plasma bocor secara patologis, protein yang bocor menimbul
kan efek osmotik yang akan mendorong perpindahan cairan keluar dari kapiler dan masuk ke
cairan interstisium.

Asites

Asites

Sumber : http://www.thirdage.com

DEFINISI
Asites adalah pengumpulan cairan di dalam rongga perut.
PENYEBAB
Asites cenderung terjadi pada penyakit menahun (kronik).

Paling sering terjadi pada sirosis, terutama yang diisebabkan oleh alkoholisme.

Asites juga bisa terjadi pada penyakit non-hati, seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal dan
tuberkulosis.

Pada penderita penyakit hati, cairan merembes dari permukaan hati dan usus.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
- hipertensi portal
- menurunnya kemampuan pembuluh darah untuk menahan cairan
- tertahannya cairan oleh ginjal
- perubahan dalam berbagai hormon dan bahan kimia yang mengatur cairan tubuh.

Penyebab asites:
1. Kelainan di hati
- Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme
- Hepatitis alkoholik tanpa sirosis
- Hepatitis menahun
- Penyumbatan vena hepatik
2. Kelainan diluar hati
- Gagal jantung
- Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik
- Perikarditis konstriktiva
- Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut
- Berkurangnya aktivitas tiroid
- Peradangan pankreas.
GEJALA
Jika jumlah cairan yang terkumpul tidak terlalu banyak, biasanya tidak menunjukkan gejala.
Jumlah cairan yang sangat banyak bisa menyebabkan pembengkakan perut dan rasa tidak
nyaman, juga sesak nafas.

Jumlah cairan yang sangat banyak, menyebabkan perut tegang dan pusar menjadi datar, bahkan
terdorong keluar.

Pada beberapa penderita, pergelangan kaki juga membengkak (edema).
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan perkusi perut, akan terdengar suara tumpul (teredam).

USG digunakan untuk mengetahui adanya asites dan menemukan penyebabnya.

Parasintesis diagnostik dilakukan untuk memperoleh contoh cairan yang selanjutnya akan
diperiksa di laboratorium.

PENGOBATAN
Pengobatan dasar dari asites adalah tirah baring dan diet rendah garam, yang biasanya
dikombinasikan dengan obat diuretik supaya cairan yang dibuang melalui ginjal lebih banyak
jumlahnya.
Yang termasuk obat-obatan diuretik adalah Spironolactone, Furosemide, Amiloride, Metolazone,
Mannitol

Jika terjadi sesak nafas atau susah makan, dilakukan parasintesis terapeutik, dimana dimasukkan
jarum untuk membuang cairan yang terkumpul.
Tetapi cairan cenderung akan terkumpul kembali, jika tidak diberikan obat diuretik.


Sejumlah besar albumin sering ikut terbuang ke dalam cairan perut, sehingga mungkin
diperlukan pemberian albumin intravena (melalui pembuluh darah).

Kadang terjadi infeksi dalam cairan asites, terutama pada sirosis alkoholik.
Infeksi ini disebut peritonitis bakterialis spontan, diobati dengan antibiotik.
Untuk mengobati peritonitis bakterialis ini biasanya digunakan kombinasi antara aminoglikosida
(Gentamisin, Neomycin) dan penisilin (Penicillin, Amoxicillin) , menurut penelitian juga
sekarang dapat digunakan golongan sefalosporin generasi ketiga (Cefotaxime) dan golongan
kuinolon (Ciprofloxacin).




Daftar Pustaka

1. GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAM-BASA Penerbit: balai
penerbit FKUI, jakarta ; edisi kedua tahun 2008 ; penulis dr. Hendra Utama, Sp.FK
2. Ganong, WF, ( 2007) , Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21, a b .
3. M. D j a u h a r i Widjajakusumah, Jakarta, EGC.Guyton,Arthur c,dkk.1997. Buku ajar fisiologi
kedokteran.Jakarta : EGC.
4. http://www.ilmukedokteran.net/Daftar-Masalah-Individu/edema.html
5. KAPITA SELEKTA PATOLOGI KLINIK/ DN. Baron ; alih bahas, Petrus
Andrianto, Johannes Gunawan. Edisi4 jakarta : EGC, 1995
6. Murray R.K. et al (2000), Biokimia Harper edisi 25,ab.
7. A.Hartono, Jakarta, EGC.Price, Sylvia Anderson (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit edisi6 ,ab.
8. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.Sherwood, Lauralee (2001), Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem edisi 2, Jakarta, EGC.
9. www.medicinstore.com

Anda mungkin juga menyukai