1 Memahami dan menjelaskan sirkulasi kapiler darah
L.I. 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi kapiler darah Kapiler adalah tempat pertukaran anatara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang luas sehingga terjangkau ke semua sel. Kapiler merupakan saluran mikroskopikuntuk pertukaran nutrie nt dan zat sisa diantara darah dan jaringan. Dindingnya bersifat semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi.
Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui arteriol danmeninggalkan arteri melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan memasukimetarteriol atau arteriol terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antaraarteriol dan kapiler. Sesudah meninggalkan metarteriol , darah memasuki kapiler yang berukuran besar disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebutkapiler murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali ke dalam sistemik melaluivenula.
Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Metarterioltidak mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai serat-seratotot polos yang mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan.
Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos mengelilingikapiler yang disebut dengan Sfingter prekapiler yang dapat membuka dan menutup jalan masuk ke kapiler.
Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih lemah
Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama : 1. Kapiler sempurna Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit. Sitoplasmasel endotel menebal d tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya. 2. Kapiler bertingkat Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal dan pancreas. Sitoplasmatipis dan tempat pori-pori. 3. Kapiler sinusoidal Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.
Sirkulasi Kapiler darah Sistem sirkulasi adalah sistem transpor yang menghantarkan oksigen dan berbagai zatyang diabsorbsi dari traktus gastrointestina menuju ke jaringan serta melibatkankarbondioksida ke pa ru dan hasil metabolisme lain menuju ke ginjal. Sistem sirkulasi berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormon serta berbagai zat lain yangmengatur fungsi sel. setiap pembuluh halus yang menghubungkan aneriol dan venolmembentuk suatu jaringan pada hampir seluruh bagian tubuh. Dindingnya berkerja sebagaimembran semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi.
Struktur dinding kapiler : Dinding kapiler : Satu sel endotel Tebal dinding kapiler: 0,5 mikrometer Diameter kapiler: 4-9 mikrometer pori-pori : celah interseluler Banyak vesikel plasmalemal : terdapat pada sel endotel terbentuk pada salah satu permukaan sel dengan menyerap paket-paket plasma kecil atau cairan ekstraseluler Adanya penghubung celah antar sel untuk menghubungkan kapiler bagian dalam dengan bagian luar
Bagian fungsional dari sirkulasi: Arteri berfungsi untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, dindingarteri kuat dan darah mengalir kuat di arteri. Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstisial. Vena berfungsi untuk saluran darah dari jaringan kembali ke jantung. Dindingnya sangattipis, punya otot, dan dapat menampung darah sesuai kebutuhan.
Pori - pori kapiler pada beberapa organ mempunyai sifat khusus: Di dalam otak yaitu sel endotel kapiler sangat rapat, jadi hanya molekul yang sangat kecilyang dapat masuk / keluar dari jaringan otak. Di dalam hati yaitu celah antara sel endotel kapiler lebar terbuka sehingga hampir semuazat yang larut dalam plasma dapat lewat dari darah masuk ke hati. Di dalam berkas glomerulus ginjal yaitu terdapat fenestra ( lubang ) yang langsungmenembus bagian tengah sel endotel sehingga banyak zat yang dapat di filtrasi melewatiglomerulus tanpa harus melewati celah di antara sel endotelia.
Mekanisme Pertukaran Cairan dalam Kapiler Darah Pertukaran zat antara darah dan jaringan melalui dinding kapiler terdiri dari 2 tahap: Difusi pasif Dinding kapiler tidak ada sistem transportasi, sehingga zat terlarut berpindah melalui proses difusi menuruni gradien konsentrasi mereka. Gradien konsentrasi adalah perbedaankonsentrasi antara 2 zat yang berdampingan. Difusi zat terlarut terus berlangs ungindependen hingga tak ada lagi perbedaan konsentrasi antara darah dan sel di sekitarnya. Bulkflow Merupakan suatu volume cairan bebas protein yang tersaring ke luar kapiler, bercampur dengan cairan interstisium disekitarnya, dan kemudian direabsorpsi. Bulkflowsangat penting untuk mengatur distribusi CES antara plasma da n cairan interstisium.Proses ini disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah bersama samasebagai satu kesatuan. a. Tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan diluar sehingga cairan terdorongkeluar melalui pori-pori tersebut dalam suatu proses yang disebut ultrafiltrasi b. Tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahan netto cairan dari kompartemen interstitium ke dalam kapiler melalui pori-pori,yang disebut dengan reabsorpsi.
Bulk flow dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloidantara plasma dan cairan interstitium. 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairanmenembus dinding kapiler adalah : a. Tekanan darah kapiler b. Tekanan osmotik koloid plasma c. Tekanan hidrostatik cairan interstitium4 d. Tekanan osmotik koloid cairan interstitium
Aliran darah dalam kapiler Mengalir secara intermiten yang mengalir dan berhenti setiap beberapa detik atau menit.Penyebab timbulnya gerakan ini adalah vasomotion, yang berarti kontraksi intermiten padametarteriol dan sfingter prekapiler. Faktor penting yang mempengaruhi derajat pembukaandan pentutupan kapiler adalah konsentrasi oksigen dalam jaringan. Bila jumlah pemakaianoksigen besar, aliran darah yang intermiten akan makin sering terjadi dan lamanya waktualiran lebih lama sehingga dapat membawa lebih bnayak oksigen.
Sistem Limfatik Fungsi system limfatik adalah mengembalikan cairan dan protein yang difiltrasi kapiler ke system sirkulasi. System limfatik didisain hanya 1 jalan, yaitu dari jaringan ke systemsirkulasi. Ujung pembuluh limf (kapiler limf) berada dekat kapiler darah. Penyumbatan pembuluh limfa dapat menyebabkan edema Jalur tambahan cairan dari ruang interstitial ke dalam darah Dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari jaringan yangtidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi langsung ke dalam kapiler Kapiler Limfe dan permeabilitasnya Cairan merembes dari ujung arteriol kapiler darah ke dalam ujung venadari kapiler darah kembal i ke darah melalui sistem limfatik dan bukan melalauikapiler vena Cairan kembali ke limfe 2-3 liter/hari
Cairan Limfe Cairan limfe berasal dari cairan interstitial yang mengalir ke dalam sistem limfatik Cairan limfe yang masuk ke pembuluh limfe, komposisinya hampir sama dengancairan interstitial. Sistem limfatik jalur utama untuk reabsorpsi zat nutrisi dari saluran cerna (terutamaabsorpsi lemak tubuh)
Kecepatan Aliran Limfe 1.Efek tekanan cairan interstitial terhadap Aliran cairan LimfePeningkatan tekanan cairan interstitial akan berakibat pada peningkatan aliran limfe,faktor yang mempengaruhi : a.Peningkatan tekanan kapiler b.Penurunan tekanan osmotik koloid plasma c.Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitiald.Peningkatan permeabilitas kapiler
Faktor tersebut menyebabkan keseimbangan pertukaran cairan di membran kapiler untuk membantu pergerakan cairan ke dalam interstitial yang meningkatkan : -Volume cairan interstitial, -Tekanan cairan interstitial, -Aliran limfe
2.Pompa Limfe Katup-katup terdapat di saluran limfe terdapat di saluran limfe pengumpultempat bermuaranya kapiler-kapiler limfe. Saluran limfe cairan, otot polos pada dinding pembuluh berkontraksisegmen pembuluh limfe di antara katup (pompa otomatis). Cairan di pompamelalui katup berikutnya ke dalam segmen pembuluh segmen kontraksisehingga bermuara dalam sirkulasi darah.
Peran Sistem Limfatik Peran sentral dalam mengatur: 1.Konsentrasi protein dalam cairan interstitial Protein terus keluar dari kapiler darah lalu msuk ke dalam interstitium. Jikaasa protein yang bocor kembali ke sirkulasi melalui ujung-ujung vena kapiler darah Protein berakumulasi di cairan interstitial peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial
2.Volume cairan interstitial Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial menggeser keseimbangan daya pada membran kapiler darah dalam membantu filtrasicairan ke dalam interstitium Sehingga terjadi peningkatan volume cairan interstitial dan tekanan cairaninterstitial3.Tekanan cairan interstitial Meningkatnya tekanan cairan interstitial membuat terjadinya peningkatankecepatan aliran limfe sehingga membawa keluar kelebihan volume cairaninterstitial dan kelebihan protein terakumulasi dalam ruang interstitial.
LI. 2 Memahami dan menjelaskan aspek biokimia dan fisiologi pada gangguan cairan CES dan CIS
Cairan intraseluler (CIS ) Semua cairan didalam sel secara keseluruhan disebut cairan intraseluler sekitar 28 dari 42 Lcairan tubuh ada didalam 75 triliun sel dan disebut CIS, jadi CIS merupakan 40 % dari berat badan total pada orang rata-rata Cairan ekstrasel (CIS) Semua cairan dikuar sel secara keseluruhan disebut CES. Cairan ini merupakan 20 % dari berat badan atau sekitar 14 L pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. 2kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah cairan intersisial yang berjumlah lebih dari 3/4 bagian cairan ekstrasel dan plasma yang berjumlah hampir 1/4 atau 3 L.
Macam macam gangguan keseimbangan CES dan CIS A.Cairan ekstrasel terdiri dari: Cairan interstisium atau cairan antar-sel,yang berada diantara sel-sel Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Cairan trans-seluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan transeluler relatif sedikit.Cairan ekstrasel berperan sebagai : Pengatur keperluan semua sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan regulator hormon/molekul) Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalamidetoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
B.Cairan Intraseluler terdiri dari : Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Cairan intrasel berperan pada proses perbaikan sel.selain itu, cairan intra sel juga berperan dalam prosesreplikasi dan b erfungsi khusus antaralain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Dalam cairan intrasel,kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein.
Faktor-faktor penentu terhadap terjadinya kelebihan cairan 1.Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairanintravaskular ke dalam jaringan interstisium Hemodinamik dipengaruhi oleh : Permeabilitas kapiler Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik dalam intersisium Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onktik dalam intersisium.2.Retensi natrium di ginjalRetensi natrium dipengaruhi oleh : Sistem renin angiotensin-aldosteron Aktifitas ANP Aktifitas saraf simpatis Osmoreseptor di hipotalamus
-Edema di kapiler terjadi bila terjadi peningkatan permeabilitas dinding kapiler yangmemungkinkan lebih banyak protein plasma keluar dari kapiler ke cairan intersitium disekitarnya terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan tekanancairan intersitium yang menurunkan tekanan ke arah dalam sementara peningkatantekanan osmotik koloid cairan intersitium yang disebabkan oleh kelebihan protein dicairan intersitium meningkatkan tekanan ke arah luar edema lokal. -Edema terjadi di limfe bila terjadi penyumbatan pembuluh limfe karena kelebihancairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan intersisium dan tidak dapat dikembalikanke dalam melalui sistem limfe.
Penyebab dan koreksi kelebihan air Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi yanglebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan di ECF(hipervolemia) ma ka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstitial > Edema. Kelebihan cairan volume selalu terjadi sekunder akibat peningkatan kadar Na tubuh totalyang akan menyebabkan terjadinya retensi air.
-Penyebab volume ECF berlebihan : a. Mekanisme pengaturan yang berubah b.Gagal jantung c.Sirosis hati d.Sindrom nefrotik e. Gagal ginjal
-Gejala : a. Distensi vena jugularis b.Peningkatan tekanan yang sentral c.Peningkatan tekanan darah d.Denyut nadi penuh /kuat e.Edema perifer dan periobita f.Asitesis g.Efusi pleura h.Edema paru akut i.Penambahan berat badan secara cepat
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas fisiologis. Indikasi, antara lain: - Kehilangan cairan tubuh akut - Kehilangan darah - Anoreksia - Kelainan saluran cerna Tujuan Tujuan pemberian terapi cairan dijabarkan pada bagan di bawah ini.
Teknik Pemberian Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui rute enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau daerah cubiti. Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki, depan mata kaki dalam atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir dapat dilakukan melalui vena umbilikalis.
Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis, vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau interna yang ujungnya sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.
Penyakit akibat kelebihan cairan Komplikasi 1. Gagal ginjal, akut atau kronik 2. Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung 3. Infark miokard 4. Gagal jantung kongestif 5. Gagal jantung kiri 6. Penyakit katup 7. Takikardi/aritmia Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid plasma rendah, etensi natrium 8. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker 9. Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena 10. Varikose vena 11. Penyakit vaskuler perifer 12. Flebitis kronis
LI. 3 Memahami dan menjelaskan Edema a. Definisi Edema adalah suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstisium secara berlebihan akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe.
b. Jenis Menurut lokasinya, edema dapat dibedakan menjadi :
1. Edema lokal Disebabkan oleh kerusakan kapilar, konstriksi sirkulasi (vena regional)atau sumbatan drainase limfatik. Eksremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe Ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah Muka (facial edema) Asites (cairan dirongga peritoneal) Hidrostoraks (cairan dirongga pleura)
2. Edema Generalisata (edema umum) Pembengkakan yang terjadi di seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh pasien. Disebabkan karena penurunan tekanan osmotic koloid pada hipoproteinemia. Biasanya pada : Gagal jantung Sirosis hepatis Gangguan ekskresi
Selain itu, edema juga dapat dibedakan menjadi : 1. Edema intraseluler Edema yang biasa terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat. 2. Edema ekstraseluler Edema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruanginterstitial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dariinterestitium ke dalam darah.
c. Pathogenesis Generasi cairan interstisial diatur oleh kekuatan dari persamaan Starling. Tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah menyebabkan air cenderung untuk menyaring ke dalam jaringan. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam konsentrasi protein antara plasma darah dan jaringan. Akibatnya tekanan onkotik tingkat yang lebih tinggi protein dalam plasma cenderung untuk menyedot air ke dalam pembuluh darah dari jaringan. Persamaan Starling menyatakan bahwa tingkat kebocoran cairan ditentukan oleh perbedaan antara dua kekuatan dan juga oleh permeabilitas dinding pembuluh air, yang menentukan laju aliran untuk ketidakseimbangan kekuatan yang diberikan. Kebocoran air yang paling terjadi pada venula kapiler atau posting kapiler, yang memiliki dinding semi-permeabel membran yang memungkinkan air untuk lulus lebih bebas daripada protein. (Protein dikatakan tercermin dan efisiensi refleksi diberikan oleh refleksi konstan hingga 1). Jika kesenjangan antara sel-sel dinding pembuluh membuka kemudian permeabilitas terhadap air meningkat pertama, tetapi sebagai peningkatan kesenjangan permeabilitas ukuran protein juga meningkat dengan penurunan koefisien refleksi.Perubahan dalam variabel dalam persamaan Starling dapat berkontribusi untuk pembentukan edema baik oleh peningkatan tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah, penurunan tekanan onkotik dalam pembuluh darah atau peningkatan permeabilitas dinding pembuluh. Yang terakhir ini memiliki dua efek. Hal ini memungkinkan air mengalir lebih bebas dan mengurangi perbedaan tekanan onkotik dengan memungkinkan protein untuk meninggalkan kapal lebih mudah.
d. Gejala klinis
Bengkak, mengkilat, bila ditekan timbul cekungan dan lambat kembali sepertisemula Berat badan naik, penambahan 2% kelebihan ringan, penambahan 5%kelebihan sedang, penambahan 8% kelebihan berat Adanya bendungan vena di leher Pemendekan nafas dan dalam, penyokong darah (pulmonary). Perubahan mendadak pada mental dan abnormalitas tanda saraf, penahanan pernapasan (pada edema cerebral yang berhubungan DKA) Nyeri otot yang berkaitan dengan pembengkakan Peningkatan tekanan vena ( > 11cm O) Efusi pleura Denyut nadi kuat Edema perifer dan periorbita Asites
e. Terapi 1. Memperbaiki penyakit dasar 2. Retriksi asupan Natrium - Retriksi sekunder : pada penyakit sirosis hepatis dan gagal jantung untuk memenuhi volume sirkulasi efektif menjadi normal sehingga perfusi jaringan menjadi baik Pemberian diuretik harus berhati-hati karena berisiko berkurangnya perfusi jaringan. - Retriksi primer : pada penyakit ginjal, akibat obat-obatan tertentu (minoksidil, NSAID, estrogen), refeeding edema tidak ada pengurangan volume sirkulasi efektif dan terjadi ekspansi cairan ekstrasel Pemberian diuretik aman karena tidak mengurangi volume sirkulasi efektif sehingga tidak mengganggu perfusi jaringan. 3. Pemberian diuretik Hal yang harus diperhatikan : Saat yang tepat Risiko yang akan dihadapi Waktu yang dibutuhkan : cepat/ lambat . Indikasi yang tepat pemberian diuretik adalah pada kasus edema paru.
f. Pemeriksaan fisik dan penunjang Pemeriksaan Fisik pada penderita edema antara lain : 1. 1.Bentuk paru paru seperti kodok ; abdomen cembung dan sedikit tegang 2. 2.Variesis di dekat usus 3. 3.Variesis di dekat tungkai bawah 4. 4.Edema timbal karena hipoalbuminemia 5. 5.Perubahan sirkulasi Distensi abdomen 6. 6.Timpani pada puncak asites
g. Komplikasi h. Penyebab Terdapat dua factor penentu terjadinya edema, yaitu: 1. Perubuhan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan cairan intravaskular keluar ke jaringan interstitium 2. Retensi Natrium di Ginjal
Hemodinamik dalam kapiler dipengaruhi oleh: 1. Permeabilitas Kapiler 2. Selisih Tekanan Hidrolik dalam Kapiler & tekanan hidrolik dalam Interstitium 3. Selisih Tekanan Onkotik dalamPlasma & tekanan onkotik dalam Interstitium
i. Jenis cairan
LI. 4 Memahami dan menjelaskan Albumin a. Definisi Albumin adalah protein plasma kecil yang dihasilkan oleh hepar yang bekerja secara osmotic untuk membantu menahan volume intravascular didalam ruang vascular. b. Kompartemen c. Fungsi Memelihara tekanan onkotik. Tekanan onkotik yang ditimbulkan oleh albumin akan memelihara fungsi ginjal dan mengurangi edema pada saluran pencernaan, dan dimanfaatkan dengan metode hemodilusi untuk menangani penderita serangan stroke akut. Mendorong pertumbuhan hormon tiroid Meningkatkan hormon lainnya yang terdapat dalam hati, khususnya yang dapat larut dalam lemak Mendorong asam lemak menuju hati Mendorong obat-obatan dan mempercepat penyerapan dari obat-obatan yang dikonsumsi Mendorong penghasil bilirubin Mengikat ion Ca2+ Sebagai larutan penyangga Sebagai protein radang fasa-akut negatif. Konsentrasi albumin akan menurun sebagai pertanda fasa akut respon kekebalan tubuh setelah terjadi infeksi, namun bukan berarti bahwa tubuh sedang dalam keadaan kekurangan nutrisi.
d. Pathogenesis yang berhubungan dengan edema Penurunan albumin serum (hipoalbuminemia) dapat menimbulkan terjadinya edema karena gerakan air keluar dari ruang vascular dan masuk ke ruang interstitial. Edema terlihat pada malnutrisi protein yang terjadi karena produksi penurunan albumin.
Faktor-faktor yang dapat menurunkan albumin serum Penurunan masukan protein (contohnya malnutrisi protein) Penurunan sintesis hepatic (contohnya sirosis) Kehilangan urine abnormal (contohnya sindrom nefrotik) LI. 5 Memahami dan menjelaskan tekanan koloid osmotic dan tekanan hidrostik Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik adalah gaya yang disebabkan olehdispersi koloid protein protein plasma, tekanan ini ini mendorong pergerakan cairan kedalamkapiler. Tekanan koloid plasma rata rata adalah 25 mmHg.Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan yang bekerja dibagianmluar dinding kapiler oleh cairan interstisium, tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen.
Tekanan Hidrostatik Kapiler (Pc) Tekanan cairan/hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler.Tekanan ini m endorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam cairaninterstisium. Secara rata rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler jaringan adalah 37mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula. Tekanan Koloid Osmotik Kapiler ( c ) Disebut juga tekanan onkotik, yaitu suatu gaya akibat dispersi koloid protein protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan ke dalam kapiler. Plasma punya konsentrasi protein yang lebih besar dan konsentrasi air yanglebih kecil daripada di cairan interstisium.Perbedaan ini menimbulkan efek o smotik yang mendorong air dari daerah dengankonsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan air yang berkonsentrasi rendah )konsentrasi protein lebih tinggi ) dari plasma. Tekanan koloid osmotik plasma rata rata adalah25 mmHg. Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium ( Pi) Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekananini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik cairan interstisiumdianggap 1 mmHg. Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium ( i) Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler dan masuk ke ruanginterstisium dalam keadaan normal akan dikembalikan ke dalam darah melalui sistemlimfe. Tetapi apabila protein plasma bocor secara patologis, protein yang bocor menimbul kan efek osmotik yang akan mendorong perpindahan cairan keluar dari kapiler dan masuk ke cairan interstisium.
Asites
Asites
Sumber : http://www.thirdage.com
DEFINISI Asites adalah pengumpulan cairan di dalam rongga perut. PENYEBAB Asites cenderung terjadi pada penyakit menahun (kronik).
Paling sering terjadi pada sirosis, terutama yang diisebabkan oleh alkoholisme.
Asites juga bisa terjadi pada penyakit non-hati, seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal dan tuberkulosis.
Pada penderita penyakit hati, cairan merembes dari permukaan hati dan usus. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: - hipertensi portal - menurunnya kemampuan pembuluh darah untuk menahan cairan - tertahannya cairan oleh ginjal - perubahan dalam berbagai hormon dan bahan kimia yang mengatur cairan tubuh.
Penyebab asites: 1. Kelainan di hati - Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme - Hepatitis alkoholik tanpa sirosis - Hepatitis menahun - Penyumbatan vena hepatik 2. Kelainan diluar hati - Gagal jantung - Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik - Perikarditis konstriktiva - Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut - Berkurangnya aktivitas tiroid - Peradangan pankreas. GEJALA Jika jumlah cairan yang terkumpul tidak terlalu banyak, biasanya tidak menunjukkan gejala. Jumlah cairan yang sangat banyak bisa menyebabkan pembengkakan perut dan rasa tidak nyaman, juga sesak nafas.
Jumlah cairan yang sangat banyak, menyebabkan perut tegang dan pusar menjadi datar, bahkan terdorong keluar.
Pada beberapa penderita, pergelangan kaki juga membengkak (edema). DIAGNOSA Pada pemeriksaan perkusi perut, akan terdengar suara tumpul (teredam).
USG digunakan untuk mengetahui adanya asites dan menemukan penyebabnya.
Parasintesis diagnostik dilakukan untuk memperoleh contoh cairan yang selanjutnya akan diperiksa di laboratorium.
PENGOBATAN Pengobatan dasar dari asites adalah tirah baring dan diet rendah garam, yang biasanya dikombinasikan dengan obat diuretik supaya cairan yang dibuang melalui ginjal lebih banyak jumlahnya. Yang termasuk obat-obatan diuretik adalah Spironolactone, Furosemide, Amiloride, Metolazone, Mannitol
Jika terjadi sesak nafas atau susah makan, dilakukan parasintesis terapeutik, dimana dimasukkan jarum untuk membuang cairan yang terkumpul. Tetapi cairan cenderung akan terkumpul kembali, jika tidak diberikan obat diuretik.
Sejumlah besar albumin sering ikut terbuang ke dalam cairan perut, sehingga mungkin diperlukan pemberian albumin intravena (melalui pembuluh darah).
Kadang terjadi infeksi dalam cairan asites, terutama pada sirosis alkoholik. Infeksi ini disebut peritonitis bakterialis spontan, diobati dengan antibiotik. Untuk mengobati peritonitis bakterialis ini biasanya digunakan kombinasi antara aminoglikosida (Gentamisin, Neomycin) dan penisilin (Penicillin, Amoxicillin) , menurut penelitian juga sekarang dapat digunakan golongan sefalosporin generasi ketiga (Cefotaxime) dan golongan kuinolon (Ciprofloxacin).
Daftar Pustaka
1. GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAM-BASA Penerbit: balai penerbit FKUI, jakarta ; edisi kedua tahun 2008 ; penulis dr. Hendra Utama, Sp.FK 2. Ganong, WF, ( 2007) , Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21, a b . 3. M. D j a u h a r i Widjajakusumah, Jakarta, EGC.Guyton,Arthur c,dkk.1997. Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta : EGC. 4. http://www.ilmukedokteran.net/Daftar-Masalah-Individu/edema.html 5. KAPITA SELEKTA PATOLOGI KLINIK/ DN. Baron ; alih bahas, Petrus Andrianto, Johannes Gunawan. Edisi4 jakarta : EGC, 1995 6. Murray R.K. et al (2000), Biokimia Harper edisi 25,ab. 7. A.Hartono, Jakarta, EGC.Price, Sylvia Anderson (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit edisi6 ,ab. 8. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.Sherwood, Lauralee (2001), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta, EGC. 9. www.medicinstore.com