KEKURANGAN CAIRAN
Kelompok
: A7
Ketua
Sekertaris
Anggota
: Asri Rahmania
(NPM: 1102014041)
(NPM: 1102014044)
(NPM: 1102014011)
Cakra Karim
(NPM: 1102014060)
Desi Tahari
(NPM: 1102014068)
(NPM:1102014081)
(NPM:1102014112)
(NPM:1102014127)
SKENARIO 1
KEKURANGAN CAIRAN
Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga. Pada
pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir, dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit,
temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan
infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan labolatorium menunjukan : Kadar Natrium : 130 mEq/l
(Normal = 135-147), Kalium : 2,5 mEq/l (Normal =3,5-5,5) dan Chlorida : 95 mEq/l (Normal
=100-106). Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum
sesuai dengan etika islam.
1. Kata Sulit
1. Pingsan
: Hilangnya kesadaran
2. Larutan
: Campuran homogen dari solvent dan solute
3. Cairan
: Sesuatu yang mengalir
4. Infus
: Larutan pengganti cairan tubuh
5. Elektrolit
: Penghantar listrik
6. Etika
: Tata cara
2. Pertanyaan Sementara
1. Apa saja penyebab dehidrasi?
2. Apa saja gejala dehidrasi?
3. Bagaimana proses keluar masuknya cairan dalam tubuh?
4. Apa fungsi cairan tubuh?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kelarutan?
6. Bagaimana mekanisme pergerakan cairan tubuh?
7. Apakah perbedaan cairan dan larutan?
8. Apa saja yang terkandung dalam cairan tubuh?
9. Apa saja gangguan keseimbangan natrium, kalium, dan klorida?
10. Apa saja fungsi natrium, kalium, dan klorida di dalam cairan tubuh?
11. Bagaimana mekanisme pingsan akibat kekurangan cairan?
12. Bagaimana cara penanganan dehidrasi?
13. Bagaimana tata cara minum dalam etika Islam?
14. Apa saja kandungan dari cairan infus?
3. Jawaban
1. Muntah, diare, penggunaan obat diuret, latihan fisik yang berat, panas yang
berlebih, demam
2. Lemas, bibir dan lidah kering, kulit tidak elastis, syok berat, jarang buang air kecil,
urin pekat, mata cekung
3. Masuk: makanan dan minuman ; Keluar: urin dan keringat ; pernapasan
menghirup oksigen bereaksi dengan glukosa menghasilkan air
4. Sebagai pelarut garam mineral, pengatur suhu tubuh, homeostasis, lubrikan organ,
komponen pembentuk sel
5. Konsentrasi solvent dan solute, suhu, volume, tekanan, adanya ion sejenis
6. Penyerapan air dalam usus pembuluh darah ( pada pembuluh kapiler
mengalami filtrasi ke ruang interstisium, masuk ke dalam sel dengan cara difusi )
seluruh tubuh
7. Larutan: solute dan solvent homogen ; cairan: solute dan solvent heterogen
8. Zat elektrolit dan zat non-elektrolit
9. Hiponatremia, hipernatremia, isonatremia, hipokalemia, hiperkalemia
10. Natrium: menjaga keseimbangan elektrolit pada ekstra sel ; kalium: sebagai kation
utama intra sel, berperan dalam sistem saraf
Tubuh rangsangan ke hipothalamus ADH berkurang absorpsi air menurun lemas
pingsan
4. Hipotesis sementara
Cairan tubuh merupakan komponen terbesar dan berperan penting dalam homeostasis
tubuh. Dalam cairan tubuh terkandung zat elektrolit dan non-elektrolit, sehingga jika
mengalami kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan gangguan kesetimbangan tubuh.
Dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.
SASARAN BELAJAR
LI 1 Memahami dan Menjelaskan larutan dan cairan
LO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi larutan dan cairan
LO 1.2 Memahami dan menjelaskan jenis larutan dan cairan
LO 1.3 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan
4
berwujud padat, cair, atau gas. Solut dapat berupa atom, ion, atau molekul yang mengalami
dispersi.
Cairan adalah istilah yang dipakai dalam dunia kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan
tubuh atau sebenarnya lebih tepat didefinisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat
heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya (solut dan solven) yang masih
menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan khususnya
cairan tubuh, biasanya bersifat koloid atau suspensi, dimana ukuran partikel pembentuknya lebih
besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solut (zat terlarut).
Cairan tubuh adalah air dalam tubuh dan zat - zat yang terlarut di dalamnya.
LO 1.2 Memahami dan menjelaskan jenis larutan dan cairan
Klasifikasi
Larutan diklasifikasikan berdasarkan fasa, kejenuhan, dan daya hantar listrik.
1) Berdasarkan Fasa
Dibagi menjadi 9 kelompok:
Solven
Cair
Cair
Cair
Gas
Gas
Gas
Padat
Padat
Padat
Contoh
Air
Aseton
Air
Udara
O2
O2
Cd
Pd
Au
Solute
Cair
Gas
Padat
Cair
Gas
Padat
Cair
Gas
Padat
Contoh
Alkohol
Asetilen
Garam
Minyak wangi
He
Naftalen
Hg
H2
Ag
Campuran
Spiritus
Zat untuk las
Larutan garam
Spray
Gas untuk mengelas
Kamfer
Amalgam gigi
Gas oven
2) Berdasarkan Kejenuhan
Larutan jenuh
Qc = Ksp
a)
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara solute yang terlarut dan
yang tak terlarut. Banyaknya solute yang melarut dalam pelarut yang banyaknya
tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility) zat
itu.
b) Larutan tidak jenuh
Qc < Ksp
Jika jumlah solute yang terlarut kurang dari kelarutannya, maka larutannya disebut
tak jenuh (unsaturated). Larutan tak jenuh lebih encer (kurang pekat) dibandingkan
dengan larutan jenuh.
c)
Qc > Ksp
Jika jumlah solute yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya, maka larutannya
disebut lewat jenuh (supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih pekat daripada
larutan jenuh. Larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan cara membuat larutan
jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Pada cara ini zat terlarut harus mempunyai
kelarutan yang lebih besar dalam pelarut panas daripada dalam pelarut dingin.
3) Berdasarkan Daya Hantar Listrik
Kekuatannya tergantung pada nilai koefisien ionisasi (). Nilai berkisar 0 1.
a) Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada larutan
elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah ion-ion yang terdapat di dalam
larutan tersebut. Pada elektroda negatif (katoda) ion positif menangkap elektron
(terjadi reaksi reduksi), sedangkan pada elektroda positif (anoda) ion negatif
melepaskan elektron (terjadi reaksi oksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion,
maka larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan terionisasi.
Senyawa elektrolit dapat dibedakan menjadi senyawa elektrolit kuat ( = 1) dan
senyawa elektrolit lemah (0 < < 1). Senyawa elektrolit kuat adalah senyawa yang di
dalam air terionisasi sempurna atau mendekati sempurna, sehingga senyawa tersebut
semuanya atau hampir semua berubah menjadi ion. Senyawa yang termasuk senyawa
elektrolit kuat adalah:
a
b
c
b) Non elektrolit
Larutan non elektrolit ( = 0) adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Karena senyawa yang di dalam air tidak terionisasi (tidak terdapat ion),
sehingga partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa
yang terlarut. Kecuali asam atau basa, senyawa kovalen adalah senyawa nonelektrolit,
misalnya: C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.
LO 1.3 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan
Fungsi Cairan
a. Cairan intrasel
Berfungsi menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel.
Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi khusus
antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan
ekstrasel.
b. Cairan ekstrasel
Berfungsi: - penghantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai
ion, trace minerals, dan regulator hormon / molekul);
- pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
LO 1.4 Memahami dan menjelaskan perbedaan larutan dan cairan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama) serta sama ukuran partikelnya, tidak
ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung
antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik
ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair pelarutnya
(solvent) adalah cairan dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut(solute) bisa berwujud
cair, padat, atau gas.
Sedangkan, cairan adalah campuran yang heterogen yaitu antara pelarut dan zat terlarutnya
masih dapat dibedakan. Partikel-partikel pembentuknya solute maupun solventnya masih
menunjukkan sifat dari masing-masing partikel tersebut. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau
partikel- partikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
LO 2.1 Memahami dan menjelaskan kompartemen cairan tubuh
a) Kompartemen Intrasel (intracellular fluid) / CIS
Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan intrasel kurang
lebih 33% BB atau 60% dari jumlah air tubuh total (air yang terdapat dalam tubuh sel).
Kandungan air di intrasel lebih banyak dibanding di ekstrasel dan persentase volume
cairan intrasel pada anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa, karena jumlh sel lebih
sedikit dan ukuran sel lebih kecil. Volume cairan ekstrasel sebesar 24% BB pada rng
8
dewasa. Untuk penggunaan di klinik, umumnya digunakan nilai 40% dari jumlah air
tubuh total.
b) Kompartemen Ekstrasel (extracellular fluid) / CES
Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar tubuh sel. Terdiri dari:
Cairan interstisium atau cairan antar-sel (berada diantara sel-sel).
Cairan intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian
air dari plasma darah.
Cairan trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak
(likuor serebrospinal), bola mata, sendi, dan lain-lain. Jumlah cairan trans-sel
relatif sedikit.
Tabel Persentase Cairan Tubuh Total
Bayi prematur
Bayi dan anak normal
Pra-pubertas
Dewasa
80% BB
70 75% BB
65 70% BB
55 60% BB
Kompartemen
Volume Cairan
(L)
42
28
14
2,8
11,2
Persentase BB
100
67
33
6,6 (20% CES)
26,4 (80% CES)
60
40
20
4
16
Kadar lemak pada wanita umumnya lebih banyak dibandingkan pria, dengakan kadar air
pada pria lebih besar daripada wanita. Makin tua seseorang, biasanya jumlah lemaknya
meningkat sedangkan jumlah airnya makin berkurang.
Pria
59%
61%
55%
52%
Wanita
57%
51%
47%
46%
Perhitungan ini hanya berlaku untuk individu dalam keadaan keseimbangan air tubuh
normal. Untuk orang dewasa obesitas, hasil perhitungan rumus ini dikurangi 10%,
sedangkan orang kurus ditambahkan 10%.
ANION
K+ (3,5-5,5 mEq/L)
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairanelektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan
natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan
kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang
dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam
tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam
menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai
fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut
berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium
(Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui
keringat.
berat molekul substansi, jarak yang ditempuh untuk difusi. Contohnya pembuatan sirup,
teh, dan lain lain.
b) Osmosis, yaitu perpindahan air atau zat pelarut dari konsentrasi zat terlarut yang rendah
ke konsentrasi zat terlarut yang tinggi melalui membran semipermeabel. Osmosis
dikendalikan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik.
c) Transpor aktif, diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif
dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.
Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan
konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K, pompa jantung.
d) Filtrasi, terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas
permukaan membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi
ini disebut tekanan hidrostatik.
Terdapat dua faktor yang diatur untuk mempertahankan keseimbangan cairan di tubuh:
volume CES dan osmolaritas keduanya bergantung pada jumlah relatif NaCl dan H 2O di
tubuh, penyebab mengapa keduanya dikontrol dan mekanismenya sangatlah berbeda:
a) Volume CES harus diatur secara ketat untuk membantu mempertahankan tekanan darah.
Pemeliharaan keseimbangan garam sangat penting dalam regulasi jangka panjang volume
CES.
b) Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk mencegah membengkaknya atau
menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan cairan sangat penting dalam mengatur
osmolaritas CES.
LO 2.4 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh
a) Gangguan Keseimbangan Cairan
Hipovolemia (Deplesi Volume)
Hipovolemia adalah suatu keadaan berkurangnya volume atau jumlah air ekstrasel.
Kondisi ini akan menyebabkan hipoperfusi jaringan. Pada hipovolemia, berkurangnya
air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding. Misalnya hilangnya air dan
natrium melalui saluran cerna seperti muntah dan diare, perdarahan atau melalui pipa
naso-gastrik. Hilangnya air dan natrium juga dapat melalui ginjal (misalnya
penggunaan
diuretik,
diuresis
osmotik,
salt-wasting,
nephropathy,
hipoaldosteronisme), melalui kulit dan saluran napas (misalnya insensible water
losses, keringat, luka bakar), atau melalui sekuestrasi cairan (misalnya pada obstruksi
usus, trauma, fraktur, pankreatitis akut).
Bila terjadi penurunan volume cairan ekstrasel, volume dan tekanan darah akan
berkurang. Hal ini akan menimbulkan rangsangan pada sistem renin-angiotensis
sehingga timbul respon berupa penurunan produksi urin (restriksi pengeluaran cairan),
rangsangan haus diikuti meningkatnya pemasukkan cairan akan meningkatkan volume
cairan ekstrasel.
11
Normovolemia (Euvolemia)
Kondisi ini menjelaskan kadar natrium yang normal disertai peningkatan jumlah air
tubuh. Kondisi ini dijumpai pada beberapa keadaan:
- Sekresi ADH berkurang
Osmolalitas normal, misal pada pemberian infus larutan iso-osmotik yang tidak
mengandung natrium.
- Sekresi ADH meningkat
Osmolalitas rendah pada SIADH, hiperglikemia, dan pemberian mannitol.
Hipervolemia
Hipevolemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan volume cairan ekstrasel
khususnya intravaskular (volume overload) melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan
air melalui ginjal, saluran cerna, kulit. Contoh: edema.
Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel
ke ekstrasel. Perpindahan air ini terjadi akibat peningkatan osmolalitas efektif cairan
ekstrasel. Peningkatan osmolalitas cairan ekstrasel terjadi karena cairan ekstrasel yang
terbuang (ke luar tubuh) bersifat hipotonik; berkurangnya air jauh melebihi
berkurangnya natrium di ekstrasel. Air dari intrasel berpindah ke ekstrasel; hal ini
merupakan bentuk regulasi agar osmolalitas cairan intrasel sama dengan osmolalitas
cairan ekstrasel (homeostasis).
Secara klinik perbedaan antara hipovolemia dan dehidrasi terletak pada kadar natrium
dalam plasma. Pada dehidrasi, dijumpai hipernatremia sedangkan pada hipovolemia
kadar natrium plasma normal. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui
keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan
nefrogenik), atau diuresis osmotik; yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau
gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat pula terjadi pada keadaan masuknya cairan
ekstrasel ke intrasel secara berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan berat,
atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan.
Hipovolemia dan dehidrasi dapat timbul secara bersamaan bila cairan hipotonik
terbuang secara berlebihan hingga menimbulkan gejala hipovolemia berat seperti
hipotensi dan gejala klinik hipernatremia.
12
Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan dengan retensi
bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal.
saja.
Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga menurunkan
konsentrasi kalium darah. Jika pengobatan ini gagal atau jika terjadi gagal ginjal,
mungkin perlu dilakukan dialisa.
d) Hipokalemia
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida)
per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis
kecil, beberapa kali sehari.
Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium.
Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah
sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu. Pada hipokalemia berat, kalium bisa
diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya
dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.
LI 3 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi
LO 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel ke
ekstrasel. Perpindahan air ini terjadi akibat peningkatan osmolalitas efektif cairan ekstrasel.
Peningkatan osmolalitas cairan ekstrasel terjadi karena cairan ekstrasel yang terbuang (ke luar
tubuh) bersifat hipotonik; berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di ekstrasel.
Air dari intrasel berpindah ke ekstrasel; hal ini merupakan bentuk regulasi agar osmolalitas
cairan intrasel sama dengan osmolalitas cairan ekstrasel (homeostasis).
LO 3.2 Memahami dan menjelaskan penyebab dan gejala dehidrasi
a) Penyebab
- Keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diuresis osmotik,
muntah, diare.
- Insufisiensi pemasukkan H2O, seperti yang terjadi pada perjalanan di gurun pasir
atau kesulitan menelan.
- Pengeluaran H2O yang berlebihan, seperti yang dapat terjadi pada berkeringat,
muntah, atau diare berlebihan (meskipun baik H2O maupun zat terlarut keluar selama
keadaan-keadaan ini, H2O relatif lebih banyak hilang sehingga zat terlarut yang
tertinggal menjadi lebih pekat).
- Diabetes insipidus, penyakit yang ditandai oleh defisiensi vasopresin. Vasopresin
(hormon antidiuretik) meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan koligentes
terhadap H2O dan dengan demikian meningkatkan konservasi air dengan mengurangi
pengeluaran air melalui urin. Tanpa vasopresin yang adekuat pada diabetes insipidus,
ginjal tidak dapat menahan H2O karena organ ini tidak dapat mereabsorpsi H2O dari
bagian distal nefron.
15
b) Gejala
Dehidrasi Ringan (3 5%)
- sakit kepala ringan
- denyut jantung meningkat
- wajah memerah
- kulit kering
- volume urin berkuran dan lebih pekat
- mengantuk
Dehidrasi Sedang (6 9%)
- penurunan tekanan darah
- kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, punggung
- kejang
- perut kembung
- gagal jantung
- ubun ubun cekung
- denyut nadi cepat dan lemah
- oliguria (produksi urin <400 mL/hari, merupakan tanda awal gagal jantung)
Dehidrasi Berat (>10%)
- anuria (tidak mampu mengeluarkan urin, bisa karena ada kerusakan pada
glomerulus atau sumbatan di sepanjang saluran kemih)
- kesadaran berkurang
- denyut nadi cepat dan lemah sehingga tidak teraba
- tangan dan kaki dingin dan lembab
- tekanan darah turun drastis
- ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
Gejala
Ringan (3
5%)
2 detik
Sedang (6
9%)
2 4 detik
Berat (>10%)
Sadar
Letargi
Tidak sadar
Normal
Kering
Sangat kering
Meningkat
Sangat meningkat
Laju pernapasan
Sedikit
meningkat
Normal
Meningkat
Tekanan darah
Normal
Denyut nadi
Normal
Normal;
ortostatik
Cepat dan
Meningkat dan
hiperapnea
Menurun
Pengisian
kembali kapiler
Tingkat
kesadaran
Membran
mukosa
Denyut jantung
>4 detik
Sangat
16
lemah
Turgor kulit
Kembali normal
Kembali lambat
Fontanella
Mata
Keluaran urin
Normal
Normal
Menurun
Agak cekung
Cekung
Oliguria
lemah/samar/tidak
teraba
Tidak segera
kembali
Cekung
Sangat cekung
Anuria
Dehidrasi ringan
Yaitu kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5%
b. Dehidrasi sedang
Yaitu kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5-10%
c. Dehidrasi berat
Yaitu kehilangan lebih dari 10% cairan dalam tubuh
LO 3.4 Memahami dan menjelaskan mekanisme dehidrasi
17
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. (Q.S Al-Araf: 31)
18
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithon; Karena Sesungguhnya syaithon itu
adalah musuh yang nyata bagi kalian. (QS. Al Baqarah [2]: 168)
LO 4.2 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam menurut Hadist
19
DAFTAR PUSTAKA
20
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Endang%20Widjajanti%20L.FX,%20M.S.
%20Dr.%20/modul%20kimia%20bag%202.pdf
http://jak-stik.ac.id/materi/MATERI01/ElektroKimia/lecIT-012309B-4-1.doc
Sherwood, Lauralee.2014.Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.Jakarta:EGC.Edisi ke-8
Slide irfan syarif
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135089&val=5645
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41453/4/Chapter%20II.pdf
http://www.spesialis.info/?bagaimana-cara-mengatasi-hipernatremia-%28kadar-natriumdarah-yang-tinggi%29-,190
http://www.spesialis.info/?waspadai-gejala-hiponatremia-%28kadar-natrium-darah-yangrendah%29,196
http://www.spesialis.info/?mengapa-terjadi-hiperkalemia-%28kadar-kalium-darah-yang-tinggi
%29-,185
http://www.spesialis.info/?waspadai-gejala-hipokalemia-%28kadar-kalium-yang-rendahdalam-darah%29,192
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21500/4/Chapter%20II.pdf
http://muslimah.or.id/aqidah/adab-makan-dan-minum.html
http://www.pssplab.com/journal/01.pdf
21