Anda di halaman 1dari 4

LI 5 Rujukan Kesehatan Masyarakat

Salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah


rujukan kesehatan. Apa itu rujukan kesehatan? Rujukan kesehatan dapat disebut
sebagai penyerahan tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan
kesehatan yang lain. Secara lengkap Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo mendefinisikan
sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit
atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau
secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Sederhananya,
sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan
kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.
Bagan sistem rujukan dapat dilihat pada gambar berikut :

Ketimpangan yang sering terjadi di masyarakat awam adalah pemahaman


masyarakat tentang alur ini sangat rendah sehingga sebagian mereka tidak
mendapatkan pelayanan yang sebagaimana mestinya. Masyarakat kebanyakan
cenderung mengakses pelayanan kesehatan terdekat atau mungkin paling murah tanpa
memperdulikan kompetensi institusi ataupun operator yang memberikan pelayanan.
Ini merupakan salah satu akibat tidak berjalannya sistem rujukan kesehatan di
Indonesia.
Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat
atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana
dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan
saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan
tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke
tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung
(pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan
baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian
yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat
menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu
yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan.
Hingga saat ini, pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia masih terus
disempurnakan hingga nantinya dapat mengakses segala kekurangannya dan merubah
kekurangan itu menjadi sebuah kelebihan agar sistem yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik.
Sistem Rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata
proaktif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang
membutuhkannya terutama bagi ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada

dan berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan ibu hamil dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di wilayah mereka berada.
Sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 23 tahun 1972 tentang system rujukan adalah
suatu system penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Tujuan Depkes
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan mekanisme rujukan berjenjang antar
puskesmas dengan RS Dati II, RS Dati I dan RS tingkat pusat dan labkes dalam suatu
system rujukan, sehingga dapat mendukung upaya mengurangi kematian ibu hamil
dan melahirkan dan angka kematian bayi.
Tugas Sistem Rujukan
Memeratakan pelayanan kesehatan melalui system jaringan pelayanan kesehatan
mulai dari Dati II sampai pusat karena keterbatasan sumber daya daerah yang
seyogyanya bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di wilayahnya

Syarat Rujukan
Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab baik yang merujuk maupun yang
menerima rujukan .

Adanya pencatatan tertentu :

Surat rujukan

Kartu Sehat bagi klien yang tidak mampu

Pencatatan yang tepat dan benar

Kartu monitoring rujukan ibu bersalin dan bayi (KMRIBB)

Adanya pengertian timbal balik antar yang merujuk dan yang menerima rujukan

Adanya pengertian tugas tentang system rujuikan

Sifat rujukan horizontal dan vertical (kearah yang lebih mampu dan lengkap).

Jenis Rujukan
o Rujukan medis
-

Rujukan pasien

Rujukan pengetahuan

Rujukan laboratorium atau bahan pemeriksaan

o Rujukan kesehatan
-

Rujukan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan, misalnya :


pengiriman dokter ahli terutama ahli bedah, kebidanan dan kandungan,
penyakit dalam dan dokter anak dari RSU Provinsi ke RSU Kabupaten.

Pengiriman asisten ahli senior ke RS Kabupaten yang belum ada dokter ahli
dalam jangka waktu tertentu.

Pengiriman tenaga kesehatan dari puskesmas RSU Kabupaten ke RS Provinsi.

Alih pengetahuan dan keterampilan di bidang klinik, manajemen dan


pengoperasian peralatan.

o Rujukan manajemen
-

Pengiriman informasi

Obat, biaya, tenaga, peralatan

Permintaan bantuan : survei epidemiologi, mengatasi wabah (KLB)

Alur Rujukan

Manfaat Rujukan
Dari sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan :
1) Membantu penghematan dana karena tidak perlu menyediakan berbagai macam
alat kedokteran pada setiap sarana kesehatan.
2) Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, kemudian terdapat hubungan antara
kerja berbagai sarana kesehatan yang tersedia.
3) Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama aspek perencanaan.
Dari sudut masyarakat sebagai jasa pelayanan :
1) Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama
secara berulang-ulang.
2) Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui
dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.
Dari sudut tenaga kesehatan :
1) Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif,
semangat kerja, ketekunan dan dedikasi.
2) Membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui jalinan kerjasama.
3) Memudahkan/meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan
mempunyai tugas dan kewajiban tertentu

Anda mungkin juga menyukai