Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN INOVASI PENGELOLAAN ASKEP

A. LATAR BELAKANG
Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama
kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia.
Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit
jantung koroner dan kanker di Negara berkembang. Negara yang berkembang juga
menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua per tiga
penderita stroke terjadi di negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta
korban baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12
bulan(WHO, 2010).
Latihan range of moti on (RO M)merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses
rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada
pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat
yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi pasiendan dalam upaya
pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien paska perawatan di rumah
sakit sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis
(2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke dilakukan beberapa
kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. Semakin dini proses rehabilitasi dimulai
maka kemungkinan pasien mengalami defisit kemampuan akan semakin kecil (National
Stroke Association, 2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan pasif
dapat meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai komplikasi.

B. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN


Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
Subjektif:
- Pasien mengatakan sulit menggerakkan ekstremitas bawah dan atas.
- Pasien mengatakan cemas kerena merasakan tremor.
Objektif
- Pasien terlihat tremor
- Kaku
- Kekakuan otot menurun
- Fisik lemah
D. RENCANA IMPLEMENTASI
a. Subjek
Nama : Tn. M
Usia : 52 tahun
No. MR : 78 96 98
Dx medis : Stroke dan Susp Parkinson
Dx keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal
b. Waktu dan Tempat
Rabu, 18 september 2019 di Ruangan Safa RSHD Kota Bengkulu.
c. Prosedur Inovasi
1) Fase pra interaksi
a) Persiapan pasien:
- Mengidentifikasi pasien dan kaji keluhan pasien
- Memastikan pasien dalam posisi nyaman
- Menjelaskan tujuan dan informed consent
b) Persiapan alat dan lingkungan:
- Mempersiapkan alat
- Memastikan cukup cahaya
- Suhu ruangan nyaman
c) Persiapan perawat
- Mencuci tangan
2) Fase kerja
a) Menginformasikan kepada keluarga pentingnya melakukan ROM Pasif pada
Tn.M untuk mencegah kekakuan otot dan sendi pada Tn.M.
b) Mengajarkan keluarga cara melakukan ROM Pasif untuk membantu Tn.M
- Menganjurkan klien untuk terus melatih otot dan sendi secara perlahan
ketika sudah pulang dari RS.
- Ulangi tindakan ini setiap hari
3) Fase terminasi
a) Evaluasi dokumentasi subjektif dan objektif
b) Salam
E. HASIL IMPLEMENTASI
a. Fase pra interaksi
- Pasien teridentifikasi dengan benar
Nama pasien : Tn.M
Umur : 52 tahun
No. MR : 78 96 98
Diagnosa keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
gangguan muskuloskeletal
- Posisi pasien nyaman
- Keluarga pasien dan pasien menyetujui tindakan yang akan diajarkan perawat,
kooperatif dengan tindakan yang akan diajarkan perawat.
b. Fase kerja
1) Keluarga kooperatif
2) Keluarga mampu mengikuti instruksi perawat dengan baik
3) Keluarga dapat mendemonstrasikan ROM Pasif.
c. Fase evaluasi
1) Evaluasi subjektif :
- Pasien mengatakan sudah tidak terlalu kaku
- Pasien mengatakan nyaman
2) Evaluasi objektif :
- Pasien tampak tenang
- Pasien tampak lebih segar

F. RENCANA TINDAK LANJUT


- Perawat menginstruksikan pada keluarga untuk menerapkan intervensi yang
sudah di ajarkan. Akan sangat baik dilakukan untuk mencegah kekakuan otot
dan sendi dan menjaga fleksibilitas otot.
- Koordinasi dengan karu untuk melanjutkan terapi ini secara rutin

Anda mungkin juga menyukai