Anda di halaman 1dari 69

Prinsip dasar dan

Penanganan tumor
Oleh:
Dr. Romy Abdul, Sp.B
Oncos 🡪 massa
atau tumor

ONKOLOGI
=Ilmu kedokteran yang
mempelajari penyakit
akibat tumor

Logos 🡪 ilmu
TUMOR

Arti Luas Arti sempit

Setiap benjolan abnormal pada


tubuh tanpa melihat Neoplasma 🡪 pertumbuhan sel
penyebabnya. atau jaringan baru diluar kendali
Misal: benjolan pada dahi akibat tubuh
benda keras, pembengkakan
akibat infeksi
Prinsip dasar onkologi

1. Epidemiologi tumor
2. Biologi tumor yang terdiri dari:
a. Karsinogenesis
b. Genetik
c. Etiologi kanker atau karsinogen
d. Diagnosis dan stadium kanker
e. Terapi kanker
Epidemiologi Tumor
• Menurut WHO, jumlah penderita bertambah sekitar 7 juta orang/tahun, dan
2/3 diantaranya berada di negara berkembang
• Diperkirakan 26 juta orang akan menderita tumor dan 17 juta meninggal
dunia akibatnya pada tahun 2030 (International Union Against
Cancer/UICC,2009)
• Di Indonesia 🡪 100 penderita baru per 100.000 penduduk/tahun
• Riskesdas 2007 🡪 sekitar 5.7% kematian semua umur disebabkan oleh
kanker/tumor ganas.
• Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5.7%) setelah stroke, TB,
hipertensi, cedera, perinatal dan DM (Riskesdas2007)
Faktor Risiko
Data Riskesdas 2007

1. Merokok (23.7%)
2. Obesitas umum penduduk usia >15 tahun pada laki-laki 13.9% dan
perempuan 23.8%
3. Kurangnya konsumsi buah dan sayur (93.6%)
4. Konsumsi makanan diawetkan (6.3%), makanan berlemak (12.8%), dan
makanan dengan penyedap (77.8%)
5. Kurang aktivitas fisik (48.2%)
Neoplasma
• Berasal dari Bahasa Yunani yaitu neo yang berarti baru dan plasma yang artinya yang
dibentuk.
• Neoplasma (new growth) didefinisikan sebagai pembentukan sel baru yang abnormal,
terus tumbuh secara progresif dan tidak pernah mencapai maturitas, serta mampu
melakukan metastase.
• Menurut Onkologis bernama Willis, neoplasma 🡪 massa abnormal dari jaringan,
dimana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi oleh pertumbuhan
jaringan normal, dan menetap walaupun telah dilakukan penghentian rangsangan
terhadap penyebabnya.
Tumor

Non Neoplasma Neoplasma

Misalnya : kista, radang, Jinak Ganas


hipertrofi (Benigna) (Maligna)

Batas tegas Berkembang secara tidak


Tidak menyusup ke jaringan sekitar (non terkendali
infiltrative)
Infiltratif
Tidak merusak (non destruktif)
Destruktif
Membesar dan menekan jaringan sekitar
(ekspansif) Metastase
Umumnya non metastase
• Neoplasma baik jinak maupun ganas akan bertingkah laku seperti parasite,
yaitu berkompetisi dengan jaringan normal untuk mendapatkan nutrisi dan
suplai yang dibutuhkan, tanpa memandang status gizi hospes.
Karsinogenesis
• Proses pembentukan neoplasma/tumor yang meliputi inisiasi, promosi, dan
progresi.
• Ditandai adanya suatu pertumbuhan abnormal akibat berfungsinya onkogen /
termutasinya gen supresor tumor sehingga tidak berfungsi lagi.
Sifat Sel Kanker
• Bentuknya bermacam-macam
(polymorphi) • Tumbuh terus tanpa batas
• Warnanya lebih gelap • Tidak menjalankan fungsi sel
(hyperchromasi) dan bermacam- normal
macam (polychromasi) • Mengadakan infiltrasi ke sel-sel
• Inti sel relatif besar normal di sekitarnya
• Mitosis bertambah • Mengadakan metastasis kebagian-
bagian tubuh lainnya
• Susunan sel-sel tidak teratur
(anaplastik) • Merusak bentuk dan fungsi organ
Pertumbuhan tumor

In Situ Invasive

Sel-sel ganas muncul dan Sel-sel ganas tumbuh melewati


tumbuh secara eksklusif pada membrane basalis dan
membrane basal menembus stroma
Penyebaran / Metastase
• Metastasis timbul dari penyebaran sel-sel kanker dari primary site dan pembentukan
tumor baru di tempat yang jauh.

• Cara penyebaran secara umum:


• Perkontinuitatum : Pertumbuhan ke sekitarnya
• Secara limfogen : Sel-sel menginfiltrasi saluran limfe → ke kelenjar limfe
regional
• Hematogen : Sel-sel menginfiltrasi kapiler pembuluh darah : ikuti aliran darah
• Transluminal : Dalam dinding saluran nafas, saluran cerna, saluran urine
• Transerosa / trancoelum : Dalam Cav. Thoracis, Cav. Abdominis, Cav. Pelvis
• Iatrogen : Oleh tindakan kita, misalnya masage, operasi dan lain-lain
Faktor Pengaruh Karsinogen

Faktor Endogenik Faktor Eksogenik


• Kondisi imunitas • Lingkungan luar, berkaitan erat
• Konstitusi genetic dengan lingkungan alamiah

• Kadar hormone • Kondisi kehidupan meliputi factor


kimiawi, fisika dan biologis
• Kemampuan reparasi kerusakan
DNA
Karsinogenesis dipengaruhi juga oleh :
• Faktor genetic
• Perubahan yang disebabkan oleh interaksi langsung dari toksin
lingkungan pada sel perubahan genetic yang diturunkan/didapat saat
replikasi DNA dan pembelahan sel.
• Karsinogen kimiawi
• Karsinogen fisik
• Faktor geografik
Ca colon
Karsinogen
Kimiawi

Zat Pemicu
Langsung Tidak Langsung Kanker

Zat yang masuk ke dalam tubuh Zat yang setelah masuk ke dalam
dapat langsung bekerja atas sel tubuh memerlukan aktivasi
tubuh, dapat menginduksi sel melalui kerja enzim oksidase
normal menjadi kanker sehingga menjadi karsinogen
Hubungan karsinogen kimiawi dengan kanker
pada manusia
Karsinogen Definitif Karsinogen Suspek Karsinogen
Potensial
Karsinogen yang telah Berefek transformasi ganas in Menunjukan hasil
dipastikan secara studi vitro, kejadian kanker positif pada sejumlah
epidemiologis, diakui para berkaitan dengan lama eksperimen hewan,
klinisi dan ilmuwan klinis terpaparnya hasil eksperimen bukti manusia belum
bersifat karsinogenik pada pada hewan positif, tidak ada ada
manusia dan hewan bukti studo epidemiologis
Karsinogen Fisik

Radiasi Pengion Sinar Ultraviolet


• Menghasilkan ion dan membentuk • Bersifat karsinogenik bagi kulit
radikal bebas yang sangat aktif dan
merusak struktur molekul normal • Kanker kulit timbul akibat
hingga melukai target biologis (DNA)
terbentuknya pirimidin dimer pada
• Misal: kanker kulit, leukemia, DNA karena sinar ultraviolet
keganasan kelenjar tiroid, kanker paru,
kanker mammae, myeloma, dan
limfoma
Karsinogen Virus
Terdapat lima golongan besar virus DNA yang berkaitan dengan tumor pada manusia :
1. Papovirus
2. Adenovirus
3. Herpesvirus
4. Virus Hepatitis B
5. Poksvirus

Sedangkan virus RNA yang berkaitan dengan tumor pada manusia adalah retrovirus
Hepatitis infection

Pox virus
Prinsip Penatalaksanaan
1. Menegakkan diagnosis klinis ( anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium,
radiologi, histopatologi, sitologi)
2. Menentukan stadium tumor
3. Penentuan status penampilan (Performance status)
4. Perencanaan pengobatan/terapi
5. Pelaksaan terapi
6. Evaluasi
Diagnosis Klinis
Manifestasi setempat Keluhan utama : benjolan atau tumor
Meliputi: lokasi benjolan, gejala yang timbul

Manifestasi sistemik Gejala muncul sejalan dengan berkembangnya tumor


seperti demam, penurunan berat badan, anemia,
asthenia progresif, dan ikterus
Sindrom paraneoplastic Manifestasi klinis tumor ganas selain ditimbulkan oleh
tumor primer atau metastasisnya akibat zat aktif
biologis abnormal.
Dapat terjadi pada kulit dan jar.penunjang, system
saraf, system kardiovaskuler, system endokrin, dan
metabolic, dan gejala hematologik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum: Pemeriksaan local:
• Inspeksi Bertujuan untuk memastikan lokasi
• Palpasi tumor dan hubungannya dengan
jaringan sekitar, kondisi tumor dan
• Perkusi keterlibatan kelenjar limfe regional
• Auskultasi
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan rutin:
• Hematologi
• Urinalisis
• Feses
• Petanda tumor
Pemeriksaan Radiologis
1. Pemeriksaan X-Ray
2. Pemeriksaan USG
3. Pemeriksaan CT Scan, meliputi diagnosis dan diagnosis banding lesi
penempat ruang, penentuan stadium klinis tumor, pedoman dalam tindakan
operatif, penilaian efektifitas dan tindak lanjut pasca terapi
4. Pemeriksaan MRI
Metastase of breast cancer
Metastase of prostat cancer
Metastase of liver

Metastase of spine
MRI of liver cancer
Pemeriksaan Histopatologis
• Pengawetan jaringan agar substansi jaringan tetap seperti keadaan semula
(bentuk maupun lokalisasi zat kimia yang ada dalam jaringan tersebut)
• Mencegah pembusukan jaringan 🡪 fiksasi jaringan dengan stabilisasi
protein (denaturasi tanpa degradasi)
Pemeriksaan Sitopatologi
Meliputi pemeriksaan cairan pleura, cairan ascites, urine, liquor cerebrospinalis,
sikatan/bilasan bronchus, dan biopsy aspirasi jarum halus (BAJAH/FNAB)
BAJAH /FNAB:
• Keuntungan: relative tidak sakit, hasil lebih cepat, murah dan akurasi cukup
tinggi
• Kekurangan: perdarahan terutama pada organ dalam (hepar, prostat), belum
dapat menggantikan pemeriksaan histopatologi
BAJAH /
FNAB
Stadium Tumor
Bermanfaat untuk:
1. Menentukan stadium tumor
2. Menentukan jenis tindakan / terapi
3. Evaluasi hasil terapi
4. Menentukan prognosis
5. Membandingkan hasil suatu terapi dengan jenis terapi lain
Sistem TNM
T = Tumor N = Node (kelenjar) M = Metastase jauh
Tx : tumor primer tidak Nx : kelenjar limfe Mx : metastase tidak
diketahui regional tidak diketahui diketahui
T0 : tidak adanya tumor N0 : tidak ada metastase M0 : tidak ada metastase
primer ke kelanjar limfe regional jauh

T1, T2, T3, T4 : N1, N2, N3 : peningkatan M1 : adanya metastase ke


peningkatan ukuran dan penjalaran ke kelenjar organ yang jauh
lokasi tumor primer limfe regional
Status Penampilan (Performance Status)
menurut ECOG
(Eastern Cooperative Oncology Group)
Grade 0 Masih sepenuhnya aktif tanpa hambatan untuk mengerjakan tugas kerja
dan pekerjaan sehari-hari
Grade 1 Hambatan pada pekerjaan berat,namun masih mampu bekerja kantor ataupun
pekerjaan rumah yang ringan
Grade 2 Hambatan melakukan pekerjaan, hanya bisa mengurus perawatan diri sendiri,
tidak dapat melakukan pekerjaan lain
Grade 3 Hanya mampu melakukan perawatan diri tertentu, > 50% waktunya untuk
tidur
Grade 4 Sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun, hanya dikursi atau tiduran
terus
Jenis terapi ditentukan berdasarkan:

• Jenis histopatologis : carcinoma dan sarcoma


• Stadium tumor: stadium dini dan stadium lanjut
• Operabel atau Inoperable
• Terapi kuratif atau paliatif
Jenis pembedahan tumor :
Terapi Utama /
1. Pembedahan definitive
Definitif 2. Pembedahan preventif atau
profilaksis
OPERATIF
3. Debulking
• Untuk tumor local atau
locoregional yang masih 4. Metastasektomi
operable. 5. Pembedahan kedaruratan
onkologis
6. Pembedahan paliatif
7. Pembedahan rekonstruksi dan
rehabilitasi
OPERASI
DIAGNOSTIK

Aspirasi Biopsi
JarumHalus Jarum Biopsi Biopsi
(fine needle Insisional Eksisional
aspiration) (needle biopsy)
Biopsi insisional

Biopsi eksisional
Operasi Kuratif
• Tujuan : mengangkat tumor secara tuntas (lesi primer dan kelenjar limfe
regional dekatnya) dengan tujuan kuratif

• Standar minimal: tepi potongan secara visual dan patologik tidak tampak
tumor
Operasi Paliatif
• Tujuan : untuk dipadukan dengan radioterapi, kemoterapi dan terapi
kombinasi lainnya, meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi nyeri,
perdarahan maupun mengatasi sesak napas.
Berupa:
1. Eksisi seluruh atau sebagian organ
2. Anastomose drainase 🡪 untuk mengurangi obstruksi
3. Fistulisasi, terutama pada pasien dengan kondisi umum kurang baik
4. Ligasi vaskuler, bertujuan untuk hemostasis
KEMOTERAPI
• Adalah penggunaan zat kimia untuk membunuh sel kanker dengan
mengganggu proses pembelahan sel kanker dengan cara merusak DNA atau
produk proteinnya.

• Hampir selalu digunakan sebagai terapi sistemik, kecuali pada “Isolated Limb
Perfusion”
Tujuan Kemoterapi

Kuratif Kontrol Paliatif

Menghambat pertumbuhan sel Mengurangi gejala dan


kanker keluhan
Menghambat penyebaran Memperbaiki kualitas hidup
Meningkatkan kualitas hidup Mengatasi komplikasi yang
terjadi
KEMOTERAPI
Syarat pemberian kemoterapi:
1. Obat harus aktif pada pemberian : tunggal atau kombinasi
2. Mempunyai cara kerja yang berbeda pada fase yang berbeda
3. Tidak mempunyai efek samping / toksisitas yang sama
4. Dosis yang dipakai sedapat mungkin dengan dosis terapeutik
KEMOTERAPI
Pemilihan regimen kemoterapi tergantung pada:
1. Jenis kanker (diagnosis histopatologis)
2. Stadium kanker
3. Umur penderita
4. Ada tidaknya penyakit komorbiditas (penyerta) yang serius
5. Jenis kemoterapi yang pernah diberikan sebelumnya
Golongan Obat Kemoterapi
Alkilator Efek sitotoksik melalui pembentukan ikatan silang antara molekul DNA
dan protein 🡪 struktur sel rusak dan sel menjadi mati
Contoh: siklofosfamid, tiotepa(TSPA) dari golongan etilenimina, mileran
dari golongan alkil sulfonate, karmustib (BCNU) golongan nitrosourea,
antitumor golongan logam seperti cisplatin (PPD), karboplatin,
oksiliplatin, dakarbazin (DTIC), dan temozelamid
Antimetabolit Terutama mengganggu metabolism asam nukleat dengan mempengaruhi
sintesis DNA, RNA dan makromolekul protein.
Contoh: metotreksat (MTX), hidrosiurea(HU), sitarabin (Ara-C)
Gol. Antibiotik Dengan cara masuk ke pasangan basa di dekat rantai ganda DNA 🡪
mengganggu transkripsi DNA dan produksi mRNA
Contoh: aktinomisin D (Act-D), daunorubism, adrimisin (ADR),
epirubisin, pirarubism (THP), idarubisin, mitoksantron
Golongan Obat Kemoterapi
Inhibitor Menghambat sintesis dan polimerisasi mikrotubul 🡪 mitosis berhenti
protein pada fase metaphase dan replikasi sel terganggu.
mikrotubuli Contoh: Vinblastin (VLB), vinkristin (VCR), vindesin (VDS), navelbin

Inhibitor Menghambat topoisomerase I, menghambat pertautan kembali rantai


topoisomerase ganda setelah saling berpisah saat replikasi DNA
Contoh: Camptotheca acuminate, irinotecan dan topotekan
Gol hormon Antiestrogen (tamoksifen, taromifen)
Anti androgen (flutamide)

Gol. Target Memiliki efek spesifik, tidak menimbulkan depresi sumsum tulang dan
molekuler reaksi GI menonjol.
Gleevac (Imatinib) untuk terapi leukemia, transtuzumab (Herceptin)
untuk terapi karsinoma mammae
RADIOTERAPI
Karakteristik radioterapi:
1. Suatu cara terapi local, tumor peka radiasi dapat disembuhkan
2. Radioterapi regular memiliki efek toksik yang membatasi dosisnya
3. Indikasi luas, efektivitas jelas, luas digunakan dalam terapi kombinasi
RADIOTERAPI

Indikasi kuratif Indikasi paliatif


Untuk menghilangkan lesi primer Pada kasus stadium lanjut untuk
tumor dan metastasisnya. menghambat pertumbuhan tumor,
mengurangi penderitaan, memperpanjang
Tumor yang secara klinis dapat usia dan meningkatkan kualitas hidup.
disembuhkan misalnya kanker kulit,
Misal: untuk hemostasis, analgesia,
kanker nasofaring, kanker laring
memacu perbaikan bahkan penyembuhan
ulkus
Kontraindikasi Radioterapi

1. Tumor stadium lanjut yang menimbulkan anemia berat


2. Infiltrasi tumor telah menimbulkan komplikasi berat, misalnya fistula
kanker esophagus, kanker telinga tengah menembus atap timpani, kanker
paru disertai efusi pleura massif.
3. Profil darah tepi terlalu rendah (missal leukosit < 3x109/L, Hb < 6 g/L,
trombosit < 80x109/L.
Kontraindikasi Radioterapi
4. Pasien dengan tuberculosis paru berat, penyakit jantung, ginjal atau lainnya
yang membuat pasien dapat setiap waktu mengalami krisis, dan radioterapi
kemungkinan dapat memperparah hingga membawa kematian.
5. Jaringan organ yang pernah mendapat radioterapi kuratif dan sudah
menampakkan rudipaksa radiasi umumnya tidak boleh mendapatkan
radioterapi.
Terapi Hormonal
• Diberikan untuk tumor yang menyebar luas dan bersifat hormonal
dependent
Terapi Tambahan
• Adjuvan Operatif
• Adjuvan kemoterapi
• Adjuvan radioterapi
• Adjuvan hormonal terapi
Terapi tambahan lain

Fraktur Reposisi – fiksasi - imobilisasi


Obstruksi Usus 🡪 reseksi usus atau bypass
Trachea 🡪 tracheostomy
Urethra 🡪 dauer catheter atau cystostomi
Infeksi Antibiotika
Nyeri Analgetika, narkotika, hypnose, akupuntur,
manipulasi saraf
Terapi Bantuan
1. Nutrisi : untuk memperbaiki fisik penderita
2. Transfusi untuk koreksi anemia
3. Fisioterapi : memperbaiki fisik penderita
4. Psikoterapi : untuk menguatkan mental penderita
Daftar Pustaka
• Sjamsuhidajat, dan Wim de Jong. Neoplasia dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997.p.176-203.
• Sampepajung, Daniel. Kuliah Onkologi Umum. Makassar: Subdivisi Bedah Tumor Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2009.
• Riansuwan, Woramin. Principal of Surgical Oncology. Principal of Surgical Oncology. India: Division of General Surgery Departemeny of Surgery Faculty of
Medicine Siririraj Hospital.2010.
• Desen, Wan. Introduksi Bedah Tumor dalam Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008.p.130- 139.
• Wrightson, Wiliiam R. Chapter 8 Surgical Oncology dalam Current Concepts in General Surgery: A Resident Review. USA: Landes Bioscience. 2006; p.64-66.
• Scnwartz, Seymour, et al. Chapter 9 Oncology dalam Principle of Surgery. USA: McGraw-Hill Professional. 1997;p.76-81.
• Cassidy, Jim, et al. Epidemiology, Aetiology, Diagnosis, dan Treatment of Cancer dalam Oxford Handbook of Oncology. New York: Oxford University Press.
2002.p.2-181.
• Dosen Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Siklus Sel dan Meiosis. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2011;1-10.
• Liptak, Julius M. The Principles of Surgical Oncology. Australia: Departement of Companion Animal Medicine and Surgery The University of Queensland.
1997;1-10.
• 10.Bernstam, Funda Meric dan Raphael E. Pollock. Oncology dalam Schwartz’s Manual of Surgery Eighth Edition. USA: McGraw-HILL. 2006.p.183-202.
• 11.World Health Organization (WHO). Neoplasm dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision.
Geneva: WHO. 2011;101-123.
• 12.Sampepajung, Daniel. Kuliah Dasar-Dasar Terapi Bedah Onkologi. Makassar: Subdivisi Bedah Tumor Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. 2009.
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai