Anda di halaman 1dari 6

Dari buku Biografi yang dikeluarkan Ponpes Darul Hadits, Habib Abdul Qodir Bilfaqih

disebut Maha guru Ustadzil Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih Al-Alawy R.A.
Ia dilahirkan disebuah kota yang terkenal dengan julukan “Kota Ilmu dan Kota Auliya”
yakni Tariem Hadromaut Yaman Selatan. Beliau R.A pada hari Selasa tanggal 15
Shafar 1316 H.
Bersamaan dengan malam kelahiran Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-
Alawy R.A, ada seorang ulama yang besar yang bernama Al-Habibul Imam Syaikhon
Bin Hasyim As-Seggaf R.A bermimpi bertemu Sulthoniil Auliya’ Asy-Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani R.A menitipkan Kitab Suci Al-Qur’anul Karim kepada Imam Syaikhon
Bin Hasyim agar diberikan kepada Habibul imam Akhmad bin Muhammad Bilfaqih
R.A, yang merupakan ayahhanda Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-
Alawy R.A.
Setelah diceritakan perihal mimpi tersebut Al-Habibul Imam Akhmad Bin
Muhammad R.A berkata: “Alhamdulillah tadi malam aku dianugrahi oleh Allah SWT
seorang putra. Dan itulah isyaroh ta’wil mimpimu bertemu dengan Asy-Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani R.A yang menitipkan Al-Qur’anul Karim agar disampaikan kepadaku.
Oleh karen itu, putraku ini akan kuberi nama Abdul Qodir dengan harapan, Allah
SWT memberikan nama maqom dan wilayahnya sebagai mana Asy-Syekh Abdul
Qodir Jaelani R.A”.
Masa Pendidikan Habib Abdul Qodir Bilfaqih
Pendidikan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih diawali dari kota kelahirannya
yaitu kota Tariem Hadromaut. Pendidikannya dimulai dari Ibtida’iyah, Tsanawiyah,
Aliyah, sampai kuliah tinggi dari ulama-ulama besar dari berbagai fakultas ilmu
agama.
Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam memperdalam ilmu-ilmu tersebut
bukan hanya di sekitar kota Tariem saja, melainkan sampai kota-kota lain seperti kota
Sewun Hadramaut, Mekkahtul Mukarromah, Madinah, Munawaroh, Kairo Mesir,
Afrika Barat, dan sebagainya.
Selama menuntut ilmu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dikenal sebagai
murid yang cerdas dan tangkas dalam pelajaran. Juga dikenal sebagai seorang murid
teladan yang penuh yang penuh kesungguhan, ketekunan, dan keuletan dalam
belajar.
Disamping itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, dikenal sebagai seorang
murid yang amat mengagungkan mahaguru-mahagurunya dan menaruh rasa
hormat kepada mereka meskipun Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih terkenal
sebagai pakar dalam berbagai banyak bidang ilmu agama.
Bukti kegigihan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam menambah ilmunya,
sering mendatangi mahaguru-mahaguru dalam rangka menambah hasanah ilmu
pengetahuannya. Sehingga salah seorang maha gurunya pernah berkata:
“Bangsa Bilfaqih dalam bidang fiqihnya bagaikan Imam Adzroi dan dalam bidang
Tasawuf serta adabnya laksana lautan tak bertepi.”
Pernah pula salah seorang maha guru Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih yang
bernama Al-Habib Al-Imam Akhmad bin Hasan Al-Aththos R.A di depan rumahnya
berkata: “Aku mencium aroma ilmu yang harum nan murni dari rumah ini”.
Perjuangan Habib Abdul Qodir Bilfaqih
Pada tahun 1331 H/1921 M, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih lulus mendapat
ijazah dan berhak memberikan fatwa agama, antara lain bidang hukum, dakwah,
pendidikan, dan sosial. Dengan sabar dan penuh keikhlasan Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih memberi fatwa-fatwa agama.
Ditengah kobaran semangat dan kegigihannya dalam berda’wah dan berjuang,
beliau R.A mendapat tugas yang suci dari Baginda Rasulullah SAW melalui dengan
isyarah agar terus melanjutkan kegiatan dakwah, tidak hanya di dalam kota Tariem
melainkan harus meninggalkan kota Tariem kota kelahiran Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih.
Perjalanan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih tentu bukan perjalanan yang
tanpa makna melainkan perjalanan mulia dan suci demi menyiarkan agama dakwah
Islamiyah. Kapan dan dimana saja Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih berada
selalu berdakwah.
Sehingga disetiap tempat yang Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih singgahi,
selalu meninngalkan kesan mulia. Bahkan tidak sedikit pula kemudian hari muncul
kader-kader agama yang tangguh berkat didikan Habib Abdul Qodir bin Akhmad
Bilfaqih.
Hal diatas sebagai wujud nyata kecintaan dan kepatuhan Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih, baik terhadap baginda rasul maupun kepada mahagurunya meski
harus meninggalkan sanak famili dan kampung halaman tercinta.
Sabelum meninggalkan kota Tariem, beliau R.A sempat pula mendirikan “Jam’iyah
Al-Ukhuwwah Wal Mua’awwanah dan Jam’iyah An-Nashr Wal Fadholi”. Habib Abdul
Qodir bin Akhmad Bilfaqih juga menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah haji
dan berziarah ke Makam Suci Baginda Nabi Muhammad SAW.
Setelah itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih melanjutkan perjalanan menuju
Aden dan selanjutnya berturut-turut menuju Pakistan, India, Malaysia, Singapore, dan
terakhir menuju Indonesia.
Dalam menuju negara-negara tersebut diatas beliau selalu membina umat, baik
secara umum maupun secara khusus dalam lembaga-lembaga pendidikan dan
majelis ta’lim.
Disinilah terlihat kecintaan dan kepatuhan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih
R.A baik terhadap Baginda Nabi Besar Muhammad SAW maupun terhadap maha
gurunya meski harus meninggalkan kota yang Habib Abdul Qodir bin Akhmad
Bilfaqih cintai karena melaksanakan dan mengemban tugas yang suci.
Setiba di Indonesia, tepatnya kota Surabaya, pada tahun 1338 H/1919 M, Habib
Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih langsung diangkat sebagai Direktur Madrasah Al-
Khoiriyah. Pada tahun 1358 H/1938 M di kota Solo Habib Abdul Qodir bin Akhmad
Bilfaqih mendirikan Lembaga Pendidikan Madrasah Ar-Robithoh.
Tetapi sebelum mendirikan Madrasah tersebut pada tahun 1351 H/1931 M, Habib
Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya,
sekaligus berziarah ke Makam Suci Baginda Rasulullah SAW.
Pada Kesempatan itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih mempergunakan
waktunya untuk saling memanfaatkan ilmu dengan para tokoh ulama disekitar kota
Mekkah dan Madinah.
Begitu tinggi dan besar tekad Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam
menyebarkan ajaran Allah SWT. Dan Baginda Rasulullah SAW, dengan tidak henti-
hentinya berdakwah dan mengajarkan ilmu agama, seperti yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW.
Dalam memperlancar dakwah Islamiyah dan pengajaran ilmu agama, Habib Abdul
Qodir bin Akhmad Bilfaqih, pada tanggal 12 Februari 1945 (enam bulan sebelum
Proklamasi Kemerdekaan RI) mendirikan “Lembaga Pesantren Darul Hadist Al-
Faqihiyah” dan “Peguruan Tinggi Atas” di Malang, Jawa Timur, yang terus
berkembang sampai sekarang.
Hal ini membuktikan betapa tinggi dedikasi Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih
dalam menyiarkan ajaran Allah SWT dan Rasulnya serta sebagai wujud nyata peran
aktif dalam memajukan dan mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya, umat
islam pada khususnya.
Dengan demikian nyata kiranya, bahwa Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih juga
ikut andil dalam mengusir penjajah, baik Belanda maupun Jepang.
Ketinggian ilmu dan kepakaran beliau R.A dalam bidang agama tidak dapat
diasingkan lagi. Semua kalangan, baik masyarakat umum maupun pejabat
mengetahui hal itu.
Maka pada tahun 1330 H/1960 M Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Malang mengangkat
Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih sebagai dosen matakuliah tafsir.
Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1331 H/1961 M, Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih diangkat sebagai Advisur Menteri penghubungan Alim Ulama
Indonesia.
Dari jerih payah yang penuh tanggung jawab dan keikhlasan dalam mendidik dan
mengasuh santri-santri, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih telah berhasil
banyak mendirikan Pesantren dan Majlis-majlis Ilmu di banyak daerah di Indonesia.
Murid-murid Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih menyebar di banyak daerah di
Indonesia. Seperti, Ustadz Ahmad Al-Habsy, pengasuh pesantren Ar-Riyadh di
Palembang, Sumatra Selatan.
Ustadz Al-Habib Muhammad Ba’addud (alm), pengasuh pesantren Darul Nasyi’in
Lawang, Malang, Jawa Timur, Al-Habib Syekh Bin Ali Al-Jufri, Pimpinan Yayasan Al-
Khoirot Jakarta Timur, KH Alawy Muhammad, pengasuh pesantren At-Thoroqi
Sampang, Madura, dan banyak tokoh lainnya.
Alhasil berkat didikan dan gemblengan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih,
murid-muridnya menjadi pelopor umat dalam meneruskan pejuangan suci
menegakkan agama Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW.
Keteladanan Habib Abdul Qodir Bilfaqih
Telah digariskan dalam syariat agama, bahwa tidaklah dinamakan mengagungkan
ilmu apabila tidak memulyakan ahli ilmu.hal ini benar-benar disemayamkan dalam
lubuk hati Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih.
Pernah pada suatu ketika disaat menuntut ilmu pada salah seorang maha gurunya,
beliau ditegur dan diperingatkan, padahal Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih
dipihak yang benar.
Setelah gurunya memahami dan mengetahui kalau muridnya benar, maka gurunya
meminta maaf. Namun Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih berkata:
“Meskipun saya benar andaikan paduka memukul mukaku dengan sepasang sandal
paduka, tak ada rasa tidak menerima sedikitpun”.
Itulah salah satu contoh keteladanan yang tinggi bagaimana seharusnya seorang
murid bersopan santun kepada gurunya. Contoh keteladanan budi pekerti yang
patut kita ambil intisari dan hikmahnya sebagai pelajaran untuk diikuti.
Sebab inilah yang terpenting di dalam menelaah manaqib orang-orang besar seperti
Yang Mulia Maha Guru Samahatil Ustadzil Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul
Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy R.A.
Kenyataan di atas sejalan dengan kata mutiara Sayyidunal Imam Ali bin Abi Tholib
Karromallohu Wajhah Wa’alaihis Salam Warodiallohu ‘anhu : “Aku adalah budak
sahaya dari seorang yang pernah mengajarku meski hanya satu huruf “.
Keistimewaan Habib Abdul Qodir Bilfaqih
Keistimewaan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih sungguh tak dapat dihitung
banyaknya dan sangatlah panjang untuk diuraikan. Namun demikian, skelumit
diuraikan sebagian dari keistimewaan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih yakni
sebagi berikut:
Pertama, Ketekunan dan keuletan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam
menuntut ilmu agam tanpa mengenal lelah tempat dan waktu. Sungguh sulit dicari
tandingannya. Cinta Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih terhadap ilmu teramat
dalam dan telah menyatu dalam lubuk hatinya.
Kedua, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih bukan hanya ahli dan menguasai
ilmu syariat saja, melainkan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih ahli dan
menguasai bidang thariqah.
Begitu pula dengan bidang haqiqat dan ma’rifat, Habib Abdul Qodir bin Akhmad
Bilfaqih ahli dalam menguasainya, sehingga Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih
terkenal dengan sebutan “Syaikhusy Syariah Wat Thoriqoh Wal Haqiqat”.
Ketiga, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, ahli dalam ilmu Alat, Nahwu, Shorof,
Ma’ani, Bayan, Badi, Mantiq, dan sebangsanya, serta ahli dalam ilmu kalam. Dalam
bidang hadist Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih benar-benar menguasainya,
baik dalm hal riwayat maupun dalam diroyah. Beliau R.A Hafal Jutaan Hadist Nabi
Besar Muhammad SAW.
Disamping itu, Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih, banyak mendapatkan Al-
Hadist Al-Musassal, yakni hadits riwayat langsung dari Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih, hingga tersambung isnadnya kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW.
Misalnya, saat Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih berkunjung ke beberapa
ulama di Saudi Arabia bersamaan dengan ibadah haji kedua, Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih saling bertukar isnad dengan Al-Allamah As-Sayyid Alwy bin Abbas
Al-Maliky R.A.
Penguasaan Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih dalam bidang hadits dan ilmu
hadist diwariskan langsung dan khusus kepada putra tunggal Habib Abdul Qodir bin
Akhmad Bilfaqih yaitu maha guru Al-Ustadzil Imam Al-Hafidz Al-Qutub Prof Dr Al-
Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih Alawy R.A.
Demikianlah ringkasan biografi maha guru Al-Ustadzul Imam Al-habr Al-Qutub Al-
Washil Al Mushil Al-Qutbul kabir An-Nihrir Hamilus Sunnah Wa Qomiul Bid’ah
Syaikhis-Syariah Wat-Thoriqoh Wal Haqiqoh Al-Mursyidul Kamil Sayyiduna
Wamaulana Al-Habib Abdul Qodir bin Al-Habibul Imam Al-Allamah Ahmad Bin
Muhammad Bilfaqih Al-Alawy al-Husainy R.A.
Sang penerus keluhuran pelita agama dan penerus Sayyidul Anbiya’ Wal Mursalin
Muhammad SAW. Perjalanan hidup Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih adalah
perjalanan suci.
Saat berpulang bagi seluruh makhluq adalah telah menjadi ketetapannya. Saat
berpindah dari alam ini sudah digariskan tanpa ada sesuatu apapun yang dapat
merubah dan menunda. Itulah kebesaran dan kekuasaannya yang Azaly.
Pada tanggal 21 bulan Jumadil Akhir Tahun 1382 H atau Tanggal 19 November 1962
M menghadaplah ruh suci Al-Ustadzul Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul
Qodir Bin Ahmad Bilfaqih Al Alawy R.A keharibaan Rabbul ‘Alamin dalam usia 62
tahun.
Bagi Al-Ustadzul Imam Al-Habr R.A bertemu Allah SWT adalah dambaan besar dari
lubuk hati yang penuh bejan cinta dan rindu akan Allah SWT dan Rasulnya SAW.
Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih kala itu pada saat-saat terakhir sempat
berkata kepada putra tunggalnya.
“……Lihatlah wahai anakku, ini kakekmu Muhammad SAW datang, dan ini Ibumu
Sayyidatuna Fatimah datang …..”
Ribuan umat berdatangan guna menyampaikan rasa duka cita dan penghormatan
terakhir yang sedalam-dalamnya kepangkuan maha guru dan Bapak Umat. Jenazah
suci terlebih dahulu disemayankan di Masjid Jami’ Malang untuk memberi
kesempatan kepada hadirin untuk shalat jenazah. selanjutnya di makamkan di
Pemakaman Kasin Kota Malang, Jawa Timur. (*)

Anda mungkin juga menyukai