Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU I’JAZUL QUR’AN (MUKJIZAT)

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pembimbing : Nurul Fadhilah, S.Pd.I,S.Ag,M.T rans,Inter

Disusun Oleh :

1. Salsabila Ameera (220203071)


2. Nisa Fitri Alifa (220203083)
3. Feri Ramadhan Azhari (220203065)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR - RANIRY
BANDA ACEH
2022

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mu’jizat & I’jazul Qur’an

Secara bahasa mukjizat atau ijaz berasal dari bahasa arab a’jaza - yu’jiyu -
I’jaz yang mempunyai arti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau
ism fâ’il (yang melemahkan) disebut mu’jiz. Tambahan ta’ marbûthah diakhir kata
sehingga menjadi mu’jizah menunjukkan mubâlaghah (superlatif) artinya yang sangat
melemahkan.1 Dengan demikian, Al-Qur’an sebagai mu’jizat bermakna bahwa Al-
Qur’an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tantangan menciptakan karya
yang serupa dengannya.2

Secara istilah pengertian kemukjizatan Al-Qur’an dikemukakan oleh beberapa


ulama sebagai berikut:

1. Manna Khalil Al Qattan


Menurutnya mukjizat adalah suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,
disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi. Kemukjizatan juga
mempunyai arti menampakan kebenaran Nabi Muhammad SAW. sebagai utusan
Allah SWT. dalam memperoleh pengakuan orang lain dengan menampakkan
kelemahan orang-orang arab untuk menandingi mukjizat yang abadi yaitu Al-Qur’an.3

2.    Ali Asy Shabuniy


Kemukjizatan adalah menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok
maupun individu untuk menandingi hal yang serupa dengannya, maka mukjizat
merupakan bukti yang datang dari Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah
SAW untuk memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabiaannya.
3.      Muhammad Bakar Ismail

1
Yuniar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing: 2014), hlm. 239
2
H. Muh. Quraish Syihab dkk, Sejarah & Ulum Al qur‘an ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999 ) hlm. 106
3
Manna Khalil Al Qattan, Study Ilmu-ilmu Al-Quran (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul Qur’an), (Jakarta:
Pustaka Litera Antar Nusa, 2004), hlm. 371
Mukjizat adalah perkara luar biasa yang disertai dan diikuti tantangan yang
diberikan oleh Allah swt kepada nabi-nabi-Nya sebagai hujjah dan bukti yang kuat
atas misi dan kebenaran terhadap apa yang diembannya yang bersumber dari Allah
SWT.
Dari beberapa pengertian para ulama di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
mukjizat adalah perkara luar biasa yang menampakkan kebenaran untuk melemahkan
manusia baik secara kelompok maupun individu yang diberikan kepada utusan Allah
agar mendapatkan kebenaran misi kerasulan yang di bawanya.4

B. Segi – segi kemukjizatannya Al Qur’an


Kemukjizatan Al-Qur’an bisa dilihat dari berbagai segi atau aspek
diantaranya sebagai berikut:
1. Mukjizat Al-Qur’an dari Segi Bahasa dan Redaksinya (i’jaz lughowi)
Allah tentu mempunyai maksud tersendiri mengapa Al-Qur’an diturunkan
dalam bahas arab yang jelas dan terang kepada Nabi Muhammad SAW, tidak
menggunakan bahasa Indonesia, bahasa inggris dan lain sebagainya. Hal tersebut
dikarenakan bahasa arab mempunyai banyak keistimewaan, yaitu sebagai berikut:
a. Bahasa Arab umumnya mempunyai akar kata tiga huruf mati seperti qâla
dari qaf-waw-lam, kalâm dari kaf-lam-mim, dan kitâb dari kaf- ta’- ba’.
b. Bunyi sangat menentukan dalam bahasa Arab.
c. Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya kosa kata dan sinonimnya.
d. Bahasa Arab juga memiliki tata bahasa yang rinci dan detail.
Mukjizat Al-Qur'an dari segi bahasa dapat dilihat dari susunan kata dan
kalimatnya, ketelitian dan keseimbangan redaksinya. Dalam hal susunan kata dan
kalimatnya dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini:
1) Nada dan langgam Al-Qur’an
Ayat-ayat alqur’an bukanlah syair atau puisi tetapi kalau kita dengar akan
nampak keunikan dalam irama dan ritmenya. Hal ini disebabkan oleh huruf dari
kata-kata yang dipilih melahirkan keserasian bunyi dan kemudian kumpulan kata-
kata itu melahirkan pula keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat-ayatnya 
2) Singkat dan padat

4
Dr. Usman, M.Ag, ulumul qur’an hlm.287
Dalam Al-Qur’an banyak kita jumpai ayat-ayatnya singkat tetapi padat
artinya, sehingga menyababkan berbagai macam pemahaman dari setiap mereka
yang membacanya. Contohnya Surat Al-Baqarah ayat 212:

‫ب‬
ٍ ‫سا‬ ُ ‫ َوهَّللا ُ يَ ْر ُز‬...
َ ‫ق َمنْ يَشَا ُء ِب َغ ْي ِر ِح‬
Artinya : “...Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-
Nya tanpa batas.”
Ayat ini dapat mencakup makna :
1. Allah berhak memberikan rezki kepada siapa saja yang dikehendaki tanpa
berhak dipertanyakan.
2. Allah bisa saja memberikan rezki kepada siapa saja tanpa
memperhitungkannya.
3. Allah memberi rezki kepada seseorang tanpa diduga-duga oleh yang
bersangkutan.
4. Allah bisa saja memberi rezki kepada seseorang  tanpa menghitung detail
amalnya.
5. Allah bisa saja memberi rezki kepada seseorang dengan jumlah yang banyak
sehingga yang bersangkutan tidak mampu menghitungnya.
3) Memuaskan akal dan jiwa
Bagi orang awam, ayat Al-Qur an mungkin terasa biasa, tetapi bagi para
filosof dengan ayat yang sama akan melahirkan pemahaman yang luar biasa. Contoh
Surah Al-Baqarah ayat 183:
ِّ ‫َيا َأ ُّي َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ُكتِ َب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
َ‫صيَا ُم َك َما ُكتِ َب َعلَى الَّ ِذينَ ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Perintah ayat di atas adalah bukan “Tuhan mewajibkan atas kamu berpuasa”
tetapi “diwajibkan atas kamu berpuasa”. Ini untuk mengisyaratkan bahwa manusia
sendiri yang kena mewajibkan pada dirinya untuk berpuasa jika ia mengetahui
betapa besar manfaat yang ia dapatkan dari ibadah puasa.
4) Keindahan dan ketepatan maknanya
Untuk memahami hal ini, terdapat dua contoh ayat al-Qur’an dalam surat
Az-Zumar : 71 dan 73 :
)۷۱(... ‫َأ ْب َوابُ َها‬  ْ‫فُتِ َحت‬ ‫ق الَّ ِذينَ َكفَ ُروا ِإلَى َج َهنَّ َم ُز َم ًرا َحتَّى ِإ َذا َجا ُءوهَا‬
َ ‫سي‬
ِ ‫ َو‬         
Artinya : “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-
rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-
pintunya.”
)۷۳(... ‫َأ ْب َوابُ َها‬  ْ‫ َوفُتِ َحت‬ ‫ق الَّ ِذينَ اتَّقَ ْوا َربَّ ُه ْم ِإلَى ا ْل َجنَّ ِة ُز َم ًرا َحتَّى ِإ َذا َجا ُءوهَا‬
َ ‫سي‬
ِ ‫ َو‬     
Artinya”Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam
syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke
syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka.”

Dalam ayat yang disebutkan di atas, telihat perbedaan yaitu, pada ayat yang
berbicara tentang penghuni surga terdapat kata  ْ‫فُتِ َحت‬ sedangkan, pada ayat yang
berbicara tentang penghuni neraka terdapat kata yang sama namun tidak
menggunakan huruf waw. Huruf waw memiliki peran penting sehingga makna yang
dapat kita pahami adalah jika anda menghantarkan seorang penjahat kepintu tahanan,
maka pintu tersebut baru terbuka ketika diketuk dari luar. Berbeda dengan jika anda
menghantarkan seseorang yang ditunggu kehadirannya, maka untuk menghormati
orang yang anda hantarkan tersebut, pintu gerbang telah terbuka lebar baginya.5

5) Keseimbangan redaksi Al-Qur’an


Di antara keseimbangan redaksi al-Qur’an adalah :
 Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan anonimnya. Misalnya :
a)  ‫الحياة‬ (kehidupan) dan  ‫الموت‬ (kematian) masing-masing sebanyak 145 kali.
b)  ‫الصالحات‬ (kebajikan) dan‫السيئات‬   (keburukan) masing-masing 167 kali.
c) ‫الكفر‬   (kekufuran) dan ‫اإليمان‬  (iman) masing-masing 17 kali.
 Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonimnya atau makna yang
dikandungnya, Misalnya :
a) ‫القرآن‬  dan   ‫الوحي‬    masing-masing 70 kali.
b) ‫الجهر‬ dan   ‫العالنية‬   masing-masing 16 kali.
c) ‫العجب‬ dan  ‫الغرور‬  masing-masing 27 kali.6

1. Mukjizat Al-Qur’an dari Segi Sejarah(i’jaz tarikhiy)


Isi dari kitab suci Al-Qur’an sangatlah lengkap, bahkan kejadian masa lalu yang
pada saat itu manusia belum diciptakan telah ada dalamnya. Al-Qur’an bercerita tentang

5
Mushtafa Muslim, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, (Riyadh : Dar al-Muslim, 1996), hlm. 118-217
6
Ibid., hlm. 140-142
awal mula penciptaan Adam, kemudian penciptaan Hawa sebagai pasangan Adam, yang
diciptakan dari tulang rusuk Adam. Selanjutnya Al-Qur’an menceritakan bagaimana
Adam dan Hawa terusir dari surga, dan kisah kedua putranya yaitu Qabil dan Habil.7
Selain itu Allah SWT menceritakan kisah-kisah nabi terdahulu dan umatnya
seperti kisah Nabi Nuh AS dan kaumnya yang ditenggelamkan dalam banjir bandang
yang begitu besar, tiada satupun yang selamat kecuali para pengikut setia Nabi Nuh
AS.8

Dalam Al-Qur’an, Allah juga menceritakan kisah-kisah teladan seperti kisah Aisyah
istri Firaun, Luqmanul Hakim, Ashabul Kahfi, Iskandar Dzurqornain dan tokoh yang
baik lainnya maupun kisah yang jahat seperti Namrud, Firaun, Qorun, Abu Lahab,
dan lainnya agar menjadi pelajaran bagi semua umat manusia.9 Semua kisah yang ada
dalam Al-Qur’an tersebut adalah fakta bukan rekaan semata, walaupun sampai saat ini
belum semuanya terbukti secara empiris.
2. Mukjizat Al-Qur’an dari Segi Ramalan Masa Depan
Banyak sekali ramalan masa depan yang ada dalam Al-Qur’an, diantaranya sebagai
berikut:
a. Ramalan kemenangan Kerajaan Bizantium (Romawi) setelah kalah dari Persia
pada beberapa tahun yang lalu. Kemenangan Romawi ini terdapat dalam Al-
Quran Surah ar-Rum ayat 1-5:
ِ ‫سنينَ ۗ هَّلِل‬ ِ ‫ضع‬
ِ ِ‫سيَغلِبونَ ۞ في ب‬ َ ‫ض َوهُم ِمن بَع ِد َغلَبِ ِهم‬ِ ‫ت ال ّرو ُم ۞ في َأدنَى اَألر‬ ِ َ‫الم ۞ ُغلِب‬
ُ ‫اَألم ُر ِمن قَب ُل َو ِمن بَع ُد ۚ َويَو َمِئ ٍذ َيف َر ُح ال ُمؤ ِمنونَ ۞ بِنَص ِر هَّللا ِ ۚ يَن‬
‫ص ُر َمن َيشا ُء ۖ َوه َُو ال َعزي ُز‬
۞ ‫ال َّرحي ُم‬
Artinya: "Alif lâm Mîm. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa
tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di
hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang
beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya.
Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang."
Menurut Ibnu Abbas RA ramalan kemenangan umuat Islam dalam
perang Badar terjadi tujuh tahun sebelum perang Badar terjadi.10
7
Yuniar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an (Yogyakarta: ITQAN Publishing: 2014), hlm. 253.
8
Ibid., hlm. 253.
9
Ibid., hlm. 253
10
Mohmmad Arsyad Ba’asyien, Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur’an, Jurnal Hunafa Vol. 5 No. 1, April
2008:125-126
b.  Kemenangan umat Islam dalam perang Badar
Kemenangan umat Islam dalam perang Badar telah dijelaskan dalam Alquran
surah Al-Qamar ayat 44-46 berikut :
۞ ‫الجم ُع َويُ َولّونَ ال ُّدبُ َر‬
َ ‫سيُه َز ُم‬ َ ۞ ‫ص ٌر‬ ِ َ‫َأم يَقولونَ نَحنُ َجمي ٌع ُمنت‬
۞ ‫دهى َوَأ َم ُّر‬
ٰ ‫سا َعةُ َأ‬ّ ‫سا َعةُ َمو ِع ُدهُم َوال‬
ّ ‫بَ ِل ال‬
Artinya: “Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang
bersatu yang pasti menang." Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan
mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat Itulah hari yang dijanjikan kepada
mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.”

4. Mukjizat Al-Qur’an dari Segi Ilmu Pengetahuan


Segi lain dari kemu’jizatan al-Qur’an, adalah isyarat-isyarat yang rumit
terhadap sebagian ilmu pengetehuan alam yang pada masa itu belum ada yang
memenukannya, namun banyak sekali ilmu pengetahuan yang ada dalam Al-Qur’an
tersebut dapat dibuktikan pada abad modern ini.

C. Mukjizat Para Nabi


Ada banyak mukjizat yang diturunkan oleh para nabi dan rasul berikut adalah
beberapa contoh :
1. Mukjizat Nabi Adam:
Nabi Adam diyakini sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi.
Sebagai pasangan Nabi Adam adalah Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi
Adam.

Mereka diturunkan ke bumi karena telah berbuat kesalahan akibat godaan


iblis/syetan, Adam dan Hawa dikaruniai dua pasangan putra-putri yang bernama Qabil
dan Iklima, kemudian Habil dan Labuda, Qabil bersifat kasar, sedangkan Labuda
bersifat lembut, Kedua sifat inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal dalam sifat-sifat
dasar manusia.

Kisah putra-putri Nabi Adam AS ini terdapat dalam Q.S. Al-Mâ'idah: 27-32.
2. Mukjizat Nabi Daud:
Figur Nabi Daud memuncak saat dia berhasil membunuh jalut, pemimpin
kaum pemberontak palestina. Nabi Daud kemudian menjadi seorang raja dan berlaku
sangat adil.
Di masa kerajaan Nabi Daud tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur.
Suatu saat Nabi Daud melarang para nelayan untuk tidak melaut di hari sabtu, namun
peringatan tersebut dilanggar, sehingga terjadi bencana gempa yang menewaskan
seluruh penduduk.
3. Mukjizat Nabi Muhammad SAW:
Nabi Muhammad SAW adalah Rasul terakhir, sekaligus sebagai penutup para
nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya. Dia lah yang menyempurnakan ajaran-ajaran
Islam.
Mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya sangatlah banyak, salah satunya
yang paling besar adalah Al-Qur'an, yang menjadi pedoman utama kehidupan manusia.
Selain itu ada pula peristiwa Isra Mi'raj yang membawanya bertemu dengan Allah
SWT.
D. Pandangan ulama tentang I’jazul qur’an

1. Menurut Abu Ishaq Ibrahim An-Nazam dan pengikutnya dari kaum syi’ah seperti
al-Murtadha, kemukjizatan al-Qur’an adalah dengan cara shirfah(pemalingan).
Pandangan ini menjelaskan bahwa Allah memalingkan orang-orang Arab untuk
menentang al-Qur’an dan mencabut dari mereka ilmu-ilmu yang diperlukan
untukmenghadapi al-Qur’an. Dengan pemalingan ini maka dikatakan sebagai
mukjizat al-Qur’an. Pandangan tentang shirfah seperti ini menurut al-Baqillany
adalah pandangan yang salah, karena jika dikatakan mukjizat al-Qur’an melalui
shirfah maka kalam Allah bukan mukjizat dan shirfahlah yang mukjizat. Dengan
kata ain kalam Allah tidak mempunyai kelebihan atas kalam lain. 

2. Sebagian ulama ada yang mengatakan kemukjizatan al-Qur’an ialah karena gaya
bahasanya membuat orang Arab pada saat itu kagum dan terpesona. Kehalusan
ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk islam. Bahkan Umar
ibn Khattab yang mulanya dikenal sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi
Muhammad saw memutuskan untuk masuk islam karena membaca petikan ayat-
ayat al-Qur’an.11

3. Satu kelompok ulama mengatakan mukjzat al-Qur’an terletak pada balaghahnya


yang mencapai tingkatan tinggi dan tidak ada bandingannya. Ini adalah merupakan
pendapat ahli Bahasa Arab yang gemar terhadap bentuk-bentuk makna. 

4. Sebagian ada yang mengatakan kemukjizatan al-Qur’an adalah terletak pada


pemberitaan sesuatu yang ghaib yang akan datang. Yang tidak dapat diketahui
kecuali dengan wahyu. Sebagai contoh tentang jasad Fir’aun yang diselamatkan
yang dijadikan sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya, sebagaimna disebut
dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 92, peristiwa itu tidak diketahui oleh seorangpun
karena terjadi pada tahun 1200 SM, sedangkan Mumi Fir’aun ditemukan pada abad
19 M.

11
Muhammad Ali Ash-Shabuny, op.cit. hlm 105
E. Paham Al - Sharfah Tentang Kemukjizatan Allah

1. Pandangan bahwa Al-Qur’an bukan mukjizat12


2. al-Sharfah berpendapat bahwa seandainya al-Qur`ân mu’jizat dari segi bahasanya,
maka tentu kesaksian itu tidak diperlukan. Jika benar al-Qur`ân
merupakan mu’jizat maka dengan mudah ia dibedakan dengan karya manusia.13

3. Penganut al-Sharfah ini sejatinya memberikan simpulan bahwa al-Qur`ân tidak


memiliki kelebihan dari dirinya sendiri, namun faktor dari luarlah yang
menyebabkannya memiliki kelebihan tersebut

12
Journal of Islam and Plurality Vol.6, No,2 2021
13
M Quraish Shihab, Kemujizatan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), hlm 162
PENUTUP

Kesimpulan

 I’jazul Qur’an adalah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang dimiliki al-
Qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baik secara terpisah maupun
berkelompok-kelompok, untuk bisa mendatangkan minimal yang
menyamainya. Kemu’jizatan al-Qur’an dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: segi
bahasa, segi sejarah, segi ramalan masa depan. dan segi ilmu pengetahuan,
I’jazul Qur’an merupakan bagian terpenting dari Ulumul Qur’an, karena i’jazul
Qur’an berfungsi sebagai pembawa kebenaran, bahwa al-Qur’an yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad saw adalah murni dari Allah SWT dan tidak ada unsur-
unsur apapun yang bisa menandingi arti dan makna yang terkandung dalam al-Qur’an
walau satu ayat, sekalipun dia seorang pakar pujangga sastra dan ahli dalam seni
bahasa Arab, dan kita wajib mengimani dan tidak boleh mengingkari kemurnian al-
Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA

Yuniar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing: 2014), hlm. 239

H. Muh. Quraish Syihab dkk, Sejarah & Ulum Al qur‘an ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999 )
hlm. 106

Manna Khalil Al Qattan, Study Ilmu-ilmu Al-Quran (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul


Qur’an), (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2004), hlm. 371

Usman, ‘ulumul qur’an hlm.287

Mushtafa Muslim, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, (Riyadh : Dar al-Muslim, 1996

Mohamad Arsyad Ba’asyien, Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur’an, Jurnal Hunafa Vol. 5 No. 1,
April 2008

Muhammad Ali Ash-Shabuny, op.cit. hlm 105

Journal of Islam and Plurality Vol.6, No,2 2021

M Quraish Shihab, Kemujizatan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), hlm 162

Anda mungkin juga menyukai