Anda di halaman 1dari 13

“ MAKALAH NILAI—NILAI YANG HARUS

DITANAMKAN DALAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


DI SUSUN OLEH :

A. Siti Nurhaliza
Feby Kumala Putri
Nur Mujtaba Bahar

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KOTA PAREPARE

TAHUN AJARAN 202


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan “makalah nilai—nilai yang harus ditanamkan dalam pendidikan anti
korupsi”.

“makalah nilai—nilai yang harus ditanamkan dalam pendidikan anti korupsi”.


ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga “makalah
nilai—nilai yang harus ditanamkan dalam pendidikan anti korupsi”. ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca dan kepada kami sebagai
pemateri.

Parepare, 20 juni 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korupsi di Indonesia sepertinya telah mendarah daging dan


menjadi suatu persoalan yang amat kronis. Ibarat suatu penyakit,
korupsi telah menyebar ke pelosok negeri dengan jumlah dari tahun ke
tahun yang cenderung semakin meningkat dengan modus yang
semakin beragam. Hasil riset yang dilakukan oleh berbagai lembaga
menunjukkan tingkat korupsi di negara Indonesia yang penduduknya
mayoritas muslim ini termasuk yang paling tinggi di dunia. Bahkan
sebuah surat kabar di Singapura menyebutkan bahwa Indonesia pernah
dijuluki sebagai The Envelope Country, karena segala sesuatu bisa
dibeli, baik itu lisensi, tender, wartawan, hakim, jaksa, polisi, pegawai
pajak, atau yang lainnya. singkat kata, segalanya bisa lancar asalkan
ada “amplop”. Korupsi dalam hal keuangan tentu saja sangat
merugikan negara. Kwik Kian Gie, mantan Ketua Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas), mengatakan lebih dari Rp. 300
triliun dana dari penggelapan pajak, kebocoran APBN, maupun hasil
penggelapan sumberdaya alam, menguap masuk ke saku para
koruptor. Korupsi akan menambah kesenjangan akibat memburuknya
distribusi kekayaan. Bila sekarang kesenjangan antara si kaya dan si
miskin sudah sedemikian parahnya, maka korupsi akan semakin
menambah parah kesenjangan tersebut, karena uang terdistribusi
secara tidak sehat. Pada awal pemerintahan mantan Presiden Soeharto
dimasa kekuasaannya berjanji untuk memberantas korupsi. Tidak saja
good goverment, tetapi juga clean goverment, merupakan salah satu
motto kerjanya. Namun pada kenyataannya, selama 32 tahun berkuasa,
Soeharto meninggalkan kekuasaannya ditengah-tengah hingar bingar
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dan nama Soeharto terkait
dalam praktek tersebut. Baru saja terlewati, ketika masa pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono atau yang sering kita kenal dengan SBY
mendapat pekerjaan rumah terkait Skandal Bank Century. Susilo
Bambang Yudhoyono berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut,
bahkan ia mempunyai slogan “Katakan tidak pada korupsi” untuk
anggota partainya. Namun pada kenyataannya, banyak anggota
partainya yang terkait dengan kasus korupsi di negara ini. Bahkan
yang baru ramai pada sekarang ini kasus korupsi anggaran daerah di
DKI Jakarta yang menjadi polemik dalam masyarakat belum menemui
titik terang.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai apa saja yang harus ditanamkan didalam


Pendidikan anti korupsi?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diambil


tujuan masalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Nilai-nilai apa saja yang harus ditanamkan


didalam Pendidikan anti korupsi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai yang harus ditanamkan didalam Pendidikan anti korupsi.

Secara sederhana, korupsi bisa diartikan sebagai penyalahgunaan


wewenang yang biasa dipergunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi diri
sendiri, keluarga, maupun kelompoknya. Hal ini tentu berdampak buruk bagi
tempat kerja, bangsa dan negara. Tindakan korupsi bisa berakibat negatif pada
pelaku, keluarga, maupun unit organisasi. Pembentukan budaya antikorupsi
perlu dibangun di lingkup DJPb untuk memperkokoh jati diri Insan
Perbendaharaan sebagai pengelola keuangan negara yang berkualitas.
Beragam tantangan di era modern harus dijawab dengan solusi kreatif sesuai
zaman yang dihadapi. Pemahaman tentang arti korupsi, nilai-nilai antikorupsi,
serta upaya-upaya membangun budaya organisasi yang baik untuk mencegah
korupsi harus segera dicanangkan di lingkungan DJPb.
 
Nilai-Nilai Antikorupsi diperkenalkan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dan disosialisasikan ke masyarakat sejak beberapa tahun lalu.
Ada 9 nilai-nilai antikorupsi, yaitu :
1) Kejujuran;
2) Kedisiplinan;
3) Kepedulian;
4) Tanggung jawab;
5) Kerja keras;
6) Kesederhanaan;
7) Kemandirian;
8) Keberanian;
9) Keadilan.
 
Nilai-Nilai Antikorupsi di atas sebaiknya dipahami dan diterapkan
dalam keseharian oleh Insan Perbendaharaan. Nilai-nilai yang diharapkan
dapat memupuk budaya antikorupsi mampu membentuk komitmen serta
konsistensi para pegawai DJPb dalam menjauhi diri dari korupsi.
Kejujuran diarahkan untuk membangun integritas yang tinggi.
Kedisiplinan digunakan untuk menaati hukum dan norma-norma. Kepedulian
merupakan bentuk kepekaan pada lingkungan. Tanggung jawab adalah
kesadaran untuk menunaikan amanah. Kerja keras merupakan bentuk
pengabdian yang sebaik-baiknya. Kesederhanaan yaitu bergaya hidup tidak
boros dan mewah. Kemandirian merupakan tanda tidak mudah tergantung
pada orang lain. Keberanian adalah mampu melaporkan kecurangan dan
berani memperbaiki diri. Keadilan yaitu adil di dalam menerapkan hukum.
 
Beberapa hal yang bisa diupayakan untuk memantapkan pemahaman
dan penerapan nilai-nilai antikorupsi adalah :
a) Teladan yang baik dari atasan Pimpinan (atasan) dapat memberikan contoh
nyata tentang pengamalan nilai-nilai antikorupsi di lingkungan kerjanya.
Contoh yang baik pasti diikuti oleh anak buah dan dijalankan secara terus-
menerus.
 
 b) Membangun lingkungan kerja yang berbudaya antikorupsi. Korupsi bisa
terjadi bila didukung kondisi lingkungan kerja yang kurang baik. Saat ini di
lingkup DJPb dicanangkan program Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).
Lingkungan kerja yang positif dan berbudaya antikorupsi tentu mendukung
tumbuhnya perilaku yang sejalan dengan nilai-nilai antikorupsi.
 
 c) Menerapkan kode etik pegawai untuk mencegah pelanggaran (korupsi).
Penerapan kode etik PNS yang sejalan dengan nilai-nilai antikorupsi
merupakan langkah untuk melakukan pencegahan terjadinya korupsi. Kode
etik mengarahkan para pegawai pada tata aturan perilaku yang semestinya
dijalankan.
  Dari hal-hal di atas kita lihat bahwa nilai-nilai antikorupsi yang
diterapkan mampu menguatkan budaya antikorupsi di lingkungan DJPb.
Nilai-nilai antikorupsi bisa ditanamkan melalui keteladanan dari atasan
(pimpinan), dilakukan secara bertahap dalam keseharian, serta diwujudkan
dalam lingkungan kerja yang positif. Sebagai payung dari pengamalan nilai-
nilai antikorupsi perlu dikembangkan aturan perilaku (kode etik) beserta
sanksi-sanksinya. Dengan demikian budaya antikorupsi diharapkan mampu
terwujud nyata.
 
Dalam mewujudkan budaya antikorupsi sebagai jati diri Insan
Perbendaharaan diperlukan keteladanan dari atasan (pimpinan). Selanjutnya,
lingkungan kerja yang baik sebagai faktor pendukung harus diciptakan agar
budaya antikorupsi tidak sekadar menjadi wacana. Hal yang tak kalah penting
adalah memberikan rambu-rambu kode etik sebagai arahan dalam bertindak,
serta sanksi-sanksi bila ada pelanggaran. Penerapan 9 nilai-nilai antikorupsi
yang ditunjang 3 pilar di atas diharapkan mengokohkan budaya antikorupsi di
lingkup DJPb. Dengan demikian jati diri sebagai "Duta Antikorupsi" akan
semakin kukuh terpatri di dalam jiwa setiap Insan Perbendaharaan.
Pentingnya pendidikan anti korupsi dalam dunia pendidikan atau
sekolah ini, selanjutnya berkonsekuensi pada adanya upaya menemukan
strategi yang tepat untuk memasukkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi
dalam sistem pendidikan. Dikarenakan sudah sangat banyaknya mata
pelajaran atau mata kuliah, maka strategi yang paling mungkin
dipertimbangkan adalah cara inserting / penyisipan materi anti korupsi pada
semua mata pelajaran. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang
disetir oleh Agus Wahyudi (2013: 45-46) ,nilai-nilai anti korupsi adalah
kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Pengertian nilai-nilai tersebut dapat
dipaparkan sebagai berikut : No Nilai Deskripsi 1 Kejujuran Perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan 2 Kepedulian Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakatyang membutuhkan 3 Kemandirian Sikap dan perilaku yang tidak
mudah pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas 4 Kedisipilinan
Tindakan yang menunjukkan periaku tertib dan patuh pada perbagai ketentuan
dan peraturan 5 Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,budaya), negara,
dan Tuhan yang Maha Esa 6 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguhsungguhdalam menatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya 7 Kesederhanaan Bersahaja,
sikap dan perilku yang tidak berlebihan, tidak banyak seluk beluknya, tidak
banyak pernik , lugas, apa adanya, hemat sesuai kebutuhan, dan rendah hati 8
Keberanian Mempunyai sifatyang mantap dan rasa percaya diri yang besar
dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb (tidak takut, gentar), dan pantang
mundur 9 Keadilan Sama beat, tidak berat sebelah, tidak pilih kasih, berpihak
pada kebenaran,, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, netral, objektif, dan
proporsional. Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu pendidikan
karakter , yang bertujuan unuk memperbaiki karakter bangsa dengan titik
tekan agar generasi muda tidak melakukan dan berkata “tidak”untuk korupsi.
Terdapat beberapa yang perlu diperhatikan sekolah dam penginternalisasikan
nilai-nilai PAK, di antaranya guru harus merubah paradigma dalam
pembelajaran, seperti dapat dilihat pada tabel berikut No Pengajaran
( teaching ) Pembelajaran ( learning )

1 Berpusat pada guru Berpusat pada siswa

2 Suasana “tertib”, tenang, kaku, membosankan Suasana “hidup”,


menyenangkan dan interaktif

3 Guru dominan dalam aktor kelas Guru sebagai fasilitator

4 Siswa terlihat dalam kompetisi dengan siswa lain dengan motivasi


mengalahkan teman Siswa diorong bekerja sama dalam mencapai
tujuan , tolong menolong dalam memecahkan masalah dan bertukar
pikiran

5 Siswa adalah tempat guru mencurahkan pengetahuan (banking


system). Prestasinya adalah sejumlah hafalan / reproduksi/
pengetahuan Siswa adalah pelaku proses pengalaman mengambil
keputusan, memecahkan masalah, menganalisis dan mengevaluasi.
Kegiatan intelektual memproduksi pengetahuan

6 Evaluasi oleh guru bersifat menyeleksi dan meranking kuantitas


hafalan Evaluasi oleh siswa berupa refleksi dan berperan memperbaiki
proses untuk meningkatkan prestasi

7 Sumber belajar guru dan teks buku Sumber belajar adalah


pengalaman eksplorasi mandiri dan pengalaman keberhasilan
temamnya memecahkan masalah

8 Tempat belajar sebatas ruang kelas Tempat belajar tidak terbatas


pada ruang kelas tetapi seluas jagad raya Tujuan pendidikan anti
korupsi adalah siswa dapat mengenali dan memahami korupsi,
mencegah diri sendiri untuk tidak korupsi, dan mencegah orang lain
untuk tidak korupsi.

Tujuan pendidikan anti korupsi dengan demikian tidak hanya berhenti


dalam tataran kognitif, namun sampai pada tataran afektif dan
psikomotorik. Agar tujuan tersebut tercapai maka pendidikan anti
korupsi harus menggunakan metode pembelajaran yang kreatif, seperti
diskusi kelas, studi kasus, kuliah umum, analisis film / kejadian,
skenario perbaikan sistem, eksplorasi tematik, pembuatan prototype ,
evaluasi kebijakan pemerintah, pembuatan alat pendidikan, dan
laporan investigasi. Dengan demikian soal evaluasi juga dihindarkan
soal yang bersifat hafalan, soal lebih menggali opini dan sikap anti
korupsi, dengan bentuk ujian debat, take home exam, penugasan ke
lapangan, dan bentuk lain yang bersifat pengembangan wawasan.
Penilaian hasil belajar pendidikan anti korupsi dilakukan secara terus
menerus, setiap guru ada di kelas atau di sekolah, dengan
menggunakan indikator dari nilai-nilai dalam pendiidkan antikorupsi.
Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat
adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan,
selalu dapat digunakan guru. Berdasarkan pengamatan, catatan
anekdotal, tugas, laporan, guru selanjutnya memberikan pertimbangan
tentang pencapaian suatu indikator. Pertimbangan dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif, sebagai contoh ; BT = belum terlihat (apabila
peserta didik belum meperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator ), MT = mulai terlihat ( apabila peserta
didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku
yang dinyatakan dalam indikator, tapi belum konsisten ), MB = mulai
berkembang ( apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten ),
MK = membudaya (apabila peserta didik terus menerus
memperlihatkan perilaku yang dinaytakan dalam indikator secara
konsisten ). Pernyataan kualitatif ini digunakan guru ketika melakukan
asesmen pada setiap kegiatan belajar, sehingga guru memperoleh
profil peserta didik dalam satu semester tentang nilai terkait (jujur,
peduli, tanggung jawab, mandiri, sederhana, berani, adil ). Dalam
prosesnya, dari semester ke semester nilai setiap peserta didik dapat
berubah kategorinya.
BAB III

PENUTUP

A .  Kesimpulan
Pentingnya pendidikan anti korupsi dalam dunia pendidikan atau
sekolah ini, selanjutnya berkonsekuensi pada adanya upaya menemukan
strategi yang tepat untuk memasukkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi
dalam sistem pendidikan. Dikarenakan sudah sangat banyaknya mata
pelajaran atau mata kuliah, maka strategi yang paling mungkin
dipertimbangkan adalah cara inserting / penyisipan materi anti korupsi pada
semua mata pelajaran. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang
disetir oleh Agus Wahyudi (2013: 45-46) ,nilai-nilai anti korupsi adalah
kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Pengertian nilai-nilai tersebut dapat
dipaparkan sebagai berikut : No Nilai Deskripsi 1 Kejujuran Perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan 2 Kepedulian Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakatyang membutuhkan 3 Kemandirian Sikap dan perilaku yang tidak
mudah pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas 4 Kedisipilinan
Tindakan yang menunjukkan periaku tertib dan patuh pada perbagai ketentuan
dan peraturan 5 Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,budaya), negara,
dan Tuhan yang Maha Esa 6 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguhsungguhdalam menatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya 7 Kesederhanaan Bersahaja,
sikap dan perilku yang tidak berlebihan, tidak banyak seluk beluknya, tidak
banyak pernik , lugas, apa adanya, hemat sesuai kebutuhan, dan rendah hati 8
Keberanian Mempunyai sifatyang mantap dan rasa percaya diri yang besar
dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb (tidak takut, gentar), dan pantang
mundur 9 Keadilan Sama beat, tidak berat sebelah, tidak pilih kasih, berpihak
pada kebenaran,, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, netral, objektif, dan
proporsional. Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu pendidikan
karakter , yang bertujuan unuk memperbaiki karakter bangsa dengan titik
tekan agar generasi muda tidak melakukan dan berkata “tidak”untuk korupsi.
Terdapat beberapa yang perlu diperhatikan sekolah dam penginternalisasikan
nilai-nilai PAK, di antaranya guru harus merubah paradigma dalam
pembelajaran, seperti dapat dilihat pada tabel berikut No Pengajaran
( teaching ) Pembelajaran ( learning )

B . Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki.Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki.Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya
Daftar Pustaka :

http://eprints.uad.ac.id/8070/1/2015%20MAKALAH%20KE%20UNM
%20OKTOBER%2015%20PAK.pdf

http://www.djpb.kemenkeu.go.id/kppn/surabaya1/id/data-publikasi/artikel/2886-
memantapkan-pemahaman-9-nilai-antikorupsi-untuk-memperkokoh-jati-diri-insan-
perbendaharaan.html

Anda mungkin juga menyukai