Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI KORUPSI

Strategi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Dan Upaya


Pencegahannya
Dosen pengampu : I Made Suarjana, SKM. M.KES

Oleh :

Rahel E.O Hutabarat (P07131122029)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA , sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI DI
INDONESIA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI KORUPSI dengan bapak I Made Suarjana, SKM.
M.KES selaku dosen pembimbing mata kuliah tersebut.
Selain itu, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai assessment center bagi pbak. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak bapak I
Made Suarjana, SKM. M.KES selaku dosen pengampu mata kuliah PENDIDIKAN BUDAYA
DAN ANTI KORUPSI yang telah membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dibutuhkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Denpasar, 4 Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 5
2.1 DEFINISI,CIRI DAN JENIS KORUPSI .............................................................................. 5
2.2 FAKTOR PENYEBAB KORUPSI .................................................................................................... 7
2.3 DASAR HUKUM KORUPSI LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI ........................................... 8
2.4 STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI INDONESIA ........... 9
BAB III................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................................................ 12
3.1 SIMPULAN ........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyebab kejahatan korupsi dapat dipelajari dari segi ekonomi, oleh karena itu beberapa
koruptor melakukan kejahatan korupsi dengan motif ekonomi dalam arti mencari keuntungan
ekonomi. Tindak pidana korupsi juga dapat disebabkan oleh penyalahgunaan kekuasaan
yang hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Korupsi juga
dapat disebabkan oleh faktor budaya berupa kekerabatan, dengan pelaku korupsi melakukan
perbuatan korupsi dengan tujuan untuk melindungi keluarganya dan membahagiakannya atau
berusaha untuk tidak dipinggirkan dalam keluarganya. Faktor multidimensi penyebab
korupsi memerlukan strategi pemberantasan yang multidimensi dan terintegrasi. Perbuatan
korupsi merupakan perbuatan yang dapat menghambat terwujudnya cita-cita bangsa
Indonesia yang termaktub dalam pembukaan Pasal 4 UUD 1945.Strategi pemberantasan
korupsi dimulai dengan merumuskan tindak pidana korupsi atau sebagai tindak pidana,
termasuk memilih konsep pertanggungjawaban dan sanksi pidana yang tepat dalam
mencegah, menindak, dan menanggulangi tindak pidana korupsi. Langkah selanjutnya adalah
menata ulang strategi pencegahan dan penegakan hukum organisasi antikorupsi. Upaya
pencegahan perlu dilakukan secara terpadu oleh seluruh lembaga yang memiliki kewenangan
atau kewenangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan penerapan hukum. Upaya
pencegahan juga bertujuan menjadikan korupsi sebagai musuh bersama masyarakat
Indonesia, agar para koruptor tidak memperoleh status sosial yang baik di masyarakat. Ada
upaya besar-besaran untuk memerangi korupsi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi,ciri dan jenis dari korupsi?


2. Apa factor penyebab dari korupsi ?
3. Apa yang menjadi Dasar Hukum Korupsi dan Lembaga Pemberantasan Korupsi ?
4. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi dan upaya pencegahannya di indonesia?
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk memahami apa itu korupsi dan ciri ciri serta jenisnya
2. Untuk mengetahui faktor penyebab korupsi
3. Untuk mengetahui dasar hukum korupsi dan Lembaga Pemberantasan Korupsi
4. Untuk mengetahui Bagaimana strategi pemberantasan korupsi dan upaya
pencegahannya di indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI,CIRI DAN JENIS KORUPSI

Korupsi ( dalam bahasa Latin: corrumpio dari kata kerja corrumpere artinya busuk, rusak,
terguncang, bengkok, disuap) adalah perbuatan pejabat, baik secara politik dan Pejabat dan
orang lain yang terlibat dalam kejahatan yang secara tidak adil dan melawan hukum
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dipercayakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak. Dalam arti luas, korupsi atau korupsi politik adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Dalam praktiknya, semua bentuk pemerintahan
rawan korupsi. Tingkat keparahan korupsi bervariasi, dari bentuk paling rendah
menggunakan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima bantuan, hingga
korupsi yang diperkenalkan paling serius, dll.Titik akhir korupsi adalah kleptokrasi, yang
secara harfiah berarti aturan pencuri, di mana berpura-pura jujur sama sekali tidak ada.

Pengertian korupsi Menurut Undang - Undang :


Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum,melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau oranglain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupunkesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
ataukedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”
Pengertian korupsi Menurut Para Ahli :
Menurut Mubyarto,Pengertian Korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari pada ekonomi
yangmenyentuh keabsahan (legitimasi) pemerintah di mata generasi muda, kaum elite
terdidik dan parapegawai pada umumnya. Akibat yang ditimbulkan dari korupsi ini ialah
berkurangnya dukungan padapemerintah dari kelompok elite di tingkat prosinsi dan
kabupaten. Pengertian korupsi yangdiungkapkan Mubyarto yaitu menyoroti korupsi dari segi
politik dan ekonomi.

Yang menjadi ciri ciri dari korupsi :

• penghianatan terhadap kepercayaan


• penipuan terhadap pemerintah / lembaga swasta / masyarakat umum
• melibatkan lebih dari satu orang / pihak

Ada banyak jenis dari korupsi,contohnya :

a. Adminstrative Coruption
dimana apapun yang dilakukan sesuai dengan hukum/peraturan yang berlaku, tetapi
memperkaya individu tertentu, misalnya proses seleksi pegawai negeri, yang dilakukan
secara nasional, dimana tes kompetitif dilakukan melalui seleksi administratif pada
pengetahuan atau kemampuan. tes, tetapi apa yang harus dilakukan orang tertentu harus lulus.
b. Against The Rule Corruption
Artinya korupsi yang dilakukan sepenuhnya melawan hukum, misalnya penyuapan,
penyalahgunaan jabatan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau perusahaan
c. korupsi investif
misalnya ketika seseorang memberikan barang atau jasa kepada pejabat. Orang tersebut
tidak menerima kompensasi atau properti apa pun saat ini.Namun, di kemudian hari, dia
berharap untuk memudahkan atau memuluskan hal-hal di resepsionis

2.2 FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Kecenderungan korupsi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Banyak faktor
penyebab korupsi, baik dari dalam diri pelaku maupun dari luar pelaku.
Faktor internal adalah faktor yang mendorong terjadinya korupsi dari dalam, yang dapat
diurai di;
a) Aspek perilaku individu

• Sifat Sifat tamak/rakus manusia


Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena butuh makan. Korupsi adalah kejahatan
profesional serakah Anda memiliki cukup tapi serakah Anda memiliki keinginan besar untuk
menjadi kaya. Unsur yang menyebabkan terjadinya korupsi pada pelaku tersebut berasal dari
dalam diri sendiri yaitu keserakahan dan keserakahan. Maka tindakan keras tanpa kompromi
adalah suatu keharusan.
• Moral yang kurang kuat
Orang yang akhlaknya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi.
Godaan bisa datang dari atasan, rekan kerja, bawahan atau pihak lain yang menawarkan
kesempatan.
• Gaya hidup yang konsumtif..
Tinggal di kota besar seringkali mendorong gaya hidup berorientasi konsumen. Ketika pola
konsumsi tidak dibarengi dengan pendapatan yang layak, terbuka peluang bagi seseorang
untuk melakukan berbagai tindakan guna memenuhi kebutuhannya.Salah satu tindakan yang
mungkin dilakukan adalah korupsi.

b) Aspek sosial
Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan keluarga. Behavioris mengatakan bahwa
lingkungan keluargalah yang sangat mendorong orang untuk menjadi korup dan mengalahkan
sifat baik seseorang yang telah menjadi ciri pribadinya. Lingkungan dalam hal ini justru
mendorong dan tidak menghukum orang ketika mereka menyalahgunakan kekuasaannya.

Faktor eksternal, pemicu perilaku korupsi disebabkan oleh faktor selain pelaku.

a.Aspek Sikap Masyarakat terhadap Korupsi


Secara umum, manajemen selalu menutup-nutupi tindakan korupsi yang dilakukan oleh
segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup tersebut, pelanggaran korupsi
terus terjadi dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, sikap publik yang berpotensi
mendorong tindakan korupsi muncul karena:
• Nilai-nilai masyarakat mengarah pada korupsi.Korupsi dapat disebabkan oleh budaya
masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai seseorang atas kekayaan yang
dimilikinya. Sikap ini seringkali menghalangi orang untuk mengkritisi kondisi, misalnya,
kekayaan diperoleh.
• Orang tidak menyadari bahwa korban utama korupsi adalah orang itu sendiri. Menurut
opini publik, negaralah yang paling menderita akibat korupsi.Bahkan jika negara merugi,
intinya yang paling rugi adalah rakyat. karena proses anggaran pembangunan bisa
terpotong akibat tindakan korupsi.
• Masyarakat tidak sadar bahwa dirinya terlibat korupsi. Setiap tindakan korupsi harus
melibatkan masyarakat. Padahal masyarakat sering terbiasa terlibat secara terbuka dalam
kegiatan korupsi sehari-hari, namun mereka tidak menyadarinya.
• Masyarakat tidak menyadari bahwa korupsi dapat dicegah dan diberantas jika
masyarakat terlibat aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya
masyarakat menganggap bahwa masalah korupsi adalah tanggung jawab pemerintah
semata. Masyarakat tidak menyadari bahwa korupsi hanya dapat diberantas jika
masyarakat berpartisipasi di dalamnya.
b.Aspek ekonomi
Pendapatan saja tidak cukup. Dalam perjalanan hidup seseorang dapat menghadapi
kesulitan keuangan. Urgensi ini membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan
pintas bahkan melakukan tindakan korupsi.
c. Aspek Politik
Pengendalian sosial tersebut dilakukan melalui pengerahan berbagai kegiatan yang
berimplikasi pada penggunaan kekuasaan negara sebagai lembaga yang diselenggarakan
secara politik oleh lembaga yang dikandungnya.Oleh karena itu ketidakstabilan politik.
Kepentingan politik, merebut dan mempertahankan kekuasaan berpotensi melahirkan
perilaku koruptif
d. Aspek Organisasi
•Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
•Tidak adanya kultur organisasi yang benar
•Kurang memadainya sistem akuntabilitas
•Kelemahan sistim pengendalian manajemen
•Lemahnya pengawasan

2.3 DASAR HUKUM KORUPSI LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI


a. UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
b. UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
c. UU No. 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
d. UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
e. Ketetapan MPR No. X/MPR/1998 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KKN.
f. UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
g. UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK).
h. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi.
i. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
j. Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasadisingkat KPK RI atau


KPK), adalah lembaga negara yang dibentukdengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Komisi ini didirikan
berdasarkan kepada Undang – Undang Republik Indonesa Nomor 30 Tahun 2002mengenai
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2.4 STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN UPAYA PENCEGAHANNYA


DI INDONESIA
A. STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
Menelusuri perjalanan sejarah korupsi, kerugian negara yang ditimbulkannya dan berbagai
upaya penanggulangannya, seolah-olah kita sedang melihat potret kegagalan kebijakan
pemberantasan korupsi di Indonesia. Dan jika dipikir-pikir, menggunakan istilah William
Dunn (2003), setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan korupsi tidak diberantas di
Indonesia:
(1) kurang luasnyafokus pemberantasan
(2) kurang komprehensifnya materi pemberantasan
(3) kurang terpujinya perilaku pelaksana pemberantasan
(4) kurang independensinya lembaga antikorupsi
(5) kurang dilibatkannya lingkungan pemberantasan.

Menurut Andi Hamzah (2005:249), strategi pemberantasan korupsi bisa disusundalam tigas
tindakan terprogram, yaitu Prevention,Public Education dan Punishment.Prevention ialah
pencerahan untuk pencegahan. Publik Education yaitu pendidikan masyarakat untuk
menjauhi korupsi.Punishment adalah pemidanaan atas pelanggaran tindak pidana korupsi.
1. Strategi Preventif
Strategi Preventif diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengancara menghilangkan
atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi. Konvensi PBB
Anti Korupsi, Uneted NationsConvention Against Corruption (UNCAC), menyepakati
langkah-langkahuntuk mencegah terjadinya korupsi. Masing-masing negara setuju untuk:
“...mengembangkan dan menjalankan kebijaksanaan anti-korupsiterkoordinasi dengan
mempromosikan partisipasi masyarakat danmenunjukkan prinsip-prinsip supremasi hukum,
manajemen urusan publik dan properti publik dengan baik, integritas, transparan, dan
akuntable, ...saling bekerjasama untuk mengembangkan langkah-langkah yang efektif untuk
pemberantasan korupsi”
2. Public Education
Public Education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat perludigalakkan untuk
membangun mental anti-korupsi. Pendidikan anti-korupsi ini bisa dilakukan melalui berbagai
pendekatan, seperti pendekatan agama, budaya, sosioal, ekonomi, etika, dsb.Adapun sasaran
pendidikan anti-korupsi secara garis besar bisadikelompokkan menjadi dua:
a)Pendidikan anti korupsi bagi aparatur pemerintah dan calon aparatur pemerintah.
b)Public education anti korupsi bagi masyarakat luas melalui lembaga-lembaga keagamaan,
dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua itu dilakukanuntuk meningkatkan moral anti korupsi.
Publik perlu mendapatsosialisasi konsep-konsep seperti kantor publik dan pelayanan publik
berikut dengan konsekuensi-konsekuensi tentang biaya-biaya sosial,ekonomi, politik, moral,
dan agama yang diakibatkan korupsi.
3. Strategi Punishment
Strategi Punishment adalah tindakan memberi hukuman terhadap pelakutindak pidana
korupsi. Dibandingkan negara-negara lain, Indonesiamemiliki dasar hukum pemberantasan
korupsi paling banyak, mulai dari peraturan perundang-undangan yang lahir sebelum era
eformasi sampaidengan produk hukum era reformasi, tetapi pelaksanaannya kurangkonsisten
sehingga korupsi tetap subur di negeri ini.Dari sekian banyak peraturan perundang-undangan
anti-korupsi yang ada,salah satu yang paling populer barangkali UU Nomor 30/2002
tentangKPK. KPK adalah lembaga negara yang bersifat independen yang dalam pelaksanaan
tugas dan kewenangannya bebas dari kekuasaan manapun.Tugas-tugas KPK adalah sebagai
berikut:
a.Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasantindak pidana
korupsi,
b.Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasantindak pidana
korupsi,
c.Melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi,
d.Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, danmelakukan monitor
terhadap penyelengaraan pemerintahan negara.

B. UPAYA PENCEGAHANNYA
Saat ini korupsi sudah mencapai tingkat yang paling rendah sekalipun dan akan selalu ada di
negara manapun. Tidak ada jawaban umum mengapa korupsi terus berkembang dalam skala
masif dengan cara ini. Korupsi terjadi dalam semua aspek kehidupan dari a pada Sangat sulit
untuk diberantas. Seperti benang kusut yang sulit diurai pemberantasan dari korupsi yang
sangat penting sekali ingat, adalah Fitur dari beberapa pihak yang terlibat dan lingkungan
tempat mereka bekerja.
Masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegohan dan pemberantasan tindak
pidana korupst yang diwujudkan dalam bentuk
a. hak mencari, memperoleh, dan memberikan infor- masi adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana korupsi
b. hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan informasi
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum yang menangani
perkara tindak pidana korupsi
c. hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum
yang menangani perkara tindak pidana korupsi, d. hak untuk memperoleh jawaban atas
pertanyaan tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh)hari:
e. hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal:
1) melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b,dan c
2) diminta hadir dalam proses penyelidikan. penyidikan, dan di sidang pengadilan sebagai
saksi pelapor saksi. atau saksi ahli. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Uraian tentang fenomena korupsi dan berbagai dampaknya telah menegaskan bahwa korupsi
adalah perbuatan burukyang dilakukan baik oleh masyarakat maupun institusi. Korupsi dapat
timbul dari kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam sistem politik dan sistem
ketatanegaraan sebagai alat utamanya. .Hukum yang Buruk Itu adalah penyebab lain
meluasnya korupsi. Seperti tindak pidana lainnya, tindak pidana korupsi di Indonesia masih
sangat rentan terhadap upaya pejabat tertentu untuk membelokkan hukum demi kepentingan.
Padahal, di wilayah terdapat banyakkasus tindak pidana korupsi yang sudah diproses
hukumbahkan Terdakwa telah divonis oleh hakim, tetapi selalu lolos begitu saja. Oleh karena
itu,jika hukuman yang dijatuhkan tidak berat, upaya pemberantasan korupsi pasti akan
gagal.Namun demikian, pemberantasan korupsi tidak bolehdengan "jalan yang tiada akhir",
melainkan "jalan yang harus lebih dekat dengan End of goal". Upaya-Upayauntuk mengatasi
masalah korupsi dapat berasal dari struktur atau sistem sosial, juga dapat dilihat dari sudut
pandang hukum B. dari sudut pandang etika atau moral manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Budi P, S. L. (2017). Strategi Pemberantasan Korupsi. acamedica.edu.

IRRAHMANIA, D. (2011). STRATEGI PEMBERANTASANKORUPSI DI INDONESIA. acamedica.edu.

M, G. (2015). Pengertian dan Ciri Korupsi. acamedica.edu.

Nur, A. (2017). FAKTOR PRNYEBAB KORUPSI. acamedica.edu.

prahandini, e. (n.d.). Contoh Makalah Korupsi. acamedica.edu.

Anda mungkin juga menyukai