Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
.
A; Latar Belakang

Kegiatan yang dilakukan bank sebagai lembaga keuangan adalah menghimpun dana,
menyalurkan dana dan memberikan jasa-jasa lainnya. Bank sebagai lembaga keuangan
tentunya juga bertujuan untuk mencari keuntungan atau profit. Dari kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana, bank dapat memperoleh keuntungan dari selisih bunga pinjaman
(yang dibebankan kepada peminjam) dengan bunga simpanan (diberikan kepada penyimpan
simpanan). Selisih antara bunga pinjaman atau kredit dengan bunga simpanan dikenal
sebagai spread suku bunga.
Selain mendapatkan keuntungan dari spread suku bunga (spread based), bank juga
dapat memperoleh keuntungan melalui kegiatan jasa jasa bank lainnya, keuntungan ini
didapatkan melalui biaya yang diterima bank atas jasa yang diberikan seperti biaya kirim,
tagih administrasi, provisi, komisi, iuran sewa dan biaya lain atau lebih dikenal sebagai fee
based. Menurut kajian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (2011) tren dunia
menunjukan bahwa sulit bertahan bagi perbankan jika hanya mengandalkan pendapatan dari
berbasis bunga kredit. Lalu sampai seberapa jauh perlakukan pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai terhadap fee based income di Indonesia, apakah terdapat pengawasan khusus terhadap
perkembangan ini.

B; Batasan Masalah

Makalah ini hanya menjelaskan tentang permasalahan Fee Based Income Perbankan.

C; Perumusan Masalah
1; Apa yang dimaksud fee based income perbankan ?
2; Berikan contoh kasus fee based income perbankan?

D; Tujuan dan Manfaat Penulisan


1; Tujuan Teoritis

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Perbankan..

2; Tujuan Praktis

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memahami dan menambah wawasan
bagi pemakalah dan pembaca akan isi makalah yang membahas tentang Fee Based Income
Perbankan.

BAB II
PEMBAHASAN
Pendapatan utama dari bank ada bunga hasil penyaluran kredit yang telah dikucurkan
kepada para debitur. Sumber dana utama penyaluran kredit berasal dari dana pihak ketiga
atau biasa dikenal dengan istilah DPK. Pihak ketiga dalam hal ini dapat masyarakat pemilik
rekening tabungan dan deposito. Namun perlu diingat, bahwa bank juga memiliki kewajiban
memberikan bunga sebagai imbalan kepada pihak ketiga yang disebut biaya bunga atau cost
of fund di dunia perbankan. Selisih antara biaya bunga pinjaman dengan pendapatan bunga
kredit dikenal dengan istilah spread bunga atau spread based. Spread suku bunga merupakan
salah satu dari alat ukur stabilitas keuangan, dimana tingginya spread suku bunga
menunjukkan tidak efisiennya bank. Adapun pendapatan lain berasal dari memberikan jasa
keuangan non bunga. Pendapatan jasa keuangan non bunga tersebut akan dikurangi terlebih
dahulu dengan biaya lain yang menghasilkan fee based income.
Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN mengatur bahwa jasa keuangan adalah termasuk
dalam jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Penjelasan Pasal tersebut
menyatakan bahwa jasa keuangan meliputi:
1; jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka,

sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan


dengan itu
2; jasa menempatkan dana, meminjamkan dana, atau meminjamkan dana

kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi


maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya
3; jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa

sewa guna usaha dengan hak opsi; anjak piutang; usaha kartu
kredit;dan/atau pembiayaan konsumen
3

4; jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah

dan fidusia
5; jasa penjaminan.

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah


diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (UU Perbankan), mengatur bahwa
usaha Bank Umum meliputi :
1; menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya


yang dipersamakan dengan itu
2; memberikan kredit
3; menerbitkan surat pengakuan utang
4; membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya:


a;

surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank


yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan
dalam perdagangan surat-surat dimaksud

b;

surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa


berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud

c;

kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

d;

Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

e;

Obligasi

f;

surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

g;

instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai


dengan 1 (satu) tahun

5; memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah

6; menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi


maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
7; menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga


8; menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
9; melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu kontrak
10; melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek


11; melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat
12; menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank


Indonesia
13; melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan Undang-undang Perbankan dan peraturan perundangundangan yang berlaku.


Melalui surat edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-121/PJ/2010 tanggal 23
November 2010 Tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Usaha
Perbankan, bahwa kegiatan usaha bank umum yang menyerahkan jasa keuangan yang tidak
terutang Pajak Pertambahan Nilai memiliki karakteristik; jasa keuangan yang diserahkan
berupa jasa pembiayaan yang mendapatkan imbalan berupa bunga, atau jasa keuangan yang
diserahkan secara langsung oleh bank kepada nasabah dalam hal jasa keuangan tersebut
bukan jasa pembiayaan. Sedangkan penyerahan jasa keuangan yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai meliputi;
1; memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah
5

2; melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek


3; menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga


4; menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
5; melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu kontrak
6; membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas perintah

nasabahnya;
a;

surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank


yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan
dalam perdagangan surat-surat dimaksud

b;

surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa


berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud

c;

kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

d;

Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

e;

Obligasi

f;

surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

g;

instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai


dengan 1 (satu) tahun.

7; melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan


yang berlaku.
Bank yang menjalankan kegiatan usahanya baik berdasarkan prinsip syariah maupun
konvensional, termasuk bank dari skala kecil seperti Bank Pengkreditan Rakyat perlakuan
pengenaan Pajak Pertambahan Nilainya mengikuti surat edaran Direktur Jenderal Pajak
nomor SE-121/PJ/2010 ini.

Setiap tahunnya Himbara merilis laporan tahunan yang mengambarkan pencapaian


target serta rencana strategis bisnis yangakan dijalankan pada tahun berikutnya. Salah satu
bank (lihat tabel) menempatkan pencapaian pertumbuhan Fee Based Income sebagai prioritas
pertama rencana strategis bisnis yang akan dijalankan. Kondisi ini selaras dengan Tingkat
imbal hasil (yield) dari penyaluran kredit pertahunnya cenderung akan turun akibat ketatnya
persaingan antarbank seiring peningkatan cost of fund. Bahkan bank Himbara yang belum
menempatkan sebagai prioritas pertama, pertumbuhan dari Feea Based Income-nya cukup
signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Sebagaimana teori yang dikemukakan Neil (2014) too many exemptions make the
tax administration an unnecessary complex exercise vulnerable to misuse and making cost
compliance higher. Hal tersebut setidaknya terlihat dari lampiran SE-121/PJ/2010, berbeda
dengan lazimnya aturan objek Pajak Pertambahan Nilai yang menetapkan negative list, surat
edaran tersebut mengatur juga mengatur positif list. Nowak (1970) dalam meraih pengawasan
kepatuhan wajib pajak, aspek pengembangan teknologi memegang peran penting dalam
memotret tingkat ketepatan pembayaran pajak. Teknologi tersebut dapat berupa tata cara
pemungutan, pemotongan bahkan teknologi informasi yang memudahkan baik fiskus maupun
masyarakat pembayar pajak. Saat ini pertumbuhan pendapatan fee based income pihak
perbankan telah menjadi bagian utama instrumen keuntungan bisnis keuangan. Tidak
berlebihan kiranya perlakuan fee based income diatur dalam peraturan yang lebih tinggi
setingkat Peraturan Menteri Keuangan seperti ketentuan yang mengatur tentang Jasa
Angkutan Umum Di Darat Dan Jasa Angkutan Umum di Air Yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai, Dan Batasan Kegiatan Dan Jenis Jasa Kena Pajak Yang Atas Ekspornya
Dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Aturan tersebut juga dibarengi semacam (detail
engineering design process) seperti halnya yang diterapkan otoritas pajak Singapura. Jumlah
transaksi jasa perbankan berlangsung setiap saat mengingat layanan basis teknologi (non

classic banking model), membawa dampak masivnya data transaksi yang harus dipilah secara
sistem. Saat ini wajib pajak anggota Himpunan Bank Negara telah dipusatkan tempat
terdaftar

dan

terutanngya

pada

sebuah

Kantor

Pelayanan

Pajak

di

Jakarta.

Khusus capturing data pertumbuhan setoran pajak pertambahan nilai belum dilakukan
semacam locking input data NPWP cabang, sehingga saat Himbara (non NPWP pusat)
melakukan eksekusi pemindahan dana ke kas negara masih dapat terjadi salah kode NPWP
(menggunakan NPWP unit cabang). Akibat hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak akan
menemui kendala ketika membandingkan pertumbuhan fee based income dengan nilai
setoran Pajak Pertambahan Nilai.

BAB III
PENUTUP

1;

Peraturan terkait dengan perlakuan Fee Based Income sudah selayaknya


ditingkatkan statusnya dari Surat Edaran menjadi Peraturan Menteri Keuangan
seperti ketentuan yang mengatur tentang Jasa Angkutan Umum Di Darat Dan Jasa
Angkutan Umum di Air Yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai, Dan Batasan
Kegiatan Dan Jenis Jasa Kena Pajak Yang Atas Ekspornya Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai

2;

Peraturan yang memberikan contoh (detail engineering design process) akan


semakin memudahkan dan menyeragamkan wajib pajak dalam menerapkan Pajak
Pertambahan nilai atasFee Based Income sebagaimana diaplikasikan oleh otoritas
pajak Singapura (IRAS) GST Guide for Banking Industry.
8

3;

Mengingat seluruh bank Himbara dilakukan pemusatan PPN,


mempertimbangkan ekspansi jumlah cabang bank (unit kerja) lambat-laun akan
terus bertambah, dilain pihak pemahaman aturan belum tentu otomatis ter-upgrade,
tentunya secara alamiah masih membuka peluang baru adanya salah setor (SSP PPN
DN /411211 dengan kode NPWP Cabang) maka diusulkan mekanisme sistem
penguncian input setoran PPN NPWP cabang melalui Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak.

4;

Transaksi Fee Based Income jumlahnya sangat masif, dapat terjadi setiap saat,
dimana saja baik melalui tatap muka maupun tidak oleh si pengguna jasa perbankan
(banking technology prespective), baik dengan faktur standar atau dokumen tertentu
yang dipersamakan, pengawasannya cukup sulit bukan tak mungkin penerapan tarif
efektif dan/atau DPP Nilai lain berbasis data Laporan Bulanan perbankan ke Bank
Indonesia (lembaga pemerintah resmi) justru semakin menyederhanakan
pemungutan pajak dan meningkatkan penerimaan negara secara signifikan di masa
mendatang (low cost compliance, low cost tax monitoring, growth tax revenue
certainty).

DAFTAR PUSTAKA

1;

Hadad, M. D. (2004, Desember). http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-danstabilitas/riset/Documents/433bc745671d4279ac6b8395507aea2aBankAsing.pdf.


Retrieved Juni 2, 2014, from www.bi.go.id: www.bi.go.id

2;

Hartnell, N. (2014, Mei 1). Many Exemptions Making Vat 'Too Damn
Complicated'. Retrieved Juni 2, 2014,
from http://www.tribune242.com: http://www.tribune242.com/news/2014/may/01/
many-exemptions-making-vat-too-damn-complicated/

3;

Hasibuan, M. (2008). Dasar-dasar Perbankan edisi ke-7. Jakarta: PT. Bumu


Aksara.

4;

Indonesia, B. (2013). Booklet Perbankan Indonesia. Jakarta: Departemen Perijinan


dan Informasi Perbankan Bank Indonesia.

5;

Pramono, S. (2013, Nopember 22). http://www.investor.co.id/home/bank-akanandalkan-fee-based-income/72853. Retrieved Juni 2, 2014, from


www.investor.co.id: www.investor.co.id

6;

Pramono, S. (2013, Nopember


2013).http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/11/19/mwimib10

bank-diharapkan-andalkan-fee-based-income. Retrieved Juni 2, 2014, from


www.republika.co.id: www.republika.co.id
7;

Pramono, S. (2013, Nopember 2013).


http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/11/19/mwimib-bankdiharapkan-andalkan-fee-based-income. Retrieved Juni 2, 2014, from
www.republika.co.id: www.republika.co.id

8;

Priyatmoko, W. D. (2014). Pengaruh Pendapatan Bunga Kredit dan Non Bunga


(fee based income) Terhadap Kinerja Keuangan Bank (return on asset). Jurnal
Ilmiah, 8-10.

9;

Schenk, A. (2009). Taxation of Financial Service under USA VAT. Wayne State
University Law School, 1-5.

10; vibeghana.com. (2014, Pebruari 10). Banks now charge vat on al -transaction.

Retrieved Juni 2, 2014, from http://vibeghana.com: http://vibeghana.com

11

Anda mungkin juga menyukai